DI SUSUN OLEH
SITI SHOLEHA
220103071
FAKULTAS KESEHATAN
T.A 2022/2023
A. PENGERTIAN
Bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR) adalah bayi dengan berat lahir kurang
dari 1500 gram tanpa memandang usia gestasi. Berat lahir adalah berat bayi yang
ditimbang dalam 1 jam setelah lahir. BBLSR dapat terjadi pada bayi kurang bulan
(<37 minggu) atau pada bayi cukup bulan (intrauterine growth restriction/IUGR)
(IDAI, 2014).
Bayi berat lahir sangat rendah adalah bayi (neonatus) yang lahir dengan
memiliki berat badan antara 1000 gram sampai 1500 gram (Alimul, 2012).
Dapat disimpulkan bahwa bayi berat lahir sangat rendah (BBSLR) adalah bayi
baru lahir yang ditimbang dalam 1 jam setelah lahir memiliki berat badan antara 1000
gram sampai 1500 gram tanpa memandang usia gestasi.
B. ETIOLOGI
Menurut sarwono (2012), bayi berat lahir sangat rendah disebabkan oleh beberapa
factor yaitu :
1. Factor :
a. Penyakit : toxemia gravidarum ( keracunan kehamilan ), perdarahan ante
partum, trauma fisik atau psikologis, nefritis akut ( peradangan ginjal ),
diabetes melitus.
b. Usia ibu : kurang dari 16 tahun atau lebih dari 35 tahun, multigravida dengan
jarak kehamilan dekat
2. Keadaan sosial : keadaan ini sangat berperan sekali terhadap timbulnya BBLSR.
Hal ini disebabkan yang kurang baik, gemelli. Kelanian kromosom
3. Factor janin : hidramnion, gemelli, kalanian kromoson
4. Factor lingkungan : radiasi, tinggal di dataran tinggi, zat racun
C. KLASIFIKASI
Menurut Varney Hellen (2010) terdapat beberapa klasifikasi yaitu :
1. Menurut masa gestasinya
a. Prematuritas Murni
Prematuritas Murni adalah bayi yang lahir dengan kehamilan kurang dari 37
minggu dan mempunyai berat badan sesuai dengan masa kehamilan atau biasa
disebut Neonatus Kurang Bulan Sesuai Masa Kehamilannya (NKB-SMK)
dengan gambaran klinis (karakteristik) yang dijumpai :
1) Berat lahir ≤ 2.500 gram, panjang badan ≤ 45cm, lingkaran dada < 30 cm,
lingkaran kepala < 33 cm
2) Kepala relatif besar dari badannya
3) Kulit tipis, transparan, tampak mengkilat dan licin
4) Lanugonya banyak terutama pada dahi, pelipis telinga dan lengan
5) Lemak subkutan kurang sehingga suhu tubuh mudah menjadi hipotermi
6) Ubun-ubun dan sutura lebar
7) Genitalia belum sempurna, labio mayora belum menutupi labio minora
(pada perempuan), dan pada laki-laki testis belum turun
8) Pembuluh darah kulit banyak terlihat sehingga peristaltic usus dapat
terlihat
9) Rambut tipis, halus dan teranyam
10) Tulang rawan dan daun telinga immature (elastisitas daun telinga masih
kurang sempurna)
11) Puting susu belum terbentuk dengan baik
12) Pergerakan kurang dan lemah
13) Banyak tidur, tangis lemah dan jarang, pernapasan tidak teratur dan sering
timbul apneu
14) Otot-otot masih hipotonik, sehingga sikap selalu dalam keadaan kedua
paha abduksi, sendi lutut dan pergelangan kaki dalam keadaan fleksi atau
lurus dan kepala mengarah ke satu sisi
15) Refleks tonick neck lemah
16) Refleks menghisap dan menelan serta refleks batuk belum sempurna
b. Dismaturitas
Dismaturitas adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari berat
badan seharusnya untuk masa kehamilan. Hal ini karena mengalami gangguan
pertumbuhan dalam kandungan dan merupakan bayi yang kecil untuk masa
kehamilannya (KMK). Dismaturitas dapat terjadi dalam preterm, aterm, dan
posterm dengan gambaran klinik/ karakteristik yang dijumpai :
1) Pre-aterm sama dengan bayi prematuritas murni
2) Aterm dan Post aterm
3) Kulit berselubung verniks caeseosa tipis/tidak ada
4) Kulit pucat/bernodamekonium, kering, keriput, tipis
5) Jaringan lemak di bawah kulit tipis
6) Bayi tampak gesit, aktif dan kuat
7) Tali pusat berwarna kuning kehijauan
2. Menurut penanganan dan harapan hidupnya, bayi berat lahir rendah dibedakan
dalam:
a. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR), beratlahir 1500-2499 gram.
b. Bayi Berat Lahir Sangat Rendah (BBLSR), berat lahir < 1500 gram.
c. Bayi Berat Lahir Ekstrim Rendah (BBLER), berat lahir < 1000 gram.
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan darah lengkap dan hitung jenis
2. Urinalisasi
3. Ultrasonografi untuk melihat taksiran berat janin dan tata letak plasenta
4. Amniosentesis untuk melihat kematangan beberapa oragan janin seperti rasio
lesitin surfaktan ( hanifah 2010)
F. PENATALAKSANAAN.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Pola nafas tidak efektif b.d obstruksi jalan nafas
b. Gangguan pertukaran gas b.d kurangnya ventilasi alveolar sekunder
c. Defisit nutrisi b.d intake yang tidak adekuat
d. Hipotermi b.d berkurangnya lemak sub cutan di dalam tubuh
e. Resiko infeksi b.d penurunan daya tahan tubuh
H. PENCEGAHAN
Menurut Handayani (2003), ada beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum hamil
dalam mencegah terjadinya BBLSR yaitu :
1. Meningkatkan pemeriksaan kehamilan secara berkala minimal 4 kali selama
kurun waktu kehamilan dan dimulai sejak umur kehamilan muda.
2. Memberikan penyuluhan Kesehatan kepada ibu-ibu hamil untuk merawat dan
pemeriksakan kehamilan dengan baik dan teratur dengan mengkonsumsi makanan
yang bergizi sehingga dapat menanggulangi masalah ibu hamil resiko tinggi sedini
mungkin untuk menurunkan resiko lahirnya bayi baru lahir sangat rendah.
3. Hendaknya ibu dapat merencanakan persalinannya pada kurun reproduksi sehat
(20-30 tahun)
4. Perlu dukungan sektor lain yang terkait untuk turut berperan dalam mereka dapat
meningkatkan akses terhadap pemanfaatan pelayanan antenatal dan status gizi ibu
selama hamil
5. Menganjurkan agar calon ibu diimunisasi TT atau imunisasi pra nikah untuk
mencegah penyakit tetanus.
I. KOMPLIKASI
Menurut Ika Pantiawati (2010), masalah-masalah yang terjadi pada BBLSR yaitu :
1. Hipotermi
2. Hipoglikemia
3. Ikterus/hiperbilirubin
4. Masalah nutrisi
5. Sepsis
6. MAS (Snydroma Aspirasi Meconium
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, Alimul A. (2012). Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1. Penerbit Salemba
Medica : Jakarta.
Hanifah, 2010. Perawatan Pediatic. Jakarta : TUSCA
Handayani S., Kusuma H. (2003). Perawatan Bayi Resiko Tinggi. Jakarta : EGC
IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) 2014. Buku Ajar Neonatalogi. Edisi Pertama
Cetakan Keempat. Jakarta : Badan Penerbit IDAI (Ikatan Dokter Anak Inodonesia).
Nanda (2015). Nursing Diagnoses : Definition & Classfication. Philadelphia
Pantiawati, I. (2010). Bayi dengan BBLR. Yogyakarta : Nuha Medika
Patricia A, Potter & Perry Anne G. (2011). Buku Ajar Fundamental Keperawatan
(konsep, proses, dan praktik). Jakarta : EGC
Sudarti dan Fauziah, A. (2013). Asuhan Kebidanan Neonatus Resiko Tinggi dan
Kegawatan. Yogyakarta : Nuha Medika. Hal 4
Surasmi, A, dkk., (2003). Perawatan Bayi Resiko Tinggi. Jakarta : EGC
Wahidiyat, Iskandar, (1998). Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak Jilid 1. FKUI, Jakarta.
Varney, Helen, (2010). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4. Jakarta. EGC.