Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN BAYI BARU LAHIR


DI BIDAN PRAKTEK SWASTA MUSLIMAH
KUDUS

Oleh

Anitasari Setyaningsih

462008050

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2011
A. Pengertian
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dalam presentasii belakang kepala melalui
vagina tanpa memakai alat, pada usia kehamilan genap 37 minggu sampai dengan 42
minggu, dengan berat badan 2500 – 4000 gram, dengan nilai apgar ≥ 7 dan tanpa cacat
bawaan.

B. Ciri-Ciri Bayi Normal


1. Berat badan 2300-4000 gram
2. Panjang badan lahir 48-53 cm
3. Lingkar dada 30-38 cm
4. Lingkar kepala 33-37 cm
5. Bunyi jantung dalam menit-menit pertama kira-kira 180x/ menit, kemudian menurun
sampai 120-140x/menit
6. Pernafasan pada menit-menit pertama cepat kira-kira 80x/menit, kemudian menurun
setelah tenang kira-kira 40x/menit
7. Kulit kemerah-merahann dan licin karena jaringan subkutan cukup terbentuk dan
diliputi verniks caseosa.
8. Rambut lanugo telah tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah sempurna
9. Kuku telah agak panjang dan biasanya lemas
10. Genitalia : labia mayora sudah menutup labia minora (pada perempuan), testis sudah
menurun pada laki-laki.
11. Refleks hisap dan meneran sudah terbentuk dengan baik
12. Refleks moro sudah baik, bayi bila di kagetkan akan memperlihatkan gerakan seperti
memeluk
13. Graff refleks sudah baik, apabila diletakkan pada suatu benda di atas telapak tangan
bayi akan menggenggam atau adanya gerakan refleks
14. Eliminasi baik, urin dan mekonium akan keluar pada 24 jam pertama, mekonim
berwarna hitam kecokelatan
C. Fisiologi
Neonatus adalah bayi yang baru mengalami proses kelahiran dan harus menyesuaikan diri
dari kehidupan intra uterin ke kehidupan ekstra uterin. Beralih dari ketergantungan mutlak
pada ibu menuju kemandirian fisiologi.
Tiga factor yang mempengaruhi perubahan fungsi dan proses vital neonatus yaitu
maturasi, adaptasi dan toleransi. Selain itu, pengaruh kehamilan dan proses persalinan
mempunyai peranan penting dalam morbiditas dan mortalitas bayi.
Empat aspek transisi pada bayi baru lahir yang paling dramastik dan cepat berlangsung
adalah pada sistem-sistem pernafasan, sirkulasi, kemampuan termoregulasi dan
kemampuan menghasilkan sumber glukosa.

D. Perubahan Yang Terjadi Pada Bayi Baru Lahir


1. Perubahan metabolisme karbohidrat
Dalam waktu 2 jam setelah lahir akan terjadi penurunan kadar gula darah, untuk
menambah energi pada jam-jam pertama setelah lahir di ambil dari hasil metabolisme
asam lemak, bila karena sesuatu hal misalnya bayi mengalami hipotermi, matabolisme
asam lemak tidak dapat memenuhi kebutuhan pada neonatus maka kemungkinan besar
bayi akan mengalami hipoglikemia, misal pada bayi BBLR , bayi dari ibu menderita
DM dan lain-lainnya.
2. Perubahan suhu tubuh
Ketika bayi baru lahir, bayi berada pada suhu lingkungan yang lebih rendah dari suhu
di dalam rahim ibu. Apabila bayi dibiarkan dalam suhu 250 C maka bayi akan
kehilangan panas melalui konveksi, radiasi, dan evaporasi sebanyak 200kl/kg BB/
menit. Sedangkan produksi panas yang dihasilkan tubuh bayi hanya 1/10 dari yang
seharusnya. Keadaan ini menyebabkan penurunan suhu tubuh sebanyak 2 0 C dalam
waktu 15 menit akibat suhu yang rendah, metabolisme jaringan meningkat dan
kebutuhan oksigen pun meningkat.
3. Perubahan pernapasan
Selama dalam uterus , janin mendapat O2 dari pertukaran gas melalui plasenta , setelah
bayi lahir pertukaran gas harus melalui paru-paru bayi. Rangsangan untuk
menggerakkan pernapasan pertama adalah
a) Tekanan mekanisme dari thoraks sewaktu melalui jalan lahir
b) Penurunan Pa O2 dan kenaikan Pa CO2 merangsang kemoreseptor yang terletak
disinus karotis
c) Rangsangan dingin di daerah muka dapat merangsang permukaan gerakan
pernapasan
d) Pernafasan pertama pada bayi baru lahir terjadi normal dalam waktu 30 detik
setelah kelahiran, tekanan rongga dada bayi pada saat melalui jalan lahir pervagina
mengakibatkan cairan paru-paru (pada bayi normal jumlahnya 80-100ml)
kehilangan 1/3 dari jumlah cairan tersebut, sehingga cairan yang hilang ini diganti
dengan udara.
e) Paru-paru berkembang sehingga rongga dada kembali pada bentuk semula
pernafasan pada neonatus terutama pernafasan diagfragmatik dan abdominal dan
biasanya masih tidak teratur frekuensi dan dalam pernafasannya.
4. Perubahan sirkulasi
Nafas pertama yang dilakukan bayi baru lahir membuat paru-paru berkembang dan
menurunkan resitensi vaskuler pulmoner, sehingga darah paru mengalir. Sehingga
tekanan arteri pulmoner menurun. Rangkaian peristiwa ini merupakan mekanisme
besar yang menyebabkan tekanan atrium kanan menurun. Aliran darah pulmoner
kembali meningkat ke jantung dan masuk ke jantung bagian kiri, sehingga tekanan
dalam atrium kiri meningkat. Perubahan tekanan ini menyebabkan foramen ovale
menutup. Selama beberapa hari pertama kehidupan, tangisan dapat mengembalikan
aliran darah melalui foramen ovale untuk sementara dan mengakibatkan sianosis
ringan. Bila tekanan PO2 dalam arteri mencapai sekitar 50 mmHg, duktus arteriousus
akan kontriksi. Kemudian d.arteriousus menutup dan menjadi sebuah ligamentum.
Tindakan mengklem dan memotong tali pusat membuat arteri umbilikalis, vena
umbilikalis dan duktus venosus segera menutup dan berubah menjadi ligamen.
E. Pengkajian
1) Data subyektif
a) Identitas bayi : didasarkan pada informasi dari ibu/pengasuhnya.
b) Riwayat kehamilan, proses persalinan dan umur kehamilan.
c) Faktor social : alamat rumah, pekerjaan orang tua, orang-orang yang tinggal
serumah, saudara kandung dan sumber/factor pendukung lain, penyalahgunaan
obat/napza di lingkungan dekat.
2) Data obyektif
a) Nilai apgar : lima unsure yang dinilai: frekuensi denyut jantung, usaha nafas,
tonus otot, reflex dan warna.
 Penilaian satu menit setelah lahir : untuk menilai derajat aspiksi.
 Penilaian lima menit setelah lahir : untuk menentukan prognosa.

Skor 0 1 2
Warna kulit pucat Badan merah, Seluruh tubuh
ekstremitas biru kemerahan
Frekuensi jantung Tidak ada Di bawah 100 Di atas 100
Reaksi terhadap Tidak ada Sedikit gerakan Menangis, batuk,
rangsang bersin
Tonus otot Lumpuh Ekstremitas Gerakan aktif
fleksi sedikit
Usaha nafas Tidak ada Lemah, tidak Menangis kuat
teratur

b) Pemeriksaan fisik untuk mendeteksi adanya kelainan bawaan, bayi diperiksa


secara sistematis dari : kepala, mata, hidung, muka, mulut, telinga, leher, dada,
abdomen, punggung, ekstremitas, kulit, genetalia dan anus.
c) Antropometri
 Berat badan ditimbang dalam gram.
 Panjang badan dalam cm, diukur dari ujung kepala sampai ujung tumit.
 Lingkar dada dalam cm, diukur melalui dada dengan petunjuk melewati
kedua putting susu.
 Lingkar kepala dalam cm, melalui ukuran fronto – occipito.
 Lingkar perut dalam cm, ukuran melalui pusat.
d) Refleks :
 Moro : rangsangan mendadak yang menyebabkan lengan terangkat ke atas
dan ke bawah, terkejut, dan rileksasi dengan lambat.
 Rooting : sentuhan pada pipi atau bibir menyebabkan kepala menoleh
kearah sentuhan.
 Isap : bibir monyong, lidah melipat, menarik ke dalam atau menghisap
disebabkan karena lapar, rangsangan bibir.
 Menggenggam : bayi menggenggam setiap benda yang diletakkan ke
dalam tangannya cukup kuat sehingga dapat menyebabkan tubuhnya
terangkat.
 Babinski :
e) Keadaan umum
Suhu, pernafasan, denyut nadi dan warna kulit.

F. Penatalaksanaan
 Mengeringkan dengan segera dan membungkus bayi dengan kain yang cukup hangat
untuk mencegah hipotermia.
 Menghisap lendir untuk membersihkan jalan nafas sesuai kondisi dan kebutuhan.
 Memotong dan mengikat tali pusat, member antiseptic sesuai ketentuan setempat.
 Bonding Attachment (kontak kulit dini) dan segera disususi pada ibunya.
 Menilai Apgar menit pertama dan menit ke lima.
 Memberi identitas bayi : pemasangan gelang nama sesuai ketentuan setempat.
 Mengukur suhu, pernafasan dan denyut nadi.
 Memandikan/membersihkan badan bayi, kalau suhu sudah stabil (bias tunggu samapi
6 jam setelah lahir)
 Menetesi obat mata bayi untuk mencegah opthalmia – neonatorum
 Pemeriksaan fisik dan antropometri.
 Pemberian vitamin K oral/parenteral sesuai kebijaksanaan setempat.
 Rooming in (rawat gabung) : penuh atau partial.

G. Diagnosa Dan Intervensi


a) Gangguan pola pernapasan berhubungan dengan aspirasi cairan amnion.
Tujuan : pola napas efektif
Kriteria hasil:
 Bayi menangis dengan kencang
 Bunyi nafas vesikuler
Intervensi :
1. Observasi keadaan umum bayi
2. Atur kepala bayi ekstensi
3. Lakukan suction untuk mengeluarkan cairan dan lendir sebanyak-banyaknya
4. Monitor irama, kedalaman frekuensi pernafasan bayi

b) Hipotermi berhubungan dengan adaptasi lingkungan ekstrauteri


Tujuan : tidak terjadi hipotermi.
Kriteria hasil:
 Suhu dalam batas normal (36,5-37,5 o C)
 Bayi tampak kemerahan
Intervensi :
1. Atur kondisi suhu ruangan (matikan AC/kipas.)
2. Berikan pencahayaan agar bayi tidak kedinginan
3. Keringkan badan bayi dengan menggunakan handuk, jangan memandikan bayi,
kenakan baju
4. Bedong bayi dan berikan topi pada daerah kepala bayi
5. Tingkatkan suhu tubuh bayi melalui proses skin to skin antara ibu dan bayi.

c) Resiko infeksi berhubungan dengan pemotongan tali pusat.


Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 minggu tidak terjadi infeksi
Kriteria hasil:
 Tidak terdapat tanda-tanda infeksi
 Bayi tidak rewel
Intervensi :
1. Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
2. Kaji tanda-tanda infeksi
3. Kaji TTV
Kolaborasi : pemberian antibiotic

DAFTAR PUSTAKA

Bobak, dkk. Buku ajar keperawatan maternitas – Ed 4 – Jakarta: EGC, 2004

Hamilton, Persis Mary. Dasar-dasar keperawatan maternitas. Jakarta: EGC, 1995.


Monchtar, Rustam. Sinopsis obstetri: obstetri fisiologi, obstetric patologi –Ed 2 – Jakarta:
EGC, 1998

Anda mungkin juga menyukai