Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENDAHULUAN

Neonatus, Bayi, Balita Dan Anak Pra Sekolah

TUTI MURTIANI ANA DAKOSTA


8121049

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN FAKULTAS


KEBIDANAN
INSTITUT KESEHATAN RAJAWALI
2022
1. Summary Review Pada Masa Persalina
1.1 Pengertian Bayi Baru Lahir Normal

Bayi baru lahir disebut juga neonatus merupakan bayi yang berumur 0
sampai dengan usia 1 bulan sesudah lahir (Muslihatun, 2010). Bayi baru lahir
normal adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan 37 minggu sampai 42
minggu dan berat lahir 2500 gram sampai 4000 gram (Depkes RI, 2007). Asuhan
segera bayi baru lahir adalah asuhan yang diberikan pada bayi tersebut selama jam
pertama setelah kelahiran (Prawiroharjo, 2006). Jadi asuhan keperawatan bayi baru
lahir normal merupakan asuhan yang diberikan kepada bayi berumur 0-1 bulan
sesudah kelahiran yang lahir dengan umur kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu
dan berat lahir antara 2500 sampai 4000 gram.

1.2 Ciri-Ciri bayi baru lahir normal

Menurut Dewi (2010), ciri-ciri bayi baru lahir normal adalah sebagai berikut :

a. Berat badan 2.500-4000 gram

b. Panjang badan 45-55 cm

c. Lingkar dada 30-33 cm

d. Lingkar kepala 32-36,8 cm

e. Bunyi jantung 110-160 x/menit

f. Pernafasan 30-60 x/menit

g. Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan cukup


terbentuk dan diliputi vernik caseosa

h. Rambut kepala biasanya telah sempurna

i. Kuku agak panjang atau melewati jari-jari

j. Genetalia labia mayora sudah menutupi labia minora (pada anak


perempuan), testis sudah turun (pada anak laki-laki).
k. Reflek hisap dan menelan baik

l. Reflek suara sudah baik, bayi bila dikagetkan akan memperlihatkan


gerakan memeluk.

m. Reflek menggenggam sudah baik

n. Eliminasi baik, urine dan mekonium akan keluar 24 jam pertama,


mekonium berwarna hitam kecoklatan

1. 3. Adaptasi Fisiologis Bayi Baru Lahir

Menurut Winkjosastro (2006), segera setelah lahir, bayi baru lahir


harus beradaptasi dari keadaan yang sangat tergantung menjadi mandiri
secara fisiologis. Banyak perubahan yang akan dialami oleh bayi yang
semula berada dalam lingkungan interna (dalam kandungan Ibu) yang
hangat dan segala kebutuhannya terpenuhi ke lingkungan eksterna (diluar
kandungan ibu) yang dingin dan segala kebutuhannya memerlukan
bantuan orang lain untuk memenuhinya. Perubahan yang dialami segera
setelah bayi lahir antara lain :

a. Perubahan metabolik

Kadar gula darah tali pusat yang semula 65 mg/100 ml akan


mengalami penurunan menjadi 50 mg/100 ml. Energi tambahan yang
diperlukan neonatus pada jam-jam pertama sesudah lahir diambil dari hasil
metabolisme asam lemak sehingga kadar gula darah dapat mencapai 120
mg/100 ml. Jika terjadi gangguan pada metabolisme asam lemak , tubuh
tidak dapat memenuhi kebutuhan neonatus, maka kemungkinan besar bayi
akan menderita hipoglikemia.

b. Perubahan suhu

Sesaat sesudah bayi lahir ia akan berada di tempat yang suhunya


lebih rendah dari dalam kandungan dan dalam keadaan basah. Bila
dibiarkan saja dalam suhu kamar maka bayi akan kehilangan panas.
Kehilangan panas pada bayi baru lahir dapat terjadi melalui 4 cara yaitu :

1) Konveksi : aliran panas mengalir dari permukaan tubuh ke


udara sekeliling yang lebih panas.

2) Radiasi : kehilangan panas dari permukaan badan ke


permukaan benda yang lebih dingin dengan kontak secara
tidak langsung.

3) Evaporasi : kehilangan panas yang terjadi ketika cairan


berubah menjadi uap.

4) Konduksi : kehilangan panas dari permukaan tubuh ke


permukaan alat/benda yang dingin dengan kontak secara
langsung.

c. Perubahan sistem pernapasan

Pernapasan pertama pada bayi normal terjadi dalam waktu 30 detik


sesudah kelahiran. Pernapasan ini timbul sebagai akibat aktivitas
normal susunan saraf pusat dan perifer yang dibantu oleh beberapa
ransangan lainnya, seperti kemoreseptor karotis yang sangat peka
terhadap kekurangan oksigen, rangsangan hipoksemia, sentuhan dan
perubahan suhu di dalam uterus dan diluar uterus. Semua ini
menyebabkan perangsangan pusat pernapasan dalam otak yang
melanjutkan rangsangan tersebut untuk menggerakkan diafragma
serta otot-otot pernapasan lainnya.

d. Perubahan sistem sirkulasi

Dengan berkembangnya paru-paru, tekanan oksigen di dalam alveoli


menigkat. Sebaliknya, tekanan karbondioksida turun. Hal-hal
tersebut mengakibatkan turunnya resistensi pembuluh-pembuluh
darah paru, sehingga aliran darah ke alat tersebut meningkat. Ini
menyebabkan darah dari arteri pulmonalis mengalir ke paru-paru dan
duktus arteriosus menutup. Dengan menciutnya arteri dan vena
umbilikalis dan kemudian dipotongnya tali pusat, aliran darah dari
plasenta melalui vena kava inferior dan foramen ovale ke atrium kiri
terhenti. Dengan diterimanya darah oleh atrium kiri dari paru-paru,
tekanan di atrium kiri menjadi lebih tinggi daripada tekanan di
atrium kanan, ini menyebabkan foramen ovale menutup. Sirkulasi
janin sekarang berubah menjadi sirkulasi bayi yang hidup di luar
badan ibu.

e. Ginjal

Tubuh bayi baru lahir mengandung relatif banyak air dan kadar
Natrium relatif lebih besar daripada kalium. Hal ini menandakan
bahwa ruangan ekstraseluler luas. Fungsi ginjal belum sempurna
karena jumlah nefron matur belum sebanyak orang dewasa dan ada
ketidakseimbangan antara luas permukaan glomerulus dan volume
tubulus proksimal renal blood flow (aliran darah ginjal) pada
neonatus relatif kurang bila dibandingkan dengan orang dewasa.

f. Hepar

Hepar janin pada kehamilan 4 bulan mempunyai peranan dalam


metabolisme karbohidrat. Glikogen mulai disimpan di dalam hepar.
Fungsi hepar janin dalam kandungan segera setelah lahir dalam
keadaan imatur (belum matang). Hal ini dibuktikan dengan
ketidakseimbangan hepar untuk meniadakan bekas penghancuran
darah dari peredaran darah. Enzim hepar belum aktif benar pada
neonatus, misalnya enzim UDPGT (Uridin Disfosfat Glukoride
Transferase) dan enzim G6FD (Glukosa 6 Fosfat Dehidrogenase)
yang berfungsi dalam sintesis bilirubin sering kurang sehingga
neonatus memperlihatkan gejala ikterus fisiologis.

Kadar bilirubin dalam serum tali pusat yang beraksi indirek adalah
1-3 mg/dl/24 jam. Dengan demikian ikterus dapat dilihat pada hari
ke 2 sampai hari 3, biasanya berpuncak antara hari ke 2 dan ke 4
dengan kadar 5-6 mg/dl dan menurun sampai dibawah 2
mg/dl,antara umur ke 5 dan ke 7. Ikterus yang disertai dengan
perubahanperubahan ini disebut fisilogis dan disebabkan karena
kenaikan produksi bilirubin pasca pemecahan sel darah merah janin
dikombinasi dengan keterbatasan sementara konjugasi bilirubin oleh
hati.

Untuk menentukan kadar bilirubin di dalam darah dan mengetahui


derajat ikterus pada bayi baru lahir dapat dilakukan dengan
pemeriksaan kramer. Cara pemeriksaannya ialah dengan menekan
jari telunjuk ditempat yang tulangnya menonjol seperti tulang
hidung, tulang dada, lutut dan lain-lain. Kemudian penilaian kadar
bilirubin dari tiap-tiap nomor disesuaikan dengan angka ratarata
didalam tabel di bawah ini :

Tabel 2.1 Penilaian Ikterus Menurut Kramer

Daerah Luas ikterus Kadar bilirubin


(mg%)

1 Kepala dan leher 5

2 Daerah 1 + badan bagian atas 9

3 Daerah 1, 2 + badan bagian bawah dan 11


tungkai

4 Daerah 1,2,3 + lengan dan kaki dibawah 12


tungkai

5 Daerah 1, 2, 3, 4 + tangan dan kaki 16

Untuk perawatan bayi yang mengalami ikterus dap dilakukan dengan


melakukan pencegahan hipotermia, menjemur bayi di bawah sinar
matahari dari jam 07.00 hingga jam 09.00 pagi selama 10 menit,
berikan ASI secara adekuat.

g. Imunologi
Pada sistem imunologi Imunoglobulin G dibentuk banyak dalam
bulan kedua setelah bayi dilahirkan. IgA, IgD dan IgE diproduksi
secara lebih bertahap dan kadar maksimum tidak dicapai sampai
pada masa kanak-kanak. Bayi yang menyusu mendapat kekebalan
pasif dari kolostrum dan ASI.

h. Integumen

Kulit bayi baru lahir sangat sensitif dan mudah mengelupas, semua
struktur kulit ada pada saat lahir tetapi tidak matur. Epidermis dan
dermis tidak terikat dengan erat dan sangat tipis, vernik kaseosa juga
bersatu dengan epidermis dan bertindak sebagai tutup pelindung dan
warna kulit merah muda.

1.4 Penilaian Bayi Waktu Lahir

Menurut Winkjosastro (2006), keadaan bayi dinilai satu menit


setelah lahir dengan penggunaan nilai APGAR. Penilaian ini perlu untuk
mengetahui apakah bayi menderita asfiksia atau tidak. Setiap penilaian
diberi angka 0,1 dan 2. Dari hasil penilaian tersebut dapat diketahui
apakah bayi normal ( vigorous baby = nilai APGAR 7-10), asfiksia
sedang-ringan (nilai APGAR 4-6) atau bayi menderita asfiksia berat (nilai
APGAR 0-3). Bila nilai APGAR 2 menit tidak mencapai nilai 7, maka
harus dilakukan tindakan resusitasi lebih lanjut oleh karena bila bayi
menderita asfiksia lebih dari 5 menit, kemungkinan terjadinya gejalagejala
neurologik lanjutan di kemudian hari lebih besar. Berhubungan dengan hal
itu, penilaian menurut APGAR dilakukan selain pada umur 1 menit juga
pada umur 5 menit. Berikut ini merupakan tabel penilaian APGAR :

Nilai APGAR
Tanda 0 1 2
Appearance Pucat Badan merah, Seluruh tubuh
(Warna kulit) ekstremitas biru kemerahmerahan
Pulse rate Tidak ada <100 >100
(Frekuensi nadi)
Grimace (Reaksi Tidak ada Sedikit gerakan Batuk/bersin
rangsangan mimik
Activity (Tonus Tidak ada Ekstremitas dalam Gerakan aktif
otot) sedikit fleksi
Respiration Tidak ada Lemah/tidak teratu Baik/menangis
(Pernapasan

Catatan :
NA 1 menit lebih/sama dengan 7 tidak perlu resusitasi NA 1 menit 4-6 bag dan
mask ventlation NA 1 menit 0-3 lakukan intubasi
Mekanisme Kehilangan Panas
Kehilangan panas tubuh pada bayi baru lahir dapat terjadi melalui
mekanisme berikut:
1. Evaporasi adalah cara kehilangan panas karena menguapnya
cairan ketuban pada permukaan tubuh setelah bayi lahir karena
tubuh tidak segera dikeringkan
2. Konduksi adalah kehilangan panas melalui kontak langsung

antara tubuh bayi dengan permukaan yang dingin. Bayi


diletakkkan di atas meja, timbangan atau tempat tidur.

3. Konveksi adalah kehilangan panas yang terjadi saat bayi terpapar


dengan udara sekitar yang lebih dingin. Adanya tiupan kipas
angin, penyejuk ruangan tempat bersalin.
4. Radiasi adalah kehilangan panas yang terjadi saat bayi ditempatkan dekat
benda yang mempunyai temperatur tubuh lebih rendah dari temperatur tubuh
bayi. Bayi ditempatkan dekat jendela yang terbuka

Upaya Untuk Mencegah Kehilangan Panas

Kehilangan panas tubuh bayi dapat dihindarkan melalui upaya-


upaya berikut ini:
Keringkan bayi secara seksama.
Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih, kering dan hangat.
Tutupi kepala bayi.
Anjurkan ibu untuk memeluk dan memberikan ASI. Jangan segera menimbang
atau memandikan bayi baru lahir, lakukan penimbangan setelah bayi mengenakan
pakaian.
Jangan memandikan bayi setidak-tidaknya 6 jam setelah lahir.
Tempatkan bayi di lingkungan hangat

I. PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN


A. PERTUMBUHAN
Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran fisik dan struktur
tubuh dalam arti sebagian atau seluruhnya karena adanya
multiplikasi sel-sel tubuh dan juga karena bertambah besarnya sel
tubuh.
Adanya multiplikasi dan pertambahan ukuran sel berarti ada
pertambahan secara kuantitatif dan hal tersebut terjadi sejak
terjadinya konsepsi, yaitu bertemunya sel telur dan sperma hingga
dewasa. Jadi pertumbuhan lebih ditekankan pada pertambahan
ukuran fisik seseorang yaitu menjadi lebih besar atau lebih
matang bentuknya, seperti pertambahan ukuran berat badan,
tinggi badan, dan lingkar kepala.
Pertumbuhan pada masa anak-anak mengalami perbedaan yang
bervariasi sesuai dengan bertambahnya usia anak. Secara umum
pertumbuhan fisik dimulai dari arah kepala ke kaki. Kematanagn
pertumbuhan tubuh pada bagian kepala berlangsung lebih dahulu,
kemudian secara berangsur-angsur diikuti oleh tubuh bagian
bawah. Pada masa fetal kehamilan 2 bulan, pertumbuhan kepala
lebih cepat dibandingkan dengan masa setelah lahir, yaitu
merupakan 50% dari total panjang badan. Selanjutnya
pertumbuhan bagian bawah akan bertambah secara teratur.
Soetjiningsih (2002) menjelaskan bahwa pada umumnya
pertumbuhan mempunyai ciri-ciri tertentu:
1. Perubahan proporsi tubuh yang dapat diamati padamasa bayi dan
dewasa. Pada usia 2 tahun besar kepala hampir seperempat dari
panjang badan keseluruhan, kemudian secara berangsur-angsur
proporsinya berkurang.
2. Hilangnya ciri-ciri lama dan timbulnya ciri-ciri baru yang
ditandai dengan lepasnya gigi susu dan timbulnya gigi permanen,
hilangnya refleks primitif pada masa bayi, timbulnya tanda seks
sekunder dan perubahan lainnya.
3. Kecepatan pertumbuhan tidak teratur yang ditandai dengan
adanya masa-masa tertentu yaitu masa pranatal, bayi dan
adolesensi, dimana terjadinya pertumbuhan cepat dan masa pra
sekolah dan masa sekolah, dimana pertumbuhan berlangsung
lambat.
B. PERKEMBANGAN
Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dan struktur/
fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teeratur, dapat
diperkirakan dan diramalkan sebagai hasil dari proses diferensiasi
sel, jaringan tubuh, organ-organ dan sistem yang
terorganisasi.Dengan demikian aspek perkembangan ini bersifat
kualitatif yaitu pertambahan kematangan fungsi dari masing-
masing bagian tubuh. Hal ini diawali dengan berfungsinya
jantung untuk memompa darah , kemampuan untuk bernafas,
samapai kemampuan anak untuk tengkurap,dan lainnya. Tahap
perkembangan awal akan menentukan tahap perkembangan
selanjutnya.
Perkembangan merupakan hasil interaksi antara kematangan
susunan saraf pusat dengan organ yang dipengaruhinya sehingga
perkembangan ini berperan penting dalam kehidupan manusia.
Meskipun pertumbuhan dan perkembangan mempunyai arti yang
berbeda, namun keduanya saling mempengaruhi dan berjalan
sacara simultan. Pertambahan ukuran fisik akan disertai dengan
pertambahan kemampuan anak. Pada dasarnya, tumbuh kembang
mempunyai prinsip yang berlaku secara umum yaitu:
1. Tumbuh kembang merupakan suatu proses terus-menerus dari
konsepsi sampai dewasa.
2. Pola tumbuh kembang pada semua anak umumnya sama, hanya
kecepatannya dapat berbeda
3. Proses tumbuh kembang dimulai dari kepala keseluruh anggota
badan, misalnya mulai melihat, tersenyum, mengangkat badan,
duduk, berdiri dan seterusnya.
C. KEBUTUHAN DASAR UNTUK TUMBUH KEMBANG
Tumbuh dan kembang seorang anak secara optimal dipengaruhi oleh hasil
interaksi antara faktor genetis, herediter, dan konstitusi dengan faktor
lingkungan. Agar faktor lingkungan memberikan pengaruh yang positif bagi
tumbuh kembang anak, maka diperlukan pemenuhan atas kebutuhan dasar
tertentu
Hasil penelitian terkait kebutuhan Neonatus, Bayi, Balita Dan Anak Pra Sekolah

Judul Riset, Peneliti Dan Tahun Link Jurnal Metode Penelitian Rekomendasi Penelitian
Pemberian Stimulasi Pertumbuhan dan https://scholar.google.com/ Kuantitatif Ibu perlu meningkatkan pengetahuan dan
perkembangan oleh Ibu Berhubungan scholar? menggunakan design perilaku yang lebih baik lagi dalam
Dengan Perkembangan Anak Usia 1-3 hl=id&as_sdt=0%2C5&q=jurn descriptive analitik stimulasi pertumbuhan dan perkembangan
Tahun (2020) al++kebutuhan+Neonatus dengan pendekatan anak yaitu dengan mengikuti kegiatan
(Devi Nurhayati, Latifah Susilowati, 2020) %2C+Bayi cross sectional. penyuluhan kesehatan maupun posyandu
%2C+Balita+Dan+Anak+Pra+ balita yang dilakukan oleh tenaga
Sekolah&btnG= kesehatan terkait dan kader posyandu.
Hubungan Antara Penggunaan Gadget https:// Survey analitik Orang tua diharapkantidak memberikan
Dengan Perkembangan Balita dengan pendekatan gadget pada anak balita mengingat
(2019) ejr.stikesmuhkudus.ac.id/ crosssection dampak negatif yang ditimbulkan
(Sulistya Oktaviani, Juhrotun Nisa, Umi index.php/ijb/article/view/738
Baroroh, 2019)

Pengaruh Associative Play Terhadap http:// Quasi eksperimen Perlu dilakukan penelitian lebih
Tingkat Stress Pada Anak Usia 3-5 Tahun dengan metodeone lanjut dengan mengendalikan
jukia.medikawiyata.ac.id/ confounding factor serta memberikan
(2018) grup pretest posttes.
(Ines Ratni Pravitasari, Didien Ika Setyarini, index.php/jkia/article/view/60 kriteria khusus pada enumerator agar
hasil penelitian yang diharapkan lebih
Reni Wahyu Triningsih , 2018) maksimal
Descriptive analitik
dengan pendekatan Dapat meneliti peran orang tua
http:// cross sectional dalam perkembangan kognitif anak, dan
Hubungan Pola Bermain Dengan
www.libnh.stikesnh.ac.id/ diharapkan dapat meningkatkan kualitas
Perkembangan Kognitif Anak Usia Pra pola asuh anak dan menambahkan pola
index.php/jikd/article/view/
Sekolah Di Taman Kanak-Kanak Kencana bermain anak
126/121
Kecamatan Tobadak Kabupaten Mamuju
Tengah (2020)
Asmiana Saputri Ilyas, 2020)
Status Pekerjaan Ibu Dan Status Gizi http://128.199.127.86/e- Deskriptif Perlu intervensi dari pihak tenaga
(IMT/U Dan TB/U) Anak Pra-Sekolah observasional ini kesehatan setempat untuk menanggulangi
journal/index.php/JPRI/
Kota Mataram
article/view/176 memilikirancangan malnutrisi pada anak pra sekolah dan tidak
(2020)
penelitian cross hanya fokus pada peningkatan berat badan
(Endy Bebasari Ardhana Putri,, Humaediah
sectional anak, melainkan juga membantu anak
Lestari, 2020)
memiliki status gizi yang normal.
2. Identifikasi aplikasi teori etika, komunikasi dan konseling dalam
melakukan promosi dan konseling masa neonatus dan keluarganya
 Komunikasi Efektif
 Komunikasi Terbuka dan 2 arah
 Komunikasi berbasis pada respectful hak pasien. (K.H Endah Widhi Astuti,
2016)
3. Prinsip dasar pengambilan keputusan klinis dalam manajemen
asuhan kebidanan neonatus, bayi, balita prasekolah
 Dalam penanganan selama masa neonatus diharapkan bidan bersikap ramah,
dan sopan pada setiap kunjungan ibu hamil
 Bidan harus mengevaluasi pemahaman ibu tentang informasi yag diberikan dan
juga memberikan pesan kepada ibu apabila terjadi efek samping yang tidak bisa
ditanggulagi sendiri segera datang kembali dan komunikasi
 Bidan berusaha menyokong pemahaman klien tentang kesejahteraan dan
menyatakan pilihannya pada pengalaman situasi yang aman pusat perhatian
pelayanan bidan adalah safety and wellbeing mother
 Memberikan penjelasan yang sejelas-jelasnya terhadap status kesehatan
neonatus
 Memberikan pilihan (Informed Choice) dalam menentukan pilihan, memberikan
informed consent untuk prosedur Tindakan. (Wittmann- Price, Wilson and
Gitting).
DAFTAR PUSTAKA
1. Markum, AH, 2002, Ilmu Kesehatan Anak, Jakarta, FKUI
2. Mansjoer, Arif, 2000, Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Jilid 2,
Jakarta, FKUI, Hal 373 & 380
3. Ngastiah, 1997, Perawatan Anak Sakit, Jakarta, EGC, Bab 3 Hal 130-140
4. Pilliteri, Adele, 2002, Buku saku Perawatan Kesehatan Ibu dan Anak,
Jakarta, EGC, Bagian 3 Hal 279
5. Kosim,saleh, 2003, Manajemen Masalah Bayi Baru Lahir untuk Dokter,
Bidan dan Perawat di Rumah Sakit, Jakarta, DEPKES & IDAI MNH
JHPIEGO,
6. Prawirohardjo, Sarwono. 2001, Acuan Pelayanan Kesehatan Maternal dan
neonatal, Jakarta ,
7. Soetjiningsih, 1995. Tumbuh Kembang anak bab Penilaian Pertumbuhan
dan Perkembangan. FK Universitas Udayana. Bali:EGC
8. Bobak, 2004 Buku ajar keperawatan maternitas, Jakarta, EGC
9. JPHPIEGO. 2003 Panduan pengajar asuhan kebidanan fisiologi bagi dosen
diploma III kebidanan, Buku 5 asuhan bayi baru lahir: Pusdiknakes, Jakarta.
10. Jhonson dan Taylor. 2005. Buku ajar praktik kebidanan. Cetakan I: EGC,
Jakarta
11. Matondang, Wahidiyat, Sastroasmoro.2003. Diagnosis fisis pada anak. Edisi
ke-2.CV Sagung seto. Jakarta

12. IDAI (UKK Perinatologi) MNN.JPHPIEGO, Buku panduan masalah bayi


baru lahir untuk dokter bidan dan perawat di rumah sakit maternal, neonatal
health, kerjasama Departemen Kesehatan RI.
13. Departemen Kesehatan RI. 2007, Pedoman sistem rujukan maternal dan
neonatal di tingkat kabupaten/kota: Departemen kesehatan RI Jakarta.
14. Pelatihan pelayanan obstetri neonatal emergency dasar . 2007, buku acuan :
Departemen Kesehatan RI, Jakarta
15. Depkes RI. 2003. Manajemen terpadu bayi muda. Modul-6. Depkes RI,
Jakarta
16. Linda V.Walsh, 2003. Midwifery Chapter 23., W.B., Saunders San Fransisco
California.
17. Varney, Helen. 2004, Varney’s midwifery, Boston Blackwell Scientific

Anda mungkin juga menyukai