Anda di halaman 1dari 5

1.

Pengertian

Sindroma gagal nafas (respiratory distress sindrom,RDS) adalah istilah yang


digunakan untuk difungsi pernafasan pada neonatus. Gangguan ini merupakan
penyakit yang berhubungan dengan keterlambatan perkembangan maturitas paru
atau tidak adekuatnya jumlah surfaktan dalam paru. ( Marmi & Rahardjo,2012)

Gangguan ini biasanya juga dikenal sebagai nama hyline membrane desease (HMD)
atau penyakit membrane hialin, kerena pada penyakit ini selalu ditemukan
membrane hialin, kerena pada penyakit ini selalu ditemukan mebran hialin yang
melapisi alveoli (Surasmi, dkk, 2003).

2. Fisiologi

Paru-paru merupakan alat pernafasan utama. Paru-paru terletak sedemikian rupa


sehingga setiap paru-paru berada di samping mediastinum. Oleh karenanya,
masing-masing paru-paru dipisahkan satu sama lain oleh jantung dan pembuluh-
pembuluh besar serta struktur-struktur lain dalam mediastinum. Masing-masing
paru-paru berbentuk konus dan diliputi oleh pleura viseralis. Paru-paru terbenam
bebas dalam rongga pleuranya sendiri, dan hanya diletakkan ke mediastinum oleh
radiks pulmonalis. Masing-masing paru-paru mempunyai apeks yang tumpul,
menjorok ke atas dan masuk ke leher sekitar 2.5 cm di atas klavikula. Di pertenghan
permukaan medial, terdapat hilus pulmonalissuatu lekukan tempat masuknya
bronkus, pembuluh darah dan saraf ke paru-paru untuk membentuk radiks
pulmonalis. Paru-paru kanan sedikit lebih besar dari paru-paru kiri dan dibagi oleh
fisura oblikua dan fisuranhorisontalis menjadi 3 lobus, yaitu lobus superior, medius
dan inferior. Sedangkan paru-paru kiri dibagi oleh fisura oblikua menjadi 2 lobus
yaitu lobus superior dan inferior (Suriadi & Yulianni,2010).

3. Kemungkinan data fokus hasil wawancara

 Retraksi dada(+)

 Tarikan intercostal(+)

 Takipnea(+)

 Retraksi dalam(+)

 Suara nafas ronki(+)

 Sianosis

 KU: Lemah

 RR = 68x/menit
 Suhu = 36,70C

 HR = 186 x/menit

 Terpasang O2 NCPAP 40% PEEP 5 1/menit

 Reflek hisap dan menelan lemah

 Mukosa bibir kering

 Terpasang OGT minum 4ccx8

 BB :1650gr

 Pasien terdapat di incubator

 Kulit bayi tipis, terdapat lanugo di dahi dan di pipi, akral dingin

 Terpasang infus umblikalis

4. Kemungkinan data fokus hasil pemeriksaan fisik

 Keadaan umum : lemah

 Kesadaran : CM (compos mentis). Gerak kurang aktif ,tangis merintih

 Vital sign : RR= 68 x/menit, HR =184 x/menit, suhu = 367 0C

 Pemeriksaan tubuh :

Kulit : warna kulit kemerahan dengan extermitas kebiruan, tidak icterus,

Sianosis, terdapat sedikit lanugo pada dahi dan sekitar pipi, kulit

tipis

kepala :rambut hitam, tipis, tidak ada lesi, sutura terlihat.

Mata : sclera mata putih, konjungtiva merah muda.

Hidung : terdapat pernafasan cuping hidung. Lubang hidung 2, terpasang

O2 NCPAP 40% PEEP 5 1/menit.

Mulut : bibir merah, tidak ditemukan stomatitis, mukosa bibir kering.

OGT.

Telinga : tidak ada reformitas, lubang telinga bersih, simetris.

Leher : bersih, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.


Thorax : simetris (kanan kiri sama) tarikan intercostaw (+),

Reteraxi dada (+), dada cekung kebawah (di bawah px),

RR = 184x/ menit, ditemukan suara nafas ronki.

Cardio : HR = 184x/ menit

Abdomen : simetris, tidak ada lesi, terdpat bising usus 5 x/menit.

Umbilikus : tali pusar basah, tidak terjadi perdarahan, tidak terjadi infeksi,

Terpasang infus umbilicus D10%

Genetalia : labia mayora belum menutupi labia minora, tidak ada kelainan letak

Lubang utera

Anus : tidak ada lesi, taka da iritasi perineal, warna feces hitam lembek

Ekstremitas: akral dingin, jumlah jari tangan 5/5, jumlah jari kaki 5/5 tak ada

Kelumpuhan ,gerak kurang aktif

5. Kemungkinan hasil pemeriksaan diagnostik

a) Gangguan pertukaran gas b.d imaturitas paru dan neuromuscular, defisiensi


surfaktan dan ketidak stabilan alveolar.

b) tidak efektifnya pola nafas yang berhubungan dengan ketidaksamaan nafas bayi
dan ventilator, tidak berfungsinya ventilator

c) gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan


ketidakmampuan menghisap, penurunan motilitas usus.

d) resiko tinggi gangguan termoregulasi : hipotermia b.d belum terbentuknya


lapisan lemak pada kulit

6. Asuhan keperawatan

a. Pengkajian

Pengumpulan data untuk mendapatkan berbagaiinformasi yang berkaitan


dengan masalah yang dialami klien.

b. Dignosa keperawatan

Diagnose keperawatan dari RDS yang sering muncul:


1) Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran
alveolar-kapiler

2) Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hiperventilasi

3) Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan penumpukan


secret pada paru-paru

4) Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan prosedur invasive,terpajan


kuman pathogen

5) Hipotermia berhubungan dengan adaptasi lingkungan luar rahim

c. Perencanaan tujuan

1) Tujuan umum

Menganalisa factor risiko terjadinya Respiratory Distress Syndrome (RDS)


pada neonates

2) Tujuan khusus

a. Mengidentifikasi risiko terjadinya respiratory distress syndrome pada


neonatus berdasarkan kehamilan ganda, asfiksia,umur
kehamilan,hipertensi pada ibu dan paritas

b. Mengidentifikasi hubungan factor yang paling beresiko dengan


terjadinya respiratory distress syndrome pada neonatus

d. Perencanaan tindakan untuk masing-masing diagnosa keperawatan

Tindakan yang dilakukan disesuaikan dengan perencanaan yang telah


ditetapkan pada masing-masing diagnose keperawatan.

Pada diagnose keperawatan hipotermia berhubungan dengan


adaptasilingkungan luar Rahim tindakan keprawatan yang telah dilakukan
yaitu:

1) memonitor suhu tubuh tiap 2 jam,

2) memonitor warna kulit dan suhu kulit,

3) mengkaji tanda-tanda hipetermia atau hipotermia,

4) meningkatkan intake nutrisi adan cairan,

5) menyelimuti pasien untuk mencegah hilangnya kehangatan tubuh.

Daftar pustaka
Cecily & sowden (2009). Buku saku Keperawatan Pedratik. Edisi 5. Jakarta: EGC

Dinkes Keperawatan Prov NTT. (2015). Profil Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Kementrian Kesehatan www.depkes.go.id_NTT_2015. Di akses tanggal 29 Mei2019

Nelson, (2011, Ilmu Kesehatan Anak Esensial,Ed 6,Jakarta:Elsevier

Nelson, (2010) Esensi pediatric, Ed 4, Jakarta : EGC

Sudarti & Fauziah. (2013) Asuhan Neonatus Resiko Tinggi dan Kegawatan Cetakan I. Yogyakarta :

Nuha Medika

Surasmi,asrining,2003.Perawatan Bayi Resiko Tinggi..Jakarta : EGC

Suriadi dan Yuliani, R. 2001. Asuhan Keperawatan Pada Anak, edisi 1 Jakarta :

CV Agung Seto

Rahardjo dan Marmi,2012, Aauhan Neonatus,Bayi, Balita dan Prasekolah Jakarta : Pustaka belajar

Wong, (2008) Buku Ajar Keperawatan Pediatrik,Jakrta:EGC

Anda mungkin juga menyukai