(Pemenuhan tugas pada mata kuliah kepemimpinan dari Prof. Dr. Hi. Ansar, S.Pd,
M.Si)
Disusun Oleh :
SRI RINTAN
841419108
2022
BAB I
SIFAT KEPEMIMPINAN
3. Apakah argumen yang mendukung dan menentang pembedaan antara pemimpin dan
manajer?
Jawab :
Dalam pemimpin dan manajer mengasumsikan bahwa mereka memiliki nilai dan
karakter kepribadian yang berbeda. Manajer menghargai stabilitas, keteraturan, dan
efisiensi. Manajer tidak terpengaruh perasaan pribadi, menghindari risiko fokus pada
hasil jangka pendek. Manajer sangat memperhatikan
bagaimana sesuatu diselesaikan,dan mereka berusaha membuat orang dapat
melakukannya dengan lebih baik.
4. Mengapa sulit mengukur keefektifan kepemimpinan?
Jawab :
Karena terdapat banyak alternatif ukuran keefektifan, dan tidak jelas ukuran mana
yang paling relevan. Beberapa peneliti berusaha mengkombinasikan beberapa
ukuran menjadi satu kriteria gabungan, tetapi pendekatan ini membutuhkan
penelitian subjek tentang bagaimana memberikan bobot penilaian pada tiap-tiap
ukuran. Kriteria biasanya menyulitkan ketika ukuran tersebut mempunyai korelasi
negatif. Korelasi negatif artinya terdapat pertukaran antar kriteria, yakni bila yang
satu naik maka yang lainnya menurun.
5. Apakah perbedaan kriteria yang digunakan untuk mengevaluasi keefektifan
kepemimpinan? Adakah kriteria tertentu yang lebih berguna dibandingkan yang
lainnya?
Jawab :
Tidak ada jawaban sederhana atas pertanyaan mengenai bagaimana mengevaluasi
keefektifan kepemimpinan. Pemilihan kriteria yang pantas tergantung pada tujuan
dan nilai dari orang yang melakukan evaluasi, sementara orang memiliki nilai yang
berbeda-beda. Sebagai contoh, Manajemen puncak mungkin lebih menyukai kriteria
yang berbeda dari kriteria lain karyawan, pelanggan, atau pemegang saham. untuk
mengatasi masalah perbedaan kriteria yang digunakan, efek tertunda, dan perbedaan
pandangan dari pemegang saham, yang terbaik adalah dengan menggunakan
berbagai kriteria dalam riset keefektifan kepemimpinan dan menguji dampak
pemimpin tersebut terhadap tiap tiap kriteria dalam periode waktu yang panjang.
Berbagai konsep keefektifan, seperti berbagai konsep kepemimpinan, berfungsi
memperluas perspektif dan memperluas cakupan pembahasan kita.
6. Apakah yang dimaksud dengan pendekatan ciri, perilaku, dan kekuasaan-pengaruh?
Apakah pemahaman unik yang diberikan oleh tiap-tiap pendekatan itu tentang
kepemimpinan yang efektif?
Jawab :
a) Pendekatan ciri merupakan pendekatan yang menekankan sifat pemimpin seperti
kepribadian, motivasi, nilai, dan keterampilan. Yang mendasari pendekatan ini
adalah asumsi bahwa beberapa orang terlahir sebagai pemimpin. Mereka
memiliki ciri tertentu yang tidak dimiliki oleh orang lain.
b) Pendekatan perilaku diawali pada tahun 1950-an setelah banyak peneliti tidak
puas dengan pendekatan ciri dan mulai memberikan perhatian yang lebih
mendalam terhadap apa yang sebenarnya dilakukan oleh manajer dalam pekerjaan
nya.
c) Pendekatan kekuasaan-pengaruh Menguji proses pengaruh yang terjadi antara
pemimpin dengan pengikutnya. Seperti penelitian tentang ciri dan perilaku,
beberapa penelitian mengenai kekuasaan pengaruh memiliki pandangan yang
berfokus pada pemimpin dengan asumsi implisit bahwa sebab akibat adalah satu
arah (pemimpin bertindak dan pengikut memberikan reaksi).
7. Mengapa menjadi masalah ketika kepemimpinan dijelaskan sebagai proses dalam-
individu, hubungan dua pihak, grup, atau organisasi? Tingkat analisis mana yang
banyak digunakan dalam teori dan penelitian tentang kepemimpinan?
Jawab :
kepemimpinan tidak bisa dikatakan sebagai proses individu, hubungan dua pihak,
atau organisasi dikarenakan kepemimpinan itu sendiri tentang bagaimana cara kita
mempengaruhi orang lain bawahan atau pengikut agar mau mencapai tujuan bersama
dan ketika kepemimpinan dikatakan sebagai proses individu berarti proses dari
kepemimpinan itu sendiri hanya sendiri dan itu tidak bisa dikatakan sebagai
kepemimpinan. Dan tingkat analisis yang digunakan salah satunya teori
transformasional, teori ini sering digunakan dalam semua analisis yang dimana teori
ini lebih berfokus kepada hubungan antara pemimpin dan individu
8. Bandingkan teori kepemimpinan deskriptif dan preskriptif, Jelaskan mengapa kedua
teori itu bermanfaat!
Jawab :
Teori Deskriptif menjelaskan tentang proses kepemimpinan, aktivitas khas
pemimpin, dan alasan perilaku tertentu terjadi dalam situasi tertentu.
Teori preskriptif membahas apa yang harus dilakukan pemimpin agar menjadi
efektif, dan mereka mengidentifikasi berbagai kondisi yang dibutuhkan untuk
menggunakan jenis perilaku tertentu yang efektif.
Kedua teori ini bermanfaat karena teori ini saling melengkapi, teori tertentu dapat
memiliki kedua elemen sebagai contoh, teori yang membahas alasan pola perilaku
tertentu adalah biasa bagi pemimpin (Deskriptif) biasanya juga menjelaskan aspek
perilaku yang paling efektif (preskriptif).
9. Bandingkan teori universal dan kontingensi. Apakah mungkin memiliki teor dengan
aspek universal dan kontingensi?
Jawab :
Teori universal menjelaskan berbagai aspek kepemimpinan yang diterapkan pada
seluruh jenis situasi. Teori universal bisa saja Deskriptif atau preskriptif. Teori
universal yang deskriptif membahas sebagian fungsi yang dilakukan oleh seluruh
jenis pemimpin hingga batas tertentu, sementara teori universal yang preskriptif
membahas seluruh fungsi yang harus dilakukan pemimpin agar menjadi efektif.
Teori kontingensi membahas berbagai aspek kepemimpinan yang diterapkan pada
sejumlah situasi tertentu saja tetapi tidak untuk situasi yang lain. Teori kontingensi
juga bisa Deskriptif atau preskriptif. Teori kontingensi yang Deskriptif membahas
tentang mengapa pemimpin berperilaku berbeda antara satu situasi dan situasi
lainnya, sementara teori kontingensi Yang preskriptif membahas perilaku yang
paling efektif dalam tiap tiap jenis situasi.
Ya mungkin, karena teori universal dan kontingensi adalah masalah tingkatan,
bukan dikotomi. Beberapa teori berada diantara kedua pendekatan ini. Sebagai
contoh, teori preskriptif dapat menyebutkan jenis kepemimpinan tertentu (misalnya,
kepemimpinan transformasional tetapi juga menyatakan bahwa perilaku tertentu
belum tentu efektif dalam setiap situasi).
BAB II
HAKIKAT PEKERJAAN MANEJERIAL