BUNUH DIRI
MENURUT EMILE DURKHEIM
Disusun oleh :
Syahirah Gunawan 04084841820006
Maudina Ainul Lisa 04084822124019
Natassya Mariz 04084822124084
Pembimbing :
dr. Abdullah Sahab, Sp.KJ.,MARS
Outline
1 Pendahuluan
2 Tinjauan Pustaka
3 Kesimpulan
4 Daftar Pustaka
Pendahuluan
Latar Belakang
merupakan masalah
79% kesehatanyang
serius secara global
Jumlah kematian bunuh diri di
dunia mendekati 800.000
kematian per tahun atau 1 kematia
setiap 40 detik.
Sosial Kejiwaan
01 Adanya ketidak seimbangan antara
hubungan kedekatan individu
02 Orang yang melakukan tindakan
bunuh diri dianggap memiliki mental
manusia dengan lingkungan atau jiwa yang terganggu. Oleh
masyarakatnya dan juga terjadi karena tindakan bunuh diri ini tidak
ketidak seimbangan peraturan yang ada hukum yang mengaturi dab
ada di dalam suatu masyarakat tidak dapat dikenakan sangsi hukum
Alam Imitasi
05 Tindakan bunuh diri biasanya suka
untuk memilih musim dan cuaca di-
06 Imitasi dapat membuat orang
melakukan tindakan bunuh diri
mana langitnya menunjukkan kege- meningkat atau berkurang, tetapi im-
lapan, temperatur udaranya rendah itasi tidak berkontribusi langsung
dan lembab terhadap kecenderungan seseorang
untuk melakukan tindakan bunuh
diri
03 04
Tipe Bunuh Diri
Egoistik Altruistik
01 Bunuh diri egoistik terjadi akibat
menurunnya integrasi yang terjadi
02 Bunuh diri alturistik ini terjadi karena
hubungan individu manusia dengan
dalam suatu masyarakat. Ini adalah masyarakat sangat dekat. Bunuh diri
jenis bunuh diri yang terjadi dimana alturistik terjadi ketika seseorang
tingkat integrasi sosial rendah memiliki integrasi sosial yang sangat
besar
Anomik Fatalistik
03 Bunuh diri anomic ini muncul karena
terjadi ketidakstabilan sosial akibat
04 Bunuh diri ini terjadi ketika regulasi
meningkat. Dan ketika regulasi ini
kerusakan standar dan nilai-nilai. meningkat dan terlalu kuat,
Bunuh diri ini terjadi ketika kekuatan Durkheim menganggap bahwa
regulasi masyarakat terganggu masa depan individu ditutup dan se-
tiap individu berada dibawah disiplin
yang terkesan menindas
Pencegahan Bunuh Diri
1. Surveillance
Kurangnya data epidemiologi kejadian bunuh diri di suatu negara
merupakan akar masalah dari pencegahan bunuh diri. Untuk itu
WHO mengajak kementrian kesehatan tiap negara untuk mencatat
setiap kasus bunuh diri dan mecelakai diri sendiri yang masuk ke
rumah sakit sebagai pengelompokkan individu maupun grup yang
melakukan bunuh diri.
3. Media
Penggunaan media untuk melaporkan kasus bunuh diri baik
cetak maupun elektronik efektif untuk menurunkan stigma dan
meningkatkan pengendalian perilaku bunuh diri dengan mengikuti
kehidupan seseorang yang bunuh diri. Namun kontrol yang kurang
pada media akan menyebabkan penularan perilaku bunuh diri dan
dapat mengganggu privasi pasien bunuh diri.
5.Treatment
Pemberian terapi CBT dengan 10 seksi terbukti mengurangi
perilaku melukai diri sendiri dibandingkan dengan tatalaksana
seperti biasa.
7.Postvention
Meningkatkan respon dan kepedulian terhadap orang-orang yang
mendapat dampak bunuh diri dan usaha bunuh diri merupakan
kunci utama dalam pencegahan bunuh diri nasional. Dapat
diadakan konseling dan pengenalan tentang bunuh diri sesuai
dengan usia dan tingkat pendidikan.