TINJAUAN TEORI
A. Konsep Teori
1. Pengertian Bayi Baru Lahir
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari
kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat badan lahir
2500 gram sampai dengan 4000 gram. (Buku Asuhan
Neonatus, Bayi, dan Balita, 2012). Neonatal adalah masa bayi
selama 28 hari pertama setelah bayi lahir (usia 0 - 28 hari)
(Pusdiknakes, 2010).
Asuhan Bayi Baru Lahir (BBL) adalah asuhan yang
diberikan pada bayi tersebut selama jam pertama setelah
kelahiran walaupun sebagian besar proses persalinan terfokus
pada ibu tetapi karena proses tersebut merupakan proses
pengeluaran hasil kehamilan (bayi) maka penatalaksanaan
suatu persalinan baru dikatakan berhasil apabila selama ibu dan
bayi yang dilahirkannya juga dalam kondisi yang optimal.
(Buku Panduan Praktis Yankes Maternal dan Neonatal, 2012).
Sedangkan menurut Mitayani, bayi baru lahir normal
adalah bayi yang baru lahir dengan usia kehamilan atau masa
gestasi yang dinyatakan cukup bulan (aterm) yaitu 36-40
minggu (Mitayani, 2010). Bayi baru lahir normal harus
menjalani proses adaptasi dari kehidupan didalam rahim
(intrauterine) ke kehidupan di luar rahim (ekstrauterin).
Perubahan lingkungan dari dalam uterus ke ekstrauterin
dipengaruhioleh banyak faktor seperti kimiawi, mekanik dan
termik yang menimbulkan perubahan metabolik, pernafasan
dan sirkulasi pada bayi baru lahir normal (Mitayani, 2010).
7
8
2. Fisiologi
Neonatus mulai bernafas dan menangis segera setelah
lahir yang menunjukkan terbentuknya mekanisme pada thoraks
sewaktu melalui jalan lahir. Penurunan kadar oksigen dan
kenaikan karbondioksida merangsang kemoreseptor pada sinus
karotis (stimulasi kimiawi) dan rangsangan dingin di daerah
muka dapat merangsang permulaan gerakan pernafasan
(stimulasi sensorik). Dengan terpotongnya tali pusat bayi maka
sirkulasi plasenta terhenti. Aliran darah ke atrium kanan
menurun sehingga tekanan jantung menurun, tekanan darah di
aorta hilang sehingga tekanan jantung kiri meningkat. Paru -
paru mengalami retensi dan aliran darah ke paru - paru
meningkat yang menyebabkan tekanan ventrikel kiri
meningkat. Hal tersebut mengakibatkan duktus botalii tidak
berfungsi dan foramen ovale menutup (Saleha, 2012).
Dalam 24 jam pertama neonatus akan mengeluarkan
tinja yang berwarna hijau kehitam - hitaman. Ini dinamakan
mekonium. Frekuensi pengeluaran tinja pada neonatus
dipengaruhi oleh pemberian makanan atau minuman. Enzim
pada saluran pencernaan biasanya sudah ada pada neonatus
kecuali enzim amilase. Enzim hepar pada neonatus belum aktif
betul misalnya enzim G6PD yang berfungsi dalam sintesis
bilirubin sehingga neonatus memperlihatkan gejala ikterus
fisiologis (Saleha, 2012).
Neonatus memiliki luas permukaan tubuh yang luas
sehingga metabolisme perkilogram berat badannya besar. Pada
jam-jam pertama, energi didapatkan dari pembakaran
karbohidrat dan pada hari kedua energi berasal dari
pembakaran lemak. Apabila neonatus mengalami hipotermia,
tubuhnya akan mengadakan penyesuaian suhu terutama dengan
9
g. Hati
Fungsi hati janin dalam kandungan dan segera
setelah lahir masih dalam keadaan matur (belum matang),
hal ini dibuktikan dengan ketidakseimbangan hepar untuk
menghilangkan bekas penghancuran dalam peredaran darah
(Rahardjo dan Marmi, 2015).
Setelah segera lahir, hati menunjukkan perubahan
kimia dan morfologis, yaitu kenaikan kadar protein dan
penurunan kadar lemak dan glikogen. Sel hemopoetik juga
mulai berkurang walaupun memakan waktu yang lama.
Enzim hati belum aktif benar pada waktu bayi baru lahir,
daya detoksifikasihati pada neonatus juga belum
sempurna,contohnya peberian obat kloramfenikol dengan
dosis lebih dari 50 mg/kgBB/hari dapat menimbulkan grey
baby syndrome (Indrayani, 2013).
5. Tahapan Bayi Baru Lahir
a. Tahap I:terjadi segera setelah lahir, Selama menit• menit
pertama kelahiran.Pada tahap ini digunakan sistem
skoring apgar untuk fisik dan scoring gray untukinteraksi
bayi dan ibu.
b. Tahap II: di sebut transisional reaktivitas. Pada tahap II
dilakukanpengkajian selama 24 jam pertama terhadap
adanya perubahan perilaku.
c. Tahap III: disebut tahap periodik, pengkajian dilakukan
setelah 24 jampertama yang meliputi pemeriksaan seluruh
tubuh (Saleha, 2012).
5) Mulut
Pemeriksaan yang harus diperiksa meliputi
lengkung palatum dan bibir (labioskisis atau
labiognatopalatoskisis), bentuk dan gerakan lidah,
refleks menghisap, adanya massa abnormal di daerah
mulut dan faring membutuhkan perhatian segera
terhadap kemungkinan terjadi obstruksi jalan nafas.
6) Leher
Apakah bentuk simetris/tidak, ada gumpalan atau
pembengkakan pada leher,kelainan tiroid, deteksi
adanya kemungkinan hematoma
sternokleidomastoideus, duktus tiroglosus, higroma
koli.
7) Klavikula dan lengan tangan
Adakah fraktur klavikula,gerakan dan jumlah jari.
8) Dada
a) Bentuk, pembesaran buah dada, adanya massa pada
dinding dada.
b) Pernafasan : nafas yang bunyi (grunting) terjadi
karena udara yang dikeluarkan bayi mengenai glotis
yang tertutup sebagian dan merupakan petunjuk
terjadinya proses – proses yang menyebabkan
kolaps atau atelektasis. Stridor terjadi karena
berbagai sebab obstruksi jalan nafas, akan tetapi
pada bayi yang pernapasannya sangat lemah
mungkin tidak terdengar atau sulit didiagnosis.
c) Gerakan dinding dada yang asimetris pada
pernafasan terjadi pada beberapa lesi diafragma atau
ruangan intra pleura unilateral. Retraksi supra sernal
bisa terjadi pada distres respirasi berat.
20
13) Anus
Diperhatikan apakah ada lubang pada anus atau
tidak, ini bisa kita tunggu sampai bayi mengeluarkan
mekonium dalam 24 jam (asuhan sayang bayi). Pastikan
tidak terjadi atresia ani dan obstruksi usus.
14) Kulit
Pada bayi prematur (usia kehamilan 23 –28
minggu) dengan sedikit lemak subkutan, kulit bayi akan
transulen dan terlihat vena –vena superfisial. Karena
stratum korneum sangat tipis, kulit bayi prematur
mudah terluka oleh karena tindakan atau manipulasi
yang tampaknya tidak berbahaya sehingga
menyebabkan kerusakan stratum korneum dan
permukaan kasar.
Saat usia kehamilan 35 –36 minggu bayi dilapisi
verniks. Lapisan verniks tipis muncul pada kehamilan
matur dan biasanya menghilang pada postmatur.
Bayi postmatur memiliki kulit seperti kertas
dengan kerut – kerut tajam pada badan dan ekstremitas.
Pada bayi postmatur juga terdapat kuku jari atau
pengelupasan kulit pada distal ekstremitas.
Kulit bayi juga ditumbuhi oleh lanugo, yang
banyak terdapat pada punggung.
Perlu diinspeksi seluruh kulit untuk mencari
adanya tanda lahir, ataupun bercak-bercak pada kulit
seperti milia (papula keputihan 1 –2 mm, umumnya
ditemukan pada wajah bayi) dan bercak mongol (suatu
daerah hiperpigementasi yang tidak menonjol (datar),
lebih banyak terjadi di seluruh pantat atau badan;
umumnya terjadi pada bayi kulit hitam atau oriental.
23
15) Refleks
a) Refleks babinski : menggores permukaan plantar
kaki dengan benda runcing, (+) bila ibu jari akan
terangkat, jari lainnya meregang.
b) Refleks rooting : menyentuhkan sesuatu ke sudut
mulut. (+) bila bayi menengok ke arah rangsangan
dan berusaha memasukannya ke dalam mulut.
c) Refleks sucking : (+) bila bayi menghisap kuat.
d) Refleks moro : mengejutkan bayi, (+) bila kaget
disertai lengan direntangkan dalam posisi abduksi
ekstensi dan tangan disertai gerakan lengan adduksi
dan fleksi.
e) Refleks tonic neck : menengokkan kepala bayi ke
kiri/ ke kanan, (+) bila kepala ditengokkan ke
kanan, (+) bila kepala ditengokkan ke kanan,
anggota gerak bagian kanan akan melakukan
ekstensi dan anggota gerak lainnya melakukan
fleksi.
f) Refleks plantar grasp : meletakkan sesuatu pada
telapak kaki bayi, (+) bila terjadi fleksi pada jari –
jari kaki.
g) Refleks palmar grasp : meletakkan sesuatu pada
telapak tangan bayi, (+) bila terjadi felksi pada jari –
jari tangan.
24
16) Antropometri
a) Berat badan
b) Panjang badan
c) Lingkar kepala
d) Lingkar dada
e) Lingkar lengan
17) Eliminasi
Kaji kepatenan fungsi ginjal dan saluran
gastrointestinal bagian bawah. Bayi baru lahir normal
biasanya berak cair enam sampai delapan kali perhari.
Dicurigai diare apabila frekuensi meningkat,tinja hijau
atau mengandung lendir dan darah. Perdarahan vagina
pada bayi baru dapat terjadi selama beberapa hari pada
minggu pertama kehidupan dan hal ini dianggap
normal.
d. Perlindungan Termal (Termoregulasi)
Bayi baru lahir yang tidak menunjukan tanda
asfiksia/ bayi baru lahir normal sesegera mungkin
dikeringkan setelah dilahirkan dengan menggunakan
handuk atau kain kering dan bersih. Keringkan bayi mulai
dari muka, kepala, dan bagian tubuh lainnya kecuali bagian
tangan tanpa membersihkan verniks. Jika handuk basah,
segera ganti dengan handuk kering yang baru.Keadaan
telanjang dan basah pada bayi baru lahir menyebabkan bayi
mudah kehilangan panas melalui:
1) Konduksi
Konduksi yaitu proses kehilangan panas melalui
benda-benda padat yang berkontak dengan kulit bayi.
Kehilangan panas secara konduktif jarang terjadi
kecuali bayi diletakkan pada alas yang dingin.
25
2) Konveksi
Konveksi yaitu proses kehilangan panas melalui
aliran udara di sekitar bayi. Suhu udara di kamar
bersalin tidak boleh kurang dari 20° C dan sebaiknya
tidak berangin. Troli resusitasi harus mempunyai sisi
untuk meminimalkan konvesi ke udara sekitar bayi.
3) Evaporasi
Evaporasi yaitu proses kehilangan panas melalui
penguapan air pada kulit bayi yang basah. Bayi baru
lahir dalam keadaan basah dapat dengan cepat
kehilangan panas dengan cara ini. Bayi harus
dikeringkan sesegera mungkin setelah dilahirkan.
4) Radiasi
Radiasi yaitu proses kehilangan panas melalui
benda padat dekat bayi yang tidak berkontak secara
langsung dengan kulit bayi. Bayi pada saat lahir
memiliki suhu 0,5 - 1° C lebih tinggi dari suhu ibunya,
namun bisa mengalami penurunan suhu menjadi 35 -
35,5° C dalam 15 – 30 menit karena kecerobohan
petugas kesehatan yang tidak memperhatikan ruang
bersalin tidak cukup hangat.
konveksi evaporasi
radiasi
konduksi
26
a) Periode Antenatal :
(1) Meyakinkan diri sendiri akan keberhasilan
menyusui dan bahwa ASI adalah amanah Ilahi
8. Penatalaksanaan
a. Segera setelah bayi lahir, nilai pernafasannya. Letakkan
bayi diatas perut ibu.
b. Keringkan bayi dengan kain bersih dan kering. Periksa
ulang pernafasan bayi.
c. Klem tali pusat dengan 2 klem dan potong diantara kedua
klem dan pertahankan kebersihannya.
d. Pastikan bayi tetap hangat dan terjadi kontak antara kulit
bayi dengan kulit ibu.
e. Gantilah handuk/kain yang basah dan bungkus bayi dengan
selimut hangat.
f. Pastikan bayi tetap hangat dengan memeriksa telapak kaki
bayi setiap 15 menit.
g. Anjurkan ibu untuk menyusui bayinya.
h. Berikan obat mata eritromisin 0,5% atau tetrasiklin 1%
untuk mencegah penyakit karena klamidia.
i. Hindari memandikan bayi dalam 6 jam pertama
j. Lakukan perawatan tali pusat :
1) Pertahankan sisa tali pusat dalam keadaan terbuka agar
terkena udara dan tutupi dengan kain bersih yang
longgar
37
4) Perdarahan
5) Muntah
6) Sianosis
7) Kejang / tremor
8) Tidak mau menetek
B. Konsep Pendokumentasian
1. Langkah I : Pengkajian
a. Data Subjektif
Data Subjektif adalah data yang didapat berdasarkan
persepsi dan pendapat klien tentang masalah kesehatan
mereka. Sumber data pengkajian dapat berasal dari
anamnesa klien, keluarga dan orang terdekat, anggota tim
perawatan kesehatan catatan medis dan catatan lainnya.
b. Data Objektif
Data objektif adalah data yang didapat berdasarkan
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang pada klien.
2. Langkah II : Interpretasi Data Dasar
Interpretasi data subjektif dan data objektif yang telah
diperoleh, mengidentifikasi masalah, kebutuhan, dan diagnose
berdasarkan interpretasi yang benar atas data yang
dikumpulkan. Diagnosa kebidanan ini dibuat sesuai dengan
standar nomenklatur kebidanan.