Anda di halaman 1dari 71

KONSEP BAYI BARU LAHIR

NS. RINA DELFINA, S.KEP, M.KEP


BAYI BARU LAHIR
Bayi baru lahir / new born ( Inggris ) / neonatus (Latin)
adl: bayi dari lahir sampai dengan usia 4 minggu,
biasanya lahir pada usia kehamilan 38 minggu sampai
42 minggu(Wong, 2003).
KLASIFIKASI BAYI BARU LAHIR
CIRI-CIRI BBL NORMAL RAMBUT LANUGO
TIDAK TERLIHAT

 Kuku sedikit memanjang dan lemas


 Genetalia: pada perempuan labia mayora sudah menutupi
labia minora,
 pada laki-laki testis sudah turun dan scrotum sudah ada.
 Tonus otot baik
 Eliminasi baik
 Nilai APGAR > 7
KARAKTERISTIK UMUM
 Bentuk tubuh dan pengukuran
Neonatus kelihatan besar pada kepala dan badannya,
tungkai pendek, kecil dan paha kecil, leher pendek
dan goyah, hidung datar, telapak kaki terlihat janggal
dan datar, garis tangan dan kaki jelas, terdapat
bantalan lemak pada telapak kaki.
Genetalia walau kecil terlihat melebihi proporsinya.
Bayi laki-laki cenderung lebih panjang dan berat
ketimbang bayi perempuan.
ADAPTASI
FISIOLOGIS

Sistem Kardiovaskuler

Foramen ovale, duktus arterosus, dan duktus venosus


menutup .
Arteri umbilikalis, dan arteri hepatika menjadi ligamen
Frekuensi denyut jantung bayi rata-rata 140 kali/menit saat
lahir, dengan variasi berkisar antara 120 sampai 160
kali/menit.
Tekanan darah sistolik bayi baru lahir ialah 78 dan tekanan
diastolik rata-rata ialah 42.
SISTEM HEMATOPOESIS
 hemoglobin (Hb), hematokrit dan Sel darah merah
(SDM) lebih tinggi dari nilai normal orang
dewasa.
 Hemaglobin bayi baru lahir berkisar antara 14,5
sampai 22,5 g/dl.
 Hematokrit bervariasi dari 44% sampai 72% dan
hitung SDM berkisar antara 5 sampai 7,5
juta/mm3. pada akhir bulan pertama.
 Darah bayi baru lahir mengandung sekitar 80%
hemoglobin janin. Persentasi hemoglobin janin
lebih pendek.
 Leukosit janin dengan nilai hitung sel darah putih
sekitar 18.000/mm3 merupakan nilai normal
SISTEM PERNAFASAN

Perubahan pada Sistem Pernapasan


Rangsangan u/ grk pernafasan :
Upaya bernafas pertama seorang bayi berfungsi u/ :
1.Mengeluarkan cairan dlm paru – paru
2.Mengembangkan jar. Alveolus paru – paru u/
pertama kali
PERNAFASAN bervariasi dari 30 sampai 60 x/menit.
SISTEM RENAL
1. Sudah berfungsi tp belum matur
2. Ketidakmaturan ginjal membatasi untuk mengekskresi obat.
3. BAK dlm wkt 24 jam stlh lhr,
4.Berkemih sering terjadi selama periode ini. Berkemih 6
sampai 10x dengan warna urine pucat menunjukan masukan
cairan yang cukup.
5.urine 15 sampai 60 ml per kilogram per hari (Bobak, 2005)
SISTEM GASTROINTESTINAL
1. Sdh mampu menelan, mencerna, memetabolisme dan mengabsorbsi protein dan

karbihidrat sederhana, serta mengemulsi lemak. Kecuali amylase pancreas

2. Keasaman lambung menurun dalam satu minggu dan tetap rendah selama dua

sampai tiga bulan sehingga menimbulkan “kolik”. Bayi yang mengalami kolik

tidak dapt tidur, menangis dan tampak distress setelah bayi berusia 3 bulan.

3. BU bervariasi. TERDENGAR TIAP 10-30 DETIK

4. Sekitar 69% bayi normal yang cukup bulan mengeluarkan mekonium dalam 12

jam pertama kehidupannya, 94% dalam 24 jam dan 99,8% dalam 48 jam

(Bobak, 2005)
SISTEM HEPATIKA
1. Metabolisme KH
2. Konjugasi bilirubin
3. Koagulasi
4. Hiperbilirubinemia fisiologis
SISTEM IMUNITAS
Sistem immunitas BBL blm matang BBL rentan thd
berbagai infeksi & alergi
3 bulan pertama menerima kekebalan pasif dari ibu
barier alami (asam lambung, pepsin dan tripsin)
mempertahankan kesterilan usus
sistem immunitas yg telah matang akan memberikan
kekebalan alami & kekebalan didpt pd tbh
SISTEM INTEGUMEN
Pd BBL struktur kulit sdh terbentuk tp blm matur.
Epidermis & dermis tdk terikat dgn erat & sgt tipis.
Verniks caseosa bersatu dgn epidermis
Lanugo halus terlihat di wajah, bahu dan punggung. Edema dan
permasalahan lain:
Kaput Suksedaneum, Sefalhematoma, Deskuamasi: pengelupasan kulit,, Kelenjar Lemak,
Bintik Mogolia: daerah pigmentasi biru kehitaman pada semua permukaan tubuh termasuk
ekstremitas, Nevi, Eritema
SISTEM REPRODUKSI
Pd bayi perempuan cukup bulan, labia mayora
dan minora menutupi vestibulum.
Pd bayi laki-laki testis turun ke dalam skrotum
90% tp preputium biasanya tdk sepenuhnya
tertarik msk
SISTEM SKELETAL
Tubuh BBL kelihatan sdkt tdk proposional
kepala berukuran seperempat panjang tubuh
Tgn sdkt lbh panjang dr kaki
Punggung BBL kelihatan lurus & dpt ditekuk
dgn mdh
BBL dpt mengangkat & memutar kepala ketika
menelungkup
SISTEM NEUROMUSKULAR

BBRP AKTIVITAS REFLEKS YG TDPT BBRP AKTIVITAS REFLEKS YG


PD BBL TDPT PD BBL

1.Doll eyes reflex 1.Tonic neck reflex


2.Glabelar reflex 2.Neck righting reflex
3.Startle reflex 3.Grapsing reflex
4.Suckhing reflex 4.Steping reflex
5.Rooting reflex 5.Perez reflex
6.Ekstrusion reflex 6.Moro reflex
SISTEM THERMOGENIK

Kehilangan panas pd BBL dpt tjd mll 4 cara a/l :


• Konveksi : Proses hilangnya pns tbh melalui
kontak dgn udara yg dingin di sktrnya
• Radiasi :Proses hilangnya pns tbh bl by diletakkan
dkt dgn benda2 yg lbh rendah suhunya dr suhu
tbhnya
• Evaporasi : Proses hilangnya pns tbh bl by berada
dlm keadaan bsh
• Konduksi : Proses hilangnya pns tbh melalui
kontak lgs dgn benda2 yg mempunyai suhu lbh
rendah
PENGKAJIAN FISIK BBL
Untuk menemukan kelainan yang segera memerlukan
pertolongan/tindakan sebagai dasar pemeriksaan selanjutnya
Setelah bayi lahir, letakkan bayi diatas kain bersih dan kering
yang disiapkan pada perut ibu.
Dimulai segera selama menit – menit pertama kelahiran
menggunakan skoring APGAR
• Nilai APGAR merupakan suatu metode penilaian cepat
untuk menilai keadaan klinis bayi baru lahir pada usia 1
menit dan 5 menit.
• Pada tahun 1952 dr.Virginia Apgar mendesain sebuah
metode penilaian cepat untuk menilai keadaan klinis bayi
baru lahir.
• Nilai Apgar dapat digunakan untuk mengetahui keadaan
bayi baru lahir dan respon terhadap resusitasi. Perlu kita
ketahui nilai Apgar suatu ekspresi keadaan fisiologis bayi
baru lahir dan dibatasi oleh waktu.
Tanda 0 1 2

Warna kulit biru seluruh tubuh merah, merah seluruh


(Appearance) tubuh ekstr biru tubuh
Pulse Tidak ada < 100 x/menit > 100 x/menit
(Denyut jantung)
Grimace (reaksi tdk ada reaksi Sedikit bersin
thd rangsang) menyeringai
Aktifity tidak ada sedikit fleksi Gerakan aktif
(tonus otot)
Respiratory Tidak ada Merintih Menangis kuat
INTERPRETASI PENILAIAN APGAR
SCORE

Dari hasil penilaian tsb dpt diketahui keadaan bayi dgn kriteria sbb :
Nilai APGAR 7 – 10 : Bayi normal
Nilai APGAR 4 – 6 : Asfiksia ringan – sedang
Nilai APGAR 0 – 3 : Asfiksia berat

Bila nilai APGAR dlm 2 mnt tdk mencapai nilai 7, maka hrs dilakukan
tindakan resusitasi lebih lanjut..
IDENTIFIKASI
1. Tanda pengenal: Pada alat/ gelang identifikasi
harus tercantum :
1. Nama
2. Tanggal lahir
3. Jenis kelamin
2. Disetiap tempat tidur harus diberi tanda dengan
mencantumkan nama, tanggal lahir, nomor
identitas.
3. Sidik telapak tangan kaki bayi dan sidik jari ibu
harus dicetak di catatan yang tidak mudah hilang.
4. Ukurlah berat lahir, panjang bayi, lingkar kepala,
lingkar perut dan catat dalam rekam medis.
PEMERIKSAAN FISIK PADA BAYI
BARU LAHIR
10 KOMPONEN ASUHAN BBL

1. Penilaian BBL Segera Setelah Lahir


2. Perlindungan Termal
3. Merawat Tali Pusat
4. Inisiasi Meyusu Dini
5. Pencegahan Perdarahan
6. Pencegahan Infeksi Mata
7. Pemberian Imunisasi Hepatitis B
8. Pemberian ASI Selanjutnya
9. Pemeriksaan BBL
10.Metode Kangguru
1. PENILAIAN BBL SEGERA SETELAH
LAHIR
MEKANISME KEHILANGAN PANAS

Bayi baru lahir dapat kehilangan panas tubuhnya melalui cara-


cara sebagai berikut :
1. Evaporasi
2. Konduksi
3. Konveksi
4. Radiasi

evaporasikonveksiradiasikonduksi
MENCEGAH KEHILANGAN PANAS
 Keringkan tubuh bayi tanpa membersihkan verniks
 Letakan bayi agar ada kontak kulit ibu ke kulit bayi
 Selimuti ibu dan bayi dan pasang topi di kepala bayi
 Jangan segera menimbang atau memandikan bayi baru lahir
 Tempatkan bayi di lingkungan yang hangat
MERAWAT TALI
PUSAT
Jangan lupa untuk mengganti kassa secara rutin
INISIASI MENYUSUI DINI
(IMD)

Prinsip pemberian ASI adalah dimulai sedini mungkin, eksklusif


(6-10 bulan) diteruskan sampai 2 tahun dengan MPASI sejak
usia 6 bulan
.Pemberian ASI dapat meningkatkan ikatan kasih sayang,
memberikan nutrisi terbaik dan melatih refleks dan motorik
bayi.
LANGKAH INISIASI MENYUSUI DINI
Lahirkan, lakukan penilaian pada bayi, Keringkan,
Lakukan kontak kulit ibu dengan kulit bayi selama paling sedikit satu jam
Biarkan bayi mencari dan menemukan puting ibu dan mulai menyusu.
URUTAN MENYUSU PERTAMA KALI
Langkah Perilaku yang teramati Perkiraan waktu:
• Bayi beristirahat dan melihat 30-40 menit pertama
• Bayi mulai mendecakan bibir dan membawa jarinya ke mulut 30-60
menit setelah lahir dengan kontak kulit dengan kulit terus menerus
tanpa putus
• Bayi mengeluarkan air liur
• Bayi Menendang, menggerakan kaki, bahu, lengan dan badannya ke
arah dada ibu dengan mengandalkan indera penciumannya
• Bayi meletakan mulutnya ke putting ibu
5. PENCEGAHAN PERDARAHAN
Karena sistem pembekuan darah pada BBL belum sempurna, maka
semua bayi akan berisiko mengalami perdarahan.
Sebagai pencegahan maka pada semua BBL, disuntikan vitamin K1 = 1
mg secara IM di paha kiri area anterolateral, setelah IMD dan sebelum
pemberian hepatitis B.

6. PENCEGAHAN INFEKSI MATA


Salep/tetes mata diberikan segera setelah IMD (1 jam setelah lahir).
Pencegahan infeksi mata dianjurkan menggunakan salep mata antibiotik
tetrasiklin 1%.

7. CARA PEMBERIAN SALEP MATA ANTIBIOTIK


Cuci tangan, Beritahu keluarga tujuan pemberian salep
Tarik kelopak mata bagian bawah kearah bawah
Berikan salep mata dalam satu garis lurus mulai dari bagian mata yang
paling dekat dengan hidung bayi menuju ke bagian luar mata atau tetes
mata.
Ujung tabung salep mata atau pipet tetes tidak boleh menyentuh mata
bayi.
7. PEMBERIAN IMUNISASI HEPATITIS B
 Setelah diberikan vitamin K, 1-2 jam kemudian bayi diberikan Imunisasi
Hepatitis B pertama untuk mencegah penularan hepatitis B.
 Penularan Hepatitis pada bayi baru lahir dapat terjadi secara vertikal
.

dan horisontal. Dengan demikian bayi harus diimunisasi sedini mungkin


Imunisasi HB-0 harus diberikan pada bayi umur 0 - 7 hari karena:
Sebagian ibu hamil merupakan carrier. Hampir separuh bayi dapat
tertular dari ibu.
 Imunisasi sedini mungkin akan melindungi 75% bayi dari penularan
Hepatitis B.
 Imunisasi hepatitis B diberikan secara IM 0,5 ml di area antero lateral
paha kanan

8. PEMBERIAN ASI SELANJUTNYA


Rangsangan hisapan bayi pada putting ibu akan diteruskan oleh
serabut saraf ke hipofise anterior untuk mengeluarkan hormon prolaktin
Semakin sering bayi menghisap puting susu, maka akan semakin banyak
prolaktin dan ASI.
PEMERIKSAAN FISIK BAYI BARU LAHIR

Pemeriksaan Umum :
KU : baik (gerakan aktif), lihat cacat bawaan yg jelas tampak
(hidrosefalus dll)
Kesadaran
TTV : RR, suhu, nadi
Pengukuran atropometrik
PENGUKURAN ANTROPOMETRIK
a. Penimbang berat badan
• Alat timbangan yang telah diterakan serta di beri alas kain di
atasnya,
• BBL 2500 - 4000gram.
b. Panjang badan
• Letakkan bayi datar dengan posisi lurus se bisa mungkin. Pegang
kepala agar tetap pada ujung atas kita ukur dan dengan lembut
renggangkan kaki ke bawah menuju bawah kita.
• PB : 48-52cm.
c. Lingkar kepala
• Letakakan pita melewati bagian oksiput yang paling menonjol dan
tarik pita mengelilingi bagian atas alis LK : 33 - 35 cm.
d. Lingkar dada
• Letakan pita ukur pada tepi terrendah scapula dan tarik pita
mengelilingi kearah depan dan garis putih.
• LD : 30 – 38 cm.
.

TANDA-TANDA VITAL
SUHU TUBUH
 Hipotalamus bayi belum sempurna sehingga
suhu belum stabil terutama terpapar dingin.
 Bayi mempertahankan suhu tubuh dengan
sikap fleksi serta meningkatkan frekuensi
pernafasan dan aktifitasnya.
 Kisaran suhu 36,5-37,5ºc, diperlukan nutrisi dan
pergerakan yang cukup, sehingga tidak
dianjurkan pembedongan yang terlalu kuat
DENYUT NADI
 Denyut jantung harus diukur dengan cara auskultasi dan
dihitung selama satu menit penuh
 Pada BBL yang stabil, detak jantung harus dihitung
sesuai jadwal penanganannya setiap 3-4 jam
 Pada BBL yang tidak stabil, denyutnya harus dihitung
setiap jam
 Denyut jantung normal BBL adalah 120 –160 kali per
menit (bpm) pada posisi berbaring DENGAN RATA-RATA
140X/MENIT
PERNAFASAN
• Frekuensi nafas normal adalah 40 –60 x/menit
• Frekuensi nafas dilakukan dengan melakukan
observasi selama satu menit penuh.
• Untuk BBL yang stabil, frekuensi nafas diukur
dengan melakukan penghitungan periodik
setiap 3-4 jam.
• Jika BBL tidak stabil, hitung frekuensi
pernafasan setiap jam
TEKANAN DARAH
• TD pada BBL sulit diukur
• Tekanan sistolik rata-rata adalah 80-60/ 45-
40 mmHg, pada saat lahir 100/ 50 mmHg
sampai hari ke 10
• Tekanan darah bisa meningkat saat
menangis dan turun saat tidur.
• Tekanan darah normal bervariasi menurut
umur kehamilan dan usia BBL
 Meraba adanya molase,
sutura, ubun-ubun, kaput,
hematoma, dan trauma
kelahiran.
 Lingkar kepala dilakukan
dengan meletakkan pita
melingkar pada lingkar
oksipito-frontal
 Lingkar dada, diukur dari dada ke
daerah punggung kembali ke dada
melalui puting susu,
 Lingkar Lengan Atas, nilai 10-11cm.
 Mata : perdarahan subconjuctiva, tanda
infeksi
 Hidung : kelainan bawaan
 Mulut : Memeriksa adanya sumbing bibir,
sumbing langitan, gigi kongenital dan lidah
menonjol, refleks hisap dinilai dengan
mengamati bayi pada saat menyusu.
 Leher : hematom sternokleidomastoideus

 Dada : bentuk, p’nafasan, pembesaran buah


dada, bunyi paru
 Abdomen : membuncit (asites, pembesaran hati,
tumor), skafoid (hernia diafragmatika, atresia
esofagi), tali pusat berdarah
 Kulit : Normal (kemerahan, dilapisi verniks
caseosa, lanugo), elastisitas, kelainan kulit akibat
trauma lahir (hematoma), hemangioma
 Punggung : kelainan (spina bifida)

 Genetalia : hematoma, kelainan (fimosis,


hipospadia), testis belum turun, labia mayor
menutupi labia minor
 Anus : atresia ani

 Ekstremitas :
sindaktili, polidaktili,
fraktur paralisis
Keadaan neuromuskuler :
Reflek doll eyes (mata boneka)
Reflek kornea (mata akan berkedip jika disentuh dengan kapas)
Reflek glabelar (reflek mata berkedip saat glabela diketuk)
Reflek Moro/ startel (gerakan kaget saat dikagetkan))
Reflek rooting (mencari putting susu)
Reflek sucking (menghisap)
Reflek gag (reflek muntah)
Reflek tonick neck (otot leher)
Reflek grasping (menggenggam)
Reflek babinsky (jari kaki membuka)
Reflek staping (melangkah)
(sucking reflex) Bayi akan melakukan gerakan menghisap
.

ketika Anda menyentuhkan puting susu ke ujung mulut bayi


(rooting reflex) / refleks mencari : Rooting reflex terjadi
ketika pipi bayi diusap (dibelai) atau di sentuh bagian pinggir
mulutnya. Bayi memutar ke arah pipi yang di gores, refleks ini
menghilang pada umur 3-4 bulan. Tetapi bisa menetap
sampai umur 12 bulan khususnya selama tidur.
Refleks leher (tonic neck reflex) Akan terjadi peningkatan
kekuatan otot (tonus) pada lengan dan tungkai sisi ketika bayi
Anda menoleh ke salah satu sisi.
Refleks menggenggam (palmar grasp reflex) Grasping
Reflex adalah refleks gerakan jari-jari tangan mencengkram
benda-benda yang disentuhkan ke bayi, indikasi syafar
berkembang normal – hilang setelah 3-4 bulan
LANJUTAN REFLEKS
Refleks moro (moro reflex) Releks Moro adalah suatu
respon tiba tiba pada bayi yang baru lahir yang terjadi akibat
suara atau gerakan yang mengejutkan. Ketika dikagetkan,
bayi yang baru lahir itu melengkungkan punggungnya,
melemparkan kepalanya kebelakang, dan merentangkan
tangan dan kakinya.
Refleks moro: Bayi mengekstensi dan memfleksi lengan
dalam berespon terhadap suara yang keras tangan tetap
rapat, refleks ini akan menghilang setelah umur 4 bulan.
Babinski Reflex . Refleks primitif pada bayi berupa
gerakan jari-jari mencengkram ketika bagian bawah kaki
diusap, indikasi syaraf berkembang dengan normal. Hilang
di usia 4 bulan.
LANJUTAN

Refleks berjalan dan melangkah (stepping) Jika ibu


atau seseorang menggendong bayi dengan posisi
berdiri dant elapak kakinya menyentuh permukaan
yang keras, ibu/orang tersebut akan melihat refleks
berjalan, yaitu gerakan kaki seperti melangkah ke
depan.
REFLEK PRIMITIF PADA BAYI
REFLEK MORO/STARTLE
REFLEKS BABINSKY
MENANGIS

Merupakan reaksi pertama yg dilakukan bayi ketika lahir


Merupakan ekspresi (minta perhatian, lapar, popok
basah dll)
Tangisan bayi yang sehat adl keras
Tersedak
Lebih sering terjadi jika bayi minum susu botol
Jika bayi sering tersedak ada kemungkinan
terdapat kelainan anatomis

BAK / BAB
Pada 3 hari pertama BAB bayi berupa
mekonium
BAK ± 10 -12 x sehari
Melihat ke atas
BBL hanya bisa membedakan terang & gelap
Usia 2 bulan penglihatan masih buram
Usia 4 bulan penglihatan telah jelas
Gumoh/muntah
Harus dapat membedakan antara gumoh & muntah
Kemungkinan bayi kekenyangan
Muntah terus menerus gangguan
Tidur
Bayi lebih banyak menghabiskan waktunya utk tidur ± 18 jam
sehari
Tersenyum
Senyum bayi tidak berarti apa-apa sebelum bayi bisa melihat
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI
BARU LAHIR
Format pengkajian BBL Rina Delfina.docx
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Bersihan jalan napas tidak efektif b.d hipersekresi jalan
napas
2. Risiko termoregulasi tidak efektif
Faktor risiko : Suplai lemak subkutan tidak memadai, suhu
lingkungan ekstrem
3. Resiko infeksi atau inflamasi berhubungan dengan
kurangnya pertahanan imunologis, faktor lingkungan,
penyakit ibu
4. Resiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengan imaturas
KETIDAKEFEKTIFAN BERSIHAN JALAN NAFAS BD
MUKUS BERLEBIHAN, PENGATURAN POSISI YANG
TIDAK MEMADAI

Tujuan: pasien mempertahankan patensi jalan nafas


Intervensi:
1. Lakukan pengisapan mulut dan nasofaring sesuai
kebutuhan
2. Batasi setiap upaya pengisapan sampai 5 detik
3. Posisikan bayi ke samping kanan setelah disusui untuk
mencegah aspirasi
4. Posisiskan bayi terlentang selama tidur untuk mengurangi
risiko sindrom kematian bayi mendadak
5. Ukut tanda tanda vital
6. Periksa adanya distres pernafasan
7. Pasang popok, pakaina dan selimut dengan longgar
RISIKO TERJADINYA PERUBAHAN SUHU TUBUH B.D
KEHILANGAN PANAS KE LINGKUNGAN/ PERUBAHAN
SUHU LINGKUNGAN
Tujuan: pasien akan mempertahankan suhu tubuh yang stabil
Intervensi :
1.Selimuti bayi dengan rapat dalam selimut hangat
2.Tempatkan bayi dalam lingkungan yang dihangatkan sebelumnya di bawah
penghangat radian atau di dekat ibu
3.Tempatkan bayi pada permukaan yang diberi bantalan dan penutup
4.Ukur suhu bayi pada saat tiba di tempat perawatan atau kamar ibu: lakukan
sesuai kebijakan rumah sakit mengenai metode dan frekuensi pemantauan
5.Pertahankan temperatur ruangan antara 24°C-25,5°C dan kelembaban sekitar
40% sampai 50%
6.Berikan mandi awal sesuai kebijakan rumah sakit, cegah menggigil pada bayi
sebelum mandi dan tunda mandi bila ada pertanyaan mengenai stabilisasi
suhu tubuh
7.Beri pakaian dan popok pada bayi dan bedong dalam selimut
8.Berikan penutup kepala pada bayi bila kehilangan panas menjadi masalah
karena area permukaan besar dari kepala memungkinkan terjadinya
kehilangan panas
9.Buka hanya satu area tubuh untuk memeriksa atau prosedur
10.Waspada terhadap tanda hipotermia atau hipertermia.
RESIKO INFEKSI ATAU INFLAMASI BERHUBUNGAN
DENGAN KURANGNYA PERTAHANAN IMUNOLOGIS,
FAKTOR LINGKUNGAN, PENYAKIT IBU

Tujuan: pasien tidak memperlihatkan tanda infeksi


Intervensi
1. Cuci tangan sebelum dan setelah melakukan tindakan
pada bayi
2. Kenakan sarung tangan saat akan berhubungan dengan
sekresi tubuh
3. Periksa mata bayi setiap hari mengenai adanya atanda
inflamasi atau keluaran cairan
4. Jaga bayi dari potensial sumber infeksi
5. Bersihkan vulva ke arah posterior untuk mencegah
kontaminasi vaagina dari uretra
6. Jagalah puntung umbilikus tetap bersih dan kering
RESIKO TINGGI PERUBAHAN NUTRISI KURANG
DARI KEBUTUHAN TUBUH BERHUBUNGAN DENGAN
IMATURAS, KURANGNYA PENGETAHUAN ORANG
TUA

Tujuan: pasien akan memperoleh nutrisi maksimal


Intervensi:
• Kaji kekuatan mengisap
• berikan asupan awal ASI
• Berikan dukungan dan bantuan kepada ibu yang menyusui
dengan ASI
• HINDARI PEMBERIAN AIR ATAU MAKANAN
• Letakan bayi ke samping kanan setelah diberi makan untuk
mencegah terjadinya aspirasi

Anda mungkin juga menyukai