Anda di halaman 1dari 16

TUGAS

SISTEM INFORMASI KEPERAWATAN

NAMA : ESA DINI KHOIRUNNISA

NIM : 124STYC19

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM SITI HAJAR NUSA TENGGARA BARAT

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM

PROGRAM STUDI NURSE S1 ALIH JENJANG

2021
Trend dan Isu Teknologi dibidang Kesehatan

Kemajuan teknologi informasi serta teknologi dibidang kesehatan berdampak

terhadap pemahaman masyarakat terhadap dunia kesehatan, sehingga tenaga

kesehatan dituntut untuk memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas,

professional dan mengedepankan perkembangan teknologi dibidang kesehatan itu

sendiri.

A. Telenursing

Telenursing dapat diartikan sebagai pemakaian teknologi informasi dibidang

pelayanan keperawatan untuk memberikan informasi dan pelayanan keperawatan

jarak jauh. Model keperawatan ini memberikan keuntungan antara lain:

1. Mengurangi waktu tunggu

2. Mengurangi kunjungan yang tidak perlu

3. Mempersingkat hari rawat

4. Mengurangi biaya perawatan

5. Membantu memenuhi kebutuhan kesehatan

Dengan pengaplikasian dari telenursing ini, maka komunikasi antara perawat

dan klien bisa dilakukan secara jarak jauh, dan juga memungkinkan perawat untuk

menjangkau klien-klien yang berada jauh dari jangkauan.Secara lebih luas

telenursing dapat dimanfaatkan untuk memberikan asuhan keperawatan,

melakukanpraktek keperawatan dan dapat digunakan juga sebagai media


pertukaran informasi antara sesama perawat dibelahan dunia manapun dengan

menggunakan telepon, videocall, internet, dsb.Berbagai manfaat diperoleh dengan

adanya telenursing.Pasien dapat dengan leluasa bertanya dan menghubungi pusat

informasi keperawatan mengenaikondisikesehatannyamelaluitelepon,perawatpun

bisamendemonstrasikan cara perawatan luka kepada pasien melalui cam, dsb.

Peran Keperawatan dalam Menyikapi Trend dan Isu Teknologi Bidang Kesehatan

Perawat terhadap trend issue peran perawat dalam penerapan trend issue yaitu

dapat melakukan perannya sebagai pemberi asuhan keperawatan (care giver) dengan

lebih baik. Pemberian asuhan keperawatan akan lebih baik dengan adanya Telehealth

atau Telenursing yang berbasis teknologi. Dengan adanya telnologi telenursing ini

perawat hendaknya dapat melakukan tindakan keperawatan dengan lebih efisien dan

tepat.Dengan demikian Perawat sebagai pemberi layanan keperawatan dengan asuhan

keperawatannya dituntut semakin profesional dan mengedepankan perkembangan

teknologi kesehatandalam memberi pelayanan kesehtan.Dengan memanfaatkan

kecanggihan tekhnologi, asuhan keperawatan tersebut bisa diberikan hasil yang lebih

baik. Perawat juga dapat melakukan perannya sebagai kolaborator dengan tim

kesehatan lain dengan memanfaatkan komunikasi pada telenursing sehingga

pelayanan kepada pasien lebih meningkat.

Peluang Keperawatan Memanfaatkan Trend dan Isu Teknologi Bidang Kesehatan

Untuk Meningkatkan Pelayanan Keperawatan

Peluang perawat dalam memanfaatkan Trend Issue Jurnal Perawat sangat

berpeluang dalam menerapkan teknologi telenursing ini dimana perawat dapat


memanfaatkan komunikasi pada telenursing sehingga pelayanan asuhan keperawatan

dapat berjalan dengan baik.Telenursing adalah penggunaan tekhnologi dalam

keperawatan untuk meningkatkan perawatan bagi pasien (Skiba, 1998) Telenursing

menggunakan tehnologi komunikasi dalam keperawatan untuk memenuhi asuhan

keperawatan kepada klien. Teknologi berupa saluran elektromagnetik (gelombang

magnetik, radio dan optik) dalam menstransmisikan signal komunikasi suara, data dan

video. Atau dapat pula di definisikan sebagai komunikasi jarak jauh, menggunakan

transmisi elektrik dan optik, antar manusia dan atau computer.Salah satu contoh

program tlehealth adalah homecare. Sistem ini menyediakan audio dan video interaktif

untuk hubungan antara lanjut usia di rumah dan telehealth perawat. Perawat

memasukkan data data pasien secara elektronik dan menganalisanya, kalau perlu

untuk dilakukan kunjungan, perawat akan melakukan kunjungan ke pasien.

Prosedur dan alur Sistem informasi di Rumah Sakit

Dalam melakanakan Sistem informasi melalui input data, proses dan output

1) Masukan (input) adalah segala sesuatu yang dibutuhkan dalam proses

pelaksanaan SIMRS agar dapat berjalan dengan baik, meliputi:

a. SDM (Sumber Daya Manusia)

b. Sarana dan prasarana

2) Proses (process) adalah langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mencapai

tujuan yang telah ditetapkan, meliputi:

a. Pengumpulan data

b. Pengolahan data merupakan proses mengubah data menjadi informasi.

c. Penyimpanan merupakan proses menyimpan data seperti data pasien.


3) Luaran (output) adalah hasil akhir dari proses yaitu ketersedian informasi,

dimana untuk ketersedian informasi dapat dilihat dari indikator pelayanan

rawat inap rumah sakit.

Pelaksanaan Sistem Informasi Kesehatan di Rumah Sakit

Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) Terintegrasi merupakan suatu

paket sistem aplikasi yang terintegrasi, yang dihubungkan secara on-line pada semua

fungsi pelayanan rumah sakit mulai dari transaksi manajemen antrian, pendaftaran,

pelayanan perawatan, pelayanan penunjang, manajemen operasi/ bedah sentral, rekam

medis, manajemen keperawatan, kasir/mobilisasi dana, pelayanan piutang, manajemen

material, stok barang/obat, akuntansi dan keuangan, kepegawaian, gizi, linen/laundry,

dan fungsi pelayanan rumah sakit lainnya.

Dalam pelayanannya sistem informasi ini dapat dibagi dalam tiga bagian:

1. Sistem Informasi Klinik: Sistem informasi yang secara langsung untuk membantu

pasien dalam hal pelayanan medis. Seperti sistem informasi di ICU, Sistem

Informasi pada alat CT Scan, USG.

2. Sistem Informasi Administrasi: Sistem informasi yang membantu pelaksanaan

administrasi di rumah sakit. Seperti sistem infromasi pendaftaran, sistem infromasi

billing system, sistem infromasi farmasi, sistem infromasi penggajian.

3. Sistem Informasi Manajemen: Sistem informasi yang membantu manajemen rumah

sakit dalam pengambilan keputusan. Seperti: SIM pelayanan, Sistem Infromasi

Keuangan, Sistem Infromasi Pemasaran


Peran Sistem Infomasi Kesehatan dalam Akreditasi di Rumah Sakit

Syarat untuk akreditasi rumah sakit dijelaskan melalui Permenkes Nomor 34 Tahun

2017 tentang Akreditasi Rumah Sakit. Proses akreditasi rumah sakit wajib dilakukan

paling sedikit tiap 3 tahun sekali. Menurut pasal 7 peraturan tersebut menyebutkan

bahwa setiap rumah sakit harus melakukan persiapan untuk proses akreditasi pada

beberapa kegiatan pokok, yaitu:

1. Penilaian mandiri (self assessment) menggunakan pedoman instrumen akreditasi

yang berlaku.

2. Workshop yang dilakukan untuk pemenuhan standar akreditasi rumah sakit.

3. Bimbingan akreditasi, yaitu proses pembinaan terhadap rumah sakit untuk

meningkatkan kinerja dalam mempersiapkan survei akreditasi.

Di sinilah peran SIMRS terintegrasi dinilai cukup penting, khususnya pada proses

penilaian mandiri terhadap setiap layanan medis dan non-medis yang dihadirkan.

Adapun SIMRS terintegrasi dapat membantu peningkatan penilaian pada beberapa

kriteria, yaitu:

1. Pelayanan rumah sakit yang berjalan penuh (full operation), dengan adanya

SIMRS terintegrasi, Anda dapat menjalankan semua layanan yang dimiliki dengan

maksimal, sehingga asesmen untuk kriteria ini dapat meningkatkan penilaian saat

proses survei.

2. Bersedia memenuhi kewajiban untuk meningkatkan mutu pelayanan dan

keselamatan pasien, yang dapat dibantu SIMRS terintegrasi dengan meningkatkan

efektivitas dan efisiensi pelayanan pasien, mulai dari pelayanan pasien yang lebih

cepat, antrean online yang lebih efisien, hingga menurunkan risiko malapraktik.
Konsep Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Berbasis Komputer

Keperawatan juga berkewajiban untuk menyediakan pelayanan/asuhan

keperawatan yang didasarkan pada kaedah-kaedah suatu profesi termasuk adanya

bukti pertanggung jawaban melalui sistem informasi yang tepat yang ditunjukkan oleh

sistem pendokumentasian asuhan keperawatan yang baik.Dengan adanya kemajuan

teknologi informasi dan komunikasi, maka sangat dimungkinkan bagi perawat untuk

memiliki sistem pendokumentasian asuhan keperawatan yang lebih baik.  Metode

pendokumentasian asuhan keperawatan saat sudah mulai menunjukkan

perkembangan, dari yang sebelumnya manual, bergeser kearah komputerisasi.Metode

pendokumentasian tersebut dengan menggunakan Sistem Informasi Manajemen.

Sistem informasi manajemen berbasis komputer tidak hanya bermanfaat dalam

pendokumentasian asuhan keperawatan, namun juga dapat menjadi pendukung

pedoman bagi pengambil kebijakan/pengambil keputusan  di keperawatan/Decision

Support System dan Executive Information System (Eko,I. 2001).  Informasi asuhan

keperawatan dalam sistem informasi manajemen yang berbasis komputer dapat

digunakan  dalam menghitung pemakaian tempat tidur /BOR pasien, angka nosokomial,

penghitungan budget keperawatan dan sebagainya. Dengan adanya data yang akurat

pada keperawatan maka data ini juga dapat digunakan untuk informasi bagi tim

kesehatan yang lain. Sistem Informasi asuhan keperawatan juga dapat menjadi sumber

dalam pelaksanaan riset keperawatan secara khususnya dan riset kesehatan pada

umumnya. (Udin,and Martin, 1997). Oleh karena itu system sistem informasi

manajemen berbasis komputer ini sangat penting dan sangat dibutuhkan oleh
manajemen rumah sakit, dimana aktifitas perawatan dapat termonitor dalam sebuah

data base rumah sakit.

Prinsip – Prinsip Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Berbasis Komputer

Dokumentasi bagian integral dari pemberian asuhan, konsisten, berdasarkan format,

dilakukan oleh yang melakukan tindakan, segera, dibuat secara kronologis, singkatan

baku, waktu, pelaksanaan jelas, inisial dan paraf serta catatan akurat dan bersifat

rahasia.

Berikut merupakan prinsip dari pendokumentasian, yaitu:

1. Mengandung nilai administratif, misalnya rangkaian pendokumentasian kegiatan

pelayanan keperawatan merupakan alat pembelaan yang sah manakala terjadi

gugatan sehingga isi dokumentasi harus mudah dibaca (legality), ringkas (Breafity)

dan akurat

2. Mengandung nilai hukum, misalnya catatan medis kesehatan keperawatan dapat

dijadikan sebagai pegangan hukum bagi rumah sakit, petugas kesehatan maupun

pasien.

3. Mengandung nilai keuangan, kegiatan pelayanan keperawatan akan

menggambarkan tinggi rendahnya biaya perawatan yang merupakan sumber

perencanaan keuangan rumah sakit.

4. Mengandung nilai riset, seperti pencatatan mengandung data atau informasi atau

bahan yang dapat digunakan sebagai onjek penelitian karena dokumentasi

merupakan informasi yang terjadi di masa lalu e. Mengandung nilai edukasi, seperti

pencatatan keperawatan dapat digunakan sebagai referensi atau bahan pengajaran

di perawat profesi S1 pemakai.


Pencatatan Proses Keperawatan Berbasis Komputer

Teknik pencatatan Teknik pencatatan agar sebuah dokumen pelayanan kesehatan

memenuhi aspek hukum, menurut Iyer dan Camp (2005), antara lain:

1. Mendokumentasikan secara detail informasi penting yang bersifat klinis.

2. Menandatangani setiap kali menuliskan atau memasukkan data.

3. Tulisan harus jelas dan rapi.

4. Gunakan ejaan dan kata baku serta tata bahasa medis yang tepat dan umum.

5. Gunakan singkatan resmi dalam pendokumentasian.

6. Gunakan pencatatan dengan grafik untuk mencatat tanda vital memudahkan

pemantauan setiap saat dari perkembangan kesehatan pasien.

7. Catat nama pasien di setiap halaman bertujuan untuk mencegah terselipnya

halaman yang salah ke dalam catatan pasien.

8. Berhati-hati ketika mencatat status pasien dengan HIV/AIDS.

9. Hindari menerima instruksi verbal dari dokter melalui telepon kecuali dalam kondisi

darurat.

10. Tanyakan apabila ditemukan instruksi yang tidak tepat.

11. Dokumentasi terhadap tindakan atau obat yang tidak diberikan.

12. Catat informasi secara lengkap tentang obat yang diberikan.

13. Catat keadaan alergi obat atau makanan.

14. Catat daerah atau tempat pemberian injeksi.

15. Catat hasil laboratorium yang abnormal.


Aspek Legal dan Etik Pendokumentasian Asuhan Keperawatan

Berbasis Komputer

Aspek legal secara hukum

Beberapa hal yang harus diperhatikan agar dokumentasi dapat diterapkan sebagai

aspek legal secara hukum, antara lain:

1. Harus legal atau sah dan disahkan secara hokum

2. Kesalahan atau kerugian individu yang dapat diberikan ganti rugi menurut hukum.

3. Kelalaian atau kegagalan dalam menjalankan perawatan dengan baik dan wajar

yang melampaui batas standar asuhan keperawatan.

4. Malpraktik, kelalaian profesi atau kegagalan mematuhi standar asuhan keperawatan.

5. Liabilitas keputusan hukum bahwa seseorang bertanggung jawab atau gugatan

padaorang lain dan diwajibkan membayar ganti rugi.

Kelebihan dan kekurangan pendokumentasian asuhan keperawatan

berbasis komputer

Suatu studi dokumentasi keperawatan berbasis teknologi komputer yang

diselenggarakan di university medical center Heidelberg selama 18 bulan.Hasil dari

studi menunjukkan adanya suatu peningkatan yang sangat baik dari sisi kuantitas dan

kualitas dokumentasi.Aspek positif meliputi kelengkapan dari dokumentasi

keperawatan, aspek yang formal dan peningkatan kualitas hubungan antar perawat.

Aspek yang negative adalah berkaitan dengan contens dari rencana keperawatan

(Cornelia, et all, 2007).


Kelebihan

1. Penghematan biaya dari penggunaan kertas untuk pencatatan.

2. Penghematan ruangan karena tidak dibutuhkan tempat yang besar dalam

penyimpanan arsip.

3. Penyimpanan data pasien menjadi lebih lama.

4. Pendokumentasian keperawatan berbasis komputer yang dirancang dengan baik

akan mendukung otonomi yang dapat dipertanggung jawabkan.

5. Membantu dalam mencari informasi yang cepat sehingga dapat membantu

pengambilan keputusan secara cepat.

6. Meningkatkan produktivitas kerja.

7. Mengurangi kesalahan dalam menginterprestasikan pencatatan.

Menurut Holmas (2003) terdapat beberapa keuntungan utama dari dokumentasi

berbasis komputer yaitu: Standarisasi terdapat pelaporan data klinik yang standar yang

mudah dan cepat di ketahui kualitas meningkatkan kualitas informasi klinik dan

sekaligus Standarisasi, terdapat pelaporan data klinik yang standar yang mudah dan

cepat diketahui Kualitas, meningkatkan kualitas informasi klinik dan sekaligus

meningkatkan kualitas informasi klinik dan sekaligus meningkatkan waktu perawat

berfokus pada asuhan keperawatan.(Accessibility & legibility, mudah membaca dan

mendapat informasi klinik tentang semua pasien dan suatu lokasi  (Ratna Sitorus,

2006).
Kelemahan

1. Kurangnya kemampuan perawat dalam melaksanakan proses keperawatan dan

keterampilan perawat menggunakan komputer (Ammenthwerth, at all, 2003).

2. Besarnya dana yang harus disediakan baik untuk penyediaan maupun perawatan,

sdm, kebijakan pemerintah, dan kemampuan perawat dalam teknologi.

3. Dikhawatirkan akan adanya penurunan proses berpikir kritis dari perawat tersebut,

karena informasi yang didapat mudah untuk diakses.

Aplikasi pendokumentasian asuhan keperawatan di rumah sakit

berbasis komputer

Menurut Jasun (2006) beberapa program yang dapat dirancang dalam SIM

Keperawatan:

1. Standar Asuhan Keperawatan

Standar Asuhan Keperawatan menggunakan standar Internasional dengan mengacu

pada Diagnosa Keperawatan yang dikeluarkan oleh North American Nursing

Diagnosis Association, standar outcome keperawatan mengacu pada Nursing

Outcome Clasificationdan standar intervensi keperawatan mengacu pada Nursing

Intervention Clasification (NIC)yang dikeluarkan oleh Iowa Outcomes Project.

Standar Asuhan Keperawatn ini juga telah dilengkapi dengan standar pengkajian

perawatan dengan mengacu pada 13 Divisi Diagnosa Keperawatan yang disusun

oleh Doenges dan Moorhouse dan standar evaluasi keperawatan dengan mengacu

pada kriteria yang ada dalam Nursing Outcome Clasification (NOC) dengan model

skoring.
2. Standart Operating Procedure (SOP)

Standart Operating Procedure (SOP) adalah uraian standar tindakan perawatan yang

terdapat dalam standar asuhan keperawatan. SOP merupakan aktifitas detail dari

NIC.

3. Discharge Planning

Discharge Planning adalah uraian tentang perencanaan dan nasihat perawatan

setelah pasien dirawat darii rumah sakit. Dalam sistem, discharge planning sudah

tersedia uraian dimaksud, perawat tinggal print out yang selanjutnya hasil print out

tersebut dibawakan pasien pulang.

4. Jadwal dinas perawat

Jadwal dinas perawat dibuat secara otomatis oleh program komputer, sehingga

penanggung jawab ruang tinggal melakukan print.

5. Penghitungan angka kredit perawat.

Masalah yang banyak dikeluhkan oleh perawat adalah pembuatan angka kredit,

dikarenakan persepsi yang berbeda antara Urusan Kepegawaian dengan tenaga

perawat.Disamping itu, kesempatan perawat untuk menghitung angka kredit sangat

sedikit.Sehingga penghitungan angka kredit banyak yang tertunda dan tidak valid.

Sistem yang dibuat dalam SIM Keperawatan, angka kredit merupakan rekapan dari

aktifitas perawat sehari-hari, yang secara otomatis akan dapat diakses harian,

mingguan atau bulanan.


6. Daftar diagnosa keperawatan terbanyak

Daftar diagnosa keperawatan direkapitulasi oleh sistem berdasar input perawat

sehari-hari. Penghitungan diagnosa keperawatan bermanfaat untuk pembuatan

standar asuhan keperawatan.

7. Daftar NIC terbanyak

Adalah rekap tindakan keperawatan terbanyak berdasarkan pada masing-masing

diagnosa keperawatan yang ada.

8. Laporan Implementasi

Laporan implementasi adalah rekap tindakan-tindakan perawatan pada satu periode,

yang dapat difilter berdasar ruang, pelaksana dan pasien.Laporan ini dapat menjadi

alat monitoring yang efektif tentang kebutuhan pembelajaran bagi perawat. Laporan

implementasi juga dapat dijadikan alat bantu operan shift

9. Laporan statistic

Laporan statistik yang di munculkan dalam sistem informasi manajaman

keperawatan adalah laporan berupa BOR, LOS, TOI dan BTO di ruang tersebut.

10. Resume Perawatan

Dalam masa akhir perawatan pasien rawat inap, resume keperawatan harus

dicantumkan dalam rekam medik. Resume perawatan bermanfaat untuk melihat

secara global pengelolaan pasien saat dirawat sebelumnya, jika pasien pernah

dirawat di rumah sakit. Dalam sistem, resume perawatan dicetak saat pasien akan

keluar dari perawatan. Komputer telah merekam data-data yang dibutuhkan untuk

pembuatan resume perawatan.


11. Daftar SAK

Standar Asuhan Keperawatan yang ideal adalah berdasarkan evidance based

nursing, yang merupakan hasil penelitian dari penerapan standar asuhan

keperawatan yang ada. Namun karena dokumen yang tidak lengkap, SAK banyak

diadopsi hanya dari literatur yang tersedia.Dalam sistem informasi manajemen

keperawatan, SAK berdasarkan rekapan dari sistem yang telah dibuat.

12. Presentasi Kasus On Line

Sistem dengan jaringan WiFi memungkinkan data pasien dapat diakses dalam ruang

converence. Maka presentasi kasus kelolaan di ruang rawat dapat dilakukan on line

ketika pasien masih di rawat

13. Mengetahui Jasa Perawat

Dengan system integrasi dengan SIM RS, memugkinkan perawat mengetahui jasa

tindakan yang dilakukannya.

14. Monitoring Tindakan Perawat & Monitoring Aktifitas Perawat

Manajemen perawatan dapat mengakses langsung tindakan-tindakan yang dilakukan

oleh perawat, dan mengetahui pula masing-masing perawat telah melakukan aktifitas

keperawatan apa

15. Laporan Shift

Laporan shift merupakan rekapan dari aktifitas yang telah dilakukan dan yang akan

dilakukan oleh perawat, tergantung item mana yang akan dilaporkan pada masing-

masing pasien.
16. Monitoring Pasien oleh PN atau Kepala Ruang saat sedang Rapat

Monitoring pasien oleh PN atau Kepala Ruang dapat dilakukan ketika PN atau

Kepala Ruang sedang rapat di ruang converence.Akan diketahui apakah seorang

pasien telah dilakukan pegkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi dan evaluasi

atau belum.

Anda mungkin juga menyukai