Anda di halaman 1dari 21

RANGKUMAN SISTEM INFORMASI KEPERAWATAN

MANAJEMEN SISTEM INFORMASI KESEHATAN

OLEH
SRY FAUZIA
NIM. 204STYC21

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM
PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN JENJANG S.1
KEPERAWATAN
2021
1

MANAJEMEN SISTEM INFORMASI KESEHATAN

1. Tren Dan Isu Teknologi Di Bidang Kesehatan.

Telehealth adalah layanan kesehatan yang dilakukan petugas

kesehatan dengan pasien atau masyrakat umum melalui penggunaan

alat-alat sensor kesehatan yang terhubung secara online dan real time

sehingga mereka dapat berinteraksi secara cepat dan setiap saat.

Berikut adalah penerapan Telehealth :

a. Telemedicine adalah pemakaian telekomunikasi untuk memberikan

informasi dan pelayanan medis jarak jauh. Aplikasi telemedicine saat

ini, menggunakan teknologi satelit untuk menyiarkan konsultasi antara

fasilitas-fasilitas kesehatan di dua negara dan memakai peralatan

video conference.

b.Telenursing adalah penggunaan informasi teknologi dari jarak jauh

untuk menjangkau pasien guna memantau kondisi dan berinteraksi

dengan mereka menggunakan komputer, audio dan visual serta

telepon. Telenursing juga melibatkan proses pemberian pendidikan

kesehatan kepada klien serta adanya sistem rujukan.Telenursing

meliputi :

1) Preventif

2) Promotif

3) Kuratif

4) Rehabilitatif

Tren dan isu teknologi di bidang kesehatan memberikan

keuntungan antara lain:


2

1) Mengurangi waktu tunggu

2) Mengurangi kunjungan yang tidak perlu

3) Mempersingkat hari rawat

4) Mengurangi biaya perawatan

5) Membantu memenuhi kebutuhan kesehatan

2. Peran Keperawat dalam Menghadapi Tren dan Isu Sistem

Teknologi Bidang Kesehatan

a. sebagai motor penggerak penerapan teknologi dan sistem

informasi dalam dunia kesehatan saat ini telah banyak dikembangkan.

Seorang perawat harus mampu menggunakan teknologi tersebut

dalam melakukan proses layanan keperawatan. Penggunaan

teknologi untuk perawat dapat diawali dengan penggunaan media

pendokumentasian keperawatan yang berbasis komputerisasi.

Sehingga dengan demikian, perawat harus mampu menguasai

teknologi untuk proses layanan yang diberikan.

b. sebagai pengguna kemajuan teknologi dan sistem informasi untuk

proses pemberian kontinuitas keperawatan pada pasien. Dengan

menggunakan kemajuan teknologi dan sistem informasi tersebut,

perawat akan tetap mampu mengontrol dan memberikan layanan

keperawatan bagi pasien secara berkelanjutan atau kontinu, walaupun

pasien sudah telah meninggalkan rumah sakit.

c. sebagai penyedia layanan keperawatan (caring) untuk semua klien

tanpa terbatas ruang (tempat) dan waktu. Ini berarti layanan caring

yang menjadi prinsip dan ciri dari keperawatan akan tetap tercurah
3

untuk klien dimanapun dan kapanpun tenaga keperawatan

dibutuhkan. Meskipun penggunaan teknologi dan sistem informasi

dalam pemberian layanan keperawatan tersebut dilakukan secara

tidak langsung, tetapi layanan tersebut tidak menghalangi pemberian

pelayanan caring dari perawat.

d. sebagai profesi yang mampu meningkatkan profesionalitasnya

dalam bidangnya. Tekonologi e-health atau telemedika yang telah

dikuasai dan telah diaplikasikan oleh perawat akan menjadi bukti

profesionalismenya dalam pemberian layanan kesehatan bagi

masyarakat.

e. sebagai monitoring kesehatan bagi pasien. Dengan menggunakan

kemajuan teknologi dan sistem informasi seperti teknologi telemedika

dan e-health, perawat dengan mudah memberikan pendidikan atau

edukasi kesehatan sekaligus promosi kesehatan pada klien guna

sebagai alat informasi dalam pencegahan penyakit.

f. sebagai penyedia layanan komunikasi interkatif bagi klien atau

pasien. Dengan menggunakan teknologi dan sistem informasi seperti

e-health dan telemedika, perawat akan menyediakan layanan

komunikasi dan informasi kepada klien atau pasien mengenai

penyakitnya. Layanan komunikasi yang disediakan perawat untuk

pasien atau klien ini akan membantu pasien atau klien dalam

pemahaman penyakitnya, pasien atau klien akan secara aktif untuk

berpartisipasi dalam mengakses, menerima, dan mengetahui

kelanjutan dari pengobatan medis yang dilakukan pasien atau klien.


4

g. harus mampu dan terampil dalam menggunakan teknologi

informasi, karena saat ini pasien atau konsumen telah banyak yang

terampil dalam mencari informasi tentang penyakit dari berbagai

literatur yang tersedia. Sehingga apabila perawat tidak mampu dan

tidak terampil dalam hal perkembangan dan kemajuan teknologi,

maka akan menyebabkan ketidakmampuan perawat dalam

menafsirkan berbagai bentuk pertanyaan kesehatan.

3. Peluang Keperawatan Untuk Memanfaatkan Trend dan Isu Untuk

Meningkatkan Pelayanan Keperawatan

Dengan adanya perkembangan teknologi dan sistem informasi di

dalam bidang kesehatan tersebut, memberikan dampak positif bagi

perawat. Salah satunya dapat memberikan kemudahan dalam

menganalisa dan laporan penyakit. Perawat bisa lihat rem penyakit

paling banyak di derita pasien dalam periode tertentu, sehingga bisa

menyiapkan cara untuk melakukan pencegahan penyakit, seperti

dengan melakukan penyuluhan. Dengan teknologi yang ada,

diharapkan hambatan - hambatan yang terjadi pada pencatatan

manual dapat terselesaikan dengan baik dan cepat, seperti

pengelolaan data milik pasien, maupun data administrasi yang dimilik

oleh klinik. Dengan demikian jika perawat dapat menjalankan dengan

baik hal tersebut tentunya akan mempermudah dalam

pengaktualisasian peran perawat itu sendiri.

4. Prosedur Sistem Informasi Rumah Sakit

Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) adalah sebuah


5

sistem informasi yang terintegrasi yang disiapkan untuk menangani

keseluruhan proses manajemen Rumah Sakit, mulai dari pelayanan

diagnosa dan tindakan untuk pasien, medical record, apotek, gudang

farmasi, penagihan, database personalia, penggajian karyawan,

proses akuntansi sampai dengan pengendalian oleh manajemen.

Aktifitas penggunaan aplikasi SIM RS dilakukan mulai dari

pendaftaran pasien, baik itu pendaftaran rawat jalan, igd , maupun

rawat inap. kemudian dilanjutkan dengan aktivitas transaksi pelayanan

yang dilakukan oleh perawat ruangan inap ataupun perawat poli rawat

jalan. Penggunaan aplikasi berlanjut ketika pasien merima tindakan

yang ada di instalasi penunjang(Lab, Radiologi, Kamar Operasi,

Instalasi Gizi). Semua tindakan perawat dan bagian instalasi

penunjang akan terekam sesuai dengan inputan user dan dapat

ditampilkan dikomputer masing-masing user SIMRS. Proses

pembayaran akan otomatis tercatat pada aplikasi kasir dan

mempermudah penghitungan tariff yang dikenakan kepada pasien.

Hasil inputan user dapat dicetak berupa laporan jika dibutuhkan. Data

yang di inputkan akan langsung tersimpan ke database induk yang

berada pada ruangan SIM-RS.

5. Prosedur Alur Kerja Sistem Informasi Rumah Sakit

A. Arsitektur SIRS Open Source BUK


6

1) Pelayanan Utama (Front Office)

Pelayanan pendaftaran utama pelayanan pasien setiap

rumah sakit akan berbeda-beda akan tetapi secara umum memiliki

pelayanan yang terintegrasi yang sama yaitu proses pendaftaran,

proses rawat (rawat inap atau rawat jalan) dan proses pulang.

Selama proses perawatan, pasien akan menggunakan sumber

daya, mendapat layanan dan tindakan dari unit-unit seperti

farmasi, laboratorium, radiologi, gizi, bedah, invasive, diagnostic

non invasive dan lainnya.

2) Pelayanan Administratif (Back Office)

Pelayanan administratif rumah sakit merupakan pelayanan

yang mengelola sumber daya fisik (manusia, uang, mesin/alat

kesehatan/aset, material seperti obat, reagen, alat tulis kantor,

barang habis pakai dan sejenisnya). Selain itu juga ada fung

administrative lainnya seperti perencanaan,

pembelian/pengadaan, pemeliharaan stok/inventory, pengelolaan

Aset, pengelolaan SDM, pengelolaan uang (hutang, piutang, kas,

buku besar dan lainnya).

Selain proses bisnis data terstruktur di atas dapat dikelola

dengan rational database management sistem selain itu juga

terdapat proses bisnis yang melibatkan data yang tidak terstruktur

seperti alur kerja, surat diposisi, email, manajemen proyek,

kolaborasi, team work, manajemen dokumen dan sejenisnya

6. Peran Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit


7

Pengelolaan data Rumah Sakit sesungguhnya cukup besar

dan kompleks, baik data medis pasien maupun data-data

administrasi yang dimiliki oleh rumah Sakit sehingga bila dikelola

secara konvensional tanpa bantuan SIMRS akan mengakibatkan

beberapa hal berikut:

a. Redudansi Data, pencatatan data medis yang sama dapat terjadi

berulang-ulang sehingga menyebabkan duplikasi data dan ini

berakibat membengkaknya kapasitas penyimpanan data.

Pelayanan menjadi lambat karena proses retreiving (pengambilan

ulang) data lambat akibat banyaknya tumpukan berkas.

b. Unintegrated Data, penyimpanan dan pengelolaan data yang

tidak terintegrasi menyebabkan data tidak sinkron, informasi pada

masing-masing bagian mempunyai asumsi yang berbeda-beda

sesuai dengan kebutuhan masing-masing unit /Instalasi.

c. Out of date Information, dikarenakan dalam penyusunan

informasi harus direkap secara manual maka penyajian informasi

menjadi terlambat dan kurang dapat dipercaya kebenarannya

d. Human Error, kelemahan manusia adalah kelelahan, ketelitian

dan kejenuhan hal ini berakibat sering terjadi kesalahan dalam

proses pencatatan dan pengolahan data yang dilakukan secara

manual terlebih lagi jika jumlah data yang dicatat atau di olah

sangatlah besar. Pemasukan data yang tidak sinkron untuk pasien

atau barang yang sama tentu saja akan meyulitkan pengolahan

data dan tidak jarang berdampak pada kerugian materi yang tidak
8

sedikit bagi rumah sakit.

Dengan bantuan SIMRS kelemahan diatas dapat di kurangi

bahkan dihindari. SIMRS membuat fungsi dari bagian perawatan

lebih dikonsentrasikan pada pelayanan perawatan/jasa medis

secara profesional, fungsi penagihan dilakukan oleh bagian

keuangan sedangkan pemberian potongan menjadi wewenang

direksi. Para tenaga medis tidak perlu memikirkan kemampuan

finansial pasien dan tidak membeda-bedakan pelayanan kepada

pasien karena tenaga medis akan diberi insentif yang sama untuk

tindakan yang sama, tidak tergantung kepada siapa pelayanan

medis tersebut diberikan. Pola tersebut terbukti mempengaruhi

secara positif kinerja para tenaga medis yang pada akhirnya akan

meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit secara keseluruhan.

7. Peran Sistem Informasi Kesehatan dalam Akreditas RS

Syarat untuk akreditasi rumah sakit dijelaskan melalui

Permenkes Nomor 34 Tahun 2017 tentang Akreditasi Rumah Sakit.

Proses akreditasi rumah sakit wajib dilakukan paling sedikit tiap 3

tahun sekali. Menurut pasal 7 peraturan tersebut menyebutkan bahwa

setiap rumah sakit harus melakukan persiapan untuk proses

akreditasi pada beberapa kegiatan pokok, yaitu:

a. Penilaian mandiri (self assessment) menggunakan pedoman

instrumen akreditasi yang berlaku.

b. yang dilakukan untuk pemenuhan standar akreditasi rumah

sakit.
9

c. akreditasi, yaitu proses pembinaan terhadap rumah sakit untuk

meningkatkan kinerja dalam mempersiapkan survei akreditasi.

Di sinilah peran SIMRS terintegrasi dinilai cukup penting,

khususnya pada proses penilaian mandiri terhadap setiap layanan

medis dan non-medis yang Anda hadirkan. Selain itu, SIMRS

terintegrasi juga dapat membantu pada saat surveyor menilai

pelayanan yang Anda miliki.

Adapun SIMRS terintegrasi dapat membantu peningkatan

penilaian pada beberapa kriteria, yaitu:

a. Pelayanan rumah sakit yang berjalan penuh (full operation),

dengan adanya SIMRS terintegrasi, Anda dapat menjalankan

semua layanan yang dimiliki dengan maksimal, sehingga

asesmen untuk kriteria ini dapat meningkatkan penilaian saat

proses survei.

b. Bersedia memenuhi kewajiban untuk meningkatkan mutu

pelayanan dan keselamatan pasien, yang dapat dibantu SIMRS

terintegrasi dengan meningkatkan efektivitas dan efisiensi

pelayanan pasien, mulai dari pelayanan pasien yang lebih cepat,

antrean online yang lebih efisien, hingga menurunkan risiko

malapraktik.

Jadi, dengan adanya SIMRS terintegrasi pada rumah sakit yang

Anda kelola, penilaian akreditasi rumah sakit juga menjadi lebih

baik. Oleh karena itu, aplikasi SIMRS terintegrasi yang Anda

gunakan harus dapat diandalkan. Salah satunya dengan


10

menggunakan solusi SIMRS dari Aviat.

Aviat merupakan solusi sistem informasi yang didesain secara

khusus untuk rumah sakit dan juga klinik. Dengan tersedianya

berbagai modul untuk membantu manajemen rumah sakit, aplikasi

SIMRS Aviat merupakan pilihan yang tepat.

8. Konsep Pendomentasian Asuhan Keperawatan Berbasis

Komputer.

Dokumentasi asuhan keperawatan yang terkomputerisasi

memungkinkan perawat untuk memasukkan data pengkajian lebih

spesifik, mengirimkan data secara otomatis ke dalam laporan yang

berbeda, dan membuat rencana tindakan keperawatan dengan

mudah. Selain itu, dokumentasi asuhan keperawatan dengan

komputer juga menjamin legal aspek dan kerahasiaan dari data

pasien. Sebab setiap perawat yang akan memasukkan data pasien

harus memasukkan password dan ID perawat serta menutup file

sebelumnya yang ada di komputer, sehingga dapat teridentifikasi

dengan mudah identitas perawat yang melakukan dokumentasi. Hal

ini berguna jika pada suatu saat terjadi masalah yang menyebabkan

perawat yang bersangkutan harus menyerahkan bukti tertulis tentang

catatan pasien yang secara hukum dapat dipertanggungjawabkan.

(Potter&Perry, 2001)

Pendokumentasian asuhan keperawatan dengan komputer juga

menjamin akuntabilitas pencatatan asuhan keperawatan yang


11

diberikan oleh perawat. Hal ini dikarenakan setiap tindakan yang telah

dimasukkan tidak dapat diubah, baik ditambah ataupun dikurangi oleh

perawat lain yang tidak berwenang, sehingga hal ini dapat menjadi

legitimasi bagi setiap tindakan yang dilakukan oleh perawat.

(Potter&Perry, 2001)

9. Prinsip-prinsip pendokumentasi asuhan keperawatan berbasis

komputer

Dokumentasi keperawatan mempunyai 3 prinsip yaitu: Brevity,

Legibility, dan Accuracy(Carpenitto, 1991) Prinsip-prinsip tersebut di

atas dapat dijelaskan sebagaiberikut:

a. Brevity dalam melakukan pendokumentasian setiap petugas/

perawat harus brevity, Brevity sendiri adalah ringkas, jadi kita dalam

mencatat isi dokumentasi keperawatan harusring kas dan tidak

perlumemasukan kata; kata atau kalimat yang tidak penting dan

mempunyaimakna yang tidaksesuai.

b. Legidibility yaitu dimana dalam penulisan/pencatatan dokumentasi

keperawatan harus mudah dibaca dan di pahami oleh perawat lain

atau profesi lain yang ikut dalam proses pendokumentasian.

c. Accuracy adalah sesuai dengan data yang ada pada klien. Jadi kita

harus memasukan data pada dokementasi keperawatan harus benar

dan sesuai dengan data baik identitas, laboratorium dan radiologi

pada setiap klien. Ini adalah aspek yang sangat vital dan tidak boleh

salah atau tertukar dengan klien lain.

10. Pencatatan Proses Keperawatan Berbasis Komputer.


12

Pendokumentasian asuhan keperawatan sangat penting namun

pada implementasinya sering kali diabaikan/tidak dipatuhi sehingga

kelengkapan, ketepatan, kualitas dan relevansi antar proses

dokumentasi keperawatan masih menjadi temuan. Pendokumentasian

juga merupakan alat pengendalian yang dapat mengukur kualitas

pelayanan keperawatan, walaupun pengendalian bersifat tidak

langsung tetapi gambaran kualitas dokumentasi dapat memotret

kualitas pelayanan secara umum.

Dengan sistem dokumentasi yang berbasis komputer

pengumpulan data dapat dilaksanakan dengan cepat dan lengkap.

Data yang telah disimpan juga dapat lebih efektive dan dapat menjadi

sumber dari penelitian, dapat melihat kelanjutan dari edukasi ke

pasien, melihat epidemiologi penyakit serta dapat memperhitungkan

biaya dari pelayanan Kesehatan (Liaw,T. 1993). Dokumentasi

keperawatan dengan menggunakan komputer seyogyanya mengikuti

prinsip-prinsip pendokumentasian, serta sesuai dengan standar

pendokumentasian internasional seperti: ANA, NANDA, NIC (Nursing

Interventions Classification, 2000)

Dalam pelaksanaan dokumentasi ini ada berbagai cara yang

dilakukan antara lain langsung menuliskan dokumentasi setelah

tindakan, menuliskan terlebih dahulu pada lembaran kertas,

menuliskan dahulu pada buku catatan kecil, menulis dulu pada tisu

toilet dan setelah itu baru memindahkan ke dokumentasi EHR

sehingga dalam hal ini ada yang melakukan pencatatan lebih dari satu
13

kali. Hal yang disukai perawat dengan dokumentasi EHR adalah

pencatatan tentang pemberian obat, tandatanda vital, pengkajian data

dan catatan perkembangan pasien.

11. Aspek Legal Dan Etik Pendokumentasian Askep Berbasis

Komputer

Dokumentasi legal yang isinya merupakan kondisi

perkembangan klien biasanya dituliskan dalam bentuk chart.chart

memuat segala proses dan perkembangan klien yang ditulis kan

secara akurat. Chart mempunyai dua fungsi yaitu.sebagai penyedian

data mengenai klien dan merupakan laporan yang dapat menjaga

standar pelayanan.adapun komponen komponen dari data yang legal

adalalah sebagaiberikut:

a) Kondisi fisi kmental.dan emosional

b) Pengakajian ,obrservasi,status kesehatan dan hasil laboratorium.

c) Perilaku

d) Respons terhadap stimulus ,perubahan vuisual dan pendengaran

respons verbal terhadap pertanyan ,respons terhadap lingkungan

dan perubahan perilaku

e) Asuhan keperawatan terapeutik.

f) Perawat yang rutin control nyeri,terapi darah dan penggantian

cairan intravena.

g) Pengawasan asuhan keperawatan

h) Memonitor aktivitas motorik tanda-tand avital ,status neurologi,

kardiovaskular cairan dan nutrisi


14

i) Respons klien terhadap terapi.

j) Keseimbangan cairan konsumsi makanan intake dan output,status

sirkulasi dan pernapasan serta edukasi dan nyeri.

Berikut ini adalah pedoman dalam membuat sebuah dokumen yang

legal .

a) Mengetahui tentang konteks malpraktik

b) Memberikan informasi yang akurat mengenai informasi klien seperti

terapi dan asuhan keperawatan

c) Mencerminkan keakuratan penggunaan proses keperawatan

misalnya :pengkajian keperawatan ,riwayat kesehatan klien

,rencana asuhan keperawatan dan intervensi.

d) Waspada terhadap situasi tertentu, misalnya klien dengan masalah

komplek yang membutuhkan perawatan yang intensif

e) Dokumentasi yang legal selalu mencerminkan apa yang telah

terjadinya dan yang telah dilakukan.

f) Dokumentasi keperawatan mencerminkan kolaborasi antara

penyediaan asuhan antara tenaga kesehatan lain dan perawat

g) Dokumentasi yang rutin selalu mencerminkan gejala dan komplain

oleh klien.

12. Kelebihan dan kekurangan dokumentasi keperawatan Berbasis

Komputer.

Pendokumentasian Keperawatan berbasis tehnologi komputer

memberi banyak manfaat dan keuntungan bagi asuhan

keperawatan walaupun merupakan tantangan yang besar bagi dunia


15

keperawatan di Indonesia. Pemanfaatan tehnologi komputer

khususnya dalam pendokumentasian asuhan keperawatan di

Indonesia sampai saat ini masih sangat minim. Pada saat ini

sebagian kecil rumah sakit telah menggunakan dokumentasi proses

keperawatan berbasis tehnologi komputer tetapi hasil evaluasi

terhadap keberhasilan tersebut belum disosialisasikan secara global.

Menurut Holmas (2003, dalam Sitorus 2006) terdapat beberapa

keuntungan utama dari Dokumentasi Keperawatan Berbasis

Tehnologi Komputer yaitu :

a) Standarisasi, terdapat pelaporan data klinik sesuai standar yang

mudah dan cepat diketahui.

b) Kualitas, meningkatkan kualitas informasi klinik dan sekaligus

meningkatkan waktu perawat berfokus pada pemberian asuhan.

c) Accessibility dan legibility, mudah membaca dan mendapat

informasi klinik tentang semua pasien dan suatu lokasi.

Sebelum suatu instansi rumah sakit menggunakan

pendokumentasian keperawatan yang terkomputerisasi ini ada

beberapa hal yang perlu dipersiapkan, yaitu penyediaan hardware dan

software komputer itu sendiri dan kemampuan perawat dalam

menggunakan tehnologi informasi ini. Sebuah studi di Medical Center

Taiwan menunjukkan bahwa permasalahan perawat yang

menggunakan sistem informasi keperawatan adalah pelatihan yang

tidak cukup, perhatian terhadap keamanan data, stress karena


16

adanya tambahan beban kerja dan kerjasama antar disiplin rendah.

(Ting Ting Lee .2007).

Di Indonesia masih bervariasinya tingkat pendidikan dan

pengetahuan perawat terhadap konten atau isi dari dokumentas

keperawatan masih merupakan problem yang belum terpecahkan.

Untuk menghadapi masalah ini mungkin perlu ada terobosan-

terobosan dari organisasi profesi perawat bekerjasama dengan

institusi pelyanan kesehatan untuk dapat mempersiapkan hal-hal

sebagai berikut :

a) Perlu adanya peningkatan pengetahuan terhadap dokumentasi

asuhan keperawatan

b) Perlu adanya pelatihan dalam penggunaan computer terutama

berkaitan dengan tehnis pencatatan dan software yang digunakan.

c) Perlunya kerja sama dengan pihak luar (swasta) terutama bagi

rumah sakit pemerintah dalam hal penyediaan komputer.

13. Aplikasi Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Di Rumah Sakit

Berbasis Komputer

Menurut Jasun (2006) beberapa program yang dapat dirancang dalam

SIM Keperawatan:

a. Standar Asuhan Keperawatan

Standar Asuhan Keperawatan menggunakan standar Internasional

dengan mengacu pada Diagnosa Keperawatan yang dikeluarkan oleh

North American Nursing Diagnosis Association, standar outcome

keperawatan mengacu pada Nursing Outcome Clasificationdan standar


17

intervensi keperawatan mengacu pada Nursing Intervention

Clasification (NIC)yang dikeluarkan oleh Iowa Outcomes Project.

Standar Asuhan Keperawatn ini juga telah dilengkapi dengan standar

pengkajian perawatan dengan mengacu pada 13 Divisi Diagnosa

Keperawatan yang disusun oleh Doenges dan Moorhouse dan standar

evaluasi keperawatan dengan mengacu pada kriteria yang ada dalam

Nursing Outcome Clasification (NOC) dengan model skoring.

b. Standart Operating Procedure (SOP)

Standart Operating Procedure (SOP) adalah uraian standar tindakan

perawatan yang terdapat dalam standar asuhan keperawatan. SOP

merupakan aktifitas detail dari NIC.

c. Discharge Planning

Discharge Planning adalah uraian tentang perencanaan dan nasihat

perawatan setelah pasien dirawat darii rumah sakit. Dalam sistem,

discharge planning sudah tersedia uraian dimaksud, perawat tinggal

print out yang selanjutnya hasil print out tersebut dibawakan pasien

pulang.

d. Jadwal dinas perawat

Jadwal dinas perawat dibuat secara otomatis oleh program komputer,

sehingga penanggung jawab ruang tinggal melakukan print.

e. Penghitungan angka kredit perawat.

Masalah yang banyak dikeluhkan oleh perawat adalah pembuatan

angka kredit, dikarenakan persepsi yang berbeda antara Urusan

Kepegawaian dengan tenaga perawat.Disamping itu, kesempatan


18

perawat untuk menghitung angka kredit sangat sedikit.Sehingga

penghitungan angka kredit banyak yang tertunda dan tidak valid.

Sistem yang dibuat dalam SIM Keperawatan, angka kredit merupakan

rekapan dari aktifitas perawat sehari-hari, yang secara otomatis akan

dapat diakses harian, mingguan atau bulanan.

f. Daftar diagnosa keperawatan terbanyak

Daftar diagnosa keperawatan direkapitulasi oleh sistem berdasar input

perawat sehari-hari. Penghitungan diagnosa keperawatan bermanfaat

untuk pembuatan standar asuhan keperawatan.

g. Daftar NIC terbanyak

Adalah rekap tindakan keperawatan terbanyak berdasarkan pada

masing-masing diagnosa keperawatan yang ada.

h. Laporan Implementasi

Laporan implementasi adalah rekap tindakan-tindakan perawatan pada

satu periode, yang dapat difilter berdasar ruang, pelaksana dan

pasien.Laporan ini dapat menjadi alat monitoring yang efektif tentang

kebutuhan pembelajaran bagi perawat. Laporan implementasi juga

dapat dijadikan alat bantu operan shift

i.. Laporan statistic

Laporan statistik yang di munculkan dalam sistem informasi

manajaman keperawatan adalah laporan berupa BOR, LOS, TOI dan

BTO di ruang tersebut.

j. Resume Perawatan
19

Dalam masa akhir perawatan pasien rawat inap, resume keperawatan

harus dicantumkan dalam rekam medik. Resume perawatan

bermanfaat untuk melihat secara global pengelolaan pasien saat

dirawat sebelumnya, jika pasien pernah dirawat di rumah sakit. Dalam

sistem, resume perawatan dicetak saat pasien akan keluar dari

perawatan. Komputer telah merekam data-data yang dibutuhkan untuk

pembuatan resume perawatan

k. Daftar SAK

Standar Asuhan Keperawatan yang ideal adalah berdasarkan evidance

based nursing, yang merupakan hasil penelitian dari penerapan standar

asuhan keperawatan yang ada. Namun karena dokumen yang tidak

lengkap, SAK banyak diadopsi hanya dari literatur yang tersedia.Dalam

sistem informasi manajemen keperawatan, SAK berdasarkan rekapan

dari sistem yang telah dibuat.

l. Presentasi Kasus On Line

Sistem dengan jaringan WiFi memungkinkan data pasien dapat diakses

dalam ruang converence. Maka presentasi kasus kelolaan di ruang

rawat dapat dilakukan on line ketika pasien masih di rawat

m. Mengetahui Jasa Perawat

Dengan system integrasi dengan SIM RS, memugkinkan perawat

mengetahui jasa tindakan yang dilakukannya.

n. Monitoring Tindakan Perawat & Monitoring Aktifitas Perawat


20

Manajemen perawatan dapat mengakses langsung tindakan-tindakan

yang dilakukan oleh perawat, dan mengetahui pula masing-masing

perawat telah melakukan aktifitas keperawatan apa

o. Laporan Shift

Laporan shift merupakan rekapan dari aktifitas yang telah dilakukan

dan yang akan dilakukan oleh perawat, tergantung item mana yang

akan dilaporkan pada masing-masing pasien.

p. Monitoring Pasien oleh PN atau Kepala Ruang saat sedang Rapat

Monitoring pasien oleh PN atau Kepala Ruang dapat dilakukan ketika

PN atau Kepala Ruang sedang rapat di ruang converence.Akan

diketahui apakah seorang pasien telah dilakukan pegkajian, diagnosa,

perencanaan, implementasi dan evaluasi atau belum.

Anda mungkin juga menyukai