Anda di halaman 1dari 7

TUGAS RESUME MODUL 9

Nama : Anton Hadi Citra Wijaya


Kelas :Ia
No. abs / NIM : 05 / 043043401
Prodi/Semester: Manajemen/ I

MODUL 9
Kepemimpinan dan Kepemimpinan Strategis
KEGIATAN BELAJAR 1
Kepemimpinan

A. MENDEFINISIKAN KEPEMIMPINAN
Secara umum kepemimpinan dapat diartikan sebagai proses mengarahkan dan
mempengaruhi aktivitas-aktivitas tugas dari orang-orang dalam kelompok.
Kepemimpinan berarti melibatkan orang lain, yaitu bawahan atau karyawan yang
akan dipimpin. Kdpemimpinan juga melibatkan pembagian kekuasaan. Berikut ini
sumber-sumber kekuasaan tersebut :
1. Kekuasaan Balasan (Reward Power)
Kekuasaan ini datang dari kemampuan seseorang memberikan balasan
kepada orang lain yang melakukan pekerjaan tertentu. Balasan akan lebih baik
digunakan untuk mendorong perilaku yang diinginkan oleh karyawan, bukan
sebagai alat “sogok” terhadap karyawan.
2. Kekuasaan Paksaan (Coercive Power)
Kekuasaan inibdatang dari kemampuan seseorang menghukum orang
lain jika orang tersebut tidak dapat mengerjakan sesuatu. Kekuasaan ini
merupakan sisi negatif dari kekuasaan balasan. Kekuasaan hukuman biasanya
digunakan untuk menjaga standart prestasi minimal atau menjaga kepatuhan
terhadap organisasi.
3. Kekuasaan Legitimasi (Legitimate Power)
Kekuasaan ini datang jika seseorang mempunyai “hak” mempengaruhi
orang lain dalam wilayah tertentu. Dalam organisasi, kekuasaan ini sering
disebut juga sebagai wewenang formal (resmi). Manajer mempunyai
wewenang resmi memerintah bawahan untuk mencapai tujuan organisasi.
4. Kekuasaan Referensi (Referent Power)
Manajer yang populer akan mempunyai kekuasaan referensi karena
bawahan akan berusaha meniru perilaku manajer tersebut. Kekuasaan
referensi tergantung dari nilai prestie dan kekaguman bawahan/orang yang
ingin meniru modelnya.
5. Kekuasaan Kepakaran (Expert Power)
Kekuasaan ini datang dari kepakaran atau keahlian seseorang. Seorang
dokter dapat menyuruh pasiennya untuk meminum obat dan pasien bersedia
meminum obat tersebut. Pasien menganggap dokter mempunyai keahlian
dalam bidang kesehatan, sementara pasien tidak punya.

Teori-teori yang membahas kepemimpinan dapat dirangkum dalam tiga


macam : (1) teori bakat, (2) teori perilaku, dan (3) teori situasi. Bagian beikut akan
membicarakan teori-teori tersebut.

B. TEORI BAKAT
Teori bakat berusaha mengidentifikasi karakteristik pribadi dari seseorang
pemimpin. Tidak hanya itu, teori ini juga ingin melihat karakteristik-karakteristik apa
yang membedakan pemimpin yang efektif dengan pemimpin yang tidak efektif.
Pandangan semacam ini mrngasumsikan bahwa pemimpin mempunyai
sifat/karakteristik yang terbawa sejak lahir. Dengan kata lain, teori ini sesuai dengan
pandangan bahwa pemimpin tersebut dilahirkan, bukan dipelajari/diajarkan.

C. TEORI PERILAKU
Teori perilaku kepemimpinan lebih sesuai dengan pandangan bahwa
pemimpin dapat dipelajari, bukan pemimpin adalah bawaan sejak lahir seperti pada
teori sifat atau bakat kepemimpinan.
Fungsi pemimpin mencangkup dua hal : (1) fungsi yabg berkaitan dengan tugas (task-
relatedfunction) dan (2) fungsi yang berkaitan dengan dunia sosial
(groupmaintenance atau socialfunctions)
1) Teori Tannenbaum dan Warren H. Schmidt
Kedua orang akademisi tersebut mencoba menjelaskan faktor-faktor
apa saja yang mempengaruhi gaya kepemimpinan. Gaya kepemimpinan dapat
dijelaskan melalui dua titik ekstrim, yaitu fokus pada atasan (pemimpin) dan
fokus pada bawahan. Menurut kedua orang akademisi tersebut, gaya
kepemimpinan akan ditentukan oleh beberapa faktor : (1) faktor dari manajwr,
(2) faktor dari karyawan, dan (faktor situasi).
2) Studi Ohio State University
Penelitian tersebut berkesimpulan bahwa kepemimpinan dengan
perhatian tinggi merupakan kepemimpinan yang efektif.
3) Study The UniversityofMichigan
Rensis Likert menggunakan dua variabel yang mirip dengan studi Ohio
State University. Variabel yang dipakai sebagai berikut.
a) Fokus pada produksi (ProductionCentered) : manajer menetapkan
standart kerja yang keras, menentukan metode kerja yang harus
dilakukan, mengorganisasi kerja dengan terperinci, dan mengawasi
pekerjaan karyawan dengan ketat.
b) Fokus pada karyawan (employeecentered) : manajer mendorong
partisipasi dalam penentuan tujuan dan masalah pekerjaan, mendorong
rasa percaya, serta menghargai antar anggota.
Secara perinci, gaya kepemimpinan yang diajukan oleh
Likertdikelompokkan dalam empat sistem berikut.
a. Sitem 1 : otoriter-eksploitatif (exploitative-authoritative)
b. Sistem 2 : (benevolent-authoritative)
c. Sistem 3 : konsultatif (consultative)
d. Sistem 4 : partisipatif (participative-group)
4) Kisi-kisi Manajerial (Grid)
Kisi-kisi manajemen yang dikembangkan oleh Robert Blake dan Jane Mouton
bertujuan untuk mendorong manajer agar mempunyai dua kualitas
kepemimpinan, yaitu orientasi tugas atau karyawan, sekaligus.

D. TEORI SITUASI (CONTIGENCY)


Pendekatan situasional (contigency) dalam teori kepemimpinan mencangkup
beberapa faktor : (1) faktor pekerjaan, (2) pengharapan dan perilaku teman sekerja,
(3) sifat atau karakteristik, pengharapan dan perilaku karyawan, serta (4) budaya dan
kebijaksanaan organisasi. Bagan berikut ini menjelaskan teori-teori situasional dalam
kepemimpinan.
1. Model Kepemimpinan Hersey dan Blanchard
Paul Hershey dan Kenneth H. Blanchard membuat model
kepemimpinan, yaitu efektivitas kepemimpinan tergantung dari kesiapan
bawahan. Kesiapan tersebut mencangkup kemauan untuk mencapai prestasi,
untuk menerima tanggung jawab, kemampuan mengerjakan tugas, dan
pengalaman bawahan.
2. Model Fiedler
Teori tersebut berdasarkan pendapat bahwa seseorang menjadi
pemimpin tidak hanya karena karakteristik individu mereka, tetapi juga karena
beberapa variabel situasi dan interaksi antara pemimpin dengan bawahan.
Fiedler mengembangkan teori kepemimpinannya sebagai berikut.
a. Kekuasaan Posisi (powerposition)
b. Struktur pekerjaan
c. Hubungan antara pemimpin-bawahan

3. Teori Jalur-Tujuan (Path-GoalTheory)


Teori Path-goal yang diformulasikan oleh Martin G. Evans dan Robert
House didasarkan pada teori pengharapan motivasi yang mengatakan bahwa
motivasi seseorang tergantung dari harapan mengenai balasan (reward) dan
kekuatan (valence) daya tarik balasan tersebut. Faktor-faktor lain yang
mempengaruhi efektivitas kepemimpinan juga perlu dipertimbangkan, yaitu
(1) karakteristik bawahan yang meliputi kemampuan yang dipersepsikan dan
pengendalian diri (locusofcontrol), (2) lingkungan kerja meliputi pekerjaan
(struktur tugas), struktur wewenang, serta hubungan antarkaryawan (kelompok
kerja). Perilaku pemimpin dapat dikategorikan dalam empat kelompok berikut.
a. Kepemimpinan yang supportif (mendukung)
b. Kepemimpinan yang partisipatif
c. Kepemimpinan yang instrumental (directive)
d. Kepemimpinan yang berorientasi pada pencapaian prestasi

4. Model Vroom-Yetton dan Vroom-Jago


Model ini memperkenalkan lima gaya kepemimpinan yang
mencerminkan garis kontinum dari pendekatan otoriter sampai pendekatan
partisipatif. Tabel berukut ini menjelaskan gaya-gaya kepemimpinan tersebut.

Gaya Penjelasan
Keputusan
AI Manajer membuat keputusan sendiri berdasarkan informasi yang ada
pada waktu itu
AII Manajer memperoleh informasi dari bawahan, tetapi mengambil
keputusan sendirian. Manajer barangkali memberi tahu permasalahan
yang ada. Peranan yang dimainkan oleh bawahan hanya sebagai
pemberi informasi, bukan menghasilkan atau mengevaluasi alternatif
pemecahan
CI Manajer memberi tahu permasalahan yang ada dengan bawahan yang
relevan, dan meminta informasi dan evaluasi alternatif. Manajer
mengambil keputusan sendirian, yang mungkin atau tidak
mencerminkan pengaruh bawahan
CII Manajer dan bawahan bertemu dan mendiskusikan permasalahan serta
mengevaluasi alternatif pemecahan. Manajer kemudian mengambil
keputusan yang mungkin atau tidak mencerminkan pengaruh
bawahan.
GII Manajer dan bawahan bertemu sebagai kelompok dan mendiskusikan
permasalahan yang ada. Kelompok mengambil keputusan dan
manajer tidak berusaha mempengaruhi kelompok serta manajer
bersedia melaksanakan keputusan yang diambil bersamama.
A = autokrasi (otoriter), C = consultative (konsultatif), G= group (kelompok

Model Vroom-Yetton-Jago memperoleh dukungan emperis yang lebih baik


dibandingkan dengan model kepemimpinan situasional lainnya. Yang menjadi masalah
adalah kompleksnya model tersebut bagi seorang manajer. Untuk membantu manajer,
program komputer model VYJ sudah mulai dikembangkan sehingga dapat membantu
manajer dalam menggunakan model tersebut.
E. TEORI-TEORI KEPEMIMPINAN KONTEMPORER
Perkembangan penelitian dan teori kepemimpinan berkembang menuju banyak arah.
Beberapa perkembangan baru akan dibahas dalam bagian ini.
1. Kepemimpinan Transformasional atau Karismatik
Bernard M. Bass membedakan kepemimpinan
transaksional(transactionalleadership) dengan kepemimpinan
transformasional(transformationalleadership). Pemimpin
transaksionalmenentukan apa yang harus dikerjakan oleh karyawan agar
mereka dapat mencapai tujuan mereka sendiri atau organisasi dan membantu
karyawan agar memperoleh kepercayaan dalam mengerjakan tugas tersebut.
Sebaliknya, pemimpin transformasional memotivasi bawahan untuk
mengerjakan lebih dari yang diharapkan semula dengan meningkatkan rasa
pentingnya bawahan dan nilai pentingnya pekerjaan.
2. Teori Kepemimpinan Psikoanalisis
Menurut SigmundFreud, seseorang berperilaku karena ingin memenuhi
kebutuhan bawah sadarnya. Menurut teori ini, perilaku manusia sangat
kompleks. Penampilan luar tidak dapat menjadi pegangan. Analisis perlu
kembali pada teori alam/manusia yang paling dasar untuk memahami perilaku
manusia atau pemimpin yang sangat komplek.
3. Teori Kepemimpinan Romantis
Menurut teori ini, pemimpin ada karena ada pengikutnya. Para
pengikut ini mengembangkan pandangan “romantis” (ideal) mengenai adanya
seseorang pemimpin yang dapat membantu mereka mencapai tujuannya atau
memperbaiki hidup mereka. Teori ini mencoba menyeimbangkan antara sisi
atasan dan sisi bawahan sehingga porsi keduanya menjadi kurang lebih
seimbang.

KEGIATAN BELAJAR 2
Kepemimpinan Startegis

A. PENGERTIAN DAN DIMENSI KEPEMIMPINAN STARTEGIS


1. Pengertian Kepemimpinan Startegis
Kepemimpinan strategis bisa didefinisikan sebagai kemampuan
seseorang untuk mengantisipasi, melihat masa depan, menjaga fleksibilitas,
berpikir strategis, bekerja dengan orang lain, dan untuk memulai perubahan
yang mendorong organisasi mempunyai daya saing. Kepemimpinan strategis
menggabungkan dua hal, yaitu kemampuan memimpin dan kemampuan
manajerial.
2. Tingkatan Kepemimpinan
Kepemimpinan mempunyai beberapa tingkatan seperti yang terlihat
dari gambar berikut.
PE
MI
MP
IN
ST
RA
P E MTIM
E P IN
O PERA G SIO
IS N A L

P E M IM P IN K E LO M P O K

Pemimpin strategis bisa dianalogikan seperti jendral dalam bahasa


militer. Cakupan pemimpin strategis lebih luas, yaitu organisasi secara
keseluruhan. Di bawah pemimpin strategis adalah pemimpin operasional.
Pemimpin operasional bisa dianalogikan sebagai kolonel dalam militer.
Kolonel akan terjun langsung ke lapangan, menjadi jembatan antara jendral
dan komandan pasukan di lapangan. Pemimpin operasional merupakan
pemimpin salah satu bagian dalam organisasi. Pemimpin kelompok memimpin
kelompok yang terdiri atas sejumlah individu.
3. Mengapa Kepemimpinan Strategis Diperlukan
Kepemilikan strategis diperlukan karena pengelolaan bisnis sekarang
lebih sulit, seperti teknologi, cakupan operasi perusahaan yang lebih luas
(misalnya beroperasi di luar negeri), masyarakat yang semakin terdidik
sehingga sadar akan hak-haknya, dan kondisi lainnya. Kondisi tersebut
memerlukan kepemimpinan startegisyang lebih efektif. Berikut ini beberapa
alasan kepemimpinan strategis diperlukan.
a. Tingkat perubahan semakin cepat
b. Ketidakpastian semakin tinggi
c. Tingkat ambigu yang semakin tinggi
d. Permasalahan semakin kompleks
4. Karakteristik dari Kepemimpinan Strategis
Kepemimpinan strategis mempunyai fokus pada pengembangan daya
saing. Kepemimpinan strategis berbeda dengan kepemimpinan saja dalam
beberapa hal : (1) cakupan yang lebih luas, (2) dampak yang lebih lama, dan
(3) seringkali melibatkan perubahan organisasional yang signifikan.
B. FUNGSI DARI KEPEMIMPINAN STRATEGIS
Kepemimpinan strategis mencangkup tiga hal : (1) perencanaan, (2)
pelaksanaan, dan (3) evaluasi. Ketiga hal tersebut harus dilakukan agar organisasi bisa
menjalankan kepemimpinan strategis yang efektif.
1. Perencanaan
Pemimpin strategis akan melakukan langkah-langkah : (1) Analisis
kondisi saat ini yang meliputi kondisi organisasi dan lingkungan ; (2)
merumuskan visi dan misi organisasi ; (3) merumuskan strategi untuk
mencapai visi dan misi tersebut ; (4) implementasi strategi yang telah
dirumuskan ; dan (5) evaluasi pencapaian. Hasil evaluasi akan menjadi
pasukan untuk perbaiki visi, misi, strategi, dan juga analisis kondisi saat ini.
2. Pelaksanaan
Tahap berikutnya adalah pelaksanaan atau impelmentasi. Yang paling
ideal adalah manajer mempunyai fisi yang tinggi dan bertindak tinggi untuk
mencapai visi tersebut. Manajer tersebut akan menjadi pemimpin yang efektif.
Berikut fungsi yang akan dilakukan oleh manajer strategis.
a. Mencapai tugas bersama
b. Memotivasi dan mengembangkan individu
c. Membangun dan menjaga kelompok
3. Evaluasi Kepemimpinan Strategis
Tahap terakhir adalah melakukan evaluasi terhadap pencapaian
manajer strategis. Evaluasi perlu dilakukan untuk meningkatkan efektivitas
kepemimpinan strategis. Berikut mengapa kepemimpinan strategis gagal?
a. Kurang fokus
b. Strategi dan taktik yang kurang efektif
c. Pandangan yang sempit

Anda mungkin juga menyukai