Anda di halaman 1dari 17

KEPEMIMPINAN

BAB 6
 DEFENISI DAN PROSES KEPEMIMPINAN
Pada umumnya kepemimpinan didefinisikan sebagai suatu proses
mempengaruhi aktivitas dari individu atau kelompok untuk memcapai
tujuan dalam situasi tertentu. Dari definisi ini, nampak bahwa
kepemimpinan adalah suatu proses, bukan orang.
Proses dalam kepemimpinan meliputi 3 faktor yaitu pemimpin,
pengikut, dan faktor situasi.
 TEORI-TEORI KEPEMIMPINAN

 TEORI SIFAT
Studi awal tentang kepemimpinan yang dilakukan pada tahun 1940an-
1950an memusatkan perhatian pada sifat-sifat dari pemimpin.
1. Karakteristik fisik
2. Latar belakang sosial
3. Intlegensia
4. Kepribadian
5. Karakteristik hubungan status
6. Karakteristik sosial
 TEORI PERILAKU
Teori perilaku menekankan pada dua gaya kepemimpinan yaitu gaya
kepemimpinan berorientasi tugas (task orientation) dan orientasi pada karyawan
(employ orientation).
Orientasi tugas adalah perilaku kepemimpinan yang menekankan bahwa tugas-
tugas dilaksanakan dengan baik dengan cara mengarahkan dan mengendalikan
secara ketat bawahannya.
Orientasi karyawan adalah perilaku pemimpin yang menekankan pada
pemberian motivasi kepada bawahan dalam melaksanakan tugasnya dengan
melibatkan bawahan dalam proses pengambilan keputusan yang berkaitan dengan
tugasnya, dan mengembangkan hubungan yang bersahabat, saling percaya dan
saling menghormati di antara anggota kelompok.
 TEORI SITUASIONAL
Apa yang telah dilakukan oleh peneliti teori sifat dan perilaku telah meletakkan fondasi
yang penting untuk mempelajari kepemimpinan dalam organisasi karena hasil dari dua
pendekatan tersebut secara kuat menyarankan bahwa cara yang efektif memimpin adalah
tergantung pada situasi. Situasi yang perlu didiagnosa oleh pemimpin meliputi 4 bidang,
yaitu:
1. Karakteristik manjerial
Perilaku pemimpin terhadap faktor lingkungan tergantung pada 3 karakteristik utama,
yaitu kepribadian, kebutuhan dan motivasi, dan pengalaman masa lampau.
2. Faktor bawahan
Sebelum seorang pemimpin memutuskan untuk menerapkan suatu gaya kepemimpinan
tertentu, ia harus mempertimbangkan karakteristik individual dan pola perilaku dari
bawahannya.
3. Faktor kelompok
Karakteristik kelompok dapat memberi pengaruh yang berarti terhadap
kemampuan soerang manajer dalam memimpin bawahannya. Faktor-faktor
tersebut antara lain, tingkat perkembangan kelompok, struktur kelompok, dan
tugas kelompok.
4. Faktor organisasi
Ada sejumlah faktor yang penting dan berpengaruh terhadap keberhasilan
manajer dalam memimpin. Faktor-faktor tersebut meliputi basis keuatan,
aturan dan prosedur, profesionalisme, dan tekanan waktu
Kepemimpinan Model Kontingansi
Dasar konsep teori kepeimpinan kontingensi adalah bahwa prestasi kelompok yang
tinggi tergantung pada interaksi antara gaya kepemimpinan dan kadar sejauh mana
situasinya menguntungkan atau tidak. Empat faktor yang menjadi kerangka kerja dari
kepemimpinan model kontingansi yaitu :
1. Gaya kepemimpinan
Variabel utama kepemimpinan yang efektif dalam model kontingensi adalah Skala
Rekan Kerja yang Paling Tidak Disukai (Least Preferred Co-Worker / LPC). Menurut
konsep dari model tersebut, bahwa skor LPC yang rendah menunjukkan pemimpin
menolak mereka yang tidak bekerja dengan baik. Oleh karenanya, semakin rendah
skor dari LPC, semakin besar kecenderungannya bagi pemimpin untuk berorientasi
tugas.
2. Struktur tugas
Sebagai faktor situasional yang pertama, struktur tugas adalah berkaitan dengan sejauh
mana tugas kelompok bersifat rutin atau bersifat komplek.
3. Suasana kelompok
Faktor situasi kedua, suasana kelompok atau disebut juga hubungan pimpinan-anggota,
adalah kadar keyakinan, kepercayaan, dan rasa hormat pengikut terhadap pemimpinnya.
Menurut model ini, semakin hangat hubungan pemimpin dengan pengikutnya, semakin
mudah bagi pemimpinnya untuk mencapai kerjasama kelompok.
4. Kekuasaan posisi
Faktor situasi yang terakhir adalah kekuasaan posisi. Kekuasaan posisi adalah kekuasaan
yang melekat pada kedudukan pemimpin, yaitu sejauh mana pemimpin dapat
mempengaruhi perilaku bawahan melalui kekuasaan legitimasi, kekuasaan imbalan dan
kekuasaan paksaan.
Teori Jalan-Tujuan (Path-Goal Theory)
Teori kepemimpinan situasional yang kedua telah dikembangkan oleh Robert
House, yang dikenal dengan nama teori jalan-tujuan. Teori ini berkaitan dengan
teori pengaharapan (teori motivasi Bab 2).
Fungsi utama dari pemimpin mempengaruhi persepsi valensi dan pengharapan
bawahan. Jika pemimpin dapat meningkatkan persepsi valensi bawahan dan
meningkatkan pengharapan mereka, maka akan menyebabkan usaha yang lebih
besar, kepuasan dan prestasi yang lebih tinggi.
Teori Normatif
Victor Vroom dan Philip Yetton memperkenalkan teori normative tentang
kepemimpinan dan proses pengambilan keputusan. Teori ini memusatkan
perhatian pengambilan keputusan oleh manajer dengan menentukan kelompok
bawahan dan menentukan prosedur sejauh mana pemimpin melibatkan bawahan
dalam proses pengambilan keputusan.
Teori Siklus-Hidup (Life-Cycle Theory)
Teori ini dicetuskan oleh Paul Hersey dan Kenneth H Blanchard. Mereka
berpendapat bahwa gaya kepemimpinan yang efektif bervariasi berdasarkan
kematangan bawahan. Kematangan bawahan maksudnya adalah kesediaan
bawahan dalam menerima tanggung jawab, kemampuan dan pengalaman dalam
penyelesaian tugasnya, serta motivasi akan prestasi dari bawahan.
Kepemimpinan Kontinum
Robert Tannenbaum dan Warren H Schmidt mengemukakan bahwa ada tujuh
kemungkinan perilaku memimpin yang tersedia di dalam mengambil suatu
keputusan.
1. Manajer membuat keputusan dan mengumumkannya
2. Manajer “menjual” keputusan
3. Manajer menyajikan gagasan dan mengundang pertanyaan-pertanyaan
4. Manajer menawarkan keputusan tentative yang bisa berubah
5. Manajer menyajikan masalah menerima saran, dan membuat keputusan
6. Manajer menentukan batasan; minta kelompok membuat keputusan
7. Manajer memperbolehkan bawahan berfungsi dalam batas yang ditetapkan.

Masing-masing jenis keputusan berbeda sesuai derajat wewenang yang digunakan


oleh pemimpin dan tingkat kebebasan bawahan dalam proses pengambilan
keputusan.
Menurut Tannenbaum dan Schmidt, gaya kepemimpinan yang tepat tergantung pada :
1. Kekuatan pada manajer
Perilaku manajer akan dipengaruhi kepribadiannya, latar belakangnya, pengetahuan, dan
latar belakang pengalamannya.
2. Kekuatan pada bawahan
Sebelum memutuskan bagaimana memimpin suatu kelompok, pemimpin harus
mempertimbangkan kekuatan-kekuatan yang berpengaruh pada bawahannya.
3. Kekuatan situasi
Selain kekuatan yang ada pada manajer, kekuatan yang ada pada bawahan, karakteristik
situasi juga mempengaruhi perilaku pemimpin. Pemimpin yang berhasil adalah seseorang
yang menyadari faktor-faktor yang relevan dengan perilakunya pada waktu tertentu. Ia
harus menyadari dirinya sendiri, individu-individu, dan kelompok yang dipimpinnya, dan
lingkungan organisasi yang lebih luas.
 MODEL KEATRIBUSIAN
Menurut model keatribusian, bahwa pemimpin pada dasarnya adalah
pengelola informasi. Dengan demikian pemimpin akan mencari berbagai
informasi tentang mengapa sesuatu itu terjadi, dan mencoba mencari
penyebabnya yang akan digunakan sebagai pedoman perilaku
pemimpin. Tugas keatribusian yang terpenting adalah mengelompokkan
penyebab perilaku bawahan ke dalam tiga sumber yaitu orang, tugas dan
kontek.
 MODEL KEPEMIMPINAN INTEGRATIF
1. Premis
Model ini memiliki dua faktor dasar pemikiran, yaitu karakteristik manajerial
yang meliputi kebutuhan, pengalaman, penguatan dan atribusi penyebab yang
berkaitan dengan petunjuk informasi (kekhususan, konsistensi, dan konsensus).
2. Perilaku pemimpin
Perilaku pemimpin meliputi enam proses umum dari penentuan, penerapan,
evaluasi, dan imbalan (khususnya penguatan), dan gaya kepemimpinan
instrumental, suportif, partisipatif, dan orientasi prestasi.
3. Bawahan
Pengaruh bawahan terhadap kepemimpinan tergantung pada karakteristik
individual, yang meliputi kepribadian, kemampuan, kebutuhan dan motivasi, dan
pengalaman masa lampau.
4. Situasi
Faktor-faktor utama yang harus dipertimbangkan terhadap pengaruh dari faktor situasi
yaitu
a. Sifat dari tugas, yang perlu mendapat perhatian seperti rutinitas, kejelasan, kesulitan, dan
dapat diperkirakan.
b. Sifat dari kelompok, khusunya yang berkaitan dengan tahap perkembangan kelompok,
struktur, norma, dan kepaduan.
c. Faktor organisasi, penekananannya pada aturan dan prosedur, pemahaman dan
profesionalisme, ketidakpastian lingkungan dan waktu.
d. Sumber pengaruh diluar pemimpin.
5. Hasil
Hasil dari proses kepemimpinan adalah keluaran dari interaksi antara pemimpin dengan
bawahannya.
6. Umpan balik
Perilaku pemimpin menyebabkan hasil tertentu, akan tetapi hasil ini dapat mengubah
derajat perilaku dan berpengaruh terhadap faktor situasi yang lainnya.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai