Anda di halaman 1dari 21

ASUHAN KEBIDANAN

BAYI BARU LAHIR NORMAL DI PUSKESMAS LABRUK


KIDUL SUMBERSUKO - LUMAJANG

Nama : SITI
HALIMATUS

NIM : 15201.02.21118

PRODI PENDIDIKAN PROFESI KEBIDANAN


STIKES HAFSHAWATY PESANTREN ZAINUL
HASAN
GENGGONG PROBOLINGGO
2021/2022
LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEBIDANAN

BAYI BARU LAHIR NORMAL DI PMB RINI EKA RAHAYU


RANDUAGUNG - LUMAJANG

Dipersiapkan dan Disusun


Oleh : SITI HALIMATUS

NIM : 15201.02.21118

Telah Diperiksa
Hari/Tanggal :

Mahasiswa

Mengetahui,

Pembimbing Akademik
Pembimbing Lahan

Nova Hikmawati, SST.,M.Kes


Farianingsih,S.ST.,M.Kes.
TINJAUAN TEORI
BAYI BARU LAHIR NORMAL

1.1. Pengertian Bayi Baru Lahir


Bayi baru lahir (BBL) normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan
37-42 minggu atau 294 hari dan berat badan lahir 2500 gram sampai dengan
4000 gram, bayi baru lahir (newborn atau neonatus) adalah bayi yang baru
dilahirkan sampai dengan usia empat minggu (Wahyuni, 2012)
Bayi merupakan manusia yang baru lahir sampai umur 12 bulan,
namun tidak ada batasan yang pasti. Menurut psikologi, bayi adalah periode
perkembangan yang panjang dari kelahiran hingga 18 atau 24 bulan. Asuhan
tidak hanya diberikan kepada ibu, tapi juga sangat diperlukan oleh bayi baru
lahir (BBL). Walaupun sebagian besar proses persalinan terfokus pada ibu,
tetapi karena proses tersebut merupakan pengeluaran hasil kehamilan (Bayi)
maka penatalaksanaan persalinan baru dapat dikatakan berhasil apabila
selain ibunya, bayi yang dilahirkan juga berada dalam kondisi yang optimal.
Memberikan asuhan yang segera, aman, dan bersih untuk BBL merupakan
bagian esensial asuhan BBL.
Bayi “cukup bulan” adalah bayi yang dilahirkan setelah usia
kehamilan genap mencapai 37 minggu dan sebelum usia kehamilan genap
mencapai 41 minggu (Williamson, 2014).
1.2. Ciri – ciri Bayi Normal
a. Berat badan 2500 – 4000 gram.
b. Panjang badan lahir 48 – 52 cm.
c. Lingkar dada 30 – 38 cm.
d. Lingkar kepala 33 – 35 cm .
e. Bunyi jantung dalam menit - menit pertama kira – kira 180×/menit,
kemudian menurun sampai 120 - 140×/menit.
f. Pernafasan pada menit - menit pertama kira – kira 80x/menit, kemudian
menurun setelah tenang kira-kira 40×menit.
g. Kulit kemerah - merahan dan licin karena jaringan subkutan yang cukup
terbentuk dan diliputi vernix caseosa, Kuku panjang.
h. Rambut lanugo tidak terlihat dan rambut kepala biasanya telah sempurna.
i. Genitalia : labia mayora sudah menutupi labia minora (pada perempuan),
Testis sudah turun (pada laki-laki).
j. Refleks isap dan menelan sudah terbentuk dengan baik.
k. Refleksmoro sudah baik : bayi bila dikagetkan akan memperlihatkan
gerakan seperti memeluk.
l. Refleks grasping sudah baik : apabila diletakkan suatu benda diatas
telapak tangan, bayi akan menggengam / adanya gerakan refleks.
m. Refleksrooting / mencari puting susu dengan rangsangan taktil pada
pipi dan daerah mulut Sudah terbentuk dengan baik.
n. Eliminasi baik : urine dan mekonium akan keluar dalam 24 jam pertama,
mekonium berwarna hitam kecoklatan (Saleha, 2012)
Tabel 1.1. Tanda APGAR bayi baru lahir
Tanda 0 1 2
Appearance Biru, pucat tungkai biru
Badan pucat, muda Semuanya merah
Pulse Tidak teraba < 100 >100
Grimace Tidak ada Lambat Menangis kuat
Activitiy Lemas/lumpuh Gerakan sedikit / Aktif/fleksi tungkai
Fleksi tungkai baik/reaksi melawan
Respiratory Tidak ada Lambat, tidak teratur Baik, menangis kuat
Sumber : Kriebs Jan. M.Buku saku asuhan kebidanan varney. 2010
Interpretasi : Nilai 1- 3 asfiksia berat, Nilai 4 – 6 asfiksia sedang,
Nilai 7 – 10 asfiksia ringan. Hasil nilai APGAR skor dinilai setiap variabel
dinilai dengan 0, 1, dan 2 nilai tertinggi adalah 10, selanjutnya dapat
ditentukan keadaan bayi sebagai berikut:
a. Nilai 7 – 10 menunjukkan bahwa bayi dalam keadaan baik (Vigrous baby)
b. Nilai 4 – 6 menunjukkan bayi mengalami depresi sedang dan
membutuhkan tindakan resusitasi
c. Nilai 0 – 3 menunjukkan bayi mengalami depresi serius dan
membutuhkan resusitasi segera sampai ventilasi (Walyani dan
Purwoastuti, 2015).
1.3. Adaptasi Bayi Baru Lahir Terhadap Kehidupan Di Luar Uterus
Adaptasi bayi baru lahir adalah proses penyesuaian fungsional
neonatus dari kehidupan didalam uterus ke kehidupan diluar uterus.
Beberapa perubahan fisiologi yang dialami bayi baru lahir antara lain yaitu :
a. Sistem Pernafasan
Masa yang paling kritis pada bayi baru lahir adalah ketika harus
mengatasi resistensi paru pada saat pernapasan yang pertama kali. Pada
umur kehamilan 34 – 36 minggu struktur paru-paru matang, artinya
paru
- paru sudah bisa mengembangkan sistem alveoli. Selamadalam uterus,
janin mendapat oksigen dari pertukaran gas melalui plasenta. Setelah
bayi lahir, pertukaran gasharus melalui paru-paru bayi. (Rahardjo dan
Marmi, 2015).
Tabel 1.2 Perkembangan sistem pulmonal sesuai umur kehamilan
Umur Kehamilan Perkembangan
24 hari Bakal paru – paru terbentuk
26 – 28 hari Dua bronchi membesar
6 minggu Di bentuk segmen bronkus
12 minggu Differensial lobus
24 minggu Di bentuk alveolus
28 minggu Di bentuk Surfaktan
34 – 36 minggu Maturasi struktur ( paru – paru dapat
mengembangkan sistem alveolidan tidak
mengempis lagi
Sumber: Rahardjo.Asuhan Neonatus, Bayi, Balita dan anak
Prasekolah. 2015

Struktu rmatang ranting paru-paru sudah bisa mengembangkan


sistem alveoli. Selama dalam uterus, janin mendapat oksigen dari
pertukaran gas melalui plasenta. Setelah bayi lahir, pertukaran gas harus
melalui paru - paru bayi. Rangsangan gerakan pernapasan pertama:
1. Tekanan mekanik dari torak sewaktu melalui jalan lahir
(stimulasimekanik)
2. Penurunan Pa02 dan peningkatan PaC02 merangsang kemoreseptor
yang terletak disinus karotikus (stimulasi kimiawi)
3. Rangsangan dingin didaerah muka dan perubahan suhu didalam
uterus (stimulasi sensorik) (Indrayani, 2013).
Pernapasan pertama pada bayi normal terjadi dalam waktu 30
menit pertama sesudah lahir. Usaha bayi pertama kali untuk
mempertahankan tekanan alveoli, selain adanya surfaktan yang dengan
menarik nafas dan mengeluarkan nafas dengan merintih sehingga
tertahan di dalam. Respirasi pada neonatus biasanya pernafasan
diafragmatik dan abdominal, sedangkan frekuensi dan dalam tarikan
belum teratur. Apabila surfaktan berkurang, maka alveoli akan kolaps
dan paru - paru kaku sehingga terjadi atelektasis, dalam keadaan
anoksia neonatus masih dapat mempertahankan hidupnya karena
adannya kelanjutan metabolisme anaerobik
b. Sirkulasi darah
Pada masa fetus darah dari plasenta melalui vena umbilikalis
sebagian ke hati, sebagian langsung ke serambi kiri jantung, kemudian
kebilik kiri jantung. Dari bilik kiri darah di pompa melalui aorta ke
seluruh tubuh. Dari bilik kanan darah di pompa sebagian ke paru dan
sebagian melalui duktus arteriosus ke aorta. Setelah bayi lahir, paru
akan berkembang mengakibatkan tekanan-tekanan arteriol dalam paru
menurun.
Tekanan dalam jantung kiri lebih besar dari pada tekanan
jantung kanan yang mengakibatkan menutupnya foramen ovale secara
fungsional. Hal ini terjadi pada jam - jam pertama setelah kelahiran.
Oleh karena tekanan dalam paru turun dan tekanan dalam aorta
desenden naik dan karena rangsangan biokimia (pa02 yang naik),
duktus arteriosus akan berobliterasi, ini terjadi pada hari pertama.
Aliran darah paru pada hari pertama ialah 4-5 liter per menit/ m2.
Aliran darah sistolik pada hari pertama rendah yaitu 1.96 liter/menit/m2
karena penutupan duktus arteriosus (Indrayani, 2013)
c. Metabolisme
Luas permukaan tubuh neonatus, relatiflebih luas dari orang
dewasa sehingga metabolisme basal per kg BB akan lebih besar,
sehingga BBL harus menyesuaikan diri dengan lingkungan baru
sehingga energi diperoleh dari metabolisme karbohidrat dan lemak.
Pada jam - jam pertama energi didapatkan dari perubahan karbohidrat.
Pada hari kedua, energi berasal dari pembakaran lemak. Setelah
mendapat suhu pada hari keenam, energi 60% didapatkan dari lemak
dan 40% dari karbohidrat (Indrayani, 2013)
d. Keseimbangan air dan fungsi ginjal
Tubuh bayi baru lahir relatif mengandung lebih banyak air dan
kadar natrium relatif lebih besar dari kalium karena ruangan ekstra
seluler luas. Fungsi ginjal belum sempurna karena:
1. Jumlah nefron masih belum sebanyak orang dewasa
2. Tidak seimbang antara luas permukaan glomerulus dan volume
tubulus proksimal
3. Aliran darah ginjal (renal blood flow) pada neonatus relatif kurang
biladibandingkan dengan orang dewasa (Indrayani, 2013).
e. Imunoglobulin
Sistem imunitas bayi baru lahir masih belum matang, sehingga
menyebabkan neonatus rentan terhadap berbagai infeksi dan alergi.
Sistem imunitas yang matang akan memberikan kekebalan alami
maupun yang didapat. Kekebalan alami terdiri dari struktur pertahanan
tubuh yang berfungsi mencegah atau meminimalkan infeksi. Berikut
beberapa contoh kekebalan alami : Perlindungan dari membran
mukosa,
Fungsi saringan saluran nafas, Pembentukan koloni mikroba dikulit dan
usus, Perlindungan kimiaoleh lingkungan asam lambung (Walyani dan
Purwoastuti, 2015)
f. Truktus digestivenus
Truktus digestivenus relatif lebih berat dan lebih panjang
dibandingkan dengan orang dewasa. Pada neonatus traktus digestivenus
mengandung zat yang berwarna hitam kehijauan yang terdiri dari
mukopolisakarida dan disebut meconium. Pengeluaran mekonium
biasanya dalam 10 jam pertama dan 4 hari biasanya tinja sudah
berbentuk dan berwarna biasa. Enzim dalam traktus digestivenus
biasanya sudah terdapat pada neonatus kecuali amilase pankreas. Bayi
sudah ada refleks hisap dan menelan, sehingga pada bayi lahir sudah
bisa minum ASI. Gumoh sering terjadi akibat dari hubungan oesofagus
bawah dengan lambung belum sempurna, dan kapasitas dari lambung
juga terbatas yaitu <30cc (Indrayani, 2013).
g. Hati
Fungsi hati janin dalam kandungan dan segera setelah lahir
masih dalam keadaan matur (belum matang), hal ini dibuktikan dengan
ketidak seimbangan hepar untuk menghilangkan bekas penghancuran
dalam peredaran darah (Rahardjo dan Marmi, 2015)
Setelah segera lahir, hati menunjukkan perubahan kimia dan
morfologis, yaitu kenaikan kadar protein dan penurunan kadar lemak
dan glikogen. Sel hemopoetik juga mulai berkurang walaupun
memakan waktu yang lama. Enzim hati belum aktif benar pada waktu
bayi baru lahir, daya detoksifikasi hati pada neonatus juga belum
sempurna, contohnya peberian obat kloramfenikol dengan dosis lebih
dari 50mg/kgBB/hari dapat menimbulkan grey baby syndrome
(Indrayani, 2013).
1.4. Tahapan Bayi Baru Lahir
a. Tahap I : terjadi segera setelah lahir, Selama menit - menit pertama
kelahiran. Pada tahap ini digunakan sistem skoring apgar untuk fisik dan
scoring gray untuk interaksi bayi dan ibu.
b. Tahap II : di sebut transisional reaktivitas. Pada tahap II dilakukan
pengkajian selama 24 jam pertama terhadap adanya perubahan perilaku.
c. Tahap III : disebut tahap periodik, pengkajian dilakukan setelah 24 jam
pertama yang meliputi pemeriksaan seluruh tubuh (Saleha, 2012).
1.5. Asuhan Kebidanan pada bayi baru lahir normal
Memberikan asuhan aman dan bersih segera setelah bayi baru lahir
merupakan bagian esensial dari asuhan pada bayi baru lahir seperti jaga bayi
tetap hangat, isap lender dari mulut dan hidung bayi (hanya jika perlu),
keringkan, pemantauan tanda bahaya, klem dan potong tali pusat, IMD, beri
suntikan Vit K, 1mg intramuskular, beri salep mata antibiotika pada kedua
mata, pemeriksaan fisik, imunisasi hepatitis B 0.5ml intramuscular (Buku
Saku Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial, 2010)
a. Pencegahan infeksi
Bayi lahir sangat rentan terhadap infeksi yang disebabkan oleh
paparan atau kontaminasi mikroorganisme selama proses persalinan
berlangsung maupun beberapa saat setelah lahir. Sebelum menangani
bayi, pastikan penolong persalinan telah menerapkan upaya pencegahan
infeksi, antara lain :
1. Cuci tangan secara efektif sebelum bersentuhan dengan bayi.
2. Gunakan sarung tangan yang bersih pada saat menangani bayi yang
belum dimandikan.
3. Pastikan semua peralatan dan bahan yang digunakan, terutama klem,
gunting, penghisap lender Delee dan benang tali pusat telah
didesinfeksi tingkat tinggi atau steril. Gunakan bola karet yang baru
dan bersih jikaakan melakukan penghisapan lendir dengan alat
tersebut (jangan bola karet penghisap yang sama untuk lebih dari
satu bayi).
4. Pastikan semua pakaian, handuk,selimut dankain yang digunakan
untuk bayi sudah dalam keadaan bersih. Demikian pula halnya
timbangan, pita pengukur, thermometer, stetoskop, dan benda -
benda lain yang akan bersentuhan dengan bayi. Dokumentasi dan
cuci setiap kali setelah digunakan.
b. Penilaian
Segera setelah lahir, lakukan penilaian awal pada bayi baru lahir :
1. Apakah bayi bernapas atau menangis kuat tanpa kesulitan ?
2. Apakah bayi bergerak aktif ?
3. Bagaimana warna kulit, apakah berwarna kemerahan ataukah ada
sianosis?
c. Perlindungan termal (termoregulasi)
Pada lingkungan yang dingin, pembentukan suhu tanpa
mekanisme menggigil merupakan usaha utama seorang bayi yang
kedinginan untuk mendapatkan kembali suhu tubuhnya. Oleh karena itu,
upaya pencegahan kehilangan panas merupakan prioritas utamadan
berkewajiban untuk meminimalkan kehilangan panas pada bayi baru
lahir. Suhu tubuh normal pada neonatus adalah 36,5 -3 7,5oC melalui
pengukuran diaksila dan rektum, jika nilainya turun dibawah 36,5oC
maka bayi mengalami hipotermia (Rahardjo dan Marmi, 2015).
1. Mekanisme kehilangan panas
Mekanisme pengaturan suhu tubuh pada bayi baru lahir belum
berfungsi sempurna, untuk itu perlu dilakukan upaya pencegahan
kehilangan panas dari tubuh bayi karena bayi beresiko mengalami
hipotermia. Bayi dengan hipotermia sangat rentan terhadap kesakitan
dan 22 kematian. Hipotermia mudah terjadi pada bayi yang tubuhnya
dalam keadaan basah atau tidak segera dikeringkan dan di selimuti
walaupun didalam ruangan yang relatif hangat.
2. Proses adaptasi
Dalam proses adaptasi kehilangan panas, bayi mengalami :
a. Stress pada BBL menyebabkan hipotermia
b. BBL mudah kehilangan panas
c. Bayi menggunakan timbunan lemak coklat untuk meningkatkan
suhu tubuhnya
d. Lemak coklat terbatas sehingga apabila habis akan menyebabkan
adanya stress dingin.
3. Mencegah kehilangan panas
Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah kehilangan
panas dari tubuh bayi adalah :
a. Keringkan bayi secara seksama.
Pastikan tubuh bayi dikeringkan segera setelah bayi lahir
untuk mencegah kehilangan panas secara evaporasi.Selain untuk
menjaga kehangatan tubuh bayi, mengeringkan dengan menyeka
tubuh bayi juga merupakan rangsangan taktil yang dapat
merangsang pernafasan bayi.
b. Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih, kering dan hangat
Bayi yang di selimuti kain yang sudah basah dapat terjadi
kehilangan panas secara konduksi. Untuk itu setelah
mengeringkan tubuh bayi, ganti kain tersebut dengan selimut
atau kain yang bersih, kering dan hangat.
c. Tutup bagian kepala bayi
Bagian kepala bayi merupakan permukaan yang relatif
luas dan cepat kehilangan panas. Untuk itu tutupi bagian kepala
bayi agar bayi tidak kehilangan panas.
d. Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusui bayinya
Selain untuk memperkuat jalinan kasih sayang ibu dan
bayi, kontak kulit antara ibu dan bayi akan menjaga kehangatan
tubuh bayi. Untuk itu anjurkan ibu untuk memeluk bayinya.
e. Perhatikan cara menimbang bayi atau jangan segera
memandikan bayi baru lahir
1. Menimbang bayi tanpa alas timbangan dapat menyebabkan
bayi mengalami kehilangan panas secara konduksi. Jangan
biarkan bayi ditimbang telanjang. Gunakan selimut atau kain
bersih.
2. Bayi baru lahir rentan mengalami hipotermi untuk itu tunda
memandikan bayi hingga 6 jam setelah lahir.
a) Tempatkan bayi dilingkungan yang hangat
Jangan tempatkan bayi di ruang ber-AC. Tempatkan bayi
bersama ibu (rooming in). Jika menggunakan AC, jaga
suhu ruangan agar tetap hangat.
b) Jangan segera memandikan bayi baru lahir
Bayi baru lahir akan cepat dan mudah kehilangan panas
karena sistem pengaturan panas di dalam tubunya belum
sempurna. Bayi sebaiknya di mandikan minimal enam
jam setelah lahir. Memandikan bayi dalam beberapa jam
pertama setelah lahir dapat menyebabkan hipotermia
yang sangat membahayakan kesehatan bayi baru lahir
(Indrayani,2013).
4. Merawat tali pusat
Setelah plasenta lahir dan kondisi ibu dinilai sudah stabil
makalakukan pengikatan tali pusat atau jepit dengan klem plastik tali
pusat (bila tersedia).
a. Celupkan tangan yang masih menggunakan sarung tangan ke
dalam larutan klorin 0,5% untuk membersihkan darah dan
sekresi lainnya.
b. Bilas tangan dengan air DTT.
c. Keringkan dengan handuk atau kain yang bersih dan kering.
d. Ikat tali pusat dengan jarak sekitar1cm daripusat bayi. Gunakan
benang atau klem plastik penjepit tali pusat DTT atau steril. Ikat
kuat dengan simpul mati atau kuncikan penjepit plastik tali
pusat.
e. Lepaskan semua klem penjepit tali pusat dan rendam dalam
larutan klorin 0,5%
f. Bungkus tali pusat yang sudah di ikat dengan kasa steril
5. Pemberian ASI
Rangsangan hisapan bayi pada puting susu ibu akan
diteruskan oleh serabut syaraf ke hipofise anterior untuk
mengeluarkan hormon prolaktin. Prolaktin akan mempengaruhi
kelenjar ASI untuk memproduksi ASI di alveoli. Semakin sering
bayi menghisap puting susu maka akan semakin banyak prolaktin
dan ASI yang di produksi. Penerapan inisiasi menyusui dini (IMD)
akan memberikan dampak positif bagi bayi, antara lain menjalin /
memperkuat ikatan emosional antara ibu dan bayi melalui
kolostrum, merangsang kontraksi uterus, dan lain sebagainya.
Melihat begitu unggulnya ASI, maka sangat disayangkan
bahwa diIndonesia pada kenyataannya penggunaan ASI belum
seperti yang dianjurkan. Pemberian ASI yang dianjurkan adalah
sebagai berikut :
a. ASI eksklusif selama 6 bulan karena ASI saja dapat memenuhi
100% kebutuhan bayi.
b. Dari 6-12 bulan ASI masih merupakan makanan utama bayi
karena dapat memenuhi 60-79% kebutuhan bayi dan perlu
ditambahkan makanan pendamping ASI berupa makanan lumat
sampai lunak sesuai dengan usia bayi.
c. Diatas 12 bulan ASI saja hanya memenuhi sekitar 30%
kebutuhan bayi dan makanan padat sudah menjadi makanan
utama. Namun, ASI tetap dianjurkan pemberiannya sampai
paling kurang 2 tahun untuk manfaat lainnya (Saifuddin AB,
2014)
6. Pencegahan infeksi pada mata
Pencegahan infeksi mata dapat diberikan kepada bayi baru
lahir. Pencegahan infeksi tersebut di lakukan dengan menggunakan
salep mata tetrasiklin 1%. Salep antibiotika tersebut harus diberikan
dalam waktu satu jam setelah kelahiran. Upaya profilaksis infeksi
mata tidak efektif jika diberikan lebih dari satu jam setelah kelahiran
(Indrayani, 2013)
7. Profilaksis perdarahan pada bayi baru lahir
Semua bayi baru lahir harus segera diberikan vitamin K1
injeksi 1mg intramuskuler di paha kiri sesegera mungkin untuk
mencegah perdarahan pada bayi baru lahir akibat defesiensi vitamin
K yang dapat dialami oleh sebagian bayi baru lahir
8. Pemberian imunisasi hepatitis B
Imunisasi hepatitis B bermanfaat untuk mencegah terjadinya
infeksi disebabkan oleh virus Hepatitis B terhadap bayi (Saifuddin
AB, 2014). Terdapat 2 jadwal pemberian imunisasi Hepatitis B.
jadwal pertama, imunisasi hepatitis B sebanyak 3 kali pemberian,
yaitu usia 0 hari (segera setelah lahir menggunakan uniject), 1 dan 6
bulan. Jadwal kedua, imunisasihepatitis B sebanyak4kali pemberian,
yaitu pada0hari (segera setelahlahir) dan DPT+ Hepatitis B
pada2,3dan4bulan usia bayi(Indrayani,2013).
DAFTAR PUSTAKA

Indrayani, D. Asuhan Persalinan Dan Bayi Baru Lahir. Jakarta: TransInfo Media,
2013.
Kemenkes RI. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial & Pedoman
Teknis Pelayanan Kesehatan Dasar. Jakarta. 2010
Rahardjo, K & Marmi. Asuhan Neonatus Bayi, Balita Dan Anak Prasekolah.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015.
Saleha, S. Asuhan Kebidanan Neonates, Bayi Dan Balita. Makassar: Alauddin
University Press. 2012.
Walyani, ES & Purwoastuti Th. Endang. Asuhan Kebidanan Persalinan Dan Bayi
Baru Lahir. Yogyakarta: 2015.
Wahyuni,S. Asuhan Neonatus, Bayi Dan Balita: Penuntun Belajar Praktik Klinik.
Jakarta: Buku Kedokteran EGC. 2012
Williamson, A & Crozier K. Buku Ajar Asuhan Neonatus. Devi Yulianti (alih
bahasa) dan Sari Isnaeni (editor edisi bahasa Indonesia). Jakarta: Buku
Kedokteran EGC, 2013.
ASUHAN KEBIDANAN

BAYI BARU LAHIR NORMAL DI PUSKESMAS LABRUK KIDUL


SUBERSUKO - LUMAJANG

Nama Pengkaji : Siti Halimatsu


Jam / Tanggal Pengkajian : 15.00 WIB / 1-08-2022
Tempat : Puskesmas Labruk Kidul
PENGKAJIAN DATA
1. Identitas
Nama Bayi : By.Ny “SM”
Jenis kelamin : Perempuan
Tempat Tanggal Lahir: PKM / 1-08-2022
Jam : 9.00 WIB
Umur : 6 jam
Anak Ke 3
Nama Ayah : Tn “S"
Nama Ibu : Ny”SM”
Agama : Islam
Suku/ Bangsa : Jawa/Indonesia
Alamat : Kebonsari 31/4 Sumbersuko Lumajang
2. Alasan datang
Ibu mengatakan melahirkan anak ke 32di Puskesmas Labruk dengan cara
normal. Bayi lahir tanggal 1 Agustus 2022, jam 9.00 WIB ,berjenis
kelamin laki-laki, dengan berat badan 2600 gr dan panjang badan 46 cm.
3. Keluhan utama
Tidak ada
keluhan
4. Riwayat kebidanan
4.1. Riwayat
kebidanan
Trimester I
Ibu mengatakan pada awal kehamilannya yaitu 4 bulan pertama
mengalami mual tetapi tidak sampai mengganggu aktifitas ibu. ibu
memeriksakan kehamilannya di bidan setiap bulan dan mendapat
vitamin dan obat anti mual.
Trimester II
Ibu memriksakan kehamilannya di bidan 59 kali,di puskesmas 1 kali
,ibu tidak mual dan muntah lagi, ibu mendapat tablet tambah darah,
vitamin dan ibu telah merasakan gerakan janin.
Trimester III
Ibu Mengatakan sering mengalami kencing pada kehamilan tua, ibu
masih memeriksakan kehamilannya ke bidan. ibu sangat menantikan
kelahiran bayinya ini, dan ibu sangat senang dengan kehamilannya ini.
4.2. Riwayat Natal
Ibu mengatakan pada kehamilan 9 bulan sudah keluar lendir
bercampur darah dan perutnya terasa kenceng-kenceng, kemudian di
bawa ke PMB Rini eka rahayu Tanggal 12-1-2022, Jam 21.00 WIB
dan di lakukan pemeriksaan oleh bidan. pada tanggal 12-1-2022 jam
22.00 wib Bayi lahir spontan, jenis kelamin laki-laki, berat badan
2900 gr, panjang badan 48cm, bayi lahir menangis kuat, gerak aktif,
warna kemerahan dan ari-ari lahir lengkap 7 menit setelah bayi lahir.
4.3. Riwayat Post Natal
Ibu mengatakan masih mengeluarkan darah sedikit berwarna merah
segar dari jalan lahir, tidak ada penyulit saat nifas, dan ibu sudah bisa
menyusui bayinya.
4.4. Riwayat Alergi
Tidak ada riwayat alergi
4.5. Riwayat Tumbuh Kembang
-
4.6. Riwayat Imunisasi
a. Tanggal : 1– 08 – 2022 jam 10.0 WIB
Ibu mengatakan banyinya sudah mendapat suntikan imunisasi vit
K1,
b. Tanggal : 1 – 08 – 2022 Jam 11.00 WIB
Ibu mengatakan banyinya sudah mendapat suntikan imunisasi Hb0
4.7. Riwayat Status Gizi
Tidak dilakukan pengkajian
5. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarganya ada 4 anggota keluarga diantaranya
ada suami, anak pertama dan kedua, dan saya. lingkungan rumah baik
,hubungan antar tetangga baik,dan ibu aktif dalam acara pengajian ibu-ibu
di lingkungan.
Ibu mengatakan pendidikan suaminya lulus SMP,dan bekerja sebagai
wiraswasta, anak pertama masih sekolah SD, anak kedua sekolah TK B,
dan pendidikan ibu lulus SD dan bekerja sebagai ibu rumah tangga. Semua
anggota keluarga beragama islam dan berbahasa madura.
Ibu mengatakan suaminya perokok aktif, dalam keluarganya tidak ada
yang pernah menderita penyakit menular (TBC, hepatitis), menahun
(asma, jantung), menurun (diabetes, darah tinggi).

6. Pola kebiasaan sehari – hari


6.1.Pola Nutrisi
(ASI/PASI)
Ibu mengatakan bayinya belum di kasih minuman/makanan apapun.
6.2. Pola Eliminasi
Ibu mengatakan bayinya sudah BAK 1x warna jernih.
Ibu mengatakan bayinya sudah BAB 1x (mekonium) konsistensi lunak
dan lengket.
6.3. Pola Istirahat/Tidur
Ibu mengatakan bayinya belum tidur.
6.4. Aktifitas dan Latihan
Ibu mengatakan tangan dan kaki bayinya bergerak aktif dan kuat.
6.5. Pola Personal Hygine
Ibu mengatakan bayinya belum di mandikan, ganti popok bila BAB
dan BAK, dilakukan perawatan tali pusat dengan kasa kering steril.
7. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum : Baik
Kesadaran :
Composmentis
Apgar score : 8-9
Tangis bayi : Kuat
Tonus otot : Kuat
Warna Kukit : Kemerahan
b. Tanda-tanda vital
HR :120x/menit
Suhu :36,8oC
RR :48x/menit
c. Pemeriksaan Antropometri
BBL :2900 gr
PB :48 cm
LIKA :31 cm
LIDA :34 cm
LILA :7 cm
d. Pemeriksaan fisik khusus
1) Inspeksi
a) Kepala : Simetris,rambut hitam dan tebal, tidak
terdapat benjolan abnormal, tidak terdapat caput
succedaneum, molase, dan cepal hematoma
b) Mata : Simetris antara kanan/kiri,skelera tidak
ikterus, kojungtiva tidak anemis,tidak strabismus.
c) Hidung : lubang hidung simertis antara kanan/kiri,
tidak terdapat kotoran, tidak terdapat pernafasan cuping
hidung,tidak ada polip.
d) Mulut : Bibir lembab warna merah muda, tidak
tampak labioskizis , tidak tampak labiopalatoskizis, lidah
bersih.
e) Telinga : Simetris antara kanan /kiri, terlihat sedikit
kotor karena belum di mandikan ,tidak ada kelainan pada
telinga.
f) Leher : Tidak terlihat pembesaran kelenjar tyroid
dan kelenjar limfe maupun pembesaran vena jugularis
g) Abdomen : normal,bentuk cembung, Tidak tampak
benjolan abnormal, tali pusat belum kering masih
terbungkus kasa steril,tidak ada perdarahan talpus,tidak ada
kelainan pada abdomen.
h) Punggung : Tidak ada spina bifida,tidak ada scoliosis
i) Genetalia : testis sudah turun dalam scrotum
j) Anus : Bersih, berlubang, tidak terdapat atresia ani
pada rektum.
k) Ekstermitas
Atas : Simetris antara kanan/kiri, tidak terdapat
polidaktil maupun sidikatil, warna kulit kemerahan,turgor
baik, pergerakan aktif/ kuat.
Bawah : Simetris, tidak terdapat sindikatil maupun
polidaktil,warna kulit kemerahan,turgor baik, pergerakan
aktif/ kuat.
2) Palpasi
a. Kepala : Tidak terdapat benjolan abnormal
b. Leher : Tidak teraba pembesaran kelenjar tyroid ,
kelenjar limfe dan bendungan vena jugularis.
c. Abdomen : Tidak teraba pembesaran hepar.
3) Auskultasi
a. Dada : Pada dada tidak terdengar bunyi ronchi
maupun wheezing
b. Abdomen : Bising usus positif

8. Reflek
a) Moro reflek : positif
b) Rooting reflek : positif
c) Swallowing reflek :positif
d) Suckling reflek : positif
e) Reflek menggenggam : positif
f) Babinski : positif
g) tonick neek reflek : positif

9. Pemeriksaan penunjang
-
ASUHAN KEBIDANAN

BAYI BARU LAHIR NORMAL DI PUSKESMAS LABRUK KIDUL


SUMBERSUKO - LUMAJANG

Tanggal : 1 – 08- 2022


Jam : 15.00 WIB
Tempat : PUSKESMAS Labruk Kidul
S : Data subyektif
Ibu melahirkan bayi laki-laki dengan normal usia kehamilan 9 bulan,anak
langsung menangis.

O : Data obyektif

Tanggal 1 – 08 2022 Jam : 15.00 WIB

Keadaan Umum : baik

Kesadaran :composmentis

Apgar score : 8-9

TTV : HR :120x/menit

Suhu :36,8oC
RR :48x/menit

Antropometri : BBL :2900 gr

PB :48cm
LIKA :31 cm
LIDA :34 cm
LILA :7 cm
A : By.Ny”SM” Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan usia 6 jam
dengan berat badan lahir normal.

P : Jam 15.00WIB : Menginformasikan pada ibu hasil pemeriksaan


bahwa keadaan bayi baik dan sehat.

e/ ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan.

Jam 15.10 WIB : Menjelaskan pada ibu untuk menjaga kehangatan


bayi dengan cara tidak meletakkan bayi di benda
yang suhunya lebih rendah dari suhu tubuh bayi.

e/ ibu mengerti dan bayi tetap hangat.


Jam 15.15 WIB : Melakukan perawatan tali pusat dengan cara
bersihkan ujung tali pusat dengan air DTT dan
keringkan, bungkus tali pusat dengan kasa kering
steril.

e/ tali pusat bersih dan kering.

Jam 15.20 WIB : Melakukan kontak dini dengan ibu,

e/ memberikan bayi kepada ibu.

Jam 15.30WIB : Memberikan konseling pada ibu tentang:

 Menjaga kehangatan bayi dengan cara ibu lebih


sering mendekap bayi, mengganti popok bila basah
dan tata ruang yang hangat untuk mencegah
terjadinya hipotermi.
 Cara memberikan ASI on Demand dan maksimal 2
jam harus diberikan ASI dan disusui yang benar
yaitu dengan cara meletakkan bayi di tangan ibu
posisikan kepala di siku ibu,posisi perut bayi
menempel ke perut ibu.
 Merawat tali pusat dengan cara membersihkan
menggunakan air matang dan membungkusnya
dengan kasa steril,ganti kasa bila terkena air
kencing bayi,dan biarkan talipusat tetap kering dan
bersih supaya tidak terjadi infeksi.
 Mengawasi tanda-tanda bahaya pada bayi seperti
pernafasan lebih cepat,suhu yang panas,tali pusat
merah atau bernanah,mata bengkak,bayi
kebiruan,bayi diare.
e/ ibu mengerti dengan penjelasan tentang
perawatan bayi dan mengerti tentang tanda-tanda
bahaya bayi.
Jam 15.45WIB :Memberitahu ibu untuk pergi ke tenaga kesehatan
bila terjadi tanda bahaya pada bayi seperti di atas.
e/ibu mengeri dan tahu kapan harus pergi ke tenaga
kesehatan.

Jam 15.55 WIB : Melakukan pendokumentasian di buku KIA


e/ pendokumentasian di buku KIA telah di lakukan.
LEMBAR KONSULTASI AKADEMIK DAN RUANGAN

Nama : Eni Kus Endang Ruangan : PMB Rini Eka Rahayu


NIM : 15901.03.21024 Kasus : Askeb BBL Fisiologis
No Hari / Masukan Paraf
tanggal Ci Akademik
Ci Lapangan
1 Senin, 25-  Tambahkan untuk Ci Akademik
01-2021
menjaga tetap kering
dengan mengganti popok
atau celana jika basah
Nova Hikmawati,SST.,M.Kes.
atau kencing
 Tambahkan :
memberikan ASI on
Demand dan maksimal 2
jam harus diberikan ASI
atau
disusui
2 Jum’at, ACC Ci Lapangan
28-01-
2021

Farianingsih,S.ST.,M.Kes.

Anda mungkin juga menyukai