Anda di halaman 1dari 15

KEPEMIMPINAN

ANNISA RAISSA - 21.05.34.0006


RESTA AZZAHRA - 21.05.34.0007
NIENDI DEVIE - 21.05.34.0008
FARHAN FAUZI - 21.05.34.0009
VIA YUNITA - 21.05.34.0010
PENGERTIAN KEPEMIMPINAN

Menurut Stoner, kepemimpinan manajerial dapat didefinisikan sebagai suatu proses pengarahan
dan pemberian pengaruh pada kegiatan-kegiatan dari sekelompok anggota yang saling berhubungan
tugasnya.
Ada tiga implikasi penting dari definisi tersebut:
 Kepemimpinan menyangkut orang lain-bawahan atau pengikut.
 Kepemimpinan menyangkut suatu pembagian kekuasaan yang tidak seimbang di antara para
pemimpin dan anggota kelompok
 Pemimpin dapat mempergunakan pengaruh
Kepemimpinan merupakan kemampuan yang dipunyai seseorang untuk mempengaruhi orang-
orang lain agar bekerja mencapai tujuan dan sasaran.
PENDEKATAN-PENDEKATAN
STUDI KEPEMIMPINAN

Penelitian dan teori kepemimpinan dapat diklasifikasikan sebagai pendekatan-pendekatan


kesifatan, perilaku,dan situasional ("contingency”) dalam studi tentang kepemimpinan.
o Pendekatan pertama memandang kepemimpinan sebagai suatu kombinasi sifat-sifat (traits)
yang tampak.
o Pendekatan kedua bermaksud mengidentifikasikan perilaku-perilaku (behaviors) pribadi
yang berhubungan dengan kepemimpinan efektif.
o Pendekatan ketiga, yaitu pandangan situasional tentang kepemimpinan.
PENDEKATAN
SIFAT-SIFAT KEPEMIMPINAN
Penelitian Awal Tentang Sifat-sifat Kepemimpinan
Usaha sistematik pertama yang dilakukan oleh para psikolog dan para peneliti lainnya untuk
memahami kepemimpinan adalah mengiidentifikasikan sifat-sifat pemimpin. Sebagian besar penelitian-
penelitian awal tentang kepemimpinan ini bermakasud untuk
 Membandingkan sifat-sifat orang yang menjadi pemimpin dengan sifat-sifat yang menjadi pengikut
(tidak menjadi pemimpin)
 Mengidentifikasikan ciri-ciri dan sifat-sifat yang dimiliki oleh para pemimpin efektif
Berbagai studi pembandingan sifat-sifat pemimpin dan bukan pemimpin sering menemukan bahwa
pemimpin cenderung mempunyai tingkat kecerdasan lebih tinggi, lebih ramah, dan lebih percaya diri
daripada yang lain dan mempunyai kebutuhan akan kekuasaan lebih besar.
Penemuan-penemuan Lanjutan
Edwin Ghiselli, dalam penelitian ilmiahnya telah menunjukkan sifat-sifat tertentu yang
tampaknya penting untuk kepemimpinan efektif. Sifat-sifat tersebut adalah sebagai berikut :
 Kemampuan dalam kedudukannya sebagai pengawas
 Kebutuhan akan prestasi dalam pekerjaan
 Kecerdasan
 Ketegasan
 Kepercayaan diri
 Inisiatif
Sedangkan Keith Davis mengikhtisarkan 4 (empat) ciri/sifat utama yang mempunyai pengaruh
terhadap kesuksesan kepemimpinan organisasi :
(1) Kecerdasan,
(2) Kedewasaan dan keluasan hubungan sosial,
(3) Motivasi diri dan dorongan berprestasi, dan
(4) Sikap-sikap hubungan manusiawi.

Keterbatasan pendekatan kesifatan


Ada banyak keterbatasan dalam pendekatan yang melihat sifat-sifat kepemimpinan. Semua sifat
yang dikemukakan para peneliti dapat menjadi yang diinginkan ada dalam diri pemimpin, tetapi tidak
satupun sifat yang secara absolut esensial.
PENDEKATAN PERILAKU
KEPEMIMPINAN

Pendekatan perilaku tidak lagi mencoba untuk mencari jawaban sifat-sifat pemimpin,
tetapi mencoba untuk menentukan apa yang dilakukan oleh para pemimpin efektif :
 Bagaimana mereka mendelegasikan tugas,
 Bagaimana mereka berkomunikasi dengan dan memotivasi bawahan mereka,
 Bagaimana mereka menjalankan tugas-tugas, dan sebagainya.
Pendekatan perilaku memusatkan perhatiannya pada dua aspek perilaku
kepemimpinan, yaitu fungsi-fungsi dan gaya-gaya kepemimpinan.
Fungsi-fungsi Kepemimpinan
Aspek pertama pendekatan perilaku kepemimpinan menekankan pada fungsi-fungsi yang
dilakukan pemimpin dalam kelompoknya.
Agar kelompok berjalan dengan efektif,seseorang harus melaksanakan dua fungsi utama :
(1) Fungsi-fungsi yang berhubungan dengan tugas ("task-related”) atau pemecahan masalah, dan
(2) Fungsi-fungsi pemeliharaan kelompok ("group-maintenance”) atau sosial

Gaya-gaya Kepemimpinan
Pandangan kedua tentang perilaku kepemimpinan memusatkan pada gaya pemimpin dalam
hubungannya dengan bawahan. Para peneliti telah mengidentifikasikan dua gaya kepemimpinan:
 Gaya dengan orientasi tugas (task-oriented)
 Gaya dengan orientasi karyawan (employee-oriented).
TEORI X DAN TEORI Y DARI McGREGOR

Konsep McGregor yang paling terkenal adalah bahwa strategi kepemimpinan dipengaruhi anggapan-
anggapan seorang pemimpin tentang sifat dasar manusia. Sebagai hasil pengalamannya menjadi konsultan
McGregor menyimpulkan dua kumpulan anggapan yang saling berlawanan yang dibuat oleh para manajer dalam
industri.
Anggapan-anggapan Teori X :
 Rata-rata pembawaan manusia malas atau tidak menyukai pekerjaan dan akan menghindarinya bila mungkin.
 Karena karakteristik manusia tersebut, orang harus dipaksa, diawasi, diarahkan, atau diancam dengan
hukuman agar mereka menjalankan tugas untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi.
 Rata-rata manusia lebih menyukai diarahkan, ingin menghindari tanggung jawab, mempunyai ambisi relatif
kecil, dan menginginkan keamanan/jaminan hidup di atas segalanya.
Anggapan-anggapan Teori Y:
 Penggunaan usaha fisik dan mental dalam bekerja adalah kodrat manusia
 Pengawasan dan ancaman hukuman eksternal bukanlah satu-satunya cara untuk
mengarahkan usaha pencapaian tujuan organisasi. Keterikatan pada tujuan merupakan
fungsi dari penghargaan yang berhubungan dengan prestasi mereka.
 Rata-rata manusia, dalam kondisi yang layak, belajar tidak hanya untuk menerima tetapi
mencari tanggung jawab.
 Potensi intelektual rata-rata manusia hanya digunakan sebagian saja dalam kondisi
kehidupan industri modern.
PENDEKATAN
SITUASIONAL "CONTINGENCY”

Pendekatan situasional “contingency” manggambarkan bahwa gaya yang digunakan adalah bergantung pada
faktor-faktor seperti situasi, karyawan, tugas, organisasi dan variabel-variabel lingkungan lainnya.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Kepemimpinan
Mary Parker Follett mengatakan bahwa ada tiga variabel kritis yang mempengaruhi gaya pemimpin, yaitu
1) Pemimpin,
2) Pengikut atau bawahan,
3) Situasi.
Berbagai penelitian juga menunjukkan kompleksitas kepemimpinan di mana ada lebih banyak variabel yang
saling berhubungan terlibat.
Variabel-variabel tersebut dapat diklasifikasikan sebagai faktor-faktor makro dan faktor-faktor
mikro, seperti ditunjukkan dalam gambar :
Teori-teori situasional yang terkenal dan akan dibahas adalah
(1) Rangkaian kesatuan kepemimpinan dari Tannembaum dan Schmidt,
(2) Teori "contingency” dari Fiedler,
(3) Teori siklus kehidupan dari Hersey dan Blanchard.

Rangkaian Kesatuan Kepemimpinan Tannenbaum dan Schmidt


Mereka mengemukakan bahwa manajer harus mempertimbangkan tiga kumpulan "kekuatan”
sebelum melakukan pemilihan gaya kepemimpinan,yaitu :
 Kekuatan-kekuatan dalam diri manajer
 Kekuatan-kekuatan dalam diri para bawahan
 Kekuatan-kekuatan dari situasi
Teori "Contingency"dari Fiedler
Pada dasarnya, teori ini menyatakan bahwa efektifitas suatu kelompok atau organisasi tergantung pada interaksi
antara kepribadian pemimpin dan situasi. Situasi dirumuskan dengan dua karakteristik:
 Derajat situasi di mana pemimpin menguasai, mengendalikan dan mempengaruhi situasi
 Derajat situasi yang menghadapkan manajer dengan ketidak pastian.
Fiedler mengidentifikasikan ketiga unsur dalam situasi kerja ini untuk membantu menentukan gaya
kepemimpinan mana yang akan efektif yaitu
 Hubungan pimpinan anggota,
 Struktur tugas,
 Posisi kekuasaan pemimpin yang didapatkan dari wewenang formal.
Teori Siklus Kehidupan dari Herscy dan Blanchard
Konsep dasar teori siklus-kehidupan adalah bahwa strategi dan perilaku pemimpin harus
situasional dan terutama didasarkan pada kedewasaan atau ketidakdewasaan para pengikut.
Kedewasaan (maturity) adalah kapasitas/kemampuan individu atau kelompok untuk
menetapkan tujuan tinggi tetapi dapat dicapai, dan keinginan dan kemampuan mereka untuk
mengambil tanggung jawab.
Variabel-variabel kedewasaan merupakan hasil dari pendidikan dan/atau pengalaman, harus
dipertimbangkan hanya dalam hubungannya dengan tugas tertentu yang dilaksanakan.
 Perilaku tugas adalah tingkat di mana pemimpin cenderung untuk mengorganisasikan dan
menentukan peranan-peranan para pengikut.
 Perilaku hubungan, berkenaan dengan hubungan pribadi pemimpin dengan individu atau para
anggota kelompoknya.

Anda mungkin juga menyukai