Di susun oleh:
EMRITHA DELLA
14420212124
CI Institusi CI Lahan
(……………………..…) (…………...……………)
A. Konsep Medis
1. Definisi
Bayi baru lahir adalah bayi yang pada usia kehamilan 37-42 minggu
dan berat badan 2.500-4.000 gram (Vivian, N. L. D, 2010). Bayi baru lahir
normal adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan 37 minggu sampai
42 minggu dan berat lahir 2500 gram sampai 4000 gram (Depkes RI,
2005).
2. Etiologi
a. His(Kontraksi otot rahim)
b. Kontraksi otot dinding perut
c. Kontraksi diafragma pelvis atau kekuatan mengejan.
d. Ketegangan dan kontraksi ligamentum retundum.
3. Tanda dan Gejala
a. Lahir aterm antara 37-42 minggu
b. Berat badan 2500 – 4000 gram
c. Panjang lahir 48 – 52 cm
d. Lingkar dada 30 – 38 cm
e. Lingkar kepala 33 – 35 cm
f. Lingkar lengan 11-12
g. Frekuensi denyut jantung 120-160x/menit
h. Kulit kemerah- merahan dan licin karena jaringan subkutan yang
cukup.
i. Rambut lanugo tidak terlihat dan rambut kepala biasanya telah
sempurna
j. Kuku agak panjang dan lemas
k. Nilai APGAR >7
l. Gerakan aktif
m. Bayi lahir langsung menangis kuat
n. Genetalia :
1) Pada laki-laki kematangan ditandai dengan testis yang berada pada
skrotum dan penis yang berlubang.
2) Pada perempuan kematangan ditandai dengan vagina dan uterus
yang berlubang ,serta labia mayora menutupi labia minora.
o. Refleks rooting ( mencari putting susu dengan rangsangan taktil pada
pipi dan daerah mulut)sudah terbentuk dengan baik.
p. Refleks sucking sudah terbentuk dengan baik.
q. Refleks grasping sudah baik
r. Refleks morro
s. Eliminasi baik, urine dan mekonium keluar dalam 24 jam pertama
4. Komplikasi
a. Sebore
b. Ruam
c. Moniliasis
d. Ikterus fisiologi
e. gangguan sistem saraf pusat: koma,menurunnya reflex mata(seperti
mengdip)
f. Cardiovascular: penurunan tekanan darah secara berangsur,
menghilangnya tekanan darah sistolik
g. Pernafasan: menurunnya konsumsi oksigen
h. Saraf dan otot: tidak adanya gerakan, menghilangnya reflex perifer
5. Pathway
Perubahan Fisiologis
Sistem respirasi alveolus terisi O2 Asam lambung adaptasi hangat ke port de entry bacteri
dingin
Hipoksia, tekanan resistensi vascular kolik meningkatkan panas resiko infeksi
Resiko Infeksi
Rongga dada paru
Kegagalan peningkatan
Peningkatan
Merangsang saraf tekanan pylmonalis distress antara aktivitas otot suhu tubuh panas
pernafasan waktu makan
menangis, Hipotermi
pegeluaran cariran aliran darah paru resiko nutrisi menggigil Hipertermi
2. Diagnosa Keperawatan
a. Ketidakefektifan pola nafas
b. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
c. Hipertermia
d. Hipotermia
e. Resiko infeksi
f. Resiko Cedera
g. Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
3. Rencana Keperawatan
a. Diagnosa 1: Ketidakefektifan pola nafas
Tujuan : Dalam waktu 1x24 jam setelah dilakukan intervensi
keperawatan pola nafas BBL kembali efektif Kriteria hasil:
1) Kemudahan bernafas dan kedalaman inspirasi
2) Ekspansi dada simetris
3) Tidak ada penggunaan otot bantu pernafasan
4) Tidak ada bunyi nafas tambahan
5) Nafas pendek tidak ada
Intervensi
1) Observasi adanya pucat dan sianosis Sianosis menunjukkan adanya
gangguan pada pernafasan BBL
2) Pantau kecepatan, irama, kedalaman dan usaha respirasi
Mengetahui perkembangan kondisi BBL
3) Auskultasi bunyi nafas, perhatikan area penurunan/tidak adanya
ventilasi dan adanya bunyi nafas tambahan Mengetahui adanya
kelainan dalam pernafasan BBL
4) Lakukan pengisapan sesuai dengan kebutuhan untuk membersihkan
sekresi Secret yang menumpuk dapat mengakibatkan
ketidakefektifan pola nafas Kolaborasi: Berikan Non re-breathing
mask dengan oksigen Memenuhi kebutuhan oksigen BBL.