Anda di halaman 1dari 18

Referat

BUNUH DIRI
MENURUT EMILE DURKHEIM

Disusun oleh :
Syahirah Gunawan 04084841820006
Maudina Ainul Lisa 04084822124019
Natassya Mariz 04084822124084

Pembimbing :
dr. Abdullah Sahab, Sp.KJ.,MARS
Outline
1 Pendahuluan

2 Tinjauan Pustaka

3 Kesimpulan

4 Daftar Pustaka
Pendahuluan
Latar Belakang

Bunuh diri adalah masalah umum dan ancaman kesehatan utama


yang terjadi di masyarakat. Bunuh diri menjadi penyebab kematian
tertinggi ketiga pada rentang usia 15 – 24 tahun.

WHO memperkirakan bahwa setiap tahun sekitar 800.000 orang di


seluruh dunia melakukan bunuh diri. Bunuh diri dijadikan satu-sat-
unya jalan keluar dalam situasi yang tidak terselesaikan atau bagi
penderita penyakit psikis.

Kejadian bunuh diri didasarkan atas beberapa perilaku yang


mencerminkan bagaimana seseorang dalam hidupnya mengalami
tekanan atau tidak.
Latar Belakang

Bunuh diri bagi masyarakat Indonesia menjadi sesuatu yang tidak


layak atau jauh dari harapan masyarakat pada umumnya.

Dalam pandangan Emile Durkheim, bunuh diri dapat dikaji secara


sosiologis dengan pendekatan egoistic suicide, altruism suicide,
anomie suicide, dan fatalistic suicide.

Deteksi dini kecenderungan bunuh diri dapat digunakan untuk


membantu seseorang yang telah merasa putus asa dengan
hidupnya.
Tinjauan Pustaka
Epidemiologi
Bunuh Diri

merupakan masalah
79% kesehatanyang
serius secara global
Jumlah kematian bunuh diri di
dunia mendekati 800.000
kematian per tahun atau 1 kematia
setiap 40 detik.

Bunuh diri merupakan penyebab


kematian kedua pada kelompok
usia 15-29 tahun dan 79% terjadi
di negara berpendapatan rendah
hingga menengah. Angka kema-
tian bunuh diri lebih tinggi pada
laki-
laki daripada perempuan.
Definisi

Secara umum, bunuh diri berasal dari bahasa Latin “suicidium”,


dengan “sui” yang berarti sendiri dan “cidium” yang berarti
pembunuhan. Bunuh diri merupakan tindakan fatal yang
menunjukkan keinginan seseorang untuk mati.

Menurut Emile Durkheim, bunuh diri adalah suatu tindakan


manusia yang lebih memilih kematian daripada kehidupan di dunia.

Di dalam pemikirannya mengatakan bahwa suatu tindakan bunuh


diri terjadi karena adanya fakta sosial, adanya perbedaan arus
sosial yang terjadi pada suatu masyarakat.
Emile Durkhe
Emile Durkhe lahir di epinal, prancis pada 15 april 1858 Ia
keturunan pendeta Yahudi. Latar belakang yahudinya ini
membentuk pemikiran sosiologinya.

Perhatiannya terhadap agama lebih bersifat akademis


ketimbang teologis. Meski ia tertarik pada sosiologi ilmiah
tetapi waktu itu belum ada bidang studi sosiologi sehingga
antara 1882-1887 ia mengajar filsafat di sejumlah sekolah di
Paris.

Pada 1897, Durkheim menerbitkan buku yang berjudul


“Bunuh Diri” yang berisi tentang sebuah studi kasus yang
memberikan contoh tentang bagaimana bentuk sebuah
monografi.
Penelitian Emile Durke
Faktor-Faktor “Bunuh Diri”

Sosial Kejiwaan
01 Adanya ketidak seimbangan antara
hubungan kedekatan individu
02 Orang yang melakukan tindakan
bunuh diri dianggap memiliki mental
manusia dengan lingkungan atau jiwa yang terganggu. Oleh
masyarakatnya dan juga terjadi karena tindakan bunuh diri ini tidak
ketidak seimbangan peraturan yang ada hukum yang mengaturi dab
ada di dalam suatu masyarakat tidak dapat dikenakan sangsi hukum

Dipengaruhi Alkohol Ras dan Keturunan


03 Semakin banyak konsumsi alkohol,
semakin membuat seseorang tidak
04 Melalui evolusi keturunan, banyak
anak yang bunuh diri karena orang
memiliki kesadaran dan emosi yang tuanya melakukan tindakan bunuh
tidak stabil sehingga dapat diri, maka dapat dikatakan bahwa
melakukan tindakan diluar batas, faktor keturunan dapat mempen-
termasuk tindakan bunuh diri garuhi tindakan bunuh diri.
Penelitian Emile Durke
Faktor-Faktor “Bunuh Diri”

Alam Imitasi
05 Tindakan bunuh diri biasanya suka
untuk memilih musim dan cuaca di-
06 Imitasi dapat membuat orang
melakukan tindakan bunuh diri
mana langitnya menunjukkan kege- meningkat atau berkurang, tetapi im-
lapan, temperatur udaranya rendah itasi tidak berkontribusi langsung
dan lembab terhadap kecenderungan seseorang
untuk melakukan tindakan bunuh
diri

03 04
Tipe Bunuh Diri
Egoistik Altruistik
01 Bunuh diri egoistik terjadi akibat
menurunnya integrasi yang terjadi
02 Bunuh diri alturistik ini terjadi karena
hubungan individu manusia dengan
dalam suatu masyarakat. Ini adalah masyarakat sangat dekat. Bunuh diri
jenis bunuh diri yang terjadi dimana alturistik terjadi ketika seseorang
tingkat integrasi sosial rendah memiliki integrasi sosial yang sangat
besar

Anomik Fatalistik
03 Bunuh diri anomic ini muncul karena
terjadi ketidakstabilan sosial akibat
04 Bunuh diri ini terjadi ketika regulasi
meningkat. Dan ketika regulasi ini
kerusakan standar dan nilai-nilai. meningkat dan terlalu kuat,
Bunuh diri ini terjadi ketika kekuatan Durkheim menganggap bahwa
regulasi masyarakat terganggu masa depan individu ditutup dan se-
tiap individu berada dibawah disiplin
yang terkesan menindas
Pencegahan Bunuh Diri

1. Surveillance
Kurangnya data epidemiologi kejadian bunuh diri di suatu negara
merupakan akar masalah dari pencegahan bunuh diri. Untuk itu
WHO mengajak kementrian kesehatan tiap negara untuk mencatat
setiap kasus bunuh diri dan mecelakai diri sendiri yang masuk ke
rumah sakit sebagai pengelompokkan individu maupun grup yang
melakukan bunuh diri.

2. Restricting Access to Means


Pengurangan akses menuju komponen yang biasa dipakai bunuh
diri, seperti obat-obatan, jembatan, senjata api dan lain-lain.
Pencegahan Bunuh Diri

3. Media
Penggunaan media untuk melaporkan kasus bunuh diri baik
cetak maupun elektronik efektif untuk menurunkan stigma dan
meningkatkan pengendalian perilaku bunuh diri dengan mengikuti
kehidupan seseorang yang bunuh diri. Namun kontrol yang kurang
pada media akan menyebabkan penularan perilaku bunuh diri dan
dapat mengganggu privasi pasien bunuh diri.

4.Training and Education


Tenaga kesehatan yang terlatih harus cepat mengidentifikasi kasus
depresi dan ide bunuh diri dari pasien untuk pencegahan dini bunuh
diri.
Pencegahan Bunuh Diri

5.Treatment
Pemberian terapi CBT dengan 10 seksi terbukti mengurangi
perilaku melukai diri sendiri dibandingkan dengan tatalaksana
seperti biasa.

6. Awareness and Stigma Reduction


Meningkatkan kepedulian masyarakat dengan kampanye atau
penyuluhan dari tenaga kesehatan mengenai pencegahan bunuh
diri dan identifikasi dini ide bunuh diri. Penurunan stigma
menyebabkan kelompok dengan ide bunuh diri tidak merasa
diasingkan melainkan didukung untuk bertahan dan menyelesaikan
masalah yang memunculkan ide bunuh diri.
Pencegahan Bunuh Diri

7.Postvention
Meningkatkan respon dan kepedulian terhadap orang-orang yang
mendapat dampak bunuh diri dan usaha bunuh diri merupakan
kunci utama dalam pencegahan bunuh diri nasional. Dapat
diadakan konseling dan pengenalan tentang bunuh diri sesuai
dengan usia dan tingkat pendidikan.

8. Crisis Intervention and Access to Services


Pengadaan akses ke tenaga kesehatan dalam keadaan gawat
darurat melalui telepon atau internet dapat mencegah terjadinya
bunuh diri.
Kesimpulan

Bunuh diri merupakan tindakan fatal Integrasi sosial yang dimilikiindividu


yang menunjukkan keinginan seseorang menentukan tindakan bunuh diri.
untuk mati. Sekitar 800.000 orang di Integrasi sosial yang kuat maka
seluruh dunia melakukan bunuh diri. memungkinkan seseorang melakukan
tindakan altruism suicide, sedangkan
Pengaruh dari hubungan sosial dan yang lemah, egoistic suicide.
struktur sosial dalam masyarakat sangat
mempengaruhi terhadap perilaku Tidak adanya pegangan nilai dan norma
individu yang dijadikan patokan dalam bertindak
menyebabkan Individu merasa
Berdasarkan kejadian bunuh diri dalam kehilangan cita-cita, tujuan, dan norma
lingkungan sosial atau masyarakat, dalam hidupnya, sehingga melakukan
maka dapat dianalisis dengan empat Anomie suicide, sedangkan jika
macam tipe bunuh diri, yaitu Egoistic meningkat dan sangat berlebihan,
suicide, Fatalistic suicide.
Altruism suicide, Anomie suicide, dan  
Fatalistic suicide.
Thank you

Anda mungkin juga menyukai