Anda di halaman 1dari 8

NAMA : NURUL DWI ANGGRAINI

KLS : PROXIMA CENTAURI

TUGAS RESUME

SISTEM TEKNOLOGI INFORMASI KEPERAWATAN

2.1 Sistem Informasi Kesehatan


Sistem informasi kesehatan merupakan suatu pengelolaan informasi di
seluruh seluruh tingkat pemerintah secara sistematis dalam rangka
penyelengggaraan pelayanan kepada masyarakat. Peraturan perundang-
undangan yang menyebutkan sistem informasi kesehatan adalah Kepmenkes
Nomor 004/Menkes/SK/I/2003 tentang kebijakan dan strategi desentralisasi
bidang kesehatan dan Kepmenkes Nomor 932/Menkes/SK/VIII/2002 tentang
petunjuk pelaksanaan pengembangan sistem laporan informasi kesehatan
kabupaten/kota. Perkembangan Sistem Informasi Rumah Sakit yang berbasis
computer (Computer Based Hospital Information System) di Indonesia telah
dimulai pada akhir dekade 80’an. Rumah sakit di Indonesia sudah ada yang
memanfaatkan komputer untuk mendukung operasionalnya. Namun,
tampaknya komputerisasi dalam di instansi rumah sakit, kurang mendapatkan
hasil yang cukup memuaskansemua pihak.
2.2 Sistem Teknologi informasi
Sistem informasi keperawatan merupakan kombinasi dari ilmu
komputer, informasi dan keperawatan yang disusun untuk mempermudah
manajemen ,proses pengambilan keputusan, dan pelaksanaan asuhan
keperawatan. Salah satu penggunaan sistem informasi keperawatan di
kembangkan pada tahun 1960-1970 -an adalah dengan pendokumentasian
keperawatan terkomputerisasi. Pendokumentasian terkomputerisasi
memfasilitasi pembakuan klasifikasi asuhan keperawatan sehingga
menghilangkan ambiguitas dalam pendokumentasian keperawatan. Kehandalan
suatu sistem informasi pada suatu organisasi terletak pada keterkaitan antar
komponen yang ada sehingga dapat dihasilkan dan dialirkan menjadi suatu

1
informasi yang berguna, akurat, terpercaya, detail, cepat, relevan untuk suatu
organisasi.
2.3 Sejarah Sistem Informasi Keperawatan
Komputer telah dikenal berpuluh – puluh tahun lalu, tetapi rumah sakit
lambat dalam menangkap revolusi komputer. Perawat terlambat mendapatkan
manfaat dari komputer, usaha pertama dalam menggunakan komputer oleh
perawat terjadi pada akhir tahun 1960-an dan awal tahun 1970-an,
penggunaannya mencakup automatisasi catatan perawat untuk menjelaskan
status dan perawatan pasien dan penyimpanan hasil sensus dan gambaran staf
keperawatan untuk analisa kecenderungan masa depan staf.
Di Indonesia sistem informasi manajemen keperawatan masih minim
penerapannya, pendokumentasian keperawatan umumnya masih menggunakan
pendokumentasian tertulis. Pemerintah Indonesia sudah memiliki visi tentang
sistem informasi kesehatan nasional, yaitu Reliable Health Information 2010
(Depkes,2001). Pada perencanaannya sistem informasi kesehatan akan di
bangun di Rumah Sakit kemudian di masyarakat, tetapi pelaksanaanya belum
optimal.
2.4 Fungsi Sistem Informasi Keperawatan
Konseptual model dalam sistem informasi keperawatan berdasarkan 4 fungsi
utama dalam praktik keperawatan klinik dan administratif:
1. Proses perawatan pasien
Proses perawatan pasien adalah apa yang telah dilakukan oleh
perawat kepada pasien yaitu: pengkajian, diagnosa keperawatan, jadwal
perawatan dan pengobatan, catatan keperawatan, pola makan,
prospektif, beban kerja , administrasi pasien.
2. Proses managemen bangsal
Aktivitas yang berhubungan dengan fungsi bangsal untuk secara
efektif menggunakan sumber dalam merencanakan objek secara
spesifik. Mentransformasikan informasi pada manajemen yang
berorientasi informasi dalam pengambilan keputusan: jaminan kualitas,
sudut pandang aktivitas di bangsal keperawatan, jadwal dinas karyawan,
manajemen perseorangan, perencanaan keperawatan, manajemen

2
inventarisasi dan penyediaan sarana dan prasarana, manajemen
finansial, kontroling terhadap infeksi.

3. Proses Komunikasi
Seluruh aktivitas dikonsentrasikan pada komunikasi pada pasien
dan subjek lain yang memiliki hubungan dengan subjek pengobatan,
perjanjian dan penjadwalan, review data, transformasi data, dan segala
bentuk pesan.
4. Proses Pendidikan dan Penelitian
Pendokumentasian fungsi dan prosedural.
2.5 Keuntungan Menggunakan Sistem Informasi Keperawatan
1. Penghematan biaya dari penggunaan kertas untuk pencatatan
2. Penghematan ruangan karena tidak dibutuhkan tempat yang besar
dalam penyimpanan arsip.
3. Penyimpanan data pasien menjadi lebih lama.
4. Pendokumentasian keperawatan berbasis komputer yang dirancang
dengan baik akan mendukung otonomi yang dapat dipertanggung
jawabkan.
5. Membantu dalam mencari informasi yang cepat sehingga dapat
membantu pengambilan keputusan secara cepat
6. Meningkatkan produktivitas kerja.
7. Mengurangi kesalahan dalam menginterppretasikan pencatatan (Gurley
L, Advantages and Disadvantages of Electronic Medical Record, diakses
dari http://www.aameda.org/member )

Sedangkan menurut Holmes (2003,dalam Sitorus 2006), terdapat


keuntungan utama dari dokumentasi berbasis komputer yaitu:

1. Standarisisasi
2. Kualitas
3. Accessebility, legibility, mudah membaca dan mendapat informasi klinik
dari pasien dalam satu lokasi.
2.6 Penerapan Sistem Informasi Dalam Dokumentasi Asuhan Keperawatan

3
Dokumentasi perawatan merupakan bagian penting dari dokumentasi
klinis. Namun, dokumentasi proses keperawatan sering kurang berkualitas.
Untuk meningkatkan dokumentasi asuhan keperawatan yang dilakukan oleh
perawat maka perlu diterapkan sistem infomasi keperawatan dalam
pendokumentasian asuhan keperawatan. Untuk meningkatkan kemampuan
perawat dalam penggunaan komputer maka perawat telah menyoroti
kebutuhan untuk pelatihan dalam penggunaan teknologi informasi, dan
penilaian kritis penting untuk profesional perawat. (Docker, et all.,2003)
Dokumentasi keperawatan yang ada sekarang ini adalah dokumentasi
keperawtan yang berbasis kertas. Namun pada kenyataannya sering ditemukan
bahwa proses tersebut tidak terintegrasi ke dalam dokumentasi keperawatan.
Sering kita menemukan dokumentasi yang kurang lengkap, alasannya antara lain
perlu waktu yang banyak, kualitas catatan berbasis kertas masih rendah dan
pemanfaatan dokumentasi masih terbatas dari proses keperawatan.
Penerapan sistem informasi keperawatan dalam dokumentasi asuhan
keperawatan bertujuan untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas dokumentasi
asuhan keperawatan. Dokumentasi yang berbasis komputer selain
meningkatkan kualitas juga memungkinkan penggunaan kembali data
keperawatan untuk manajemen keperawatan dan penelitian keperawatan.
2.7 Telenursing
a) Definisi
Telenursing adalah upaya penggunaan teknologi informasi
dalam memberikan pelayanan keperawatan dalam bagian pelayanan
kesehatan dimana ada jarak secara fisik yang jauh antara perawat dan
pasien, atau antara beberapa perawat.
Telenursing menunjukkan penggunaan teknologi komunikasi
oleh perawat untuk meningkatkan perawatan pasien. Telenursing
menggunakan channel elektromagnetik (wire, radio, optical) untuk
mengirim suara, data dan sinyal video komunikasi. Dapat juga
didefinisikan sebagai komunikasi jarak jauh menggunakan transmisi
elektrik atau optic antara manusia dan atau computer
Telenursing diartikan sebagai pemakaian telekomunikasi untuk
memberikan informasi dan pelayanan keperawatan jarak-jauh.

4
Aplikasinya saat ini, menggunakan teknologi satelit untuk menyiarkan
konsultasi antara fasilitas-fasilitas kesehatan di dua negara dan memakai
peralatan video conference.
Pendokumentasian Keperawatan merupakan hal penting yang dapat
menunjang pelaksanaan mutu asuhan keperawatan. (Kozier,E. 1990). Selain itu
dokumentasi keperawatan merupakan bukti akuntabilitas tentang apa yang
telah dilakukan oleh seorang perawat kepada pasiennya. Dengan adanya
pendokumentasian yang benar maka bukti secara profesional dan legal dapat
dipertanggung jawabkan.
2.8 Program-Program Yang Dirancang Dalam STK Keperawatan
Menurut Jasun (2006) beberapa program yang dirancang dalam STK
Keperawatan antara lain :
1. Standar Asuhan Keperawatan
Standar Asuhan Keperawatan menggunakan standar
Internasional dengan mengacu pada Diagnosa Keperawatan yang
dikeluarkan oleh North American Nursing Diagnosis Association, standar
outcome keperawatan mengacu pada Nursing Outcome Clasification
dan standar intervensi keperawatan mengacu pada Nursing Intervention
Clasification (NIC) yang dikeluarkan oleh Iowa Outcomes Project.
Standar Asuhan Keperawatn ini juga telah dilengkapi dengan standar
pengkajian perawatan dengan mengacu pada 13 Divisi Diagnosa
Keperawatan yang disusun oleh Doenges dan Moorhouse dan standar
evaluasi keperawatan dengan mengacu pada kriteria yang ada dalam
Nursing Outcome Clasification (NOC) dengan model skoring.
2. Standart Operating Procedure (SOP)
Standart Operating Procedure (SOP) adalah uraian standar
tindakan perawatan yang terdapat dalam standar asuhan keperawatan.
SOP merupakan aktifitas detail dari NIC.
3. Discharge Planning
Discharge Planning adalah uraian tentang perencanaan dan
nasihat perawatan setelah pasien dirawat dari rumah sakit. Dalam
sistem, discharge planning sudah tersedia uraian dimaksud, perawat

5
tinggal print out yang selanjutnya hasil print out tersebut dibawakan
pasien pulang.
4. Jadwal dinas perawat
Jadwal dinas perawat dibuat secara otomatis oleh program
komputer, sehingga penanggung jawab ruang tinggal melakukan print.
5. Penghitungan angka kredit perawat.
Masalah yang banyak dikeluhkan oleh perawat adalah
pembuatan angka kredit, dikarenakan persepsi yang berbeda antara
Urusan Kepegawaian dengan tenaga perawat. Disamping itu,
kesempatan perawat untuk menghitung angka kredit sangat sedikit.
Sehingga penghitungan angka kredit banyak yang tertunda dan tidak
valid.
6. Daftar diagnosa keperawatan terbanyak.
Daftar diagnosa keperawatan direkapitulasi oleh sistem
berdasar input perawat sehari-hari. Penghitungan diagnosa
keperawatan bermanfaat untuk pembuatan standar asuhan
keperawatan.
7. Daftar NIC terbanyak
Adalah rekap tindakan keperawatan terbanyak berdasarkan
pada masing-masing diagnosa keperawatan yang ada.
8. Laporan Implementasi
Laporan implementasi adalah rekap tindakan-tindakan
perawatan pada satu periode, yang dapat difilter berdasar ruang,
pelaksana dan pasien. Laporan ini dapat menjadi alat monitoring yang
efektif tentang kebutuhan pembelajaran bagi perawat. Laporan
implementasi juga dapat dijadikan alat bantu operan shift.
9. Laporan statistik
Laporan statistik yang di munculkan dalam sistem informasi
manajaman keperawatan adalah laporan berupa BOR, LOS, TOI dan BTO
di ruang tersebut.
10. Resume Perawatan
Dalam masa akhir perawatan pasien rawat inap, resume
keperawatan harus dicantumkan dalam rekam medik. Resume

6
perawatan bermanfaat untuk melihat secara global pengelolaan pasien
saat dirawat sebelumnya, jika pasien pernah dirawat di rumah sakit.
Dalam sistem, resume perawatan dicetak saat pasien akan keluar dari
perawatan. Komputer telah merekam data-data yang dibutuhkan untuk
pembuatan resume perawatan.

11. Daftar SAK


Standar Asuhan Keperawatan yang ideal adalah berdasarkan
evidance based nursing, yang merupakan hasil penelitian dari
penerapan standar asuhan keperawatan yang ada. Namun karena
dokumen yang tidak lengkap, SAK banyak diadopsi hanya dari literatur
yang tersedia. Dalam sistem informasi manajemen keperawatan, SAK
berdasarkan rekapan dari sistem yang telah dibuat.
12. Presentasi Kasus On Line
Sistem dengan jaringan WiFi memungkinkan data pasien dapat
diakses dalam ruang converence. Maka presentasi kasus kelolaan di
ruang rawat dapat dilakukan on line ketika pasien masih di rawat
13. Mengetahui Jasa Perawat
Dengan system integrasi dengan SIM RS, memugkinkan perawat
mengetahui jasa tindakan yang dilakukannya.
14. Monitoring Tindakan Perawat & Monitoring Aktifitas Perawat
Manajemen perawatan dapat mengakses langsung tindakan-
tindakan yang dilakukan oleh perawat, dan mengetahui pula masing-
masing perawat telah melakukan aktifitas keperawatan apa
15. Laporan Shift
Laporan shift merupakan rekapan dari aktifitas yang telah
dilakukan dan yang akan dilakukan oleh perawat, tergantung item mana
yang akan dilaporkan pada masing-masing pasien.
16. Monitoring Pasien oleh PN atau Kepala Ruang saat sedang Rapat
Monitoring pasien oleh PN atau Kepala Ruang dapat dilakukan
ketika PN atau Kepala Ruang sedang rapat di ruang converence. Akan
diketahui apakah seorang pasien telah dilakukan pegkajian, diagnosa,
perencanaan, implementasi dan evaluasi atau belum.

7
Dengan memperhatikan hal-hal yang terkait dengan penerapan STK
Keperawatan, maka “Komunitas Perawatan” menjadi kelompok yang sangat
berperan, yang merupakan motor penggerak profesi keperawatan di rumah
sakit.

Anda mungkin juga menyukai