Anda di halaman 1dari 6

Ketua : Fadila Gunawan

Scriber : Chelyn Cintya D. Ntjali


Tutor : dr. Puspitasari, M.Biomed
BLOK GGP SKENARIO 1

SI MANGGE YANG SERING SAKIT


Seorang anak laki - laki berusia 6 tahun, BB 18 kg, diantar orang tuanya ke puskesmas dengan
keluhan utama batuk. Saat ini keluhan batuk disertai nyeri tenggorokan, demam dan pilek. Keluhan
seperti ini sudah dialami sejak 2 tahun terakhir, terkadang sampai suara menjadi serak. Orang tua pasien
juga mengeluhkan anak tidur mengorok dan mulut berbau. Tidak ada penurunan berat badan secara
drastis. Aktivitas harian bermain aktif sesuai anak seusianya. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan keadaan
umum : baik , kesadaran: compos mentis, gizi :cukup, tanda vital : Nadi: 92 x / menit, Respirasi : 20
X/mnt, Suhu : 38°C, pharing hiperemis, pembesaran tonsil T3/T3, detritus +/+. Mallampati score II,
pembesaran Lymphonodi -/-. Thoraks dan abdomen dalam batas normal. Hasil pemeriksaan penunjang
didapatkan eritrosit : 4,26 x 106 / mm3, leukosit : 9.600 / mm3, Hb : 11,5 g/dL, Hematokrit : 35 %, PLT :
290.000/mm3, Alb : 4,17 g/dL, AST : 9, ALT : 12, BUN : 6, Crea : 0,8, Na : 136 mmol /L, K : 3,6
mmol/L, Cl : 101 mmol/L. Dokter tersebut menegakkan diagnosis dan memberikan terapi farmakologis
sesuai dengan personal formularium yang berdasarkan pada EBM.

STEP 1
1. Mallampati Score (Elvira)
Mallampati score adalah score medis yang digunkan dibidang anastesiologi untuk menilai
resiko pasien yang menjalani pembedahan (Ismuzzat)
2. Detritus (+) (Dea)
Ditandai dengan munculnya bercak putih pada tonsil. Terbentuk oleh karena sel sel mati, air
liur yang lama kelamaan akan mengeras. (+) muncul pada bagian sinistra dan dekstra (Andi
Moch)
3. Personal formularium (Nada)
Personal foormularium adalah kumpulan obat yang sudah dipilih oleh setiap dokter untuk
diresepkan kepada pasien yang sudah diketahui kemanjurannya sesuai karakteristik pasien (Fika)
4. EBM (Fadila)
Suatu pendekatan medic yang didasarkan pada bukti bukti ilmiah terkini untuk kepentingan
pelayanan kesehatan (Nadiyah)
STEP 2
1. Identifikasi agen infeksi pada scenario (Ismuzzat)
2. Bagaimana prosedur dari mallampati score? dan apa tujuan dilakukannya (Elvira)
3. Bagaimana penulisan resep yang benar pada pasien (Alfryheni)
4. Bagaimana interpretasi hasil pem penunjang pada scenario (Nada)
5. Diagnosis dan diagnosis banding (Dea)
6. Gol obat apa saja yang tepat pada scenario berdasarkan EBM (Andi Moch)
7. Apa yang menyebabkan anak pasien menggorok pada saat tidur dan (Fadila)
8. Patofisiologi terjadinya keluhan pada anak (Ribka)
9. Pemeriksaan penunjang (Andi Nur )
10. Langkah –langkah dalam pemilihan p drug dalam terapi (Nadiyah)
STEP 3
Nomor 8 (Ismuzzat)
Gejala: Batuk, Nyeri Tenggorokan, Pilek
*Leukosit normal  tdk ada rx inflamasi
Reaksi oleh virus , kronis
Demam, pilek nyeri tenggorokan  gangguan pada struktur anatomi (tonsil, faring) 
INFEKSI
Peradangan tonsil akut kalo >3 minggu  kronis. Kronis artinya leukosit tidak meningkat
Nomor 10 (Andi Moch)
Langkah 1: Tentukan masalah pasien (Menentukan diagnosis)
Langkah 2: Tentukan tujuan dari pengobatan
Langkah 3: Pilihan untuk intervensi (Menentukan golongan obat yang tepat)
Langkah 4: Melakukan Pengobatan
Langkah 5: Berikan informasi kepada pasien
Langkah 6: Pantau (atau hentikan?) pengobatan
Nomor 7 (Dea)
Detritus (+)  saat anak bernafas membuat bau pada mulut akibat penumpukan bakteri, sisa
makanan, dan sel kulit mati pada tonsil
Pembesaran T3 50-70% dari diameter orofaring  terjadi penyempitan dari saluran nafas 
mengorok atau mendengkur
Nomor 9 (Nadiyah)
Pemeriksaan Penunjang:
Pem Mikrobiologi. Bertujuan untuk identifikasi kuman atau petogen yang menyebabkan
infeksi tersebut
Pem Histopatologi
Pem foto polos nasofaring, rinofaringolaringoskopi
Nomor 2 (Alfryheni)
Skor mallampati digunakan untuk menilai hubungan antara lidah dan palatum. Penilaian dengan
cara pasien diminta duduk tegak, membuka mulut, dan menjulurkan lidah secara maksimal.
Kemudian dilihat bangunan diantara palatum dan lidah yang dapat terlihat.
- Kelas I : apabila palatum mole, fauces, pilar, uvula terlihat.
- Kelas II : terlihat palaum mole, fauces, sebagian uvula.
- Kelas III : terlihat palatum mole dan basis uvula
- Kelas IV : hanya terlihat palatum durum.
Nomor 6 (Ismuzzat)
1. Terapi kausatif
Antibiotik  jika terjadi infeksi
Golongan sefalosporin
2. Terapi simptomatik
Batuk:
Antitusif untuk atasi batuk (kering)
Mukolitik memecah mukus (berdahak)
Ekspektoran melegakan bagian leher pasien
Pemilihan berdasarkan keluhan batuk pasien
Demam: antipiretik (parasetamol, dll)
Nomor 4 (Elvira)
Eritrosit (normal)
Leukosit (normal)
Hb, Hct (rendah)
Albumin (rendah)
ALT, AST (rendah) penurunan fungsi hati
Na, K, Creatinin (normal) ginjal normal
Nomor 3 (Andi Moch)
a. Officinalis
b. Spesialitis : nama dagang
c. Magistralis : resep racikan (pulv, dll)
1.Inscriptio  identitas dokter, SIP, alamat, R
2.Prescriptio  nama obat pokok dan jumlahnya, bahan yang membantu kerja obat, cara
pembuatan dan bentukan sediaan yang dikehendaki
3.Signatura  aturan pakai, identitas pasien (Pro, nama, umur) , (Pro nama , umur, bb)
4. Subscriptio 
Nomor 1 (Dea)
Infeksi bakteri Streptococcus
Infeksi virus
Bisa ditularkan melalui udara , tangan , ciuman. Biasanya terjadi pada anak anak.
Tonsilitis viral  rasa nyeri pada tenggorokan, malaise, suhu tinggi dan mulut berbau. Kasus
berat : anak sulit minum dan makan melalui mulut.
Tonsilitis bacterial  2- 4 hari; mengorok, nyeri menelan, demam, suhu tinggi, tidak nafsu
makan, pada pem. tonsil terlihat pembengkakan hiperemis, detritus : folikel, lakuna
STEP 4
Nomor 5 (Ismuzzat)
Anamnesis

 Batuk
 Nyeri tenggorokan
 Demam
 Tidur mengorok
 Mulut berbau
Pem. Fisik

 Keadaan umum : baik


 Kesadaran: compos mentis
 Gizi :cukup
 Tanda vital :
Nadi: 92 x / menit
Respirasi : 20 X/mnt
Suhu : 38°C
 Pharing hiperemis
 Pembesaran tonsil T3/T3
 Detritus +/+
 Mallampati score II
 Pembesaran Lymphonodi -/-
 Thoraks dan abdomen dalam batas normal.
Pem. Penunjang

 Eritrosit : 4,26 x 106 / mm3


 Leukosit : 9.600 / mm3
 Hb : 11,5 g/dL
 Hematokrit : 35 %
 PLT : 290.000/mm3
 Alb : 4,17 g/dL
 AST : 9
 ALT : 12
 BUN : 6
 Crea : 0,8
 Na : 136 mmol /L
 K : 3,6 mmol/L
 Cl : 101 mmol/L.
Diagnosis : Tonsilitis Kronis
Diagnosis banding:
Mononukleosis infeksiosa
Tonsilitis akut
Nomor 9 (Elvira)
Pem Mikrobiologi. Gold standard Kultur dari dalam tonsil
Tonsilitis Kronis dapat ditegakkan berdasarkan pemeriksaan histopatologi dengan tiga kriteria
histopatologi yaitu ditemukan ringan- sedang infiltrasi limfosit, adanya Ugra’s abses dan infitrasi
limfosit yang difus. Kombinasi ketiga hal tersebut ditambah temuan histopatologi lainnya dapat
dengan jelas menegakkan diagnosa Tonsilitis Kronis.

Nomor 6 (Ribka)
Sefalosporin generasi pertama: cefadroxil oral dengan dosis 30mg/kgbb selama 10 hari
Linkosamida : klindamisin oral 7mg/kgbb selama 10 hari
Makrolida : azitromisin oral dan klaritromisin oral
Nomor 1 (Andi Moch)
Agen Infeksius:
Bakteri Streptococcus beta hemoliticus
Corynebacterium difteri
STEP 5
1. Epidemiologi tonsillitis
2. Mampu menentukan diagnosis dan diagnosis banding
3. Mampu menjelaskan tatalaksana farmakologi dan non farmakalogi
4. Mampu menetapkan personal formularium berdasarkan EBM
5. Mampu menuliskan resep secara lege artis
6. Mampu menginformasikan kepada pasien tentang efek obat, efek samping, dosis, interval
pemberian, lama pengobatan, interaksi obat

Anda mungkin juga menyukai