OLEH
KELOMPOK 2:
KENDARI
2020
LAPORAN PENDAHULUAN
A. KONSEP MEDIS
1. Definisi Sindrom Coroner Akut
Sindrom coroner akut merupakan penyakit tertinggi di dunia Word
healt organization (WHO) pada tahun 2015 melaporkan penyakit
kardiovaskular menyebabkan 17,5 juta kematian atau sekitar 31% dari
keseluruhan kematian secara global dan yang diakibatkan sindrom
koroner akut sebesar 7,4 juta. Penyakit ini diperkirakan akan mencapai
23,3 juta kematian pada tahun 2030 (Susilo,2015; Tumade et
al.,2014).
Sindrom Koroner Akut (SKA) merupakan salah satu penyakit tidak
menular dimana terjadi perubahan patologis atau kelainan dalam
dinding arteri koroner yang dapat menyebabkan terjadinya iskemik
miokardium dan UAP (Unstable Angina Pectoris) serta infrak Miokard
Akut (IMA) seperti non-ST Elevation Myocardional Infarct (NSTEMI)
dan ST Elevation Miocardional Infarct (STMI) (Tumade et al.,2014).
2. Etiologi
Penyebab sindrom koroner akut paling sering adalah oklusi
lengkap atau hampir lengkap dari arteri coroner, biasanya dipicu oleh
ruptur plak arterosklerosis yang rentan dan di ikuti oleh pembentukan
trombus. Ruptur plak dapat dipicu oleh faktor-faktor internal maupun
eksternal (Joyce, 2014).
3. Faktor Resiko
a. Faktor internal antara lain karakteristik plak, seperti ukuran dan
konsistensi dari inti lipid dan ketebalan lapisan fibrosa, serta
kondisi bagaimana plak tersebut terpapar, seperti status koagulasi
dan derajat vasokontriksi arteri. Plak yang rentan paling sering
terjadi pada area dengan stenosis kurang dari 70% dan ditandai
dengan bentuk yang eksentrik dengan batas tidak teratur, inti lipid
yang besar dan tipis dan pelapis fibrosa yang tipis (Joyce 2014).
b. Faktor eksternal berasal dari aktivitas klien atau kondisi eksternal
yang mempengaruhi klien. Aktivitas fisik berat dan stres emosional
berat, seperti kemarahan, serta peningkatan respon sistem saraf
simpatis dapat menyebabkan rupture plak. Pada waktu yang
sama, respon sistem saraf simpatis akan meningkatkan kebutuhan
oksigen miokardium. Faktor eksternal, seperti paparan dingin dan
waktu tertentu dalam waktu satu hari, juga dapat mempengaruhi
plak rupture plak. Kejadian coroner akut terjadi lebih sering
dengan paparan terhadap dingin dan pada waktu pagi hari (Joyce,
2014).
4. Manifestasi Klinik
Manifestasi klinis yang berhubungan dengan sindrom coroner akut
berasal dari iskemia otot jantung dan penurunan fungsi serta asidosis
yan terjadi. Manifestasi klinis utama dari sindrom corona akut adalah
nyeri dada yang serupa dengan angina pectoris tetapi lebih parah dan
tidak berkurang dengan nitrogliserin. Nyeri dapat menjalar ke leher,
rahang, bahu, punggung, atau lengan kiri. Nyeri juga dapat ditemukan
didekat epigastrium, menyerupai nyeri pencernaan. Sindrom coroner
akut juga dapat berhubungan dengan manifestasi klinis yang terjadi
berikut ini (Joyce, 2014):
a. Nyeri dada, perut, punggung, atau lambung yang tidak khas
b. Mual atau pusing
c. Sesak nafas dan kesulitan bernafas
d. Kecemasan, kelemahan, atau kelelahan yang tidak dapat
dijelaskan
e. Palpitasi, keringat dingin, pucat.
5. Klasifikasi
Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan
elektrokardiogram (EKG), dan pemeriksaan biomarka jantung, sindrom
koroner akut dibagi menjadi:
a. Infark miokard akut dengan elevasi segmen ST (IMA-EST)
b. Infark miokard akut non-elevasi segmen ST(IMA-NEST)
c. Angina pektoris tidak stabil (APTS) (Dafsah Arifa Juzar, 2018).
6. Komplikasi
Dalam fase akut dan subakut setelah STEMI, seringkali terjadi
disfungsi miokardium. Bila revaskularisasi dilakukan segera dengan
IKP atau trombolisis, perbaikan fungsi ventrikel dapat segera terjadi,
namun apabila terjadi jejas transmural dan/atau obstruksi
mikrovaskular, terutama pada dinding anterior, dapat terjadi komplikasi
akut berupa kegagalan pompa dengan remodeling patologis disertai
tanda dan gejala klinis kegagalan jantung, yang dapat berakhir dengan
gagal jantung kronik (Perhimpimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular
Indonesia, 2015).
9. Penatalaksanaan
a. Terapi Farmakologis
Terapi anti iskemik : Untuk mengurangi iskemia dan
mencegah terjadinya kemungkinan yang lebih buruk
sepertiinfarkmiokard atau kematian.
Nitrat : Mengurangi kebutuhan oksigen dan meningkat suplai
oksigen.
Antalogis kalsiium mengurangi infulks kalsium yang melalui
membrane sel. Obat ini menghambat kontraksi miokard dan
otot polos pembulu darah.
b. Sirkulasi
Gejala :
Riwayat IMA sebelumnya
Penyakit arteri koroner
Masalah tekanan darah
Diabetes mellitus
Tanda :
TD : dapat normal atau naik/turun, perubahan postural dicatat dari
tidur sampai duduk/berdiri.
Nadi : Dapat norma, penuh atau tidak kuat atau lemah/kuat
kualitasnya dengan pengisian kapiler lambat, tidak teratur
(disritmia) mungkin terjadi.
Bunyi jantung: Bunyi jantung ekstra : S3 atau S4 mungkin
menunjukan gagal jantung atau penurunan kontraksi atau
complain vertikel
Murmur : Apa Bila ada menunjukan gagal jatup atau disfungsional
otot papilar
Friksi : Dicurigai Perikarditis
Irama jantung dapat teratur atau tidak teratur
Edema : Distensi Vena juguler, edema dependent, periver, edema
umum, krekles mungkin ada dengan gagal jantung atau ventrikel.
Warna : Pucat atau sianosis, kuku datar, pada membrane
mukossa atau bibir.
c. Integritas Ego
Gejala :
Menyangkal gejala penting atau adanya kondisi takut mati
Perasaan ajal sudah dekat
Marah pada penyakit atau perawatan
Khawatir tentang keuangan, kerja dan keluarga.
Tanda :
Menolak
Menyagkal
Cemas
Kurang kontak mata
Gelisah
Marah
Prilaku menyerang
Fokus pada diri sendiri
Koma nyeri
d. Eliminasi
Tanda :
Normal
Bunyi usus menurun
f. Higiene
Gejala atau tanda :
Kesulitan melakukan tugas perawatan
g. Neurosensori
Gejala :
Pusing
Berdenyut selama tidur atau saat bangun (duduk atau istirahat)
Tanda :
Perubahan mental
Kelemahan
i. Pernafasan
Gejala :
Dispenia saat aktivitas ataupun saat istirahat
Dispenea noktural
Batuk dengan atau tanpa produksi sputum
Riwayat merokok, penyakit pernafasan kronis.
Tanda :
Peningkatan frekuensi pernafasan
Nafas sesak/kuat
Pucat, sianosis
Bunyi nafas (bersih,krekles,mengi), sputum
j. Interaksi sosial
Gejala :
Kesulitan koping dengan stressor yang ada
Tanda :
Kesulitan istirahat dengan tenang
k. Penyuluhan pembelajaran
Gejala :
Riwayat keluarga penyakit
jantung/IM,DM,stroke,hipertensi,penyakit vaskuler periver,
penggunaan tembakau.
Pertimbangan rencana pemulangan : menunjukan rata-rata lama
dirawat7 hari (2-4 hari di ICCU), perawatan dirumah.
2. Diagnosa Keperawatam
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul yaitu :
a. Nyeri akut b/d agen injuri (biologi, kimia, fisik, psikologis), kerusakan
jaringan
b. Penurunan curah jantung b/d gangguan irama jantung, stroke
volume, pre load dan afterload, kontraktilitas
c. Gangguan pola tidur b/d psikologis
3. Intervensi
5. Evaluasi
setelah melaksanakan tahapan dalam proses keperawatan yang meliputi
pengkajian, menetapkan diagnosa keperawatan, menentukan intervensi
dan tahapan terakhir adalah melakukan evaluasi atas rencana yang
sudah dilaksanakan. Evaluasi dalam bentuk catatan perkembangan yang
terdiri dari: subyektif yaitu keluhan yang dirasakan oleh pasien, obyektif
yaitu data yang diperoleh melalui observasi langsung, asesment dan
plenning adalah merupakan tindak lanjut yang akan dilakukan bila
masalah belum teratasi.
C. PENYIMPANGAN KDM
ASUHAN KEPERAWATAN
PASIEN ACS (AKUT CORONER SYNDROM)
KASUS:
Tn. T Umur 43 Tahun suku tolaki dengan diagnose medis ACS, di rawat di ruang
ICCU RS.Bahteramas pasien sudah di rawat selama tiga hari. Istri pasien
mengatakan pasien mengeluh nyeri pada dada menjalar kepunggung dan ulu
hati, disertai dengan sesak dan keringat dingin sebelum masuk RS. Setelah
dilakukan pengkajian pasien tampak gelisah. Pada pemeriksaan fisik didapatka
S: 260C, N: 65 x/menit, TD: 130/90 mmHg, RR: 24 x/menit. Pemeriksaan EKG
ditemukan ST elevasi pada lead II, III, AVF sebesar 55 mm.
Hari rawat ke :3
IDENTITAS
1. Nama Pasien : Tn. T
2. Umur : 43Tahun
3. Suku/ Bangsa : Tolaki
4. Agama : Islam
5. Pendidikan : SMP
6. Pekerjaan : Wiraswasta
7. Alamat : Lepo-lepo
8. Sumber Biaya : Keluarga
KELUHAN UTAMA
1. Keluhan utama
Nyeri pada dada menjalar kepunggung dan ulu hati
Makanan ya tidak
Lain-lain ya tidak
- Jenis :-
- Genogram
30
22
40
4
2
KET:
: Perempuan : Klien
Generasi I : Kedua orang tua klien sudah meninggal karena factor usia
Generasi III : Anak tunggal klien masih hidup dan dalam keadaan sehat
Masalah Keperawatan :
PERILAKU YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN
Sesak
Perilaku sebelum sakit yang mempengaruhi kesehatan:
Alkohol ya tidak
Merokok ya tidak
Obat ya tidak
Olahraga ya tidak
Ventitalor
Mode : -
FiO2 : -
PEEP : -
SaO2 :
Vol. Tidal: -
I:E Ratio: -
Lain-lain : -
Q :-
R :-
S :-
T :-
8. Sistem Endokrin
Masalah Keperawatan :
a. Pembesaran tyroid: ya tidak
b. Pembesaran kelenjar getah bening: ya tidak
c. Hipoglikemia: ya tidak
d. Hiperglikemia: ya tidak
Masalah keperawatan :
PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL
e. Persepsi klien terhadap penyakitnya:
Istri pasien mengatakan pasien tidak mengetahui penyakitnya sebelum di
bawah ke RS.
Jelaskan
Istri Pasien mengatakan bahwa pasien melakukan semua kebersihan diri dengan
baik seperti mandi,sikat gigi, makan, dan minum semua di lakukan setiap hari.
PENGKAJIAN SPIRITUAL
a. Kebiasaan beribadah Masalah Keperawatan :
EKG (ELEKTROKARDIOGRAM):
TERAPI FARMAKOLOGIS :
Fibrinolitik
Antitrombotik
Inhibitor ACE
Beta-Blocker
(………………………)
ANALISIS DATA
Pasien tampak
gelisah
S: 260C
N: 65 x/menit
TD:130/90 mmHg
Keluhan nyeri
dada:
P: Nyeri dada
dan ulu hati
Q: Seperti di
tusuk-tusuk
R: Sternal bawah
dan abdomen
bagian atas
S: 8
T: Nyeri muncul
secara terus
menerus
TD:130/90 mmHg
RR: 24 x/menit
Pemeriksaan
EKG ditemukan
ST elevasi pada
lead II, III, AVF
sebesar 55 mm
JVP: 5+4 cm H2O
CVP: 15 cm H2O
DS: Backware failure Gangguan
Pertukaran Gas
Istri pasien
mengatakan
Bendungan
pasien sesak
atrium kiri
DO:
S: 260C
N: 65 x/menit Vena pulmonalis
pressure
TD:130/90 mmHg
09/12/2020
RR: 24 x/menit
Tekanan
hidrostaltik kapiler
paru
Tekanan onkotik
DAFTAR PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN
TANGGAL: 09/12/2020
TD:130/90 mmHg
Q: Seperti di tusuk-tusuk
S: 8
TD:130/90 mmHg
RR: 24 x/menit
Pemeriksaan EKG ditemukan ST elevasi pada lead II, III, AVF sebesar 55
mm
JVP: 5+4 cm H2O
CVP: 15 cm H2O
S: 260C
N: 65 x/menit
TD:130/90 mmHg
RR: 24 x/menit
RENCANA INTERVENSI
Memonitor EKG A:
Terapeutik Masalah
Memberikan diet jantung yang penurunan curah
sesuai seperti membatasi jantung teratasi
asupan kafein, kolestrol, dan sebagian
makanan tinggi lemak P:
Edukasi
Intervensi di
Menganjurkan berhenti merokok
lanjutkan
1. Monitor tekanan
darah
2. Monitor EKG
3. Memberikan diet
jantung yang
sesuai seperti
membatasi
asupan kafein,
kolestrol, dan
makanan tinggi
lemak
4. Anjurkan berhenti
merokok
Rabu/09/Pagi 3 09:20 1. Terapi Oksigen 02:0 S:
Observasi 0
Pasien
Memonitor kecepatan aliran AM
mengatakan
oksigen
sudah
Memonitor posisi alat terapi
tidakmerasakan
oksigen
sesak
Terapeutik
O:
Menyiapkan dan atur peralatan
pemberian oksigen Pasien tampak
jika perlu A:
Intertervensi
dihentikan
LAMPIRAN JURNAL