Anda di halaman 1dari 27

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

C. Bayi Baru Lahir


1. Konsep Dasar Bayi Baru Lahir
a. Pengertian
Bayi baru lahir adalah bayi dari lahir sampai usia 4 minggu.
Lahirnya biasanya dengan usia gestasi 38-42 minggu. (Marmi,
2012, hal.5)
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan umur
kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu, berat lahir antara 2500-
4000 gram, cukup bulan, lahir langsung menangis, dan tidak ada
kelainan kongenital (cacat bawaan) yang berat. (Saputra, 2014,
hal.60)

b. Ciri-ciri Umum Bayi Baru Lahir


Menurut Dewi (2011, hal.2), ciri-ciri bayi baru lahir normal yaitu :
1) Lahir aterm antara 37- 42 minggu.
2) Berat badan 2500 - 4000 gram.
3) Panjang badan 48 - 52 cm.
4) Lingkar dada 30 - 38 cm.
5) Lingkar kepala 33 - 35 cm.
6) Lingkar lengan 11 - 12 cm.
7) Frekuensi denyut jantung 120 - 160 x/menit.
8) Pernapasan ± 40 - 60 x/menit.
9) Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan
yang cukup.
10) Rambut lanugo tidak terlihat dan rambut kepala biasanya
telah sempurna.
11) Kuku agak panjang dan lemas
12) Nilai APGAR > 7
Tabel 2.4 Nilai APGAR
Aspek
pengamatan
Skor
bayi baru
lahir 0 1 2
Seluruh Tubuh
Seluruh
Appeareance/ tubuh merah,
tubuh
warna kulit kebiruan/pu ekstremitas
kemerahan
cat biru
Pulse/ nadi Tidak ada < 100 > 100
Grimace/res Ektremitas Gerakan
Tidak ada
pon reflex sedikit fleksi aktif
Gerakan
Activity/tonus Sedikit spontan,
Tidak ada
otot gerakan langsung
menangis
Respiratory/ Lemah, tidak Menangis
Tidak ada
pernapasan teratur kuat.
Sumber : Dewi (2011)

Interpretasi :
a) Nilai 1-3 asfiksia berat
b) Nilai 4-6 asfiksia sedang
c) Nilai 7-10 asfiksia ringan (normal)
13) Gerak aktif.
14) Bayi lahir langsung menangis kuat.
15) Refleks mengisap (rooting)
Merupakan refleks bayi yang membuka mulut atau mencari
puting saat akan menyusui.
16) Refleks sucking (isap dan menelan) sudah terbentuk dengan
baik
17) Refleks moro (gerakan memeluk bila dikagetkan) sudah
terbentuk dengan baik
18) Refleks grasping (menggenggam) sudah baik
19) Genetalia
a) Kematangan genetalia laki-laki ditandai dengan testis
yang berada pada skrotum dan penis yang berlubang
b) Kematangan genetalia perempuan ditandai dengan
vagina dan uretra yang berlubang, serta adanya labia
minora dan mayora
20) Eliminasi
Eliminasi yang baik yang ditandai dengan keluarnya
mekoniumdalam 24 jam pertama dan berwarna hitam
kecokelatan.

c. Adaptasi BBL Terhadap Kehidupan di Luar Uterus


Muslihatun, (2014, hal.10) menyatakan bahwa adaptasi
neonatal (BBL) adalah proses penyesuaian fungsional neonatus
dari kehidupan di dalam uterus ke kehidupan di luar uterus.
Kemampuan adaptasi fisiologis ini disebut juga homeostatis.
Adaptasi segera setelah lahir meliputi :
1) Sistem pernafasan
Selama dalam uterus, janin mendapatkan oksigen dari
pertukaran gas melalui plasenta. Setelah bayi lahir,
pertukaran gas harus melalui paru-paru bayi.
Rangsangan gerakan pernafasan pertama terjadi karena
tekanan mekanik dari toraks sewaktu melalui jalan lahir
(stimulasi mekanik), penurunan tekanan O2 dan kenaikan
tekanan CO2 merangsang kemoreseptor yang terletak di sinus
koratikus (stimulasi kimiawi), rangsangan dingin di daerah
muka dan perubahan suhu di dalam uterus (stimulasi
sensorik) dan refleks deflasi hering breur.
Pernafasan pertama pada bayi normal terjadi dalam
waktu 30 menit pertama sesudah lahir. Usaha bayi pertama
kali untuk mempertahankan tekanan alveoli, selain adanya
surfaktan yang dengan menarik nafas dan mengeluarkan
nafas dengan merintih sehingga udara tertahan di dalam.
Respirasi pada neonatus biasanya pernafasan diafragmatik
dan abdominal, sedangkan frekuensi dan dalamnya belum
teratur. Apabila surfaktan berkurang, maka alveoli akan
kolaps dan paru-paru kaku sehingga terjadi atelektasis.
2) Suhu tubuh
Terdapat 4 mekanisme kemungkinan hilangnya panas tubuh
dari BBL ke lingkungannya, yaitu :
a) Konduksi
Panas dihantarkan dari tubuh bayi ke benda
sekitarnya yang kontak langsung dengan tubuh bayi
(pemindahan panas dari tubuh bayi ke objek lain melalui
kontak langsung).
b) Konveksi
Panas hilang dari tubuh bayi ke udara sekitarnya
yang sedang bergerak (jumlah panas hilang tergantung
kepada kecepatan dan suhu udara).
c) Radiasi
Panas dipancarkan dari bayu baru lahir keluar
tubuhnya ke lingkungannya yang lebih dingin
(pemindahan panas antara 2 objek yang mempunyai
suhu berbeda).
d) Evaporasi
Panas hilang melalui proses penguapan tergantung
kepada kecepatan dan kelembapan udara (perpindahan
panas dengan cara merubah cairan menjadi uap). Untuk
mencegah kehilangan panas pada bayi baru lahir, antara
lain mengeringkan bayi secara seksama, menyelimuti
bayi dengan selimut atau kain bersih, kering dan hangat,
menutup bagian kepala bayi, menganjurkan ibu untuk
memeluk dan menyusukan bayinya, jangan segera
menimbang atau memandian bayi baru lahir,
menempatkan bayi di lingkungan yang hangat.
3) Metabolisme
Luas permukaan tubuh neonatus, relatif lebih luas dari
tubuh orang dewasa sehingga metabolisme basal per kg BB
akan lebih besar. Bayi baru lahir harus menyesuaikan diri
dengan lingkungan baru sehingga energi diperoleh dari
metabolisme karbohidrat dan lemak. Pada jam-jam pertama
energi didapatkan dari perubahan karbohidrat. Pada hari
kedua, energi berasal dari pembakaran lemak. Setelah
mendapatkan susu kurang lebih pada hari keenam,
pemenuhan kebutuhan energi bayi 60% didapatkan dari
lemak dan 40% dari karbohidrat.
4) Peredaran darah
Setelah bayi lahir, paru akan berkembang
mengakibatkan tekanan arteriol dalam paru menurun.
Tekanan dalam jantung kanan turun, sehingga tekanan
jantung kiri lebih besar daripada tekanan jantung kanan yang
mengakibatkan menutupnya foramen ovale (lubang vetal
yang hanya untuk sementara ada di dalam septum interatrial)
secara fungsional. Hal ini terjadi pada jam-jam pertama
setelah kelahiran oleh karena tekanan dalam paru turun dan
tekanan dalam aorta desenden naik serta disebabkan oleh
rangsangan biokimia (tekanan O2 yang naik) dan duktus
arteriosus berobliterasi. Kejadian-kejadian ini terjadi pada
hari pertama kehidupan bayi baru lahir.
5) Keseimbangan air dan fungsi ginjal
Tubuh bayi baru lahir mengandung relatif banyak air
dan kadar natrium relatif lebih besar dari kalium karena
ruangan ekstraseluler luas. Fungsi ginjal belum sempurna
karena jumlah nefron masih belum sebanyak orang dewasa,
ketidakseimbangan luas permukaan glomerulus dan volume
tubulus proksimal, serta renal blood flow relatif kurang bila
dibandingkan dengan orang dewasa.
6) Imunoglobulin
Pada neonatus tidak terdapat sel plasma pada sumsum
tulang, lamina propia ilium serta apendiks. Plasenta
merupakan sawar sehingga fetus bebas dari antigen dan stres
imunologis. Pada bayi baru lahir hanya terdapat gama
globulin G, sehingga imunologi dari ibu dapat melalui
plasenta karena berat molekulnya kecil. Tetapi bila ada
infeksi yang dapat melalui plasenta (lues, toksoplasma,
herpes simpleks dan lain-lain), reaksi imunologis dapat
terjadi dengan pembentukan sel plasma dan antibodi gamma
A, G dan M.
7) Traktus digestivus
Traktus digestivus relatif lebih berat dan lebih panjang
dibandingkan dengan orang dewasa. Pada neonatus, traktus
digestivus mengandung zat yang berwarna hitam kehijauan
yang terdiri dari mukopolisakarida dan disebut mekonium.
Pengeluaran mekonium biasanya 10 jam pertama dan dalam 4
hari biasanya tinja sudah berbentuk dan berwarna biasa.
Enzim dalam traktus digestivus sudah terdapat pada neonatus
kecuali amilase pankreas.
8) Hati
Segera setelah lahir, hati menunjukkan perubahan kimia
dan morfologis, yaitu kenaikan kadar protein serta penurunan
kadar lemak dan glikogen. Enzim hati belum aktif benar pada
waktu bayi baru lahir, daya detoksifikasi hati pada neonatus
juga belum sempurna, contohnya pemberian obat
kloramfenikol dengan dosis lebih dari 50 mg/kg BB/hari
dapat menimbulkan grey baby syndrome.
9) Keseimbangan asam basa
Derajat keasaman (pH) darah pada waktu lahir rendah,
karena glikolisis anaerobik. Dalam waktu 24 jam neonatus
telah mengkompensasi asidosis ini.

d. Pencegahan Infeksi Pada Bayi Baru Lahir


Muslihatun (2014, hal.19), menyatakan tindakan pencegahan
infeksi pada bayi baru lahir adalah sebagai berikut :
1) Mencuci tangan secara seksama sebelum dan setelah
melakukan kontak dengan bayi.
2) Memakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi
yang belum dimandikan.
3) Memastikan semua peralatan, termasuk klem gunting dan
benang tali pusat telah didisenfeksi tingkat tinggi atau steril.
Jika menggunakan bola karet penghisap, pakai yang bersih
dan baru. Jangan pernah menggunakan bola karet penghisap
untuk lebih dari satu bayi.
4) Memastikan bahwa semua pakaian, handuk, selimut serta
kain yang digunakan untuk bayi, telah dalam keadaan bersih.
5) Memastikan bahwa timbangan, pita pengukur, termometer,
stetoskop dan benda-benda lainnya hingga yang akan
bersentuhan dengan bayi dalam keadaan bersih
(dekontaminasi dan cuci setiap kali setelah digunakan).
6) Menganjurkan ibu menjaga kebersihan diri, terutama
payudaranya dengan mandi setiap hari (puting susu tidak
boleh disabun).
7) Membersihkan muka, pantat dan tali pusat bayi baru lahir
dengan air bersih, hangat dan sabun setiap hari.
8) Menjaga bayi dari orang-orang yang menderita infeksi dan
memastikan orang yang memegang bayi sudah cuci tangan
sebelumnya.
Upaya lain yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya
infeksi pada bayi baru lahir adalah :
1) Pencegahan infeksi pada tali pusat
Upaya ini dilakukan dengan cara merawat tali pusat yang
berarti menjaga agar luka tersebut tetap bersih, tidak terkena
air kencing, kotoran bayi atau nanah. Apabila tali pusat kotor,
cuci luka tali pusat dengan air bersih yang mengalir dan
sabun, segera dikeringkan dengan kain kasa kering dan
dibungkus dengan kasa tipis steril dan kering. Dilarang
membubuhkan atau mengoleskan ramuan, abu dapur dan
sebagainya pada luka tali pusat, sebab akan menyebabkan
infeksi dan dapat berakhir dengan kematian neonatal.
2) Pencegahan infeksi pada kulit
Beberapa cara yang diketahui dapat mencegah terjadinya
infeksi pada kulit bayi beru lahir atau penyakit infeksi lain
adalah meletakkan bayi di dada ibu agar terjadi kontak kulit
langsung ibu dan bayi, sehingga menyebabkan terjadinya
kolonisasi mikroorganisme yang ada dikulit dan saluran
pencernaan bayi dengan mikroorganisme ibu yang cenderung
bersifat nonpatogen, serta adanya zat antibody bayi yang
sudah terbentuk dan terkandung dalam air susu.
3) Pencegahan infeksi pada mata
Cara mencegah infeksi pada mata bayi baru lahir adalah
merawat mata bayi baru lahir dengan mencuci tangan terlebih
dulu, membersihkan kedua mata bayi segera setelah lahir
dengan kapas atau sapu tangan halus dan bersih yang telah
dibersihkan dengan air hangat. Dalam waktu 1 jam setelah
bayi lahir, berikan salep/obat tetes mata untuk mencegah
oftalmia neonaturum (Tetrasiklin 1% Eritromosin 0,5% atau
Nitrasi Argensi 1%), berikan obat tetap pada mata bayi dan
obat yang ada di sekitar mata jangan disbersihkan.
4) Imunisasi
Pada daerah resiko tinggi infeksi tuberkulosis, imunisasi
BCG harus diberikan pada bayi segera setelah lahir.
Pemberian dosis pertama tetesan polio dianjurkan pada bayi
segera setelah lahir atau pada umur 2 minggu. Maksud
pemberian imunisasi polio secara dini adalah untuk
meningkatkan perlindungan awal. Imunisasi Hepatitis B
sudah merupakan program nasional, meskipun
pelaksanaannya di lakukan secara bertahap. Pada daerah
resiko tinggi pemberian imunisasi Hepatitis B dianjurkan
pada bayi segera setelah lahir.

e. Tanda-tanda Bahaya BBL


Saputra (2014, hal.87), menyatakan tanda-tanda bahaya bayi baru
lahir yaitu :
1) Tidak mau minum atau banyak muntah
2) Kejang
3) Bergerak hanya jika dirangsang
4) Mengantuk berlebihan, lemas, lunglai
5) Napas cepat (≥ 60 kali/menit)
6) Napas lambat (< 30 kali/menit)
7) Tarikan dinding dada kedalam sangat kuat
8) Merintih
9) Menangis terus-menerus
10) Teraba demam (suhu aksila > 37,50C)
11) Teraba dingin (suhu aksila < 360C)
12) Terdapat banyak nanah dimata
13) Pusar kemerahan, bengkak, keluar cairan, berbau busuk,
berdarah
14) Diare
15) Telapak tangan dan kaki tampak kuning
16) Mekonium tidak keluar setelah 3 hari pertama kelahiran, atau
feses berwarna hijau, berlendir, atau berdarah
17) Urine tidak keluar dalam 24 jam pertama

2. Konsep Dasar Asuhan pada BBL


a. Pengertian
Asuhan segera pada bayi baru lahir normal adalah asuhan
yang diberikan pada bayi selama jam pertama setelah kelahiran.
Aspek penting dari asuhan segera setelah lahir adalah menjaga
agar bayi tetap hangat dan terjadi kontak antara kulit bayi dengan
kulit ibu, mengusahakan adanya kontak antara kulit bayi dengan
ikut ibunya sesegera mungkin, menjaga pernafasan dan merawat
mata. (sudarti, 2010, hal.1)

b. Tujuan
Marmi (2012, hal.5), menyatakan tujuan asuhan pada BBL
adalah untuk memberikan perawatan komprehensif kepada bayi
baru lahir pada saat masih diruang rawat, untuk mengajarkan
kepada orang tua bagaimana merawat bayi mereka, dan untuk
memberi motivasi terhadap upaya pasangan menjadi orang tua,
sehingga orang tua percaya diri dan mantap.
c. Standar Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir
Pudiastuti (2011, hal.65), menyatakan standar pelayanan BBL
seperti berikut ini :
1) Standar 13 : Perawatan bayi baru lahir
Bidan memeriksa dan menilai bayi baru lahir untuk
memastikan pernapasan spontan, mencegah hipoksia
sekunder, menemukan kelainan, dan melakukan tindakan atau
merujuk sesuai dengan kebutuhan. Bidan juga harus
mencegah atau menangani hipotermia.
2) Standar 14 : Penanganan pada Dua Jam Pertama Setelah
Persalinan
Bidan melakukan pemantauan ibu dan bayi terhadap
terjadinya komplikasi dalam dua jam setelah persalinan, serta
melakukan tindakan yang diperlukan. Di samping itu, bidan
memberikan penjelasan tentang hal-hal yang mempercepat
pulihnya kesehatan ibu dan membantu ibu untuk memulai
pemberian ASI.
3) Standar 15 : Pelayanan bagi Ibu dan Bayi pada Masa Nifas
Bidan memberikan pelayanan selama masa nifas melalui
kunjungan rumah pada hari ketiga, minggu kedua dan
minggu keenam setelah persalinan, untuk membantu proses
pemulihan ibu dan bayi melalui penanganan tali pusat dengan
benar, penemuan dini, penanganan dan rujukan komplikasi
yang mungkin terjadi masa nifas, serta memberikan
penjelasan tentang kesehatan secara umum, kebersihan
perorangan, makanan bergizi, perawatan bayi baru lahir,
pemberian ASI, imunisasi dan KB.
d. Manajemen Bayi Baru Lahir Normal
JNPK-KR (2012, hal.116) menyatakan bahwa manajemen bayi
baru lahir normal adalah :

PENILAIAN
1. Bayi cukup bulan
2. Bayi menangis atau bernapas/tidak
megap-megap
3. Tonus otot baik/bergerak aktif

Asuhan Bayi Baru Lahir

1. Jaga kehangatan
2. Bersihkan jalan napas (jika perlu)
3. Keringkan
4. Pemantauan tanda bahaya
5. Klem, potong dan ikat tali pusat tanpa membubuhi
apapun
6. Lakukan inisiasi menyusu dini (IMD)
7. Beri suntikan vitamin K1 1 mg intramuscular,
di paha kiri anterolateral setelah IMD
8. Beri salep mata antibiotic tetrasiklin 1% pada
kedua mata
9. Pemeriksaan fisik
10. Beri imunisasi hepatitis B 0,5 ml intramuscular, di paha
kanan anterolateral, kira-kira 1-2 jam setelah pemberian
vitamin K1
Gambar 2.1 Manajemen Asuhan Bayi Baru Lahir Normal
e. Pemantauan BBL
Menurut Prawirohardjo (2010, hal.136) tujuan pemantauan
bayi baru lahir adalah untuk mengetahui aktivitas bayi normal atau
tidak dan identifikasi masalah kesehatan bayi baru lahir yang
memerlukan perhatian keluarga dan penolong persalinan serta
tindak lanjut petugas kesehatan, pemantauan bayi baru lahir yaitu :
1) Dua jam pertama sesudah lahir
Hal-hal yang dinilai waktu pemantauan bayi pada jam
pertama sesudah lahir meliputi :
a) Kemampuan menghisap kuat atau lemah
b) Bayi tampak aktif atau lunglai
c) Bayi kemerahan atau biru
2) Sebelum ibu dan bayinya pulang, petugas kesehatan
melakukan pemeriksaan dan penilaian terhadap ada tidaknya
masalah kesehatan yang memerlukan tindak lanjut seperti :
a) Bayi kecil untuk masa kehamilan atau bayi kurang bulan
b) Gangguan pernafasan
c) Hipotermia
d) Infeksi
e) Cacat bawaan dan trauma

f. Rencana Asuhan Bayi 2-6 hari


Menurut Dewi (2011, hal.26) rencana asuhan pada bayi hari
ke-2 sampai ke-6 setelah lahir harus dibuat secara menyeluruh dan
rasional sesuai dengan temuan pada langkah sebelumnya atau
sesuai dengan keadaan bayi saat itu, apakah dalam keadaan
normal/ sehat atau mengalami gangguan/ sakit. Pada bayi-bayi
yang lahir di RS, atau klinik-klinik bersalin, asuhan pada bayi usia
2-6 hari ini juga harus diinformasikan dan diajarkan kepada orang
tua bayi, sehingga saat kembali kerumah, mereka sudah siap dan
dapat melaksanakannya sendiri. Secara umum asuhan yang
diberikan pada bayi usia 2-6 hari meliputi hal-hal yang berkaitan
dengan minum, BAK, BAB, tidur, kebersihan kulit, keamanan,
tanda-tanda bahaya dan penyuluhan sebelum pulang.
Pada hari ke-2 sampai ke-6 setelah lahir, ada hal-hal yang
perlu diperhatikan dalam asuhan pada bayi, yaitu sebagai berikut :
1) Minum
Air susu ibu (ASI) merupakan makanan yang terbaik bagi
bayi. ASI diketahui mengandung banyak zat gizi yang paling
sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi, baik
kualitas maupun kuantitas. Berikan ASI sesering mungkin
sesuai dengan keinginan ibu (jika payudara sudah penuh) atau
sesuai dengan keinginan ibu (jika payudara sudah penuh) atau
sesuai kebutuhan bayi, yaitu setiap 2-3 jam (paling sedikit
setiap 4 jam), bergantian antara payudara kiri dan kanan.
2) Defekasi (BAB)
Jumlah feses pada bayi baru lahir bervariasi selama seminggu
pertama dan jumlah paling banyak adalah antara hari
ketiga dan keenam. Feses transisi (kecil-kecil berwarna
coklat sampai hijau karena adanya mekonium)
dikeluarkan sejak hari ketiga sampai keenam. Bayi baru
lahir yang diberi makan lebih awal akan lebih cepat
mengeluarkan feses dari pada mereka yang diberi makan
kemudian. Feses dari bayi yang menyusu dengan ASI akan
berbeda dengan bayi yang menyusu dengan susu botol. Feses
dari bayi ASI lebih lunak, berwarna kuning emas, dan tidak
akan menyebabkan iritasi pada kulit bayi.
3) Berkemih (BAK)
Berkemih sering terjadi setelah periode ini dengan frekuensi
6-10 kali sehari dengan warna urine yang pucat. Kondisi ini
menunjukkan masukan cairan yang cukup. Umumnya bayi
cukup bulan akan mengeluarkan urine 15-16 ml/kg/hari.
Untuk menjaga bayi tetap bersih, hangat, dan kering, maka
setelah BAK harus diganti popoknya.
4) Tidur
Dalam 2 minggu pertama setelah lahir, bayi normalnya sering
tidur. Bayi baru lahir sampai usia 3 bulan rata-rata tidur
selama 16 jam. Pada umumnya bayi terbangun sampai malam
hari pada usia 3 bulan. Sebaiknya ibu selalu menyediakan
selimut dan ruangan yang hangat, serta memastikan bayi
tidak terlalu panas atau terlalu dingin. Jumlah waktu tidur
bayi akan berkurang seiring dengan bertambahnya usia bayi.
5) Kebersihan kulit
Kebersihan kulit bayi perlu benar-benar dijaga. Walaupun
mandi dengan membasahi seluruh tubuh tidak harus
dilakukan setiap hari, tetapi bagian-bagian seperti muka,
bokong, dan tali pusat perlu dibersihkan secara teratur.
Sebaiknya orang tua maupun orang lain yang ingin
memegang bayi diharuskan untuk mencuci tangan terlebih
dahulu.
6) Keamanan
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menjaga keamanan
bayi adalah dengan tetap menjaganya, jangan sekalipun
meninggalkan bayi tanpa ada yang menunggu. Selain itu juga
perlu dihindari untuk memberikan apa pun kemulut bayi
selain ASI, karena bayi bisa tersedak dan jangan
menggunakan alat penghangat buatan ditempat tidur bayi.
7) Tanda-tanda bahaya
a) Pernapasan sulit atau lebih dari 60 kali permenit
b) Terlalu hangat (> 380C) atau terlalu dingin (<360C)
c) Kulit bayi kering (terutama 24 jam pertama), biru, pucat,
atau memar
d) Isapan saat menyusu lemah, rewel, sering muntah, dan
mengantuk berlebihan
e) Tali pusat merah, bengkak, keluar cairan, berbau busuk,
dan berdarah
f) Terdapat tanda-tanda infeksi seperti suhu tubuh
meningkat, merah, bengkak, bau busuk, keluar cairan
dan pernafasan kulit
g) Tidak BAB dalam 3 hari, tidak BAK dalam 24 jam,
feses lembek atau cair, sering berwarna hijau tua, dan
terdapat lendir atau darah
h) Menggigil, rewel, lemas, mengantuk, kejang, tidak bisa
tenang, menangis terus-terusan.

g. Kunjungan Neonatus (KN)


Menurut Yulifah (2014, hal.84), kunjungan neonatus dilakukan
sejak bayi usia satu hari sampai usia 28 hari.
1) Kunjungan pertama (KN 1) dilakukan pada 6 sampai 48 jam
setelah lahir.
2) Kunjungan kedua (KN 2) dilakukan pada hari ketiga sampai
hari ketujuh setelah lahir.
3) Kunjungan ketiga (KN 3) dilakukan pada hari ke-8 sampai
hari ke-28 setelah lahir.
DAFTAR PUSTAKA

Dewi, Vivian Nanny Lia. 2010. Asuhan Neonatus Bayi & Anak Balita. Jakarta :
Salemba Medika.

JNPK-KR. 2012. Buku Acuan Asuhan Persalinan Normal. Aosiasi Unit Pelatihan
Kilin Organisasi Profesi. Yogyakarta : Nuha Medika.

Marmi. 2012. Asuhan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Prasekolah. Yogyakarta :
Pustaka Belajar.

Muslihatun, W.N. 2014. Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. Yogyakarta :


Fitramaya.

Saputra, Lyndon. 2014. Pengantar Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita. Tangerang
Selatan : Binarupa Aksara.

Sudarti, dkk. 2010. Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, dan Anak Balita.
Yogyakarta : Nuha Medika.

Surachmindari, Yulifah Rita. 2014. Konsep Kebidanan Untuk Pendidikan


Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika.

Prawirahardjo, Sarwono. 2010. Ilmu Kebidanan. Surabaya : Bina Pustaka.

Pudiastuti, R.D. 2011. Buku Ajar Kebidanan Komunitas. Yogyakarta : Nuha


Medika.
DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PADA BY. NY. N DI BPM R MARTAPURA
TAHUN 2018

PENGKAJIAN
Hari/Tanggal : Kamis, 07 Juni 2018
Pukul : 07. 25 WITA

IDENTITAS BAYI
Nama : By. Ny. G
Tanggal/Jam Lahir : 07 Juni 2018
Jenis Kelamin : Laki-laki
Anak ke :2

PROLOG
Pada tanggal 07 Juni 2018 jam 07.15 WITA, bayi Ny. N lahir spontan belakang
kepala. Jenis kelamin laki-laki segera menangis, warna kulit kemerahan dan
gerakan aktif.

DATA SUBJEKTIF
-

DATA OBJEKTIF
Keadaan umum ibu baik, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, tali pusat
segar dan tidak perdarahan tali pusat, suhu 37,2 0C, nadi 130 x/menit, pernafasan
45 x/menit, berat badan : 3200 gram, panjang badan : 50 cm, lingkar kepala 33
cm, lingkar dada 34 cm, testis sudah berada pada skrotum dan penis berlubang,
anus berlubang. Tali pusat tampak segar, tidak ada kelainan kongenital, BAB (-),
BAK (-), APGAR Score 8,9,10.
ANALISA
Bayi baru lahir fisiologis

PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu hasil pemeriksaan bahwa keadaan umum bayi baik. Ibu
mengerti.
2. Mengeringkan dan menghangatkan tubuh bayi dengan menggunakan handuk
bersih dan kering, kemudian mengganti handuk yang kotor dengan kain yang
bersih dan kering. Bayi tidak hipotermi.
3. Membersihkan jalan napas bayi dengan menggunakan Dee Lee. Tidak ada
sumbatan pada jalan nafas.
4. Melakukan perawatan tali pusat dengan tidak memberikan apapun pada tali
pusat dan menutupi tali pusat menggunakan kasa steril untuk mencegah
infeksi. Tidak ada tanda-tanda infeksi pada tali pusat.
5. Melakukan perawatan BBL :
a. Memberikan injeksi vitamin K1 0,1 ml secara IM 1/3 paha bagian luar
sebelah kiri. Injeksi vitamin K1 sudah diberikan.
b. Memberikan salep mata gentamicyn pada mata bayi kanan dan kiri
untuk mencegah infeksi pada mata bayi. Salep mata gentamicyn sudah
diberikan.
6. Memastikan popok , baju bayi, sarung tangan, sarung kaki, topi serta
membedong bayi dengan kain kering dan bersih agar tetap hangat. Bayi
sudah dibedong.
7. Mengobservasi tanda-tanda vital, BAK, dan BAB bayi. Mencatat hasil
pemeriksaan pada lembar observasi.
CATATAN PERKEMBANGAN

Hari/Tanggal/Pukul Catatan Perkembangan

Kunjungan Neonatal I Subjektif


Kamis, 07 Juni 2018 Ibu mengatakan bayinya menyusu kuat
Pukul 13.15 WITA
Objektif
Keadaan umum baik, suhu 37 0C, N : 134 x/menit,
R : 48 x/menit, konjungtiva tidak anemis, sklera
tidak ikterik, gerak aktif, menyusu kuat, reflek
sucking positif, reflek positif, abdomen tidak
kembung, BAB mekonium (+) 1 kali, BAK (+) 1
kali dengan warna kuning jernih.

Analisa
Bayi berumur 6 jam fisiologis

Penatalaksanaan
1. Memberitahukan ibu bahwa bayinya dalam
keadaan baik dan sehat. Ibu dan keluarga
bahagia
2. Menjelaskan kepada ibu tentang perawatan
bayi dirumah untuk menjaga personal hygine
bayi dengan sering mengganti popok bayi
apabila basah dan jangan membubuhkan
apapun pada tali pusat bayi untuk menghindari
infeksi. Ibu mengerti.
3. Mengajari ibu cara menyusui yang benar yaitu
dagu menempel pada payudara ibu, mulut bayi
terbuka lebar, bibir bawah bayi membuka
keluar, seluruh badan bayi tersangga baik,
jangan hanya leher dan bahunya saja, kepala
dan tubuh bayi lurus, badan bayi menghadap ke
dada ibu dan badan bayi dekat ke ibunya. Ibu
mengerti dan sudah dapat menyusui dengan
benar.
4. Memberitahu ibu agar selalu menjaga
kehangatan bayinya dengan membedong bayi
namun tidak terlalu kencang. Ibu mengerti dan
menjaga bayinya agar tetap hangat.
5. Memberitahukan kepada ibu tentang
pentingnya pemberian ASI yang pertama kali
yaitu kolostrum yang warnanya kuning agak
kental karena mengandung antibody atau
kekebalan yang menghindarkan bayi dari
berbagai kemungkinan penyakit serta
menganjurkan ibu untuk memberikan ASI
secara eksklusif (ASI saja) secara on demand
(semau bayi) sampai bayinya berumur 6 bulan
tanpa memberikan susu formula dan makanan
tambahan lain serta menyendawakan bayi
setelah menyusui. Ibu mengerti dan berjanji
akan memberikan ASI kepada bayinya.
6. Memberitahukan pada ibu tentang tanda
bahaya pada bayi, yaitu :
a. Tidak mau menyusu
b. Mengamuk atau tidak sabar
c. Merintih
d. Adanya tarikan dinding dada
e. Kulit berwarna kebiruan
f. Kejang
g. Badan bayi kuning
h. Kaki atau tangan terasa dingin
i. Demam
j. Tali pusat kemerahan sampai dinding
perut
k. Mata bayi bernanah banyak
7. Segera membawa ke bidan atau fasilitas
kesehatan terdekat jika muncul salah satu tanda
diatas. Ibu mengerti.
8. Mendokumentasikan hasil pemeriksaan.
Dokumentasi telah dilakukan.
Kunjungan Neonatal II Subjektif
Rabu, 13 Juni 2018 Ibu mengatakan bayinya menyusu kuat, kulit tubuh
Pukul 16.00 WITA bayinya tidak pernah kuning, BAB 3-4 kali sehari
dengan warna kuning konsistensi lembek, BAK 5-6
kali sehari dengan warna kuning jernih, tali pusat
pupus pada hari ke lima, bayi sudah diberikan
imunisasi HB 0 pada hari kedua.

Objektif
Keadaan umum baik, suhu 37,1 0C, N : 130x/menit,
R : 44 x/menit, BB : 3400 gram, konjungtiva tidak
anemis, sklera tidak ikterik, bekas tali pusat tampak
kering dan tidak ada tanda-tanda infeksi, gerak
aktif, menyusu kuat, abdomen tidak kembung, BAB
positif, BAK positif.

Analisa
Bayi umur 6 hari fisiologis
Penatalaksanaan
1. Memberitahukan ibu bahwa keadaan bayinya
dalam keadaan baik dan sehat.
2. Menjelaskan kembali pada ibu untuk tetap
menjaga personal hygine bayi dengan sering
mengganti popok bayi apabila basah. Ibu
mengerti.
3. Memberitahu ibu untuk tetap menjaga
kehangatan bayinya dengan membedong bayi
namun jangan terlalu kencang. Ibu membedong
bayi dan tidak kencang.
4. Menganjurkan ibu untuk tetap menyusui
bayinya sesering mungkin sesuai kehendak
bayi (secara on demand) pada kedua payudara
secara bergantian dan menyendawakan bayi
setelah menyusui.
5. Mengingatkan kembali kepada ibu untuk tetap
memberikan ASI secara eksklusif (ASI saja)
secara on demand (semau bayi) sampai bayinya
berumur 6 bulan tanpa memberikan susu
formula dan makanan tambahan lain. Ibu
mengerti.
6. Mengingatkan kembali pada ibu tanda bahaya
pada bayi. Ibu telah mengetahui tanda-tanda
bahaya bayi baru lahir.
7. Mendokumentasikan hasil pemeriksaan.
Dokumentasi telah dilakukan.
Kunjungan Neonatal III Subjektif
Rabu, 20 Juni 2018 Ibu mengatakan bayinya hanya minum ASI dan
Pukul 16.00 WITA menyusu kuat, tidak rewel, dan kulit tubuh tidak
pernah kuning, BAB 2-3 kali sehari, BAK 5-6 kali
sehari.

Objektif
Keadaan umum baik, suhu 36,6 0C, N : 112 x/menit,
R : 44 x/menit, BB : 3500 gram, kulit kemerahan
dan tidak ikterik, gerak aktif, menyusu kuat,
abdomen tidak kembung, BAB positif, BAK positif.

Analisa
Bayi umur 14 hari fisiologis

Penatalaksanaan
1. Memberitahukan ibu bahwa bayinya dalam
keadaan baik dan sehat.
2. Mengingatkan kembali kepada ibu untuk
memberikan ASI secara eksklusif (ASI saja)
secara on demand (semau bayi) sampai bayinya
berumur 6 bulan tanpa memberikan susu
formula dan makanan lain. Ibu mengerti.
3. Memberitahu ibu untuk mengontrol tumbuh
kembang bayinya dengan membawa ke
posyandu/ puskesmas dan pemberian imunisasi
:
a. BCG untuk mencegah penyakit TBC
b. Hepatitis B untuk mencegah penyakit
hepatitis
c. Polio untuk mencegah penyakit
poliomeilitis
d. DPT untuk mencegah penyakit Difteri,
Pertusis dan Tetanus.
e. Campak untuk mencegah penyakit
campak.

IMUNISASI DASAR
Umur Jenis
1 bulan BCG, Polio I
2 bulan DPT I HB I dan Polio
II
3 bulan DPT II HB II dan Polio
III
4 bulan DPT III HB III dan
Polio IV
9 bulan Campak
IMUNISASI LANJUTAN
1,5 tahun ( 18 bulan ) DPT-HB-Hib
2 tahun ( 24 bulan ) Campak

4. Mendokumentasikan hasil pemeriksaan


dokumentasi telah dilakukan.
Kunjungan Neonatal IV Subjektif
Selasa, 17 Juli 2018 Ibu mengatakan bayinya sudah di imunisasi BCG
Pukul 16.00 WITA pada tanggal 16 Juli, dan mendapatkan ASI
eksklusif dan menyusu dengan baik.

Objektif
Keadaan umum baik, BB : 4200 gram, PB 52 cm,
suhu 36,8 0C, N : 112 x/menit, R : 43 x/menit, gerak
aktif, menyusu kuat, menggerakkan tangan dan
kaki, tersenyum, menatap objek, BAB positif, BAK
positif.
Analisa
Bayi umur 42 hari fisiologis

Penatalaksanaan
1. Memberitahukan ibu bahwa bayinya dalam
keadaan baik dan sehat.
2. Mengingatkan kembali kepada ibu untuk
memberikan ASI secara eksklusif (ASI saja)
secara on demand (semau bayi) pada kedua
payudara secara bergantian dan
menyendawakan bayi setelah menyusu untuk
menghindari bayi tersedak. Ibu mengerti.
3. Mengingatkan kembali keadaan ibu untuk
mengontrol tumbuh kembang bayinya dengan
membawa ke posyandu atau puskesmas dan
pemberian imunisasi sesuai jadwal.

IMUNISASI DASAR
Umur Jenis
1 bulan BCG, Polio I
2 bulan DPT I HB I dan Polio
II
3 bulan DPT II HB II dan Polio
III
4 bulan DPT III HB III dan
Polio IV
9 bulan Campak
IMUNISASI LANJUTAN
1,5 tahun ( 18 bulan ) DPT-HB-Hib
2 tahun ( 24 bulan ) Campak
4. Mendokumentasikan hasil pemeriksaan.
Dokumentasi telah dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai