KEPUTUSAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH AMBARAWA
NOMOR :004/AKR-KEPK/1/2019
TENTANG
PEDOMAN KOMITE ETIK PENELITIAN KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH AMBARAWA
KABUPATEN SEMARANG
MEMUTUSKAN :
Menetapkan :
KESATU : Keputusan Direktur RSUD Ambarawa Tentang
Pedoman Pembentukan Komite Etik Penelitian
Kesehatan.
Ditetapkan di Ambarawa
pada tanggal 2019
DIREKTUR RSUD AMBARAWA
KABUPATEN SEMARANG,
RINI SUSILOWATI
LAMPIRAN
KEPUTUSAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
AMBARAWA
004/AKR-KEPK/1/2019
TENTANG
PEDOMAN KOMITE ETIK PENELITIAN
KESEHATAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Pengertian
1. Pengertian Komisi Etik Penelitian Kesehatan
Suatu cara sistematik untuk maksud meningkatkan,
modifikasi dan mengembangkan pengetahuan yang dapat
disampaikan (dikomunikasikan) dan diuji (diverivikasi) oleh
peneliti lain”. (Fellin, Tripodi dan Meyer, 1996).
Menurut Sutrisno Hadi), “Penelitian : usaha untuk
menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu
pengetahuan”.
Proposal
dikembalikan dan
Sekretariat meneruskan ke Ketua Etik dan diperbaiki sesuai
akan menetapkan Tim Penguji sesuai rekomendasi dari tim
dengan penelitian yang akan diujikan penguji dan langsung
diserahkan ke
sekretariat
TIDAK
Approved
YA
TIDAK
4. Unsur Penelitian
a. Peneliti, dalam hal ini yang dimaksud adalah mahasiswa
atau orang yang akan melakukan suatu penelitian.
b. Isi penelitian, merupakan sumber data yang akan diambil
dalam suatu penelitian.
c. Media (elektronik,lisan,dan tulisan).
d. Sumber data penelitian (pasien, keluarga pasien, perawat,
dokter, staf klinis dan staf non klinis, rekam medis pasien).
A. Pendahuluan
Semua proposal penelitian yang mengikutsertakan subjek
manusia harus diajukan ke sekretariat KEPK untuk ditelaah
melalui beberapa “tingkat telaahan” meliputi:
a. Dikecualikan (exempt)/ dibebaskan (waive),
b. dipercepat (expedited),
c. dibahas penuh (full board) dan
d. berkelanjutan (continuing)
Protokol penelitian yang bisa diajukan untuk proses telaah
etik adalah penelitian yang belum dimulai pelaksanaannya.
Penyaringan awal oleh tim sekretariat akan mengkonfirmasi
bahwa semua dokumentasi yang diperlukan telah
disampaikan seperti: protokol, informasi formulir
persetujuan, instrumen penelitian, dan lain-lain. Hanya bila
semua dokumen yang dibutuhkan lengkap, sekretariat akan
menjadwalkan pembahasan oleh KEPK. Semua penelitian
yang dilakukan oleh siswa yang mengikutsertakan subjek
manusia harus ditelaah dengan mematuhi pedoman dan
regulasi yang menjadi tanggung jawab KEPK. Studi kasus
diklasifikasikan sebagai penelitian jika ada implementasi
sistematis intervensi dengan maksud untuk menghasilkan
informasi yang akan digeneralisasikan. Semua kegiatan
penelitian yang dirancang untuk mengajar mahasiswa
melakukan penelitian yang memenuhi syarat, sebaiknya
diputuskan oleh KEPK.
1. Exempt (Dikecualikan)
a) Dikecualikan dari proses telaah bila tidak ada/kecil
kemungkinan risiko/bahaya yang timbul akibat dari
pelaksanaan penelitian atau ketika informasi yang
dikumpulkan tersedia dari domain publik.
b) Penelitian yang telah mendapatkan persetujuan etik
dari komisi etik terakreditasi maka tidak perlu lagi
mendapatkan persetujuan etik dari komisi etik lainnya.
Kecuali penelitian multisenter yang melibatkan
beberapa negara, maka persetujuan etik juga harus
dimintakan pada setiap negara yang mengikutsertakan
subjek penelitian karena mempertimbangkan sosial
budaya setempat. Sedangkan penelitian yang
melibatkan beberapa tempat atau rumah sakit masih
memerlukan ijin untuk melakukan penelitian untuk
menjamin keselamatan dan kesejahteraan subjek di
tempat penelitian akan dilaksanakan.
c) Penelitian pengaturan pendidikan, melibatkan praktik
pendidikan normal, seperti penelitian
1) pada strategi instruksional pendidikan reguler
dan khusus, atau
2) tentang efektivitas atau perbandingan antara
teknik instruksional, kurikulum, atau
manajemen kelas.
d) Penelitian yang melibatkan penggunaan tes pendidikan
(kognitif, diagnostik, atitude, prestasi), prosedur survei
atau wawancara, atau pengamatan perilaku publik,
kecuali:
1) informasi yang diperoleh dicatat dalam
sedemikian rupa sehingga subjek manusia dapat
diidentifikasi, secara langsung atau melalui
pengenal terkait dengan mata pelajaran, dan
2) pengungkapan dari identitas subjek manusia,
yang dapat menempatkan subjek pada risiko
tanggung jawab pidana atau perdata atau risiko
atas keuangan, pekerjaan, bahkan reputasinya.
e) Penelitian tidak dikecualikan, jika:
1) identifikasi dan pengungkapan data subjek dapat
mengakibatkan konsekuensi serius bagi subjek.
Selain itu,
2) survei yang berisi pertanyaan invasif atau sensitif
yang dapat mengakibatkan ketidaknyamanan dan
meningkatkan risiko.
3) subjek yang dipilih atau ditunjuk adalah pejabat
publik atau calon pejabat publik atau calon untuk
jabatan public.
2. Expedited/Accelerated (Dipercepat)
a. risiko terhadap subjek minimal atau bila tidak
ditemukan/diidentifikasi adanya risiko/bahaya
minimal untuk subjek penelitian atau masyarakat;
b. risiko terhadap subjek wajar dalam kaitannya dengan
manfaat yang diharapkan dan pentingnya
pengetahuan;
c. seleksi subjek yang adil dan non-coersive (tanpa
paksaan);
d. informed consent bersumber dari setiap calon subjek
atau perwakilan resmi secara hukum;
e. informed consent akan didokumentasikan dengan
baik;
f. rencana penelitian dengan ketentuan memadai,
pemantauan dan pengumpulan data yang tepat,
menjamin keamanan subjek;
g. ketentuan yang memadai untuk melindungi privasi
subjek dan menjaga kerahasiaan data.
3. Review Full Board Committee (Lengkap)
Protokol penelitian yang mengindikasikan adanya
risiko, termasuk uji klinik, isu sensitif dari sisi etik dan
agama, termasuk kelompok rentan seperti: fetus, bayi,
anak, lansia, penderita gangguan jiwa, wanita hamil,
IVF, TNI/Polri, tahanan, yang telah ditelaah oleh
minimal dua anggota KEPK untuk kemudian disajikan
dalam pertemuan tim KEPK secara lengkap. Pertemuan
untuk melakukan pembahasan dan diskusi yang akan
menghasilkan keputusan, dicapai dengan konsensus.
4. Continuing (Berlanjut Terus)
Untuk penelitian jangka panjang, melewati masa
berlakunya persetujuan etik, peneliti harus
mengajukan berkas dokumen baru beserta hasil
laporan kemajuan penelitian untuk mendapatkan
persetujuan etik lanjutan.
BAB IV
TUGAS DAN WEWENANG
B. Tugas Kesekretariatan
1. Menerima surat permohonan penelitian dari peneliti
2. Memeriksa kelengkapan berkas proposal penelitian dan
mencatat hal-hal penting pada format check list.
3. Meminta peneliti mengisi lembar pengajuan ethical
clearance kepada komite etik penelitian kesehatan
rumah sakit umum daerah ambarawa
4. Melaksanakan kegiatan surat-menyurat yang
berhubungan dengan kegiatan komite etik penelitian
kesehatan rumah sakit umum daerah ambarawa
5. Menyimpan semua dokumen yang berkaitan dengan
penelitian, yang dimulai dari saat diterimanya proposal
sampai berakhirnya proses penelitian;
6. Mengurus penyelenggaraan rapat internal dan
pertemuan antara komite etik penelitian kesehatan
rumah sakit umum daerah ambarawa dengan pihak
peneliti;
7. Memfasilitasi komunikasi antara peneliti dengan
anggota komite etik penelitian kesehatan rumah sakit
umum daerah ambarawa; dan
8. Membuat laporan tentang kegiatan komite etik
penelitian kesehatan, termasuk laporan tertulis dari
setiap rapat atau pertemuan dan rekapitulasi ethical
clearance yang telah dikeluarkan.
BAB V
STANDAR KETENAGAAN
2. Sekretaris Eksekutif
a. Membantu ketua dan wakil ketua dalam
melaksanakan tugas Komisi Etik Penelitian
Kesehatan.
b. Menyiapkan rencana pelaksanaan kegiatan tahunan
dan bulanan
c. Membuat dan menyampaikan notulen rapat kepada
Ketua, Wakil Ketua, dan Anggota Komisi Etik
Penelitian Kesehatan
d. Memantau dan menindaklanjuti keputusan rapat
Komisi Etik
e. Menyiapkan sarana dan prasarana yang diperlukan
dalam pelaksanaan kegiatan Komisi Etik
f. Menyusun laporan pertanggung jawaban kegiatan
dan laporan pertanggungjawaban keuangan Komisi
Etik, dan
g. Mengelola kegiatan kesekretariatan Komisi Etik di
RSUD Ambarawa
1. Ruang sekertariat
Ruang sekertariat untuk komite etik belum mempunyai
ruang sendiri, untuk saat ini ruang sekertariat komite etik
berada di ruang diklat RSUD Ambarawa.
2. Sumber Daya
Sumber daya dalam komite etik penelitian rumah sakit
meliputi:
a. SDM
1) Staf klinis
2) Staf non klinis
b. Sarana / peralatan
1) TV, LCD
2) Computer dan Laptop
3) Printer
4) Jaringan internet
BAB VII
STRUKTUR ORGANISASI
KOMITE ETIK PENELITIAN KESEHATAN (KEPK)
Ketua
Sekertaris
Sub Etika & Disiplin Karyawan Sub Etika & Disiplin Medis Sub Etika & Disiplin Penunjang
Non Medis Non Medis
1