Anda di halaman 1dari 24

ASUHAN KEBIDANAN

PADA BAYI NY. “R” USIA 1 HARI FISIOLOGIS


DI BPM HALIMAH

Disusun oleh:
Halimah (1250018043)

PRODI D III KEBIDANAN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
TAHUN 2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bayi baru lahir normal adalah berat lahir antara 2500-4000 gram, cukup bulan, lahir
langsung menangis, dan tidak ada kelainan konginetal (Kukuh, 2014).
Asuhan pada bayi baru lahir normal adalah asuhan yang diberikan pada baru lahir
tersebut selama satu jam pertama setelah kelahiran, sebagian besar bayi yang baru lahir akan
menunjukkan usaha nafas spontan dengan sedikit bantuan (Prawihardjo, 2014)
Adapun permasalahan yang terjadi pada bayi baru lahir adalah asfiksia neonatorum,
ikterus, perdarahan tali pusat, kejang, BBLR, hipotermi, dll (Muslihatun, 2010)

1.2 Tujuan Penulisan


1.2.1 Tujuan Umum
Ibu dapat memberikan perawatan bayi baru lahir sesuai dengan asuhan kebidanan
sehingga bayi dapat melewati masa transisinya denganbaik
1.2.2 Tujuan Khusus
a) Mampu melakukan pengkajian secara lengkap dan akurat pada bayi baru lahir normal
b) Mampu melakukan pendokumentasian SOAP tentang bayi baru lahir
c) Mampu melakukan perumusan masalah yang ada di asuhan kebidanan.
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Tinjauan Teori
2.1 Konsep Dasar Bayi Baru Lahir
2.1.1 Pengertian Bayi Baru Lahir
Bayi baru lahir disebut juga neonates merupakan individu yang sedang bertumbuh
dan baru saja mengalami trauma kelahiran serta harus dapat melakukan penyesuaian diri
dari kehidupan intrauterine ke kehidupan ekstrauterine.
Neonatus adalah bayi berumur 0 (baru lahir) sampai dengan usia 1 bulan sesudah
lahir. Neonates dini adalah bayi berusia 0-7 hari. Neonates lanjut adalah bayi berusia 7-
28 hari. Masa neonates adalah amsa setelah lahir hingga bersuia 4 minggu (Lia, Vivian
Nanny Dewi, 2010)
2.1.2 Proses Fisiologis Bayi Baru Lahir
Setiap bayi baru lahir akan mengalami periode reaktivitas transisi dan reaktivitas
II. Menurut teori sondakh, 2013, proses fisiologis bayi baru lahir dibagi menjadi 3, yaitu :
a. Periode reaktivitas I (segera setelah lahir)
Pada fase ini akan terjadi pernafasan cuping hidung yang berlangsung sementara,
retraksi serta suara seperti mendengkur dapat terjadi. Denyut jantung dapat mencapai
180x/menit selama beberapa menit kehidupan.
Setelah respon awal ini, bayi baru lahir ini akan menjadi tenang, relaks dan jatuh
tidur. Tidur pertama ini dikenal dengan fase tidur terjadi dalam 2 jam setelah
kelahiran dan berlangsung beberapa jam
b. Periode Transisi
Periode ini merupakan fase tidak stabil selama 6-8 jam pertama kehidupan yang
akan dilalui oleh seluruh bayi.
c. Periode Reaktivitas II
Periode ini dimulai bayi bangun, ditandai dengan respons berlebihan terhadap
stimulus, perubahan warna kulit dari warna merah muda menjadi sianosis dan denyut
jantung cepat. Lender mulut dapat menyebabkan masalah yang bermakna, misalnya
tersedak/aspirasi, tercekik dan batuk.
2.1.3 Ciri Bayi Baru Lahir Normal

Ciri-ciri baru lahir normal menurut (Prawihardjo, 2014)

a) Berat badan 2500-4000 gram


b) Lahir aterm antara 37-42 minggu
c) Panjang badan 48-52 cm
d) Lingkar kepala 33-35 cm
e) Lingkar dada 30-38 cm
f) Lingkar lengan 11-12 cm
g) Frekuensi denyut jantung 120-160x/menit
h) Pernafasan kurang lebih 40-60x/menit
i) Kulit kemerahan dan licin karena jaringan subkutan yang cukup
j) Rambut lanugo tidak terlihat dan rambut kepala biasanya telah sempurna
k) Kuku agak panjang dan lemas
l) Nilai APGAR>7
m) Grak aktif
n) Bayi lahir langsung menagis kuat
o) Reflex rooting, sucking, moro, dan grosping sudah aktif
p) Genetalia, pada laki-laki kematangan ditandai dengan testis berada pada skrotum dan
penis yang berlubang. Pada perempuan kematangan ditandai dengan vagina dan
uretra yang berlubang serta ditandai dengan labiya mayor yang menutup labiya
minora
q) Eliminasi, baik dengan tanda pengeluaran mekonium dalam 24 jam pertama

2.1.4 Nilai APGAR SCORE

Penilaiaan keadaan umum bayi dinilai 1 menit setelah bayi lahir dengan penggunaan nilai
PAGAR. Penilaian perlu untuk menilah apakah bayi menderita asfiksi atau tidak. Bila nilai
APGAR dalam 2 menit tidak mencapai 7, maka harus dilakukan tindakan resusitasi lebih
lanjut karena kalua bayi menderita asfiksi lebih dari 5 menit kemungkinan terjadi gejala-
gejara neurologic lanjutan dikemudian hari akan lebih besar, maka penilaian APGAR selain
dilakukan pada menit pertama juga dilakukan pada menit ke-5 setelah bayi lahir.
Interpretasi Nilai 1-3 asfiksia berat, Nilai 4-6 asfiksia sedang, Nilai 7-10 asfiksia
ringan.Hasil nilai APGAR skor dinilai setiap variabel dinilai dengan 0, 1, dan 2 nilai tertinggi
adalah 10, selanjutnya dapat ditentukan keadaan bayi sebagai berikut:

1. Nilai 7-10 menunjukkan bahwa bayi dalam keadaan baik (Vigrous baby)
2. Nilai 4-6 menunjukkan bayi mengalami depresi sedang dan membutuhkan tindakan
resusitasi
3. Nilai 0-3 menunjukkan bayi mengalami depresi serius dan membutuhkan resusitasi
segera sampai ventilasi (Walyani dan Purwoastuti, 2015). (Walyani, ES &Purwoastuti
Th. Endang.AsuhanKebidananPersalinan Dan BayiBaruLahir. Yogyakarta: 2015.)

Tabel perhitungan APGAR

Penilaian Nilai 0 Nilai 1 Nilai 2 Nilai Akhir


Appreance Pucat Badan merah, Seluruh tubuh
(warna kulit) ektermitas biru kemerah-merahan
Pulse rate Tidak ada <100 >100
(Frekuensi
nadi)
Grimace Tidak ada Sedikit gerakan Batuj/bersin/menangis
(Tangisan, mimic kuat
reaksi (grimace)
rangsangan)
Activity (tonus Tidak ada Ekstermitas Gerakan aktif
otot) dala sedikit
fleksi
Respiration Tidak ada Lemah/tidak Baik/menangis
(pernafasan) teratur
(tando, 2016)

2.1.5 Perubahan Fisiologi Bayi Baru Lahir


Perubahan Fisiologi (Sondakh,2017)

1. Perubahan pada sistem pernapasan

Pernapasan pertama pada bayi normal terjadi dalam 30 detik sesudah kelahiran.
Pernapasan ini timbul sebagai akibat aktivitas normal sistem saraf pusat dan perifer yang
dibantu oleh beberapa rangsangan lainnya. Frekuensi pernapasan bayi baru lahir berkisar 30-
60 kali/menit

2. Perubahan sistem Kardiovaskuler

Dengan berkembangnya paru-paru, pada alveoli akan terjadi peningkatan tekanan


oksigen. Sebaliknya, tekanan karbon dioksida akan mengalami penurunan. Hal ini
mengakibatkan terjadinya penurunan resistansi pembuluh darah dari arteri pulmonalis
mengalir keparu-paru dan ductus arteriosus tertutup

3. Perubahan termoregulasi dan metabolik

Sesaat sesudah lahir, bila bayi dibiarkan dalam suhu ruangan 25 ºC, maka bayi akan
kehilangan panas melalui evaporasi, konveksi, konduksi, dan radiasi. Suhu lingkungan yang
tidak baik akanmenyebabkan bayi menderita hipotermi dan trauma dingin (cold injury).

4. Perubahan Sistem Neurologis

Sistem neurologis bayi secara anatomik atau fisiologis belum berkembang sempurna.
Bayi baru lahir menunjukkan gerakan-gerakan tidak terkoordinasi, pengaturan suhu yang
labil, kontrol otot yang buruk, mudah terkejut, dan tremor pada ekstremitas.

5. Perubahan Gastrointestinal

Kadar gula darah tali pusat 65mg/100mL akan menurun menjadi 50mg/100 mL dalam
waktu 2 jam sesudah lahir, energi tambahan yang diperlukan neonatus pada jam-jam pertama
sesudah lahir diambil dari hasil metabolisme asam lemak sehingga kadar gula akan mencapai
120mg/100mL

6. Perubahan Ginjal
Sebagian besar bayi berkemih dalam 24 jam pertama setelah lahir dan 2-6 kali sehari
pada 1-2 hari pertama, setelah itu mereka berkemih 5-20 kali dalam 24 jam.

7. Perubahan Hati

Dan selama periode neontaus, hati memproduksi zat yang essensial untuk pembekuan
darah. Hati juga mengontrol jumlah bilirubin tak terkonjugasi yang bersirkulasi, pigmen
berasal dari hemoglobin dan dilepaskan bersamaan dengan pemecahan sel-sel darah merah.

8. Perubahan Imun

Bayi baru lahir tidak dapat membatasi organisme penyerang dipintu masuk. Imaturitas
jumlah sistem pelindung secara signifikan meningkatkan resiko infeksi pada periode bayi
baru lahir.

2.1.6 Adaptasi Bayi Baru Lahir


Adaptasi Bayi Baru Lahir Terhadap Kehidupan Di Luar Uterus

Adaptasi bayi baru lahir adalah proses penyesuaian fungsional neonatus darikehidupan
didalam uterus ke kehidupan diluar uterus.Beberapa perubahan fisiologi yang dialami bayi baru
lahir antara lain yaitu :

1. Sistem Pernafasan

Masa yang paling kritis pada bayi baru lahir adalah ketika harus mengatasi resistensi paru
pada saat pernapasan yang pertama kali.Pada umur kehamilan 34-36 minggu struktur paru-
paru matang, artinya paru-paru sudah bisa mengembangkan sistem alveoli.Selama dalam
uterus, janin mendapat oksigen dari pertukaran gas melalui plasenta.Setelah bayi lahir,
pertukaran gas harus melalui paru-paru bayi. (Rahardjo dan Marmi, 2015: 14). Tabel 2.2
Perkembangan sistem pulmunol sesuai umur kehamilan.

Struktur matang ranting paru-paru sudah bisa mengembangkan sistem alveoli.Selama


dalam uterus, janin mendapat oksigen dari pertukaran gas melalui plasenta.Setelah bayi lahir,
pertukaran gas harus melalui paru- paru bayi.Rangsangan gerakan pernapasan pertama :

a. Tekanan mekanik dari torak sewaktu melalui jalan lahir (stimulasimekanik) 16


b. Penurunan Pa02 dan peningkatan PaC02 merangsang kemoreseptor yangterletak disinus
karotikus (stimulasi kimiawi)
c. Rangsangan dingin didaerah muka dan perubahan suhu didalam uterus(stimulasi
sensorik)(Indrayani, 2013:311).

Pernapasan pertama pada bayi normal terjadi dalam waktu 30 menit pertama sesudah
lahir.Usaha bayi pertama kali untuk mempertahankan tekanan alveoli, selain adanya
surfaktan yang dengan menarik nafas dan mengeluarkan nafas dengan merintih sehingga
tertahan di dalam.

Respirasi pada neonatus biasanya pernafasan diafragmatik dan abdominal, sedangkan


frekuensi dan dalam tarikan belum teratur.Apabila surfaktan berkurang, maka alveoli akan
kolaps dan paru-paru kaku sehingga terjadi atelektasis, dalam keadaan anoksia neonatus
masih dapat mempertahankan hidupnya karena adannya kelanjutan metabolisme anaerobik.

2. Sirkulasi darah

Pada masa fetus darah dari plasenta melalui vena umbilikalis sebagian ke hati, sebagian
langsung ke serambi kiri jantung, kemudian ke bilik kiri jantung.Dari bilik kiri darah di
pompa melalui aorta ke seluruh tubuh.Dari bilik kanan darah di pompa sebagian ke paru dan
sebagian melalui duktus arteriosus ke aorta.

Setelah bayi lahir, paru akan berkembang mengakibatkan tekanan-tekanan arteriol dalam
paru menurun. Tekanan dalam jantung kiri lebih besar dari pada tekanan jantung kanan yang
mengakibatkan menutupnya foramen ovale secara fungsional.Hal ini terjadi pada jam-jam
pertama setelah kelahiran. Oleh karena tekanan dalam paru turun dan tekanan dalam aorta
desenden naik dan karena rangsangan biokimia (paO2 yang naik), duktus arteriosus akan
berobliterasi, ini terjadi pada hari pertama.Aliran darah paru pada hari pertama ialah 4-5 liter
per menit / m2.Aliran darah sistolik pada hari pertama rendah yaitu 1.96 liter/menit/m 2 karena
penutupan duktus arteriosus (Indrayani, 2013: 312)

3. Metabolisme
Luas permukaan tubuh neonatus, relatif lebih luas dari orang dewasa sehingga
metabolisme basal per kg BB akan lebih besar, sehingga BBL harus menyesuaikan diri
dengan lingkungan baru sehingga energi diperoleh dari metabolisme karbohidrat dan lemak.

Pada jam-jam pertama energi didapatkan dari perubahan karbohidrat.Pada hari kedua,
energi berasal dari pembakaran lemak.Setelah mendapat suhu < 30 cc (Indrayani, 2013: 314).

4. Hati

Fungsi hati janin dalam kandungan dan segera setelah lahir masih dalam keadaan matur
(belum matang), hal ini dibuktikan dengan ketidakseimbangan hepar untuk menghilangkan
bekas penghancuran dalam peredaran darah (Rahardjo dan Marmi, 2015: 22). Setelah segera
lahir, hati menunjukkan perubahan kimia dan morfologis, yaitu kenaikan kadar protein dan
penurunan kadar lemak dan glikogen. Sel hemopoetik juga mulai berkurang walaupun
memakan waktu yang lama. Enzim hati belum aktif benar pada waktu bayi baru lahir, daya
detoksifikasihati pada neonatus juga belum sempurna,contohnya peberian obat kloramfenikol
dengan dosis lebih dari 50 mg/kgBB/hari dapat menimbulkan grey baby syndrome(Indrayani,
2013: 314).

2.1.7 Tahapan Bayi Baru Lahir


Tahapan Bayi Baru Lahir

a. Tahap I:terjadi segera setelah lahir, Selama menit- menit pertama kelahiran.Pada tahap ini
digunakan sistem skoring apgar untuk fisik dan scoring gray untukinteraksi bayi dan ibu.

b. Tahap II: di sebut transisional reaktivitas. Pada tahap II dilakukanpengkajian selama 24


jam pertama terhadap adanya perubahan perilaku.

c. Tahap III: disebut tahap periodik, pengkajian dilakukan setelah 24 jampertama yang
meliputi pemeriksaan seluruh tubuh (Saleha,2012: 4).

2.1.8 Kunjungan Neonatal


Pelayanan Kesehatan Neonatus.
Pelayanan kesehatan neonates menurut kemenkes RI, (2015) adalah pelayanan kesehatan
sesuai standar yang diberikan oleh tenaga kesehatan kepada neonates sedikitnya 3 kali, selama
periode 0 sampai dengan 28 hari setelah lahir.

1. Kunjungan neonates ke-1 (KN I) dilakukan 6-48 jam setelah lahir, dilakukan
pemeriksaan pernapasan, warna kulit gerakan aktif atau tidak, ditimbang, ukur panjang
badan, lingkar lengan, lingkar dada, pemberian salep mata, vitamin K1, Hepatitis B,
perawatan tali pusat dan pencegahan kehilangan panas bayi.
2. Kunjungan neonates ke-2 (KN 2) dilakukan pada hari ke-3 sampai hari ke-7 setelah
lahir, pemeriksaan fisik, melakukan perawatan tali pusat, pemberian ASI eksklusif,
personal hygiene, pola istirahat, keamanan dan tanda-tanda bahaya.
3. Kunjungan neonates ke-3 (KN 3) dilakukan pada hari ke-8 sampai hari ke-28 setalah
lahir, dilakukan pemeriksaan pertumbuhan dengan berat badan, tinggi badan dan
nutrisinya.

2.1.9 Kebutuhan Dasar BBL


1) Pemberian minum

Salah satu yang pokok minuman yang hanya boleh dikonsumsi bayi barulahir dan
diberikan secara cepat/ dini adalah air susu ibu (ASI), karena ASImerupakan makanan yang
terbaik bagi bayi. ASI diketahui mengandung zat gizi yang paling sesuai kualitas dan
kuantitasnya untuk pertumbuhan dan perkmbangan bayi. Berikan ASI sesering mungkin
sesuai keinginan bayi (on demond) atau sesuai keinginan ibu(jika payudara penuh)atau sesuai
kebutuhan bayi setiap 2-3 jam (paling sedikit setiap 4 jam), berikan ASI dari salah satu
payudara sampai payudara benar-benar kosong, setelah itu apabila masih kurang baru diganti
dengan payudara sebelahnya. Berikan ASI saja (ASI Eksklusif) sampai bayi berumur 6
bulan.Selanjutnya pemberian ASI diberikan hingga anak berusia 2 tahun, dengan
penambahan makanan lunak atau padat yang disebut MPASI (makan pendamping ASI).

1) Minum/ kebutuhan dasar

Kebutuhan cairan pada tiap-tiap bayi untuk mencapai kenaikkan Beratbadan yang
optimum, berbeda-beda oleh sebab pemberian cairanhendaknya on demand (sesuai keinginan
bayi).Tanda bayi cukup asi:
a) Bayi minum ASI tiap 2-3 jam atau dalam 24 jam minimal mendapatkan asi 8 kali pada 2-3
minggu pertama.

b) Kotoran berwarna kuning dengan frekuensi sering dan warna menjadi lebih muda pada
hari ke lima setelah lahir.

c) Bayi akan buang air kecil (BAK) paling tidak 6-8 kali sehari.

d) Ibu dapat mendengarkan pada saat bayi menelan ASI.

e) Payudara terasa lebih lembek, yang menandakan ASI telah habis.

f) Warna bayi merah (tidak kuning) dan kulit terasa kenyal.

g) Pertumbuhan berat badan (BB) dan tinggi badan (TB) bayi sesuai dengan grafik
pertumbuhan.

h) Perkembangan motorik baik (bayi aktif dan motoriknya sesuai dengan rentang usianya).

i) Bayi kelihatan puas, sewaktu-waktu saat lapar akan bangun dan tidur dengan cukup.

j) Bayi menyusu dengan kuat (rakus), kemudian melemah dan tertidur pulas (Dewi, 2011).

2) BAB

Pada hari pertama dan ketiga tinja berwarna hijau tua (mekonium), hari ke empat dan
lima tinja berwarna coklat kehijauan dan tergantungdengan susu yang diminum. Bayi yang
minum ASI berwarna kuning dan lembek, bayi yang minum PASI tinja berwarna kuning ke
abuabuan dengan sedikit bau menusuk. Frekwensi 1-8 kali sehari.

3) BAK

Sistem ginjal terbentuk sejak masa janin tetapi kemampuan setelah lahir masih
terbatas,kemampuan mensekresi obat dan memekat atau mengencerkan urin belum
sempurna.Urin pertama dihasilkan dalam 24 jam pertama serta meningkat seiring asupan
cairan. Yang perlu diperhatikan/ dicatat: kencing pertama, frekwensi kencing berikutnya,
warna. Frekwensi minimal bayi berkemih 6-10 kali/ hari.

2.1.10 Perawatan Tali Pusat

Banyak pendapat tentang cara terbaik perawatan tali pusat. Telah dilaksakan beberapa uji
klinis untuk membandingkan cara penanganan tidak ada peningkatan kejadian infeksi pada tali
pusat bila dibiarkan terbuka dan tidak melakukan apapun selain membersihkan luka tersebut
dengan air bersih. Untuk diwaspadai bagi Negara-negara yang beriklim tropis, penggunaan
alkohol yang popular dan terbukti efektif di daerah panas alkohol mudah menguap dan terjadi
penurunan keefektifannya.

Bedak antiseptik juga dapat kehilangan keefektifannya terutama dalam suasana


kelembaban tinggi (bila tidak dijaga). Sehingga penggunaan bahan tersebut dapat mengakibatkan
infeksi, kecuali bila obat tersebut dapat dijaga agar tetap kering dan dingin. karena tidak ada
bukti kuat penggunaan alkohol tersebut mahal dan sulit untuk mendapatkan bahan yang
berkualitas, untuk sementara ibu membiarkan tali pusat mongering sendiri. Hasil penelitian
tersebut diatas menunjukkan bahwa dengan membiarkan tali pusat mengering, tidak ditutup dan
hanya dibersihkan setiap hari dengan menggunakan air bersih, merupakan cara paling
costeffective untuk perawatan tali pusat.

Bidan sebaiknya menasehati ibu agar tidak membubuhkan apapun pada sekitar tali pusat
karena dapat mengakibatkan infeksi. Hal ini disebabkan karena meningkatnya kelembaban
(akibat penyerapan oleh bahan tersebut) badan bayi sehingga menciptakan kondisi yang ideal
bagi tumbuhnya bakteri, penting untuk dinasehati pada ibu, agar tidak membubuhi apapun dan
hendaknya tali pusat dibiarkan membuka agar tetap kering (Muslihatun, 2010).
BAB III

SOAP TEORI

Konsep Asuhan Kebidanan

Tanggal : Mengetahui tanggal dilakukan asuhan kebidanan

Tempat : Mengetahui tempat dilakukan asuhan kebidanan

Jam : Mengetahui waktu dilakukan asuhan kebidanan

Subjektif
Identitas Bayi
Ditanyakan untuk mengenal data bayi sehingga memiliki perbedaan dengan bayi lainnya.
Nama : Untuk mengetahui, memanggil, dan menghindari kekliruan
Tanggal Lahir : Untuk mengetahui kapan bayi dilahirkan
Jenis Kelamin : Untuk mengetahui jenis kelamin bayi
Usia : Untuk mengetahui usia
BB Lahir : Untuk mengetahui kemajuan kenaikan BB bayi

Identitas orang tua


Ditanyakan untuk mengenal identitas data orang tua bayi guna memudahkan asuhan yang
diberikan.
Nama : Untuk mengkaji agar tidak agar tidak terjadi kesalahan bayi
Usia : Untuk mengetahui adanya resiko yang dimiliki
Agama : Untuk memudahkan dalam melakukan pendekatan
Pendidikan : Untuk memudahkan cara penyampaian informasi atau asuhan
Pekerjaan : Untuk mengetahui aktivitas orang tua bayi
Alamat : Untuk mengetahui tempat tinggal orang tua bayi

Keluhan Utama
Mengkaji keluhan yang dirasakan oleh ibu tentang keadaan bayinya
Riwayat Kehamilan
Mengetahui riwayat keadaan bayi saat hamil
Riwayat partus
Mengetahui keadaan bayi saat lahir, penolong, tempat, dan cara bersalin
Riwayat Nifas
Mengetahui keadaan ibu saat nifas
Objektif (O)
1. Pemeriksaan fisik umum
Postur tubuh : Mengkaji postur tubuh bayi (proporsional/tidak)
Gerakan : Mengkaji gerakan bayi (aktif/diam)
Tangisan : Mengkaji tangisan bayi (normal/merintih)
Nadi : Mengetahui frekuensi detak jantung permenit 120-160x/menit
Pernafasan : Mengetahui frekuensi pernafasan (40-60x/menit)
Suhu : Mengetahui suhu tubuh bayi (36,5-37,5C)
Panjang badan : Mengetahui kemajuan pertumbuhan bayi (45-53cm)
Lingkar dada : Mengetahui bentuk tubuh (30-38cm)
Berat badan : Mengetahui kemajuan pertumbuhan bayi (2500-4000gr)
Lingkar lengan : Mengetahui status gizi bayi (11-12cm)

2. Pemeriksaan Fisik

Kepala : mengetahui bagian kepala, normalnya UUB datar tidak cekung dan tidak cembung,
tidak ada caput sucadenum dan cepal hematoma

Wajah : mengetahui wajah bayi, normalnya warna kemerahan, tidak sianosis dan tidak ikterus

Mata : Mengetahui mata bayi, normalnya simetris, tidak ada sekret, tidk ada darah pada
sklera, konjungtiva merah muda, sklera putih

Hidung : Megetahui hidung, bayi normalnya lubang hidung simetris, tidak ada PCH, terdapat
septum, tidak ada sekret

Mulut : Mengetahui mulut, normalnya tidak ada labio skisis, mukosa bibir lembab, tidak ada
sianosis, tidak ada palato skisis
Telinga : Mengetahui telinga, normalnya simetris, daun telinga terbentuk sempurna, 1/3
bagian atas telinga lebih tinggi dari garis mata

Leher : Mengetahui Leher, normalnya tidak ada bullneck, tidak ada bendungan vena jugularis

Dada : Mengetahui dada, normalnya tidak ada tarikan intercoste, tidak ada suara ronkhi dan
wheezing

Abdomen : Mengetahui abdomen bayi, tidak ada perdarahan tali pusat, tidak ada infeksi tali
pusat, tidak ada pembesaran hepar.

Punggung : Mengetahui pungung bayi, normalnya tidak ada spina bifida

Genetalia : Mengetahui genetalia bayi

Laki-laki : Normalnya guratan skrotum terbentuk sempurna, testis sudah turun, lubang uretra
berada di ujung penis

Perempuan : Normalnya labia mayora sudah menutupi labia minora, terdapat lubang pada
uretra dan vagina

Anus : Mengetahui anus, normalnya tidak ada atresia ani

3. Pemeriksaan Neurologis

Reflek Glabela : (+) bila bayi menjauhkan mata saat ada rangsangan

Reflek Mandibularis : (+) bila bayi mengedipkan mata saat alis disentuh

Reflek Moro : (+) bila bayi menunjukkan gerakan memeluk

Reflek Graft : (+) bila bayi menggemgam ketika disentuh telapak tangan

Reflek Gland : (+) bila bayi mengangkat paha saat ada rangsangan

4. Pemeriksaan Antopometri

a. Lingkar Kepala
Sirkum ferensia sub occipito bregmatika : normalnya 32cm
Sirkum ferensia fronto occipitalis : normalnya 34cm
Sirkum ferensia mento occipitalis : normalnya 35cm

b. Diameter Kepala

SOB : normalnya 9,5cm


SOF : normalnya 11cm
SMB : normalnya 9,5cm
MO : normalnya 13,5cm
FO : normalnya 12cm
Bi parietalis : normalnya 9cm
Bi temporalis : normalnya 8cm
Analisa Data
Bayi (usia>24jam) (kurang/cukup bulan) bulan sesuai usia kehamilan hari ..... fisiologis
Penatalaksanaan
Merupakan asuhan yang diberikan oleh petugas pada bayi melalui orangtua, bisa berupa
tindakan maupun konseling serta evaluasinya.
BAB IV

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN

PADA BAYI NY. ”R” USIA 1 HARI FISIOLOGIS

DI BPM HALIMAH

Tanggal Pengkajian : 15 Februari 2021

Tempat Pengkajian : BPM Halimah

Waktu Pengkajian : 07.00 WIB

Identitas Bayi
Nama : By. Ny. R
Tanggal Lahir : 14 Februari 2021
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 1 hari
BB Lahir : 3.200gram
PB Lahir : 49 cm

Identitas orang tua

Nama Istri : Ny. “R” Nama Suami : Tn. “ W”


Umur : 25 tahun Umur : 26 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan : S1 Pendidikan : S1
Pekerjaan : Guru Pekerjaan : Guru
Alamat : Wonokromo Alamat : Wonokromo
Subjektif (S)

Bayi Ny R lahir pada tanggal 14 februari pada pukul 06.00 WIB lahir spontan belakang ditolong
oleh bidan. Lahir pada usia kehamilan 39 minggu. Ketuban jernih dan tidak tidak berbau. BB
3200 gram dan PB 49cm. Saat lahir bayi menangis kuat, gerakan aktif, kulit kemerahan, dan
dalam keadaan normal dan sehat. Bayi sudah mendapatkan ASI eksklusif sejak lahir. Bayi BAB
3x sehari dan BAK 5x sehari.

Objektif (O)
1. Pemeriksaan fisik umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Postur tubuh : Proporsional
Gerakan : aktif
Tangisan : Kuat
Tonus Otot : Kuat
Kelainan : Tidak Ada

2. Tanda-tanda vital

Nadi : 149x/menit
Pernafasan : 50x/menit
Suhu : 36,5C

3. Antropometri

Panjang badan : 46cm


Lingkar dada : 37cm
Berat badan : 2700 gram
Lingkar lengan : 11cm
Lingkar Kepala : 31 cm

2. Pemeriksaan Fisik

Kepala : tidak ada caput sucadenum dan cepal hematoma


Wajah : berwarna kemerahan, tidak sianosis dan tidak ikterus

Mata : simetris, tidak ada sekret, tidak ada darah pada sklera, konjungtiva merah muda, sklera
putih.

Hidung : lubang hidung simetris, tidak ada PCH, terdapat septum, tidak ada sekret

Mulut : mukosa bibir lembab,tidak ada labio skisis, mukosa bibir lembab, tidak ada sianosis,
tidak ada palato skisis

Telinga : simetris, daun telinga terbentuk sempurna, 1/3 bagian atas telinga lebih tinggi dari
garis mata

Leher : tidak ada bullneck, tidak ada bendungan vena jugularis

Dada : tidak ada tarikan

intercoste, tidak ada suara ronkhi dan wheezing

Abdomen : tidak ada perdarahan tali pusat, tidak ada infeksi tali pusat, tali pusat basah dan
terbungkus kassa steril, tidak ada pembesaran hepar.

Punggung : tidak ada spina bifida

Genetalia : Perempuan : labia mayora sudah menutupi labia minora, terdapat lubang pada
uretra dan vagina

Anus : tidak ada atresia ani

Ekstremitas : Atas : simetris, tidak ada sindaktil dan polidaktil

Bawah : simetris, tidak ada sindaktil dan polidaktil, gerakan aktif

System syaraf : Refleks moro normal

Reflek fisiologi :

1. Reflek moro : ada kuat


2. Reflek rooting : ada kuat
3. Reflek sucking : ada kuat
4. Reflek grapsing : ada kuat
5. Reflek tonik neck : ada kuat
6. Reflek babinsky : ada kuat

Analisa Data

Bayi Ny. R cukup bulan sesuai masa kehamilan usia 1 hari fisiologis
Penatalaksanaan
Tanggal : 15 februari 2021
Pukul : 07.30 WIB
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan bayi pada ibu, ibu senang karena bayinya
dalam keadaan sehat.
2. Memberitahu ibu untuk menjaga kehangatan bayinya dengan menggunakan
sarung tangan, memakaikan topi lalu dibedong dengan kain bersih dan
diletakkan di ruangan hangat, ibu mengerti dan bersedia
3. Menganjurkaan ibu untuk tidur satu ruangan dengan bayi agar memiudahkan
ibu untuk menyusui dan menambahkan ikatan antara ibu dan bayi, ibu
bersedia tidur satu ruangan dengan bayi
4. Menganjurkan ibu untuk meberikan ASI Eksklusif pada bayi yaitu selama 6
bulan hanya diberi ASI saja dan diberi ASI selama 2 tahun, ibu bersedia
5. Melakukan perawatan tali pusat dan memberitahu ibu cara merawat tali pusat
agar tetap kering, ibu menegerti dan bersedia
6. Menganjurkan kepada ibu untuk menjemur bayinya pada pagi hari, ibu
bersedia
7. Memberitahu ibu tanda bahaya neonates, yaitu bayi tidak mau menyusu,
demam tinggu, sulit bernafas, mata bvengkak atau mengeluarkan cairan, bayi
merintih atau menangis terus-menerus, tali pusat kemerahan atau berbau, kulit
dan mata bayi kuning, ibu mengerti bahaya neonates
8. Memberitahu ibu untuk kunjungan ulang yaitu 6-7 hari (KN2), ibu mengerti
dan bersedia
9. Melakukan mendokumentasian dalam catatan SOAP, sudah dilakukan
pendokumentasian
BAB V

PEMBAHASAN

Pada kunjungn ini, bayi Ny. R usia 1 hari. Dari hasil pemeriksaan umum dalam batasan
normal, BB 3200gram, bayi meminum ASI eksklusif.. Pada kunjungan saat ini di berikan
penatalaksanaan melakukan perawatan tali pusat, dan memastikan ibu agar tetap memberikan
ASI eklusif hingga bayi berusia 6 bulan tanpa memberikan makanan pendamping ASI lainnya.
Dikarnakan ASI sangat cukup untuk memenuhui nutrisi bayi. Sehingga ibu harus memberikan
ASI. sesering mungkin atau setiap 2 jam sekali atau pada saat bayi menangis . hal ini sesuai
dengan teori Jenny.S.J (2013) sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dengan kasus.
BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Asuhan kebidanan Bayi Baru Lahir yang pada bayi Ny. R berjalan secara fisiologis
dengan melakukan pendokumentasian SOAP.

B. Saran

1. Bagi Klien
Diharapkan bagi klien dapat menerapakan konseling yang telah di berikan oleh bidan
agar kesehtan bayinya tetap baik.
2. Bagi Tenaga Kesehatan
Diharapkan tenaga kesehatan pada umumnya, khususnya para bidan dapat melakukan
dan memberikan asuhan kebidanan yang sesuai dengan standar oprasional prosedur yang efektif
untuk meningkatkan pelayanan kebidanan
3. Bagi Mahasiswa
Diharapkan kepada seluruh mahasiswa kebidanan untuk lebih menguasai teori kebidanan,
khususnya asuhan kebidanan terhadap BBL, agar ilmu tersebut dapat diterapkan dalam lahan
praktek dengan baik dan sesuai.
DAFTAR PUSTAKA

Marmi dan Kukuh Rahardjo.2012. Asuhan Neonatus Bayi, Balita dan Anak Presekolah.
Yogyakarta : Pustaka pelajar

Muslihatul, Wafi Nur. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Balita . Yogyakarta : depbulish

Rukiyah, A. Y., dan L. Yuliatin. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Edisi Revisi
1. Jakarta : Trans Info Media

Tonda, naomy marie.2012. asuhan Kebidanan Pada Neonatus, bayi Dan Anak Balita. Jakarta
: ECG

Anda mungkin juga menyukai