Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN TUTORIAL

SKENARIO B BLOK 26

Oleh: Kelompok B6
Tutor: dr. Desi Oktariana, M.Biomed.

Maudina Ainul Lisa 04011181722007

Astari Rahayu Afifah 04011181722009

Ahmad Sutri Rizal 04011181722021

Alisha Milenia Utami 04011181722023

Nurfaidah Usri 04011281722067

Muhammad Bibit Bagus Rama 04011281722083


Pasca
Muhammad Ihsan Abdurrahman 04011281722085

Siti Hasnah 04011281722093

Teguh Alfandy Prawira 04011281722125

PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2020
i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa kami haturkan atas berkah
dan rahmat yang telah diberikan-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
“Laporan Tutorial Skenario B Blok 26 Tahun 2020” sebagai tugas kompetensi
kelompok. Laporan tutorial ini telah diusahakan sebaik mungkin dengan bantuan
dari berbagai pihak. Dengan demikian, kami mengucapkan terima kasih kepada
tutor yang telah membimbing kami selama proses tutorial, semua anggota
kelompok, dan semua pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan
laporan ini.
Tidak lepas dari semua itu, kami menyadari terdapat kekurangan baik dari
segi penulisan, penyusunan, maupun segi lainnya. Dengan lapang dada, kami
menerima saran dan kritik yang bersifat membangun agar dapat lebih baik di masa
mendatang. Akhir kata, kami berharap agar laporan tutorial ini dapat diambil
hikmah dan manfaatnya dengan baik sehingga dapat menginspirasi pembaca dan
mengembangankan ilmu pengetahuan untuk membuka wawasan yang lebih luas
lagi.

Palembang, 28 September 2020

Kelompok B6
ii

DAFTAR ISI

Kata Pengantar………………………………………………………………… i
Daftar Isi………………………………………………………………………. ii
Skenario A Blok 26 Tahun 2020……………………………………………… 1

I. Klarifikasi Istilah………………………………………………….. 2
II. Identifikasi Masalah………………………………………………. 2
III. Analisis Masalah………………………………………………….. 4
IV. Topik Pembelajaran dan Keterbatasan Ilmu Pengetahuan………..
V. Sintesis…………………………………………………………….
VI. Kerangka Konsep…………………………………………………
VII. Kesimpulan……………………………………………………….

Daftar Pusataka……………………………………………………………….
1

SKENARIO B BLOK 26 TAHUN 2020

Yudi, anak laki-laki 2 tahun, BB 12 kg. TB 87 cm dibawa ibunya ke UGD RSMH


karena mengalami kesulitan bernafas. Tiga hari sebelumnya, Yudi menderita
panas tidak tinggi disertai batuk pilek. Batuk terdengar kasar, seperti anjing
menyalak

Kesan pertama pada penilaian umum terlihat :


Anak Sadar, gerakan aktif, tidak tampak lemas. Menangis terus dengan suara
sekali sekali terdengar parau, gelisah, tapi masih bisa ditenangkan oleh ibunya.
Sewaktu anak hendak diperiksa anak berontak dan langsung menangis memeluk
ibunya. Nafas terlihat cepat dengan peningkatan usaha nafas. Terlihat Nafas
cuping hidung, terlihat retraksi supra sternal dan terdengar stridor inspirasi. Bibir
dan mukosa tidak sianosis, kulit tidak pucat dan tidak motled. Dokter menetapkan
problem anak ini adalah distres nafas sedang dicurigai obstruksi ringan disaluran
nafas atas. dokter jaga melakukan manajemen airway dengan memposisikan jalan
nafas anak agar bernafas lebih nyaman dan memberikan Oksigen Nasal 1
liter/menit

Kemudian dokter melakukan survey primer.


Jalan nafas tidak terlihat lendir maupun benda asing, tonsil T1/T1 dan farinx
dalam batas normal. Laju nafas: 45 kali/ menit. Nafas cuping hidung (+) Gerakan
dinding dada simetris kiri dan kanan, tampak retraksi supra sternal dan sela iga.
Suara nafas Vesikuler. Tidak terdengar ronkhi. Tidak terdengar wheezing.
SpO2 95 %. Bunyi jantung dalam batas normal, bising jantung tidak terdengar.
Nadi brachialis kuat, nadi radialis kuat. Laju nadi 135 kali/ menit. Kulit
berwarna merah muda, hangat, capillary refill time 2 detik. Tidak ditemukan
kelainan pada survey Disability dan survey exposure Berdasarkan evaluasi PAT
dan survey pirmer problem utama pada pasien ini adalah ditres nafas sedang yang
disebabkan kemungkinan oleh obstruksi jalan nafas atas. yang belum terlihat
perbaikan dengan oksigen nasal 1 l/menit. Dokter jaga memutuskan
memberikan O2 dengan sungkup non rebreathing 6 liter/menit.
2

I. KLARIFIKASI ISTILAH
A. Stridor: bunyi napas kasar bernada tinggi yang tidak normal yang
dihasilkan oleh airflow turbulen yang melalui airway yang obstruksi
parsial di bagian supraglottis, glottis, subglotyis, atau trakea
B. Suara parau: suara serak
C. Sianosis: perubahan warna kulit membrane mukosa menjadi kebiruan
akibat konsentrasi hemoglobin tereduksi yang berlebihan dalam darah.
D. Motled: bintik atau bercak dengan berbagai warna atau corak
E. Retraksi: cekungan pada sternum dan kosta pada saat inspirasi.
F. Tonsil T1 T1: tonsil sedikit keluar dimana ukuran tonsil <25% dari
diameter orofaring yang di ukur dari plika anterior kiri dan kanan
G. Distres nafas: kesulitan bernafas, secara klinis ditandai dengan
peningkatan laju nafas dan peningkatan usaha nafas (work of
breathing)
H. Capillary refill time: tes yang dilakukan cepat pada daerah dasar kuku
untuk memonitor dehidrasi dan jumlah aliran darah ke jaringan.
I. SpO2: Saturasi darah arteri dengan oksigen yang diukur dengan denyut
oksimetri ditunjukkan dalam persen.
J. PAT: PAT atau Pediatric Assessment Triangle adalah segitiga yang
dirancang untuk mengevaluasi anak berdasarkan visual dan
pendengaran. Terdiri dari 3 elemen yaitu Appearance, work of
breathing dan circulation

II. IDENTIFIKASI MASALAH

No. Kenyataan Kesesuaian Konsen


1 Yudi, anak laki-laki 2 tahun, BB 12 kg. Tidak sesuai 1
harapan
TB 87 cm dibawa ibunya ke UGD
RSMH karena mengalami kesulitan
bernafas. Tiga hari sebelumnya, Yudi
menderita panas tidak tinggi disertai
batuk pilek. Batuk terdengar kasar,
3

seperti anjing menyalak


2 Penilaian umum: Tidak sesuai 2
harapan
Anak Sadar, gerakan aktif, tidak tampak
lemas. Menangis terus dengan suara
sekali sekali terdengar parau, gelisah,
tapi masih bisa ditenangkan oleh ibunya.
Sewaktu anak hendak diperiksa anak
berontak dan langsung menangis
memeluk ibunya. Nafas terlihat cepat
dengan peningkatan usaha nafas. Terlihat
Nafas cuping hidung, terlihat retraksi
supra sternal dan terdengar stridor
inspirasi. Bibir dan mukosa tidak
sianosis, kulit tidak pucat dan tidak
motled. Dokter menetapkan problem
anak ini adalah distres nafas sedang
dicurigai obstruksi ringan disaluran nafas
atas. dokter jaga melakukan manajemen
airway dengan memposisikan jalan nafas
anak agar bernafas lebih nyaman dan
memberikan Oksigen Nasal 1 liter/menit
o
3 Survey primer: Tidak sesuai 3
harapan
Jalan nafas tidak terlihat lendir maupun
benda asing, tonsil T1/T1 dan farinx
dalam batas normal. Laju nafas: 45 kali/
menit. Nafas cuping hidung (+) Gerakan
dinding dada simetris kiri dan kanan,
tampak retraksi supra sternal dan sela
iga. Suara nafas Vesikuler. Tidak
terdengar ronkhi. Tidak terdengar
wheezing. SpO2 95 %. Bunyi jantung
dalam batas normal, bising jantung tidak
4

terdengar. Nadi brachialis kuat, nadi


radialis kuat. Laju nadi 135 kali/
menit. Kulit berwarna merah muda,
hangat, capillary refill time 2 detik.
Tidak ditemukan kelainan pada survey
Disability dan survey exposure
Berdasarkan evaluasi PAT dan survey
pirmer problem utama pada pasien ini
adalah ditres nafas sedang yang
disebabkan kemungkinan oleh obstruksi
jalan nafas atas. yang belum terlihat
perbaikan dengan oksigen nasal 1
l/menit. Dokter jaga memutuskan
memberikan O2 dengan sungkup non
rebreathing 6 liter/menit.

III. ANALISIS MASALAH


A. Yudi, anak laki-laki 2 tahun, BB 12 kg. TB 87 cm dibawa ibunya ke
UGD RSMH karena mengalami kesulitan bernafas. Tiga hari
sebelumnya, Yudi menderita panas tidak tinggi disertai batuk pilek.
Batuk terdengar kasar, seperti anjing menyalak
Pertanyaan:
1. Apa hubungan usia dan jenis kelamin dengan keluhan yang
dialami?
Jawaban: alisa

2. Bagaimana status gizi dan hubunganya dengan keluhan yang


dialami?
Jawaban: alisa

3. Apa saja kemungkinan penyebab kesulitan bernafas pada anak?


5

Jawaban: alisa

4. Apa makna 3 hari yang lalu Yudi menderita panas tidak tinggi ?
Jawaban: teguh

5. Apa yang menyebabkan perburukan keluhan Yudi?


Jawaban: teguh

6. Apa saja makna dan diagnosis banding dari gejala batuk kasar
seperti anjing menyalak?
Jawaban: bit

7. Bagaimana mekanisme keluahan kesulitan bernafas pada kasus?


Jawaban: bit

B. Penilaian umum:
Anak Sadar, gerakan aktif, tidak tampak lemas. Menangis terus
dengan suara sekali sekali terdengar parau, gelisah, tapi masih bisa
ditenangkan oleh ibunya. Sewaktu anak hendak diperiksa anak
berontak dan langsung menangis memeluk ibunya. Nafas terlihat
cepat dengan peningkatan usaha nafas. Terlihat Nafas cuping hidung,
terlihat retraksi supra sternal dan terdengar stridor inspirasi. Bibir dan
mukosa tidak sianosis, kulit tidak pucat dan tidak motled. Dokter
menetapkan problem anak ini adalah distres nafas sedang dicurigai
obstruksi ringan disaluran nafas atas. dokter jaga melakukan
manajemen airway dengan memposisikan jalan nafas anak agar
bernafas lebih nyaman dan memberikan Oksigen Nasal 1 liter/menit
Pertanyaan:
1. Apa interpretasi dari penilaian umum diatas?
Jawaban: nunu
6

2. Bagaimana mekanisme terjadinya abnormalitas dari hasil penilaian


umum?
Jawaban: nunu

3. Apa ciri terjadinya distress nafas sedang ?


Jawaban: hasit

4. Bagaimana cara membedakan obstruksi nafas atas dan bawah?


Jawaban: hasit

5. Bagaimana memposisikan jalan nafas agar anak bernafas lebih


nyaman?
Jawaban: ihsan

6. Apa indikasi pemberian oksigen nasal , terutama pada anak ini?


Jawaban: ihsan

C. Survey primer:
Jalan nafas tidak terlihat lendir maupun benda asing, tonsil T1/T1 dan
farinx dalam batas normal. Laju nafas: 45 kali/ menit. Nafas cuping
hidung (+) Gerakan dinding dada simetris kiri dan kanan, tampak
retraksi supra sternal dan sela iga. Suara nafas Vesikuler. Tidak
terdengar ronkhi. Tidak terdengar wheezing. SpO2 95 %. Bunyi
jantung dalam batas normal, bising jantung tidak terdengar. Nadi
brachialis kuat, nadi radialis kuat. Laju nadi 135 kali/ menit. Kulit
berwarna merah muda, hangat, capillary refill time 2 detik. Tidak
ditemukan kelainan pada survey Disability dan survey exposure
Berdasarkan evaluasi PAT dan survey pirmer problem utama pada
pasien ini adalah ditres nafas sedang yang disebabkan kemungkinan
oleh obstruksi jalan nafas atas. yang belum terlihat perbaikan dengan
oksigen nasal 1 l/menit. Dokter jaga memutuskan memberikan O2
dengan sungkup non rebreathing 6 liter/menit.
7

Pertanyaan:
1. Bagaimana interpretasi dari hasil pemeriksaan survey primer ?

Parameter Kasus Normal Interpretasi


Jalan napas
Halangan Lendir (-) Lendir (-) Normal
Benda asing (-) Benda asing (-)
Tonsil T1/T1 T1/T1 Normal
Faring Normal Normal Normal
Usaha napas
Laju napas 45x/menit Takipneu
Napas cuping (+) (-) Abnormal
hidung
Gerakan dinding Simetris Simetris Normal
dada
Retraksi Suprasternal dan sela (-) Abnormal
iga
Suara napas Vesikuler Vesikuler Normal
Suara napas Ronki (-) Ronki (-) Normal
tambahan Wheezing (-) Wheezing (-)
SpO2 95% 94-100% Normal
Sirkulasi
Bunyi jantung Normal Normal Normal
Bising jantung (-) (-) Normal
Nadi brachialis Kuat Kuat Normal
Nadi radialis Kuat Kuat Normal
Denyut nadi 135x/menit 90-150x/menit Normal
CRT <2 menit <2 menit Normal
Warna kulit Merah muda Merah muda Normal
Disability (-) (-) Normal
Exposure (-) (-) Normal
8

2. Bagaimana mekanime abnormal dari hasil pemeriksaan survey


primer?
a. Takipneu
Pada kasus terjadi edema laring yang ditandai dengan stridor inspirasi
menyebabkan jalan napas tertutup. Akibatnya terjadi gangguan pertukaran gas di
paru-paru yang menyebabkan kadar CO 2 dalam tubuh naik. Tubuh melakukan
kompensasi berupa peningkatan laju pernapasan untuk meningkatkan pertukaran
gas di paru-paru dan menurunkan kadar CO2 dalam tubuh.
b. Napas cuping hidung
Obstruksi jalan napas menyebabkan tubuh melakukan kompensasi berupa
peningkatan usaha napas. Saat terjadi peningkatan usaha napas, tubuh
memperluas nares (bukaan hidung) sehingga jalan napas menjadi lebar yang
disebut dengan manifestasi napas cuping hidung.
c. Retraksi suprasternal dan sela iga
Retraksi terjadi ketika tekanan negatif paru-paru tidak tercukupi oleh aliran udara
pada saluran napas, sehingga bagian dinding dada yang tidak ditopang oleh
tulang akan tertarik masuk ke dalam rongga dada.

d. Bagaimana cara melakukan evaluasi PAT?


Jawaban: tata

e. Mengapa belum terlihat ada perbaikan dengan pemberian oksigen


nasal 1l/menit?
Jawaban: tata

f. Apa indikasi pemberian O2 denga sungkup non breating 6l/menit?


Jawaban: saya

g. Bagaimana evaluasi dan monitoring dari pemberian 02 dengan


sungkup non breathing?
Jawaban: saya
9

D. Hipotesis: Yudi, anak laki-laki usia 2 tahun, diduga mengalami


distress nafas sedang et causa laryngotracheobronchitis (croup)
Pertanyaan:
1. Apa diagnosis banding untuk penyakit pada kasus?
Jawaban: nunu

2. Bagaimana algoritma penegakan diagnosis untuk penyakit pada


kasus?
Jawaban: nunu

3. Apa diagnosis kerja untuk penyakit pada kasus?


Jawaban:
Yudi, 2 tahun, mengalami distress napas et causa
laringotrakeobronkitis

4. Apa definisi penyakit pada kasus?


Jawaban: saya

5. Bagaimana etiologi penyakit pada kasus?


Jawaban: saya

6. Bagaimana epidemiologi penyakit pada kasus?


Jawaban: ihsan

7. Apa saja faktor risiko penyakit pada kasus?


Jawaban: nunu

8. Bagaimana patofisiologi penyakit pada kasus?


Jawaban: ihsan

9. Bagaimana klasifikasi penyakit pada kasus?


10

Jawaban: ihsan

10.Apa saja manifestasi klinis penyakit pada kasus?


Jawaban: tata

11.Apa saja pemeriksaan penunjang untuk penyakit pada kasus?


Pemeriksaan penunjang yang cukup berguna untuk menegakkan
diagnosis croup sindrom ini yaitu bisa dengan pemeriksaan radiologis
dan CT-Scan. Gambaran radiologi berupa penyempitan dari subglotis
(seperti menara / steeple sign) pada foto anterior-posterior (AP),
densitas jaringan lunak yang ireguler pada trakea foto lateral, serta
peumonia bilateral.

Gambaran Sindrom croup foto antero-posterior


12.Bagaimana tatalaksana penyakit pada kasus?
Jawaban: ihsan

13.Bagaimana edukasi dan pencegahan penyakit pada kasus?


Jawaban: saya

14.Apa saja komplikasi penyakit pada kasus?


Pada 15% kasus dilaporkan terjadi komplikasi, misalnya otitis
media, dehidrasi, dan pneumonia (jarang terjadi). Sebagian kecil
pasien memerlukan tindakan intubasi. Gagal jantung dan gagal napas
dapat terjadi pada pasien yang perawatan dan pengobatannya tidak
adekuat.

15.Bagaimana prognosis penyakit pada kasus?


11

Jawaban: tata

16.Bagaimana tingkat SKDI untuk penyakit pada kasus?


Jawaban: ihsan

IV. TOPIK PEMBELAJARAN DAN KETERBATASAN ILMU


PENGETAHUAN

No Learning What I What I Don’t What I How I


Issues know Know Have to Know
Prove
1 Distress Dari
Nafas jurnal,
2 Croup textbook,
3 Pemeriksaan skripsi,
Umum internet,
4 Survey dan
primer artikel
ilmiah

V. SINTESIS
12

VI. KERANGKA KONSEP

VII. KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai