Anda di halaman 1dari 6

TUTORIAL SKENARIO B BLOK 25

TAHUN 2019

Yudi, anak laki-laki, 2 tahun, BB 12 kg, TB 87 cm, dibawa ibunya ke UGD RSMH karena
mengalami kesulitan bernapas. 3 hari sebelumnya, Yudi menderita panas tidak tinggi disertai
batuk pilek. batuk terdengar kasar, seperti anjing menyalak.
Pada penilaian umum terlihat:
Anak sadar, menangis terus dengan suara sekali-kali terdengar parau. Masih bisa
ditenangkan oleh ibunya. Sewaktu anak hendak diperiksa, anak berontak dan langsung menangis
memeluk ibunya. Bibir dan mukosa tidak sianosis, kulit tidak pucat dan tidak mottled. Napas
terlihat cepat dengan peningkatan usaha napas. Terdengar stridor inspirasi.
Kemudian dokter melakukan survei primer:
Jalan napas tidak terlihat lendir maupun benda asing, tonsil T1/T1 dan faring dalam batas
normal. RR 45x/menit. Napas cuping hidung (+). Gerakan dinding dada simteris kiri dan kanan,
tampak retraksi suprasternal dan sela iga. Suara napas vesikuler. Tidak terdengar ronkhi. Tidak
terdengar wheezing. SpO2 95%. Bunyi jantung dalam batas normal, bising jantung tidak
terdengar. Nadi brachialis kuat, nadi radialis kuat. Laju nadi 135x/menit. Kulit berwarna merah
muda, hangat, CRT <2 detik. Tidak ditemukan kelainan pada survei dissability.
Dokter juga memutuskan memberikan O2 dengan sungkup rebreathing, tetapi anak menolak,
menghindar serta berontak.

I. Klarifikasi Istilah
1. Parau: serak.
2. Mottled: Suatu keadaan yang ditandai oleh bintik atau bercak dengan berbagai warna
atau corak.
3. Stridor inspirasi: Suara napas kasar yang bernada kasar saat inspirasi karena
penyempitan saluran udara pada orofaring, subglotis atau trakea.
4. CRT: Pemeriksaan cepat yang digunakan untuk memantau dehidrasi dan jumlah
darah yang mengalir ke jaringan.
5. Napas cuping hidung: Pembesaran dari ala nasi ketika bernapas dan merupakan tanda
dari respiratory distress.
6. Tonsil T1/T1: Tonsi dengan ukuran kurang dari 25% dan menempati ruang sebelum
sampai plica posterior.
7. Suara napas vesikuler: Suara napas terdengar di seluruh lapangan paru yang normal,
bersifat halus, nada rendah, inspirasi lebih panjang daipada ekspirasi.
8. Ronkhi: Suara napas tambahan berupa bunyi bernada rendah, sangat kasar, terdengar
baik inspirasi maupun ekspirasi akibat terkumpulnya sekret dalam trakea atau
bronkus.
9. Wheezing: suara pernapasan berfrekuensi tinggi yang nyaring yang terdengar di akhir
ekspirasi dan disebabkan oleh penyempitan saluran respiratorik bagian distal.
10. Retraksi suprasternal dan sela iga: Tarikan otot-otot pernapasan tambahan di bagian
suprasternal dan sela iga.
11. Survey Disability: Suatu penatalaksanaan awal pada kegawatdaruratan untuk menilai
status neurologis seseorang.
12. Bising jantung: Heart murmur adalah suara jantung abnormal yang disebabkan
karena kelainan pada katup jantung.
13. SpO2: Saturasi oksigen yang dihitung dengan pulse oxymeter.
14. Sungkup rebreathing: Sungkup yang mengalirkan oksigen berkonsentrasi 60-80%
dengan kecepatan aliran 8-12L/menit, memiliki kantong yang terus mengembang
saat inspirasi maupun ekspirasi.
II. Identifikasi Masalah
1. Yudi, anak laki-laki, 2 tahun, BB 12 kg, TB 87 cm, dibawa ibunya ke UGD RSMH
karena mengalami kesulitan bernapas.
2. Yudi menderita panas tidak tinggi disertai batuk pilek tiga hari sebelumnya. Batuk
terdengar kasar, seperti anjing menyalak.
3. Pada penilaian umum terlihat:
Anak sadar, menangis terus dengan suara sekali-kali terdengar parau. Masih bisa
ditenangkan oleh ibunya. Sewaktu anak hendak diperiksa, anak berontak dan langsung
menangis memeluk ibunya. Bibir dan mukosa tidak sianosis, kulit tidak pucat dan tidak
mottled. Napas terlihat cepat dengan peningkatan usaha napas. Terdengar stridor
inspirasi.
4. Kemudian dokter melakukan survei primer:
Jalan napas tidak terlihat lendir maupun benda asing, tonsil T1/T1 dan faring dalam batas
normal.
5. RR 45x/menit. Napas cuping hidung (+). Gerakan dinding dada simteris kiri dan kanan,
tampak retraksi suprasternal dan sela iga. Suara napas vesikuler. Tidak terdengar ronkhi.
Tidak terdengar wheezing.
6. SpO2 95%. Bunyi jantung dalam batas normal, bising jantung tidak terdengar. Nadi
brachialis kuat, nadi radialis kuat. Laju nadi 135x/menit. Kulit berwarna merah muda,
hangat, CRT <2 detik. Tidak ditemukan kelainan pada survei dissability.
7. Dokter juga memutuskan memberikan O2 dengan sungkup rebreathing, tetapi anak
menolak, menghindar serta berontak.

III. Analisis Masalah


1. Yudi, anak laki-laki, 2 tahun, BB 12 kg, TB 87 cm, dibawa ibunya ke UGD RSMH
karena mengalami kesulitan bernapas.
a. Bagaimana status gizi dari Yudi? Flo rara
b. Apa kemungkinan penyebab keluhan kesulitan bernapas yang dialami Yudi?
(disesuaikan dengan usia, status gizi, jenis kelamin) flo nada
c. Apa organ yang kemungkinan mengalami gangguan pada kasus? Rara nada
d. Bagaimana mekanisme kesulitan bernapas yang dialami oleh Yudi? Dita, zahwan
2. Yudi menderita panas tidak tinggi disertai batuk pilek tiga hari sebelumnya. Batuk
terdengar kasar, seperti anjing menyalak.
a. Apa makna klinis dari kalimat di atas? (batuk seperti anjing menyalak khas pada apa
hayooo) tiara, ira
b. Bagaimana mekanisme dari keluhan Yudi 3 hari yang lalu? Dita, tiara
c. Bagaimana hubungan keluhan 3 hari yang lalu dengan keluhan Yudi sekarang?
Zahwan, ira
3. Pada penilaian umum terlihat:
Anak sadar, menangis terus dengan suara sekali-kali terdengar parau. Masih bisa
ditenangkan oleh ibunya. Sewaktu anak hendak diperiksa, anak berontak dan langsung
menangis memeluk ibunya. Bibir dan mukosa tidak sianosis, kulit tidak pucat dan tidak
mottled. Napas terlihat cepat dengan peningkatan usaha napas. Terdengar stridor
inspirasi.
a. Bagaimana cara menilai keadaan umum dengan metode PAT? Sisi, scors
b. Bagaimana interpretasi dari hasil penilaian umum? Malika, guantoro
c. Bagaimana mekanisme terjadinya abnormalitas dari hasil penilaian umum? Sisi,
guantoro
4. Kemudian dokter melakukan survei primer:
Jalan napas tidak terlihat lendir maupun benda asing, tonsil T1/T1 dan faring dalam batas
normal.
a. Bagaimana interpretasi dari hasil penilaian umum? Malika, scors
b. Bagaimana pemeriksaan airway pada kasus ini? Nada, flo
5. RR 45x/menit. Napas cuping hidung (+). Gerakan dinding dada simteris kiri dan kanan,
tampak retraksi suprasternal dan sela iga. Suara napas vesikuler. Tidak terdengar ronkhi.
Tidak terdengar wheezing.
a. Bagaimana interpretasi dari hasil penilaian umum? Nada, rara
b. Bagaimana mekanisme terjadinya abnormalitas dari hasil pemeriksaan di atas? Flo,
rara
c. Bagaimana pemeriksaan breathing pada kasus ini? Dita, tiara
6. SpO2 95%. Bunyi jantung dalam batas normal, bising jantung tidak terdengar. Nadi
brachialis kuat, nadi radialis kuat. Laju nadi 135x/menit. Kulit berwarna merah muda,
hangat, CRT <2 detik. Tidak ditemukan kelainan pada survei dissability.
a. Bagaimana interpretasi dari hasil penilaian umum? Ira, zahwan
b. Bagaimana mekanisme terjadinya abnormalitas dari hasil pemeriksaan di atas? Dita,
ira
c. Bagimana pemeriksaan circulation dan disability pada kasus ini? Tiara, zahwan
7. Dokter juga memutuskan memberikan O2 dengan sungkup rebreathing, tetapi anak
menolak, menghindar serta berontak.
a. Apa indikasi pemberian terapi oksigen dengan sungkup rebreathing pada anak?
Scors, sisi, malika, guantoro
b. Apa tindakan dokter jika anak menolak, menghindar, dan memberontak seperti pada
kasus? Scors, sisi
c. Bagaimana terapi oksigen pada Yudi? Malika, guantoro

IV. Hipotesis
Yudi, anak laki-laki, 2 tahun, diduga mengalami respiratory distress
a. Diagnosis banding
b. Algortima penegakkan diagnosis
c. Diagnosis kerja
d. Definisi
e. Etiologi (ec suspek croup, infeksi dsb.)
f. Epidemiologi
g. Faktor risiko
h. Patofisiologi
i. Klasifikasi
j. Manifestasi klinis
k. Tatalaksana
l. Komplikasi
m. Pemeriksaan penunjang
n. Prognosis
o. KIE
p. SKDI (penyakit dan keterampilan)
V. Learning Issue
1. Respiratory Distress
a. Diagnosis banding
b. algortima penegakkan diagnosis
c. diagnosis kerja
d. definisi
e. etiologi
f. epidemiologi
g. faktor risiko
h. patofisiologi
i. klasifikasi
j. manifestasi klinis
k. Tatalaksana
l. Komplikasi
m. Pemeriksaan penunjang
n. Prognosis
o. KIE
p. SKDI (penyakit dan keterampilan)
2. Kegawatdaruratan pada anak= 1-6
3. Terapi oksigen pada anak= 7-11

1=flo
2=rara
3=nada
4=dita
5=zahwan
6=tiara
7=ira
8=scors
9=sisi
10=guantoro
11=malika

Anda mungkin juga menyukai