Bayi baru lahir disebut juga neonatus merupakan bayi yang berumur 0
sampai dengan usia 1 bulan sesudah lahir (Muslihatun, 2010). Bayi baru lahir
normal adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan 37 minggu sampai 42
minggu dan berat lahir 2500 gram sampai 4000 gram (Depkes RI, 2007). Asuhan
segera bayi baru lahir adalah asuhan yang diberikan pada bayi tersebut selama jam
pertama setelah kelahiran (Prawiroharjo, 2006). Jadi asuhan keperawatan bayi baru
lahir normal merupakan asuhan yang diberikan kepada bayi berumur 0-1 bulan
sesudah kelahiran yang lahir dengan umur kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu
dan berat lahir antara 2500 sampai 4000 gram.
Menurut Dewi (2010), ciri-ciri bayi baru lahir normal adalah sebagai berikut :
a. Perubahan metabolik
b. Perubahan suhu
e. Ginjal
Tubuh bayi baru lahir mengandung relatif banyak air dan kadar
Natrium relatif lebih besar daripada kalium. Hal ini menandakan
bahwa ruangan ekstraseluler luas. Fungsi ginjal belum sempurna
karena jumlah nefron matur belum sebanyak orang dewasa dan ada
ketidakseimbangan antara luas permukaan glomerulus dan volume
tubulus proksimal renal blood flow (aliran darah ginjal) pada
neonatus relatif kurang bila dibandingkan dengan orang dewasa.
f. Hepar
Kadar bilirubin dalam serum tali pusat yang beraksi indirek adalah
1-3 mg/dl/24 jam. Dengan demikian ikterus dapat dilihat pada hari
ke 2 sampai hari 3, biasanya berpuncak antara hari ke 2 dan ke 4
dengan kadar 5-6 mg/dl dan menurun sampai dibawah 2
mg/dl,antara umur ke 5 dan ke 7. Ikterus yang disertai dengan
perubahanperubahan ini disebut fisilogis dan disebabkan karena
kenaikan produksi bilirubin pasca pemecahan sel darah merah janin
dikombinasi dengan keterbatasan sementara konjugasi bilirubin oleh
hati.
g. Imunologi
Pada sistem imunologi Imunoglobulin G dibentuk banyak dalam
bulan kedua setelah bayi dilahirkan. IgA, IgD dan IgE diproduksi
secara lebih bertahap dan kadar maksimum tidak dicapai sampai
pada masa kanak-kanak. Bayi yang menyusu mendapat kekebalan
pasif dari kolostrum dan ASI.
h. Integumen
Kulit bayi baru lahir sangat sensitif dan mudah mengelupas, semua
struktur kulit ada pada saat lahir tetapi tidak matur. Epidermis dan
dermis tidak terikat dengan erat dan sangat tipis, vernik kaseosa juga
bersatu dengan epidermis dan bertindak sebagai tutup pelindung dan
warna kulit merah muda.
Nilai APGAR
Tanda 0 1 2
Appearance Pucat Badan merah, Seluruh tubuh
(Warna kulit) ekstremitas biru kemerahmerahan
Pulse rate Tidak ada <100 >100
(Frekuensi nadi)
Grimace (Reaksi Tidak ada Sedikit gerakan Batuk/bersin
rangsangan mimik
Activity (Tonus Tidak ada Ekstremitas dalam Gerakan aktif
otot) sedikit fleksi
Respiration Tidak ada Lemah/tidak teratu Baik/menangis
(Pernapasan
Catatan :
NA 1 menit lebih/sama dengan 7 tidak perlu resusitasi NA 1 menit 4-6 bag dan
mask ventlation NA 1 menit 0-3 lakukan intubasi
Mekanisme Kehilangan Panas
Kehilangan panas tubuh pada bayi baru lahir dapat terjadi melalui
mekanisme berikut:
1. Evaporasi adalah cara kehilangan panas karena menguapnya
cairan ketuban pada permukaan tubuh setelah bayi lahir karena
tubuh tidak segera dikeringkan
2. Konduksi adalah kehilangan panas melalui kontak langsung
Judul Riset, Peneliti Dan Tahun Link Jurnal Metode Penelitian Rekomendasi Penelitian
Pemberian Stimulasi Pertumbuhan dan https://scholar.google.com/ Kuantitatif Ibu perlu meningkatkan pengetahuan dan
perkembangan oleh Ibu Berhubungan scholar? menggunakan design perilaku yang lebih baik lagi dalam
Dengan Perkembangan Anak Usia 1-3 hl=id&as_sdt=0%2C5&q=jurn descriptive analitik stimulasi pertumbuhan dan perkembangan
Tahun (2020) al++kebutuhan+Neonatus dengan pendekatan anak yaitu dengan mengikuti kegiatan
(Devi Nurhayati, Latifah Susilowati, 2020) %2C+Bayi cross sectional. penyuluhan kesehatan maupun posyandu
%2C+Balita+Dan+Anak+Pra+ balita yang dilakukan oleh tenaga
Sekolah&btnG= kesehatan terkait dan kader posyandu.
Hubungan Antara Penggunaan Gadget https:// Survey analitik Orang tua diharapkantidak memberikan
Dengan Perkembangan Balita dengan pendekatan gadget pada anak balita mengingat
(2019) ejr.stikesmuhkudus.ac.id/ crosssection dampak negatif yang ditimbulkan
(Sulistya Oktaviani, Juhrotun Nisa, Umi index.php/ijb/article/view/738
Baroroh, 2019)
Pengaruh Associative Play Terhadap http:// Quasi eksperimen Perlu dilakukan penelitian lebih
Tingkat Stress Pada Anak Usia 3-5 Tahun dengan metodeone lanjut dengan mengendalikan
jukia.medikawiyata.ac.id/ confounding factor serta memberikan
(2018) grup pretest posttes.
(Ines Ratni Pravitasari, Didien Ika Setyarini, index.php/jkia/article/view/60 kriteria khusus pada enumerator agar
hasil penelitian yang diharapkan lebih
Reni Wahyu Triningsih , 2018) maksimal
Descriptive analitik
dengan pendekatan Dapat meneliti peran orang tua
http:// cross sectional dalam perkembangan kognitif anak, dan
Hubungan Pola Bermain Dengan
www.libnh.stikesnh.ac.id/ diharapkan dapat meningkatkan kualitas
Perkembangan Kognitif Anak Usia Pra pola asuh anak dan menambahkan pola
index.php/jikd/article/view/
Sekolah Di Taman Kanak-Kanak Kencana bermain anak
126/121
Kecamatan Tobadak Kabupaten Mamuju
Tengah (2020)
Asmiana Saputri Ilyas, 2020)
Status Pekerjaan Ibu Dan Status Gizi http://128.199.127.86/e- Deskriptif Perlu intervensi dari pihak tenaga
(IMT/U Dan TB/U) Anak Pra-Sekolah observasional ini kesehatan setempat untuk menanggulangi
journal/index.php/JPRI/
Kota Mataram
article/view/176 memilikirancangan malnutrisi pada anak pra sekolah dan tidak
(2020)
penelitian cross hanya fokus pada peningkatan berat badan
(Endy Bebasari Ardhana Putri,, Humaediah
sectional anak, melainkan juga membantu anak
Lestari, 2020)
memiliki status gizi yang normal.
2. Identifikasi aplikasi teori etika, komunikasi dan konseling dalam
melakukan promosi dan konseling masa neonatus dan keluarganya
Komunikasi Efektif
Komunikasi Terbuka dan 2 arah
Komunikasi berbasis pada respectful hak pasien. (K.H Endah Widhi Astuti,
2016)
3. Prinsip dasar pengambilan keputusan klinis dalam manajemen
asuhan kebidanan neonatus, bayi, balita prasekolah
Dalam penanganan selama masa neonatus diharapkan bidan bersikap ramah,
dan sopan pada setiap kunjungan ibu hamil
Bidan harus mengevaluasi pemahaman ibu tentang informasi yag diberikan dan
juga memberikan pesan kepada ibu apabila terjadi efek samping yang tidak bisa
ditanggulagi sendiri segera datang kembali dan komunikasi
Bidan berusaha menyokong pemahaman klien tentang kesejahteraan dan
menyatakan pilihannya pada pengalaman situasi yang aman pusat perhatian
pelayanan bidan adalah safety and wellbeing mother
Memberikan penjelasan yang sejelas-jelasnya terhadap status kesehatan
neonatus
Memberikan pilihan (Informed Choice) dalam menentukan pilihan, memberikan
informed consent untuk prosedur Tindakan. (Wittmann- Price, Wilson and
Gitting).
DAFTAR PUSTAKA
1. Markum, AH, 2002, Ilmu Kesehatan Anak, Jakarta, FKUI
2. Mansjoer, Arif, 2000, Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Jilid 2,
Jakarta, FKUI, Hal 373 & 380
3. Ngastiah, 1997, Perawatan Anak Sakit, Jakarta, EGC, Bab 3 Hal 130-140
4. Pilliteri, Adele, 2002, Buku saku Perawatan Kesehatan Ibu dan Anak,
Jakarta, EGC, Bagian 3 Hal 279
5. Kosim,saleh, 2003, Manajemen Masalah Bayi Baru Lahir untuk Dokter,
Bidan dan Perawat di Rumah Sakit, Jakarta, DEPKES & IDAI MNH
JHPIEGO,
6. Prawirohardjo, Sarwono. 2001, Acuan Pelayanan Kesehatan Maternal dan
neonatal, Jakarta ,
7. Soetjiningsih, 1995. Tumbuh Kembang anak bab Penilaian Pertumbuhan
dan Perkembangan. FK Universitas Udayana. Bali:EGC
8. Bobak, 2004 Buku ajar keperawatan maternitas, Jakarta, EGC
9. JPHPIEGO. 2003 Panduan pengajar asuhan kebidanan fisiologi bagi dosen
diploma III kebidanan, Buku 5 asuhan bayi baru lahir: Pusdiknakes, Jakarta.
10. Jhonson dan Taylor. 2005. Buku ajar praktik kebidanan. Cetakan I: EGC,
Jakarta
11. Matondang, Wahidiyat, Sastroasmoro.2003. Diagnosis fisis pada anak. Edisi
ke-2.CV Sagung seto. Jakarta