Anda di halaman 1dari 46

KEPEMIMPINAN (LEADERSHIP) DALAM

KEPERAWATAN
 

Oleh : Dr. La Ode Kamalia, M.Kes.


Definisi Kepemimpinan

Kepemimpinan didefinisikan, yakni :


1. Stogdill : Leadership is the process of
influencing the activities of an organized
group in its efforts toward goal setting and
goal achievement;
2. G.R. Terry : Leadership is the activity of
influencing people to strive willingly for actual
objectives;
3. Stoner : Kepemimpinan adalah sebagai suatu
proses pengarahan dan pemberian pengaruh
pada kegiatan-kegiatan dari sekelompok
anggota yang saling berhubungan tugasnya.
Kepemimpinan
Dari pengertian tsb, ada tiga implikasi penting
dari definisi kepemimpinan, yaitu :
(1) orang lain, yakni bawahan atau pengikut,
(2) pembagian kekuasaan,
(3) pengaruh
Mengapa Bawahan Tunduk Pada Pemimpin

 Pemimpin dalam menggerakkan bawahan


yang dipimpinnya senantiasa harus
mengikutinya, karena pemimpin memiliki
power atau kekuasaan.
 Power atau kekuasaan adalah kemampuan

seseorang untuk mempengaruhi orang lain


sehingga perilaku orang tersebut sesuai
dengan yang diharapkan oleh orang yang
mempunyai power.
 Power atau disebut juga wewenang.
Bawahan Harus Tunduk Pada
Pemimpin
Karena ada 5 kekuatan dasar (power) atau wewenang yang melekat
pada diri seorang pemimpin, yakni :
1. Legitimate power, yaitu seorang pemimpin diikuti oleh orang yang
dipimpinnya karena memiliki legitimasi dari yang berwenang untuk
memimpin bawahannya;
2. Referent power, yakni seorang pemimpin diikuti oleh orang yang
dipimpinnya karena memiliki wewenang karisma atau meniru orang
lain;
3. Expert power, yakni seorang pemimpin diikuti oleh orang yang
dipimpinnya karena memiliki keahlian yang dibutuhkan oleh
pengikutnya;
4. Qoersive power, yakni seorang pemimpin diikuti orang yang
dipimpinnya karena dengan menggunakan kewenangan yang
bersifat memaksa;
5. Rewards power, yakni seorang pemimpin diikuti oleh orang yang
dipimpinnya karena memiliki sesuatu harapan untuk mendapatkan
hadiah. Ini yang disebut dengan wewenang hadiah
Pendekatan Studi Kepemimpinan
a. Pendekatan sifat (traits)
 Menurut teori ini pemimpin dilahirkan dari
keturunan orang besar (pemimpin) atau
disebut juga Great man theory.
 Seseorang memiliki kemampuan kharismatik

karena genetiknya dari orang-orang atau


turunan pemimpin. Tanpa harus belajar
kepemimpinan ia mampu memimpin
bawahannya.
Ciri atau Sifat Pemimpin
Menurut Keith Davis, ada 4 ciri utama yang
punya pengaruh terhadap kesuksesan
pemimpin, yakni :
(1) Kecerdasan (intelligence),
(2) Kedewasaan sosial dan hubungan sosial
yang luas,
(3) Motivasi diri dan dorongan berprestasi, dan
(4) Sikap-sikap hubungan manusiawi.
Ciri atau Sifat Pemimpin
 Menurut Edwin Ghiselli dalam bukunya Exploration
in Managerial Talent, mengemukakan sifat2
kepemimpinan yang efektif meliputi 6 aspek, yakni :
(1) Kamampuan dalam kedudukannya sebagai
pengawas (supervisory ability),
(2) Kebutuhan akan prestasi dalam pekerjaan,
mencakup pencarian tanggung jawab dan ingin
sukses,
(3) Kecerdasan, kebijakan, pemikiran kreatif, daya
pikir,
(4) Ketegasan (decisiveness),
(5) Kepercayaan diri,
(6) Inisiatif.
Ciri atau Sifat Pemimpin
 Gardner menyatakan, bahwa sifat kepemimpinan
mencakup :
(1) Memiliki visi (envisioning),
(2) Memiliki nilai-nilai yang menguatkan (affirming
values),
(3) Memiliki motivasi yang kuat (motivating),
(4) Memiliki kemampuan melaksanakan (managing),
(5) Pencapaian tujuan dapat dilaksanakan (achieving
workable),
(6) Kemampuan menjelaskan (explaining),
(7) Pelayanan sebagai suatu symbol (serving as a
symbol). Menggambarkan kelompok (representing
the group), Melakukan pembaharuan (renewing).
b. Pendekatan Perilaku
Pendekatan ini, perilaku kepemimpinan dapat
dilihat dari 2 aspek, yakni : aspek fungsi dan
gaya.
1. Aspek fungsi, kepemimpinan terdiri atas :
1) Fungsi-fungsi yang berhubungan dengan tugas
(task oriented) atau pemecahan masalah. Aspek
ini difokuskan pada pemberian sasaran
penyelesaian, informasi dan pendapat.
2) Fungsi-fungsi pemeliharaan kelompok (group
maintenance). Aspek ini penekanannya agar
kelompok berjalan lancar, persetujuan dengan
kelompok lain, pencegahan perbedaan pendapat.
b. Pendekatan perilaku
2. Aspek gaya kepemimpinan terdiri dari 2 gaya ,
yakni :
(1) Gaya kepemimpinan yang berorientasi tugas
(task oriented),
(2) Gaya kepemimpinan yang berorientasi karyawan
(employee oriented).
Oleh W.J. Reddin terkenal dengan teori 3 dimensi
kepemimpinan, dijabarkan sbb. :
(3) Orientasi tugas (task orientation),
(4) Orientasi hubungan (relationship orientation),
dan
(5) Orientasi keefektifan (effectiveness orientation).
b. Pendekatan perilaku
Menurut Reddin, type kepemimpinan dapat dijelaskan
sbb.:
(1) Deserter : tidak mempunyai apa-apa, atau hanya
sedikit sekali memiliki sifat-sifat tersebut di atas,
(2) Bureaucrat : fokus perhatian pada keefektivan saja,
(3) Missionary : fokus perhatian pada hubungan saja,
(4) Developer : focus perhatian pada efektivitas dan
hubungan dengan orang lain,
(5) Autocrat : fokus perhatian pada tujuan,
(6) Benevalent autocrat : fokus perhatian pada tujuan dan
keefektivan,
(7) Compromiser : fokus perhatian pada tugas dan
hubungan baik dengan orang lain,
(8) Executive : fokus perhatian pada tujuan, hubungan
baik dan keefektivan
b. Pendekatan perilaku
 Teori Path Goal, yakni menganalisis pengaruh kepemimpinan
terhadap motivasi bawahan, kepuasan dan pelaksanaan kerja.
Menurut teori ini ada 4 type atau gaya pemimpin, yakni :
(1) Kepemimpinan direktif (directive leadership), yakni bawahan
tahu secara jelas apa yang diharapkan dari mereka dan
perintah-perintah khusus diberikan oleh pimpinan.
(2) Kepemimpinan supportif (supportive leadership), yaitu
pemimpin selalu bersedia menjelaskan sebagai teman, mudah
didekati dan menunjukkan diri sebagai orang sejati bagi
bawahan.
(3) Kepemimpinan partisipatif (participative leadership), yaitu
pemimpin meminta dan menggunakan saran-saran dari
bawahan, tetapi masih membuat keputusan.
(4) Kepemimpinan orientasi prestasi (achievement oriented
leadership), yaitu pemimpin mengajukan tantangan-tantangan
dengan tujuan yang menarik bagi bawahan, merangsang
bawahan untuk mencapai tujuan tersebut dan melaksanakan
dengan baik.
Teori yang terkenal dalam
pendekatan Perilaku Kepemimpinan :
 Teori-teori dan penelitian-penelitian yang
paling terkenal dalam pendekatan teori
perilaku kepemimpinan, yaitu :
1. Teori X dan Teori Y dari Douglas Mc Gregor,
2. Studi Michigan oleh ahli psikologi sosial
yang bernama Rensis Likert,
3. Kisi-kisi managerial dari Blake dan Jane
Mouton, dan Studi Ohio State.

 
Contoh Teori X dan Teori Y dari Douglas Mc Gregor :

 Teori ini memandang bahwa manusia terdiri


dari dua kelompok sifat orang, yaitu :
(1) Kelompok orang yang bersifat buruk yang
disebut “Evil” (Teori X), dan
(2) Kelompok orang yang bersifat baik yang
disebut sebagai “Good” (Teori Y).
Teori X :

 Rata-rata pembawaan manusia malas atau tidak


menyukai pekerjaan dan akan menghindarinya
bila mungkin;
 Karena karakteristik manusia tersebut orang
harus dipaksa, diawasi, diarahkan atau diancam
dengan kekuatan agar mereka menjalankan
tugas untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi;
 Rata-rata manusia lebih menyukai diarahkan,
ingin menghindari tanggung jawab, mempunyai
ambisi relatif kecil dan menginginkan
keamanan / jaminan hidup di atas segalanya.
Teori Y :
 Penggunaan usaha fisik dan mental dalam bekerja adalah
kodrat manusia seperti bermain dan istirahat;
 Pengawasan dan ancaman hukuman eksternal bukanlah

satu-satunya cara untuk mengarahkan usaha pencapaian


tujuan organisasi. Orang akan melakukan pengendalian diri
dan pengarahan diri untuk mencapai tujuan yang telah
disetujuinya;
 Keterlibatan pada tujuan merupakan fungsi dari

penghargaan yang berhubungan dengan prestasi mereka;


 Rata-rata manusia dalam kondisi yang layak, belajar tidak

hanya untuk menerima tetapi mencari tanggung jawab;


 Ada kapasitas besar untuk melakukan imaginasi, kecerdikan

dan kreativitas dalam penyelesaian masalah-masalah


organisasi yang secara luas tersebar pada seluruh karyawan;
 Potensi intelektual rata-rata manusia hanya digunakan

sebagian saja dalam kondisi kehidupan industri modern.


c. Pendekatan Situasional
 Teori situasional contingency (contingency model
of leadership effectiveness), menjelaskan
hubungan antara gaya kepemimpinan dan situasi
yang menguntungkan atau menyenangkan.
 Oleh Fiedler mengemukakan 3 (tiga) dimensi

empirik, yakni :
(1) Hubungan pimpinan dengan anggota,
(2) Tingkat dalam struktur tugas,
(3) Posisi kekuasaan pemimpin yang didapat
melalui wewenang formal.
d. Pendekatan kelompok
 Teori kepemimpinan kelompok (group theory
of leadership) dikembangkan atas dasar ilmu
psikologi sosial.
 Teori ini menyatakan, bahwa untuk mencapai

semua tujuan kelompok harus ada


pertukaran yang positif antara pemimpin dan
bawahan.
Model-model Kepemimpinan

1. Kepemimpinan yang sukses dan


efektif
 Paul Harsey menyatakan, bahwa sukses harus dikaitkan
dengan perilaku seseorang atau kelompok. Effectiveness
menggambarkan keadaan internal atau predisposition dari
seseorang atau kelompok. Apabila seorang pemimpin hanya
berminat pada sukses saja ia cenderung menitikberatkan
menggunakan kekuasaan jabatannya dan menggunakan
supervisi yang ketat. Jika ia berhasil efektif, maka ia akan
menggunakan juga kekuasaan pribadinya dan ini dapat
disemak / ditandai dengan supervisi yang lebih longgar.
 Model kepemimpinan ini, kekuasaan jabatan cenderung
didelegasikan ke bawah melalui organisasi, sedangkan
kekuasaan pribadi diperoleh dari bawahan atas dasar dapat
diterimanya oleh bawahan (akseptasi dari bawahan).
Model kepemimpinan yang sukses dan efektif
ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Effective

Successful
Attempted
A B Ineffective
Leadership
Unsuccessful

Gambar : Model Kepemimpinan Yang Sukses dan Effektif


2. Watak Kepemimpinan atau
disebut Trait Approach
Model kepemimpinan ini menunjukkan, bahwa “ hanya mereka yang
memiliki kualitas-kualitas pribadi seperti inteligensia dan watak-watak
tertentu saja yang dapat menjadi pemimpin”. Ini disangsikan oleh Eugene
E Jennings melalui penelitiannya selama 50 tahun, gagal untuk
mendapatkan satu watak kepribadian atau seperangkat kualitas yang
dapat digunakan untuk membedakan antara pemimpin dan bukan
pemimpin
 Dari studi empirik diperoleh pendapat, bahwa kepemimpinan adalah
suatu proses yang dinamik, berbeda-beda dari suatu situasi ke situasi
lain dengan pergantian-pergantian pemimpin, pengikut dan situasi.
Kepustakaan sekarang rupa-rupanya mendukung pendekatan situasional
atau pendekatan perilaku (behavior) pemimpin dalam mempelajari
kepemimpinan.
 Pendekatan situasional tentang kepemimpinan memfokuskan
penelitiannya pada perilaku yang tersemak (observed behavior), bukan
pada pembawaan (in born) yang hipotetical atau kemampuan yang dibawa
atau potensi untuk kepemimpinan. Jadi, tekanannya ialah pada perilaku
pemimpin dan anggota-anggota kelompoknya (pengikut-pengikutnya
dan berbagai situasinya).
Gerakan Scientific Management

 Pada tahun 1900-an oleh Frederick Winslow


Taylor, terkenal dengan teorinya tentang
administration (manajemen). Awal munculnya
teori Taylor dimulai dengan studi waktu dan
gerak (Time and motion study). Semakin tinggi
waktu dan gerak yang digunakan, semakin
tinggi output yang diperoleh.
 Dari hasil studinya juga melihat, bahwa dasar

dari scientific management ialah technological


atau instrumen. Menurut pendapatnya, bahwa
cara yang paling baik untuk meningkatkan
output ialah dengan memperbaiki tehnik dan
metode yang dipakai oleh pekerja.
Human Relation Movement
  HRM ini dipelopori oleh Elton Mayo setelah melakukan riset
bersama teman2nya di Pabrik Hawthorne dari Western Electric
Company tahun 1927 dan 1932. Menurutnya, bahwa disamping
penggunaan metode teknological yang paling baik dalam
meningkatkan output adalah sangat menguntungkan bagi
manajemen apabila memperhatikan masalah2 manusia. Pusat
kekuatan yang sesungguhnya di dalam organisasi adalah
perhubungan interpersonal yang dikembangkan dalam unit
kerja.
 Menurut HRM fungsi pemimpin ialah memberikan fasilitas

kepada pengikut-pengikutnya dalam pencapaian sasaran


bersama disamping memberikan kesempatan pertumbuhan dan
perkembangan pribadi mereka. Teorinya bertentangan dengan
teori manajemen ilmiah, karena Elton Mayo perhatian pada
kebutuhan2 individual bukan pada kebutuhan2 organisasi.
 Jadi, gerakan manajemen ilmiah menitikberatkan perhatian

pada tugas atau pekerjaan, sedangkan gerakan human relation


menitikberatkan perhatian pada perhubungan orang.
Teori Dua Faktor Kepemimpinan

 Oleh Universitas Ohio USA di bawah pimpinan


Carrol Shartle dilakukan pada tahun 1945,
inti penemuannya adalah perilaku
kepemimpinan dibedakan ke dalam 2 faktor
independen, yakni : initiating dan
concideration.
1. Initiating structure bertalian dengan tugas-
tugas perencanaan dan pengorganisasian,
2. Concideration bertalian dengan
pemeliharaan perhubungan (relationships).
Style Continuum
 
 Pada tahun 1947 Survey Research Center

University of Michigan, menghasilkan


pendapat yang disebut kontinum gaya (style
continuum), yakni merupakan suatu garis
yang diawali oleh suatu titik pusat perhatian
produksi. Style continuum ini digambarkan
dengan garis horizontal, seperti berikut ini :
 
 
(Employee Centered) (Production
Centered)
Jenis-jenis Pemimpin Kelompok
 
 Jenis-jenis pemimpin kelompok ini berasal dari
Universitas Harvard oleh Bales dkk. Menurut
pendapatnya, bahwa dalam kelompok-kelompok
kecil terdapat 2 jenis pemimpin, yakni :
1. Pemimpin tugas (task leader), yaitu pemimpin
yang banyak bicara dan yang memberi saran-
saran;
2. Pemimpin beremosi sosial (socioemotional
leader), yaitu pemimpin yang memberikan
dukungan psychological dan memberikan
kesempatan kepada orang lain (bawahan) untuk
bicara.
Managerial Grid

 Robert Blake & Jane Mouton berpendapat


bahwa seorang manajer atau leader dapat
menggunakan sekaligus dua gaya
kepemimpinannya dengan sama-sama atau
berbeda tekanan intensitasnya. Untuk
menjelaskannya mereka membuat yang
disebut Managerial Grid. Atas dasar
Managerial Grid ini ada 5 gaya kepemimpinan
masing-masing merupakan kombinasi dari
orientasi kepada orang dan orientasi pada
tugas.
Mazhab Dinamika Kelompok
 
 Mazhab dinamika kelompok (group dynamic school) oleh
Cartwright & Alvin Zander dari research center for group
dynamics berpendapat bahwa semua tujuan-tujuan kelompok itu
dapat dibedakan ke dalam 2 kategori, yaitu : (1) Pencapaian
beberapa sasaran khusus, atau (2) Memelihara dan memperkuat
kelompok itu sendiri.
 Pencapaian tujuan kelompok atau goal achievement atau disebut

konsep tugas pekerjaan (task concept). Pemeliharaan sama


dengan konsep perhubungan.
 Mazhab ini hanya memberikan pendapat yang terbatas, yaitu

bahwa organisasi harus bergerak untuk meniadakan peran antara


tuan dan bawahan; sebaiknya yang diciptakan ialah coworker
(teman kerja).
 Oleh sebab itu, mazhab ini memandang semua orang yang

bekerja dalam satuan yang dipimpin oleh seorang leader


(manager) adalah coworker, yaitu teman kerja untuk bersama-
sama mencapai tujuan kelompok. Jadi, titik beratnya ialah pada
coworker.
Pendekatan Kontingensi atau Situasional
 
 Pendekatan ini melakukan analisis terhadap variabel-

variabel pada setiap situasi sebelum dapat dipilih gaya


kepemimpinan yang optmum. Dalam model ini ada
beberapa pendekatan kontingensi, yaitu :
 Leadership continuum : oleh Tannebaum & Schmidt,

dari Harward Business Review Maret – April 1958. Gaya


kepemimpinan ini merentang dari pendekatan sama
sekali otokratik atau Boss – centered sampai kepada
kebebasan pekerja dalam mengambil keputusan
dengan pembatasan-pembatasan yang luas.
 Ada 3 variabel yang perlu dianalisis, yaitu : (1)

Kekuatan-kekuatan yang ada pada pemimpin, (2)


Kekuatan-kekuatan yang ada pada pengikut, (3)
Kekuatan-kekuatan yang ada dalam situasi.
Model Kontingensi Kepemimpinan (contingency model of leadership).
 

 Prof. Fred E. Fiedler dalam bukunya A Theory of


Effective Leadership, memberi 3 (tiga) ciri atau sifat
situasional yang mempengaruhi kepemimpinan yang
efektif, yakni :
 Hubungan antara pemimpin – anggota – menunjukkan

sejauhmanakah pemimpin menyenangi terhadap dan


disenangi oleh anggota;
 Susunan tugas – sejauhmanakah keteraturan penataan

yang bertalian dengan pencapaian tujuan organisasi;


 Kekuasaan jabatan pemimpin – menunjukkan

sejauhmanakah wewenang formal yang dimiliki oleh


pemimpin.
Model Kontingensi Kepemimpinan
(contingency model of leadership).
 Fiedler menggunakan tehnik operasional yang unik
untuk mengukur gaya kepemimpinan yang dikenal
dengan ASO (Assumed Similarity between Opposites =
anggapan kesamaan antara lawan) dan LPC (Least
Preferred Coworker = teman sekerja yang paling
sedikit disukai). Dua pengukuran ini yang dapat
digunakan saling mengganti, berkaitan dengan gaya
kepemimpinan dengan cara :
 Gaya hubungan manusia atau Lenient dikaitkan

dengan pemimpin yang tidak melihat perbedaan


antara Coworker yang paling banyak dan yang paling
sedikit disukai (ASO) atau yang memberikan gambaran
relatif baik terhadap coworker yang paling sedikit
disukai (LPC);
Model Kontingensi
Kepemimpinan
 Gaya arah tugas atau hard-nose dikaitkan dengan
pemimpin yang memandang ada perbedaan besar
antara coworker yang paling banyak disukai dan
yang paling sedikit disukai (ASO) dan memberikan
gambaran yang unfavorable terhadap coworker
yang paling sedikit disukai (LPC).
 Bukti-bukti yang diberikan oleh Fiedler

menunjukkan dengan jelas, bahwa tiada satupun


perangkat watak-watak atau gaya kepemimpinan
yang akan efektif untuk semua situasi, melainkan
“The leader has to be right for the job”.
Teori Path Goal

 Teori ini berusaha menerangkan impak dari perilaku


pemimpin terhadap motivasi, kepuasan dan prestasi
(performance) bawahan. Teori ini menunjukkan adanya
4 jenis pokok gaya kepemimpinan, yaitu : (1) Directive
leadership; (2) Supportive leadership; (3) Participative
leadership, dan (4) Achievement oriented leadership.
 Menurut Robert House menyebutkan teori Path-Goal

karena pemimpin mempunyai dua fungsi pokok, ialah :


(1) Menetapkan tujuan atau goal bagi bawahannya, dan
(2) Melengkapi lingkungan bawahan dalam arti
tuntutan, coaching dan lainnya yang sangat diperlukan
demi efektivitas pekerjaan.
Teori Reddin 3 D
 Menurut Reddin 3 sifat pemimpin, yaitu : (1)
Kepemimpinan itu dapat berorientasi pada pekerjaan,
(2) Kepemimpinan itu dapat berorientasi pada orang, (3)
Kepemimpinan itu dapat berorientasi pada kedua-
duanya.
 Oleh Reddin 3 sifat ini digambarkan dalam 4 kotak,
yakni : (1) Perilaku separated bagi kepemimpinan yang
perhatiannya rendah baik dalam hal OT maupun OR; (2)
Perilaku dedicated bagi kepemimpinan yang ORnya
rendah dan OTnya tinggi; (3) Perilaku related bagi
kepemimpinan yang ORnya tinggi tetapi OTnya rendah;
(4) Perilaku integrated bagi kepemimpinan yang
orientasinya tinggi baik OTnya maupun ORnya.
Hubungan tersebut dapat
digambarkan di bawah ini.

Integrated
Related

RO

Separated Dedicated

TO
Teori Reddin 3 D
 Dari 4 (empat) jenis gaya tersebut di atas, lalu
dikembangkan menjadi 8 (delapan) gaya menurut
tingkatnya dibedakan antara yang efektif dan
yang kurang efektif, menjadi :
◦ Separated yang tidak efektif disebut deserter;
◦ Dedicated yang tidak efektif disebut Autocrat;
◦ Related yang tidak efektif disebut missionary;
◦ Integrated yang tidak efektif disebut compromiser;
◦ Separated yang efektif disebut bureaucrat;
◦ Dedicated yang efektif disebut benevolent autocrat;
◦ Related yang efektif disebut developer;
◦ Integrated yang efektif disebut executive
Hubungan ke delapan gaya tersebut di atas dapat dilukiskan
pada gambar di bawah ini.

Developer Executive

Related Integrated Bureucrat Benovalent


Outocrat

Compromise Separated Dedicated


Missionary r
RO
Deserter Autocrat
More
Effective
Less
OT Effective

Gambar : Hubungan Gaya Kepemimpinan Menurut Reddin.


Teori Reddin 3 D
 Efektif tidaknya perilaku kepemimpinan
menurut Reddin tergantung pada faktor lain,
ada sebanyak 6 faktor, yaitu : style, follower,
coworker (sejawat), supervisor (atasan),
organization dan technology. ------------ E
= F ( St, f, c, s, o, t ).
Teori Kepemimpinan Situasional
 PaulHarsey & Kenneth H. Blanchard dalam bukunya Management of Organization
Behavior-Utilizing Human Resources, mengembangkan teori kepemimpinan
situasional tiga dimensi menurut Reddin dan mensintesiskan berbagai pendapat
dan teori kepemimpinan situasional yang terpadu. Teori ini meliputi :
1. Garis kurve gaya kepemimpinan menurut Korman;
2. Tingkat kematangan (maturity) bawahan menurut Argyris;
3. Teori hierarkis kebutuhan menurut Abraham Maslow;
4. Teori higiene motivator menurut Herzberg;
5. Teori sistem manajemen menurut Likert;
6. Teori X dan Teori Y menurut Mc Gregor;
7. Teori Schein empat asumsi tentang orang;
8. Teori Pola Perilaku A dan B menurut Argyris;
9. Teori Transaction analysis menurut Berne;
10.Teori Life Position menurut Harris;
11.Teori Parent Effective Trainning (PET) menurut Gordon;
12.Teori Control System;
13.Teori Phase Evolusioner dan Pertumbuhan organisasi menurut Greiner;
14.Teori Proses Perubahan menurut Lewin;
15.Teori Behavior Modification menurut Homme;
16.Teori Siklus perubahan menurut Hersey & Blanchard ;
17.Teori Force Field Analysis menurut Lewin.
Teori Kepemimpinan Di Indonesia
 Di Indonesia teori kepemimpinan pada awalnya dari
Astha Brata atau 8 watak atau 8 sifat atau 8 laku
(kegiatan) dari versi Babad Sangkala, yakni meliputi :
(1) Watak (sifat) Bumi, (2) Watak (sifat) Air atau
Samudera, (3) Watak (sifat) Api, (4) Watak (sifat)
Angin, (5) Watak (sifat) Matahari, (6) Watak (sifat)
Bulan, (7) Watak (sifat) Bintang, (8) Watak (sifat)
Mendung (awan hitam).
 Teori ini diambil dari falsafah hidup bangsa kita yang
usianya sudah berabad-abad lamanya terdapat di
kalangan masyarakat Jawa. Astha Brata adalah teori
kepemimpinan yang diajarkan kepada seorang Kepala
Negara (raja) dalam memerintah Negara, dan dapat
pula diterapkan pada setiap orang pemimpin
organisasi.
Teori Kepemimpinan Di Indonesia
Makna dari watak (sifat) tsb di atas, dapat dijelaskan sbb. :
1.Watak (sifat) Bumi. Selalu berbudidarma suka memberi
kesenangan kepada orang lain. Yang dibudidarmakan itu ialah
kekayaan yang dihasilkan oleh dirinya;
2.Watak (sifat) Air atau Samudera, selalu dapat menampung segala
macam persoalan tanpa emosional, yang berarti penuh
kesabaran, penuh memberi maaf, tanpa dendam;
3.Watak (sifat) Api, Dapat membersihkan segala sesuatu yang
kotor, memanaskan yang dingin, memberi semangat hidup
kepada yang lemah;
4.Watak (sifat) Angin, Tiada henti-hentinya selalu mengadakan
pengamatan, melihat segala perilaku dan tingkahnya orang,
dapat bergaul dengan siapapun dan dimanapun, tanpa
mengingat waktu, tanpa pamrih apapun dalam menyelami dan
melayani kehidupan orang;
5.Watak (sifat) Matahari, Tidak tergesa-gesa (grusa-grusu) dalam
melaksanakan
Teori Kepemimpinan Di Indonesia
5. Watak (sifat) Matahari, Tidak tergesa-gesa (grusa-grusu)
dalam melaksanakan kehendak, segala sesuatu yang akan
dicapai direncanakan dengan sebaik-baiknya, dan dilakukan
setapak demi setapak tetapi pasti dan tidak mengalami
kesukaran;
6. Watak (sifat) Bulan, Muka berseri-seri menunjukkan
halusnya budi, dapat membuat orang turut tentram dapat
memberi penerangan kepada orang yang sedang dalam
kegelapan dan membuat orang yang sedih menjadi gembira;
7. Watak (sifat) Bintang, Tetap tegak di tempatnya, tidak takut
menghadapi bahaya, tidak berubah-ubah kehendaknya, tabah
hatinya, terus terang, sehingga dapat dijadikan pedoman dan
surutauladan bagi orang lain (rakyat);
8. Watak (sifat) Mendung (awan hitam). Berani memberi
hukuman, tetapi juga berani memberi hadiah, ganjaran atau
anugrah kepada siapapun juga. Kelihatnnya angker
menakutkan tetapi sebenarnya menyenangkan bagi siapapun
juga, bermanfaat bagi orang banyak.
Kepemimpinan di Indonesia
 Kemudian lahirlah 3 gaya kepemimpinan yang
dicetuskan oleh Ki Hajar Dewantara, yang juga
dikenal dengan kepemimpinan Pancasila, yakni :
1. Di depan harus menjadi suritauladan, yang dalam
bahasa Jawa dikatakan Hing ngarsa sung tuladha
bagi orang-orang yang dipimpinnya;
2. Di tengah-tengah yang dipimpin ia harus dapat
memberi semangat atau menimbulkan kehendak
bagi yang dipimpin, dalam bahasa Jawa dikatakan
Hing madya mangun karsa;
3. D belakang yang dipimpin ia harus mengawasi
supaya bersama-sama yang dipimpin dapat
mencapai tujuan dengan selamat, dalam bahasa
Jawa disebut Tut wuri handayani.
Kepemimpinan ABRI
1. Takwa, yaitu taat dalam menjalankan perintah-perintah
dan menjauhi larangan-larangan Tuhan;
2. Hing ngarsa sung Tulada;
3. Hing madya mangun Karsa;
4. Tut wuri handayani;
5. Waspada purba wisesa, yaitu harus selalu waspada dan
oleh sebab itu perlu penglihatan yang tajam ke depan dan
melakukan koreksi terhadap yang sudah dilakukan sejak
dari awal sampai akhir;
6. Ambeg parama arta, yaitu yang dapat mendahulukan
sesuatu yang lebih penting dari yang lainnya;
7. Prasaja, yaitu bersikap wajar, sederhana dan tidak
berlebihan;
8. Satya, yaitu loyal (setia) baik terhadap atasan, teman,
bawahan dan organisasinya (satuannya);
9. Gemi nastiti, yaitu melakukan sesuatu dengan hemat dan
berhati-hati;
10. Belaka, yaitu jujur dan terbuka terhadap pihak lain;
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai