Anda di halaman 1dari 16

STIKES HUTAMA ABDI HUSADA TULUNGAGUNG

PRODI NERS
PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN
DENGAN KASUS NEONATUS ATERM
DI RUANG PERINATOLOGI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK TRISNA
MEDIKA TULUNGAGUNG

Mahasiswa :

PUSPITA WNDY APRIANTI


NIM: A3R21040

PEMBIMBING AKADEMIK PEMBIMBING RUANGAN

fSHTC›HAN ARIF.F HDAYAT S›.Ee9 Ns M.Ee9) (


NIDN. 07-1707-9203

LAPORAN PENDAHULUAN NENONATUS ATERM


A. DEFINISI
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan 37-42 minggu
dan berat badan 2500-4000gram. (Saifudin, 2009)
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir mulai dari 37 minggu sampai kurang

dari 42 minggu lengkap atau 259-293 hari) dan berat badan 2500gram – 4000gram.
(Vivian, N.L.D, 2010)
Bayi baru lahir (BBL) normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37- 42
mingguatau 294 hari dan berat badan lahir 2500 gram sampai dengan 4000 gram, bayi
 baru lahir (newborn atau neonatus) adalah bayi yang baru di lahirkan sampai dengan usia
empat minggu (Wahyuni, 2012)

B. ETIOLOGI
Etiologi Bayi baru lahir normal menurut (Rahardjo dan Marmi, 2015) :

1. Jaringan lemak subkutan tipis


2. Perbandingan luas permukaan tubuh dengan berat badan besar 

3. BBL (Bayi Baru Lahir) mempunyai respon shivering (menggigil) pada reaksi kedinginan

4. Syok hipovolemik 

5. Infeksi

6. Gangguan termoregulasi

C. MANIFESTASI KLINIS
Ciri- ciri bayi normal menurut (Marmi. 2015:8 ) :

1. Berat badan 2500- 4000 gram


2. Panjang badan 48-52 cm
3. Lingkar dada 30 – 38 cm
4. Lingkar kepala 33- 35 cm
5. Frekuensi jantung 120 -160 kali/menit
6. Pernafasan 40 – 60 kali/menit
7. Kulit kemerah merahan dan licin karena jaringan subkutan cukup
8. Rambut lanugo tidak terlihat,rambut kepala biasanya telah sempurna
9. Kuku agak panjang dan

lemas 10. Genitalia


 Perempuan labia mayora sudah menutupi labia minora.
 Laki – laki sudah turun,skrotum sudah ada
11. Reflek hisap dan menelan sudah terbentuk dengan baik 
12. Reflek morrow atau gerak memeluk bila dikagetkan sudah baik 
13. Refleks grasping sudah baik: apabila diletakkan suatu benda diatas telapak tangan, bayi akan

menggengam / adanya gerakan refleks.


14. Refleks rooting/mencari puting susu dengan rangsangan tektil pada pipi dan daerah mulut
Sudah terbentuk dengan baik.

15. Eliminasi baik ,meconium akan keluar dalam 24 jam pertama,meconium berwarna
hitam kecoklatan.
16. Nilai APGAR > 7.

D.PATHWAY
E. MASALAH YANG LAZIM MUNCUL
1. Risiko infeksi d/d peningkatan kadar sel darah putih meningkat (D. 0142)
2. Gangguan pertukaran gas b/d ketidakseimbangan ventilasi – perfusi d/d tampak sianosis,
terdapat pernafasan cuping hidung, warna kulit abnormal . (D.0003)
3. Risiko defisit nutrisi d/d ketidakmampuan mencerna makanan (D. 0032)

4. Risiko hipotermia d/d kulit dingin, menggigil, pucat, dasar kuku sianostik (D. 0140)
5. Hipovolemia b.d kehilangan cairan secara aktif d.d frekuensi nadi meningkat, nadi
teraba lemah, tekanan darah menurun, tekanan nadi menyempit, turgor kulit
menurun, membran mukosa kering, volume urine menurun, hematokrit meningkat,
merasa lemah, mengeluh haus, pengisian vena menurun, status mental berubah, suhu
tubh meningkat, konsentrasi urin meningkat, BB tiba-tiba turun (D.0023)
6. Risiko cedera pada janin d/d persalinan lama kala 1,2 dan 3, kecemasan yang
 berlebihan tentang proses persalinan, efek metode/ intervensi bedah selama
 persalinan. (D. 0138)

7. Gangguan integritas kulit/ jaringan b/d bahan kimia iriatif d/d kerusakan jaringan dan
lapisan kulit, nyeri, perdarahan, kemerahan, hematoma (D. 0129)

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. PH tali pusat, tingkay 7,20 – 7,24 menunjukkan status prasidosis, tingkat rendah
menunjukkan gangguan afiksia bermakna
2. Hemoglobin mencapai 15 – 20 gram
3. Hematokrit berkisar antara 43 – 61 %
4. Tes coombs langsung pada daerah tali pusat menentukan adanya kompleks antigen-

antibody pada membran sel darah merah yang menunjukkan kondisi hemolitik 
5. Bilirubin total sebanyak 6mg/dl pada hari pertama, 8mg/dl pada hari pertama sampai
kedua, dan 12mg/dl pada hari ketiga sampai kelima

G. PENATALAKSANAAN
a. Non Farmakologi
1. Pengukuran nilai APGAR Score (pada menit pertama dan menit kelima setelah
dilahirkan)
Penilaian APGAR skor ini dilakukan pada menit pertama kelahiran untuk 

memberi kesempatan kepada bayi memulai perubahan kemudian menit ke-5 serta
 pada menit ke-10. Penilaian dapat dilakukan lebih sering jika ada nilai yang
rendah dan perlu tindakan resusitasi. Penilaian menit ke-10 memberikan indikasi
morbiditas pada masa mendatang, nilai yang rendah berhubungan dengan kondisi
neurologis. Pelaksanaannya APGAR cukup kompleks karena pada saat bersamaan
 penolong persalinan harus menilai lima parameter yaitu denyut jantung, usaha
napas, tonus otot, gerakan dan warna kulit. Dari lima variable nilai APGAR hanya

 pernapasan dan denyut jantung yang berkaitan erat dengan terjadinya hipoksia dan
anoksia.
2. Kontrol suhu, suhu rektal sekali kemudian suhu aksila
3. Penimbangan BB setiap hari
4. Jadwal menyusui
5. Higiene dan perawatan tali pusat
 b. Farmakologi
1. Suction dan oksigen
2. Vitamin K 

3. Perawatan mata (obat mata entromisin 0,5% atau tetrasimin 1%, perak nitral atau
neosporin).
4. Vaksinasi hepatitis B direkomendasikan untuk semua bayi. Tempat yang biasa
dipakai untuk menyuntikkan obat ini pada bayi baru lahir adalah muskulus vastus
lateralis.

H. KOMPLIKASI

Komplikasi pada neonatal dengan penyakit dan atau kelainan yang dapat menyebabkan
kecacatan dan atau kematian, seperti berikut :

Asfiksia
ikterus, hipotermia
3) tetanus neonatorum
4) infeksi/sepsis
5) trauma lahir 
6) sindroma gangguan pernafasan,

I. ASKEP TEORITIS
Pengkajian

1. Data Subjektif 
a) Identitas
Identifikasi yang harus tercantum: nama (bayi, nyonya) tanggal lahir, nomor bayi,
 jenis kelamin, unit, nama lengkap ibu.

2. Data Objektif 
a) Pemeriksaan Umum Bayi

 Suhu : suhu BBL normal antara 36-37°C.


 Hipotermia pada BBL adalah suhu di bawah 36,5 ° C. Hipertermi adalah
 peningkatan suhu tubuh > 37,5°C.

 Pernafasan : Frekuensi nafas normsl BBL adalah 40-60x/menit.


 Bunyi jantung pada menit-menit pertama kira-kira 180/menit yang kemudian
turun sampai 140/menit – 120/menit.
b) Pemeriksaan fisik 

 Kepala
Besar, bentuk, molding, sutura tertutup, melebar, kaput suksedaneum,
hematoma sefal, kraniotabes dan sebagainya.

 Mata
Perdarahan subkonjungtiva, mata yang menonjol, katarak dan lain-lain.

 Telinga
Preaurical tag, kelainan daun/bentuk telinga.

 Mulut
Adakah Labiokisis, labiognato palastoiskisis, tooth buds dan lain-lain.

 Leher
Hematoma sternokleidomastoideus, duktus tiruglosus, higroma koli.

 Dada
Bentuk, pembesaran buah dada, pernafasan, retraksi intercostan, subkostal,
sifoid merintih, pernafasan cuping hidung, bunyi paru-paru/sonor, vasikuler,
gronkial, dan lain-lain.

 Jantung
Pulsasi, frekuensi bunyi jantung, kelainan bunyi jantung.
Abdomen
Membuncit (pembesaran hati, limpa, tumor, asites), skafoid (kemungkinan
 bayi menderita hernia diafragmatika atau atresia esofagi (tanpa fistula).

 Tali pusat
Berdarah, jumlah pembuluh darah, tali pusat, warna dan besar tali pusat,
hernia di pusat atau diselangkang.

 Alat kelamin
Tanda-tanda hematoma karena letak sungsang, testis belum turun, fimosis
adanya perdarahan/lendir dari vagina (vagina discharge) besar dan bentuk 

klitoris dan labia menorah, atresia ani.


 Tulang punggung
Spira gifida, pionidal sinus atau dimple

 Anggota gerak 
Fokomelia, sindataktili, polidaktili, fraktus, paralysis, talipes dan lain-lain.

 Keadaan neoromuskuler 
Reflek moro, reflek gangguan, reflek rooting, tonus otot, tremor

Diagnosa Keperawatan

1. Risiko infeksi d/d peningkatan kadar sel darah putih meningkat (D. 0142)
2. Gangguan pertukaran gas b/d ketidakseimbangan ventilasi – perfusi d/d tampak sianosis,
terdapat pernafasan cuping hidung, warna kulit abnormal . (D.0003)
3. Risiko defisit nutrisi d/d ketidakmampuan mencerna makanan (D. 0032)
4. Risiko hipotermia d/d kulit dingin, menggigil, pucat, dasar kuku sianostik (D.
0140)
5. Hipovolemia b.d kehilangan cairan secara aktif d.d frekuensi nadi meningkat, nadi
teraba lemah, tekanan darah menurun, tekanan nadi menyempit, turgor kulit
menurun, membran mukosa kering, volume urine menurun, hematokrit
meningkat, merasa lemah, mengeluh haus, pengisian vena menurun, status mental
 berubah, suhu tubh meningkat, konsentrasi urin meningkat, BB tiba-tiba turun
(D.0023)
6. Risiko cedera pada janin d/d persalinan lama kala 1,2 dan 3, kecemasan yang
 berlebihan tentang proses persalinan, efek metode/ intervensi bedah selama
 persalinan. (D. 0138)
7. Gangguan integritas kulit/ jaringan b/d bahan kimia iriatif kerusakan jaringan dan
lapisan kulit, nyeri, perdarahan, kemerahan, hematoma (D. 0129)
Intervensi Keperawatan
No Diagnosa SLKI SIKI
Keperawatan
1. Risiko Infeksi d.d Tingkat Infeksi L. 14137 PENCEGAHAN INFEKSI I.14539
peningkatan kadar
setelah dilakukan tindakan Observasi
sel darah putih
keperawatan 3x24 jam
meningkat D.0142 1. Monitor tanda dan gejala
diharapkan tingkat infeksi infeksi lokal dan sistemik 
menurun dengan kriteria Terapeutik 
hasil sbb :
2. Batasi jumlah pengunjung
1. Nafsu makan 3. Berikan perawatan kulit
meningkat  pada area edema
2. Nyeri menurun 4. Pertahankan teknik aseptik
 pada px beresiko tinggi
3. Cairan berbau
Edukasi
 busuk menurun
4. Kadar sel darah 5. Jelaskan tanda dan gejala
 putih membaik  infeksi
5. Kultur darah 6. Ajarkan cara mencuci
membaik  tangan dengan benar 
6. Kultur area luka
membaik 
2. Gangguan Pertukaran Gas L.01003 TERAPI OKSIGEN I.01026
Pertukaran Gas b/d
setelah dilakukan tindakan Observasi
ketidakseimbangan
keperawatan 3x24 jam
ventilasi – perfusi 1. Monitor kecepatan aliran
diharapkan pertukaran gas
D.0003 oksigen
meningkat dengan kriteria
2. Monitor posisi alat terapi
hasil sbb :
oksigen
1. Tingkat kesadaran 3. Monitor aliran oksigen secara
meningkat  periodic dan pastikan fraksi
2. Dispnea menurun yang diberikan cukup
3. Bunyi nafas 4. Monitor efektifitas terapi
tambahan menurun oksigen (mis. oksimetri,
4. Pusing menurun analisa gas darah ), jika perlu
5. Penglihatan kabur 5. Monitor kemampuan
menurun melepaskan oksigen saat
6. Gelisah menurun makan
6. Monitor tanda-tanda
7.  Nafas cuping
hipoventilasi
hidung menurun
7. Monitor tanda dan gejala
8. PCO2 membaik 
toksikasi oksigen dan
9. PO2 membaik 
10. Takikardia atelektasis
8. Monitor tingkat kecemasan
membaik  akibat terapi oksigen
11. Ph arteri 9. Monitor integritas mukosa
membaik Sianosis hidung akibat pemasangan
membaik  oksigen
Terapeutik 

1. Bersihkan secret pada mulut,

hidung dan trachea, jika perlu


2. Pertahankan kepatenan jalan
nafas
3. Berikan oksigen tambahan,
 jika perlu
4. Tetap berikan oksigen saat
 pasien ditransportasi
5. Gunakan perangkat oksigen
yang sesuai dengat tingkat
mobilisasi pasien
Edukasi

1. A jark an p a si e n
car a m en g g u n a k
d an k e lu a rg a dirumah
a n o k si g e n

Kolaborasi

1. Kolaborasi penentuan dosis


oksigen
2. Kolaborasi penggunaan
oksigen saat aktivitas dan/atau
tidur 
3. Risiko defisit nutrisi Status Nutrisi L.03030 Manajemen Nutrisi I. 03119
d/d ketidakmampuan Observasi
Setelah dilakukan tindakan
mencerna makanan keperawatan 3x24 jam 1. Identifikasi status nutrisi
(D. 0032) 2. Identifikasi alergi dan
status nutrisi terpenuhi
intoleransi makanan
dengan kriteria hasil :
3. Identifikasi makanan yang
- Porsi makan disukai
dihabiskan 4. Identifikasi kebutuhan kalori
- Nafsu makan dan jenis nutrient
meningkat 5. Identifikasi perlunya
- Frekuensi makan  penggunaan selang nasogastrik 
meningkat 6. Monitor asupan makanan
7. Monitor berat badan
8. Monitor hasil pemeriksaan
laboratorium
Terapeutik 
1. Lakukan oral hygiene sebelum
makan, jika perlu
2. Fasilitasi menentukan
 pedoman diet (mis. Piramida
makanan)
3. Sajikan makanan secara
menarik dan suhu yang sesuai
4. Berikan makan tinggi serat
untuk mencegah konstipasi
5. Berikan makanan tinggi kalori
dan tinggi protein
6. Berikan suplemen makanan,
 jika perlu
7. Hentikan pemberian makan
melalui selang nasigastrik jika
asupan oral dapat ditoleransi
Edukasi

1. A An nj ju rk an posisi
m a m p u
duduk, jika
2. Ajarkan diet yang
diprogramkan
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian
medikasi sebelum makan (mis.
Pereda nyeri, antiemetik), jika
 perlu
2. Kolaborasi dengan ahli gizi
untuk menentukan jumlah
kalori dan jenis nutrient yang
dibutuhkan, jika perlu
4. Risiko hipotermia Termoregulasi L.14134 Manajemen Hipertermi I.15506
d/d kulit dingin, Setelah dilakukan Observasi
menggigil, pucat, tindakan keperawatan 1. Identifkasi penyebab
dasar kuku sianostik selama 3x24 hipertermi (mis. dehidrasi
(D. 0140)  jam diharapkan terpapar lingkungan panas
termoregulasi pasien  penggunaan incubator)
membaik dengan kriteria 2. Monitor suhu tubuh
hasil : 3. Monitor kadar elektrolit
- Menggigil menurun  Terapeutik 
- Suhu tubuh membaik  4. Sediakan lingkungan yang
- Suhu kulit membaik  dingin
- Kulit memerah 5. Longgarkan atau lepaskan
menurun  pakaian
- Akrosianosis menurun
- Pucat menurun 6. Berikan cairan oral
- Takikardi menurun 7. Ganti l inen setiap hari atau
lebih sering jika mengalami
hiperhidrosis (keringat berlebih)
8. Lakukan pendinginan
eksternal (mis. selimut
hipotermia atau kompres dingin
 pada dahi, leher, dada,
abdomen,aksila)
9. Hindari pemberian antipiretik atau
aspirin
10. Batasi oksigen, jika perlu
 Edukasi
11. Anjurkan tirah baring
Kolaborasi
12. Kolaborasi cairan dan
elektrolit intavena, jika perlu
5. Hipovolemia b.d Status Cairan L. 03028 MANAJEMEN HIPOVOLEMIA (
kehilangan cairan I. 6)
secara aktif D. 0023 setelah dilakukan tindakan
keperawatan 3x24 jam Observasi
diharapkan status cairan
membaik dengan kriteria 1. Periksa tanda dan
hasil sbb : gejala hipovolemia (mis.
frekuensi nadi meningkat, nadi
1. kekuatan nadi teraba lemah, tekanan darah
meningkat
menurun, tekanan nadi
2. turgor kulit meningkat
3. output urine menyempit,turgor kulit menurun,
meningkat membrane mukosa kering,
4. ortopnea menurun volume urine menurun,
5. dispnea menurun hematokrit meningkat, haus dan
6. edema perifer lemah)
menurun
7. frekuensi nadi 2. Monitor intake dan output
cairan
membaik 
8. tekanan darah, nadi Terapeutik 
membaik 
3. Hitung kebutuhan cairan
9. membran mukosa
4. Berikan posisi modified
membaik 
10. JVP membaik  trendelenburg
11. kadar Hb, Ht membaik  5. Berikan asupan cairan oral
Edukasi

6. Anjurkan memperbanyak 
asupan cairan oral
7. Anjurkan menghindari
 perubahan posisi mendadak 
Kolaborasi

8. Kolaborasi pemberian cairan IV


issotonis (mis. cairan NaCl, RL)
9. Kolaborasi pemberian cairan IV
hipotonis (mis. glukosa 2,5%,
 NaCl 0,4%)

10. Kolaborasi pemberian cairan


koloid (mis. albumin,
 plasmanate)
11. Kolaborasi pemberian produk darah
Pencegahan cedera I.14537
6. Risiko cedera pada Tingkat Cedera L. 14136 Observasi
 janin d/d persalinan 1. Identifikasi lingkungan yang
setelah dilakukan tindakan mengakibatkan cedera
lama kala 1,2 dan 3,
keperawatan 3x24 jam 2. Identifikasi kesesuaian alas
kecemasan yang
diharapkan tingkat kaki atau stoking elastis pada
berlebihan tentang
cedera  menurun dengan ekstremitas bawah
proses persalinan,
kriteria hasil: Terapeutik 
efek metode/ 3. Sediakan pencahayaan yang
intervensi bedah 1. Toleransi aktifitas memadai
selama persalinan meningkat
4. Gunakan alas lantai bila
(D. 2. Kejadian cedera  berisiko mengalami cedera
0138) menurun serius
3. Fraktur menurun 5. Sediakan pispot atau urinal
4. Ekspresi wajah untuk eliminasi diatas tempat
kesakitan menurun tidur 
5. Tekanan darah 6. Pastikan barang-barang
membaik   pribadi mudah dijangkau
6. Frekuensi nadi 7. Pertahankan posisi tempat
membaik  tidur di posisi terendah saat
7. Pola istirahat atau digunakan
8. Pastikan roda tempat tidur 
tidur membaik 
atau kursi roda dalm kondisi
terkunci
9. Gunakan pengaman tempat
tidur sesuai dengan kebijkan
fasilitas pelayanan kesehatan
10. Diskusikan mengenai latihan
dan terapi fisik yang
diperlukan
11. Diskusikan mengenai alat
 bantu mobilisasi
Edukasi
12. Jelaskan alasan intervensi
 pencegahan jatuh ke pasien
dan keluarga
13. Anjurkan berganti posisi
secara perlahan
7. Gangguan Integritas kulit dan PERAWATAN LUKA I.14564
integritas kulit/  jaringan L.14125 Observasi
jaringan b/d bahan 1. Monitor karakteristik luka (mis:
Setelah dilakukan tindakan
kimia iriatif d/d drainase,warna,ukuran,bau
keperawatan 3x24 jam
lapisan kulit
diharapkan integritas kulit 2. Monitor tanda –tanda inveksi
kemerahan, Terapeutik 
dan jaringan meningkat
hematoma (D. 0129) 3. lepaskan balutan dan plester secara
dengan kriteria hasil :
perlahan
1. elastisitas meningkat 4. Cukur rambut di sekitar daerah
2. hidrasi meningkat luka, jika perlu
3. perfusi jaringan 5. Bersihkan dengan cairan NACL
meningkat atau pembersih non toksik,sesuai
4. kerusakan jaringan kebutuhan
menurun 6. Bersihkan jaringan nekrotik 
5. kerusakan lapisan kulit 7. Berika salep yang sesuai di
menurun kulit /lesi, jika perlu
6. nyeri, perdarahan, 8. Pasang balutan sesuai jenis luka
hematoma menurun 9. Pertahan kan teknik seteril saaat
suhu kulit membaik   perawatan luka
10. Ganti balutan sesuai jumlah
eksudat dan drainase
11. Jadwalkan perubahan posisi
setiap dua jam atau sesuai kondisi
 pasien
12. Berika diet dengan kalori 30-35
kkal/kgBB/hari dan protein1,25-
1,5 g/kgBB/hari
13. Berikan suplemen vitamin dan
mineral (mis vitamin A,vitamin
C,Zinc,Asam amino),sesuai
indikasi
14. Berikan terapi TENS(Stimulasi
syaraf transkutaneous), jika perlu
Edukasi
15. Jelaskan tandan dan gejala infeksi
16. Anjurkan mengonsumsi makan
tinggi kalium dan protein
17. Ajarkan prosedur perawatan luka
secara mandiri

Kolaborasi
18. Kolaborasi prosedur  
debridement(mis: enzimatik 
 biologis mekanis,autolotik), jika
 perlu
19. Kolaborasipemberian antibiotik, jika perlu

Implementasi
Merupakan penilaian dari hasil implementasi keperawatan yang berpedoman kepada
hasil dan tujuan yang hendak dicapai.

Evaluasi

 S: Subjektif 
Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien melalui
anamnesa.Ini merupakan informasi yang diperoleh dari klien.
 O: Objektif 

Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien. Data yang


diperoleh dari apayang dilihat dan dirasakan oleh bidan pada waktu pemeriksaan
termasuk juga hasil pemeriksaan laboratorium, USG, dll.

 A: Assesment
Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan interpretasi data subjektif dan
objektif dalam suatu dokumentasi.
 P: Penatalaksanaan
Mengambarkan pendokumentasian dari perencanaan tindakan dan evalusai
 berdasarkan assessment.
DAFTAR PUSTAKA

Prawirohardjo,Sarwono. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta : YBP:SP


 Nanny Lia Dewi, Vivian. 2013. Asuhan Bayi dan Anak Balita.Jakarta : Salemba Medika

Marmi. 2015.  Asuhan Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Prasekolah .Yogyakarta .Jakarta
:Pustaka Belajar
IDAI.2008. Buku Ajar Neonatologi. Jakarta : Badan Penerbit IDAI.
Barbara, R, Straight. 2005.  Keperawatan Ibu – Bayi Baru Lahir. Buku Kedokteran EGC.
Jakarta.

Behrman,dkk.(2000).Ilmu kesehatan Anak Nelson Vol 3.Jakarta: EGC

Hapsari. 2009. Termogulasi Pada Bayi Baru Lahir(Perlindungan Termal). Jakarta: EGC

Muslihatun, wafi nur.2010 .Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. Yogyakarta: Fitramaya

Winknjsastro, Hanifa.(2005).Ilmu Kebidanan Ed 3. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwon


Prawirohardjo

Rukiyah, Yeyeh, Ayi.Yulianti, Lia.2010. Asuhan Neonatus, Bayu dan Anak Balita. CV. Trans
Info Media. Jakarta Timur 

Anda mungkin juga menyukai