Anda di halaman 1dari 7

Nama Anggota :1.

Eka Yanda Putri Azkiya (2011100008)

2. Nur Kholis (2011100010)

Prodi :Kep. Anestesiologi

Rangkuman “Bunuh Diri”


A. Pengertian Bunuh Diri
Bunuh Diri adalah perbuatan menghentikan hidup sendiri, yang dilakukan oleh
individu itu sendiri. Namun, bunuh diri ini dapat dilakukan pula oleh tangan orang
lain. Misal : bila si korban meminta seseorang untuk membunuhnya, maka ini sama
dengan ia telah menghabisi nyawanya sendiri. Dimana, Menghilangkan nyawa,
menghabisi hidup atau membuat diri menjadi mati oleh sebab tangan kita atau tangan
suruhan, adalah perbuatan-perbuatan yang termasuk dengan bunuh diri. Bunuh diri
adalah tindakan menghilangkan nyawa sendiri dengan menggunakan segala macam
cara. Berdasarkan data forensik FKUI/RSCM 1995-2004 terdapat 771 orang laki-laki
bunuh diri dan 348 perempuan bunuh diri. Dari jumlah tersebut, 41% melakukan
bunuh diri dengan cara gantung diri, dengan menggunakan insektisida 23% dan
overdosis mencapai 356orang.
Bunuh diri merupakan upaya yang dilakukan dengan sadar untuk mengakhiri
kehidupan secara sadar berupaya untuk mati (Muhith, 2015).Pendapat Farhangdoost
(2010) ekspresi praktis seseorang secara sadar dan sengaja untuk mati. Data WHO
(2015) lebih dari 800.000 orang/tahun melakukan bunuh diri. Penyebab kematian
kedua di Amerika Serikat tahun 2013 adalah bunuh diri remaja (CDC, 2016).
Sementara di Korea prevalensi bunuh diri dari ide bunuh diri dan usaha bunuh diri
meningkat dari penelitian sebelumnya 15,6% dan 3,2 % menjadi 24,8% dan 6,2%.
Nasional Geograpi Indonesia (2015) menyebutkan bahwa laporan kepolisian tahun
2012 dan 2013 sebanyak 981 dan 921 kasus kematianakibat bunuh diri. Laporan pada
pertengahan tahun 2012 dari KomNas Perlindungan Anak menyebutkan kasus bunuh
diri termuda terjadi pada usia 13 tahun. Faktor risiko bunuh diri pada remaja
diantaranya adalah : faktor psikologis, faktor keluarga, faktor lingkungan, faktor
biologis, perilaku bunuh diri sebelumnya dan orientasi seksual (Stuart, 2013).
Studi pendahuluan menggunakan Suicidal Behaviors Questionaire-Reseived
(Osman, et al, 2001) didapatkan 20% remaja memiliki fikiran singkat dan berencana
untuk bunuh diri namun tidak melakukannya (7,5%), fikiran untuk bunuh diri muncul
satu kali (10%),dua kali(7,5%) dan limakali atau lebih sering (5%). Hasil wawancara
bahwa ide bunuh diri muncul ketika ada masalah dengan orang tua, maslah
keluarga,teman dan pacar, hutang disekolah, brokenhome. Dari paparan diatas peneliti
ingin menganalisis hubungan faktor risiko bunuh diri pada remaja dengan ide bunuh
diri pada remaja.
B. Motif Bunuh Diri
Menninger menegaskan bahwa setiap orang yang melakukan bunuh diri
didorong, secara sadar atau tidak sadar, oleh tiga motif yaitu:
1. Keinginan untuk membunuh. Keinginan ini dapat dilihat pada orang yang memiliki
kecenderungan untuk menyakiti orang lain atau merusak sesuatu.
2. Keinginan untuk dibunuh. Keinginan untuk dibunuh pada orang-orang yang bunuh
diri berpangkal pada perasaan marah dan benci pada diri sendiri, sehingga untuk
menghilangkan perasaan tersebut ia menghukum dirinya.
3. Keinginan untuk mati. Keinginan ini berasal dari bekerjanya kekuatan instink
kematian pada orang yang bunuh diri.

C. Tipologi Bunuh Diri


Durkheim mengemukakan tiga tipologi bunuh diri, yaitu:
1. Bunuh diri egostik dilakukan oleh orang-orang yang memiliki sedikit keterikatan
dengan keluarga, masyarakat, atau komunitas. Orang-orang ini merasa terasingkan
dari orang lain, tidak memiliki dukungan sosial yang penting agar mereka tetap
berfungsi secara adaptif sebagai makhluk sosial.
2. Bunuh diri altruistik dianggap sebagai respon terhadap berbagai tuntutan sosial.
Beberapa orang yang bunuh diri merasa sangat menjadi bagian suatu kelompok dan
mengorbankan diri untuk melakukan hal yang dianggapnya menjadi kebaikan bagi
masyrakat. Seperti contoh di atas, yaitu seorang tentara yang berkorban nyawa demi
keselamatan kawan-kawannya.
3. Bunuh diri anomik dipicu oleh perubahan mendadak dalam hubungan seseorang
dengan masyarakat.

D. Tipe-Tipe Bunuh Diri


Menurut Durkheim ada empat tipe bunuh diri:
1. Bunuh diri egoistik (egoisticsuicide).
Bunuh diri yang terjadi karena adanya integrasi sosial yang terlalu lemah.
hubungan sosial yang dilakukan dalam masyarakat atau sebuah kelompok yang
dimilikinya tidak begitu mengikat. Meskipun adanya lingkungan sosial yang
mendukung, tetapi jiwanya apatis tidak serta merta dalam sebuah keadaan sosial
yang menghinggapinya. partisipasi dalam hubungan sosial yang sangat kurang,
yang dirinya lebih mementingkan rasa ego yang dibangunnya.Akibatnya adalah
nilai-nilai, berbagai tradisi, norma-norma serta tujuan-tujuan sosial pun sangat
sedikit untuk dijadikan panduan hidupnya.
2. Bunuh diri altruistik (altruistic suicide).
Merupakan bunuh diri yang terjadi karena adanya integrasi sosial yang terlalu
kuat jiwa solidaritas dari manusianya sangat tinggi, sehingga aturan-aturan yang
diciptakan dalam kelompoknya akan diikuti Ti. menjalin hubungan sosial yang
sangat kuat, keinginan keinginan dari lingkungannya akan diwujudkan
Keikutsertaan dalam sebuah kegiatan menjadi hal yang sangat prioritas .Di sisi
lain fenomena bunuh diri akibat terlampau kuatnya integrasi sosial menyiratkan
pengekangan berlebih individu oleh masyarakatnya, nya individu serasa dikuasai
penuh oleh lingkungan sosial sehingga tak dapat berbuat banyak untuk
menghindarinya.
Contoh: bunuh diri yang dilakukan kalangan anggota militer. Fenomena ini sering
dilakukan tentara Jepang pada PD II dengan menghancurkan kekuatan musuh.
3. bunuh diri anommik (anomic suicide)
Bunuh diri anomik muncul dari tidak adanya pengaturan bagi tujuan dan aspirasi
individu. Dalam kondisi yang normal dan stabil keinginan individu dijamin oleh
norma-norma yang sesuai yang didukung oleh prinsip-prinsip moral yang umum
.Bunuh diri anomik mencerminkan seseorang individu yang mengalami
kebingungan moral dan kurangnya para sosial yang berkaitan dengan pergolakan
sosial dan ekonomi yang dramatis.Seorang individu tidak tahu di bidang mana
mereka cocok dalam komunitas mereka
yang berarti bunuh diri yang dilakukan ketika tatanan, hukum-hukum,serta
berbagai aturan moralitas sosial mengalami kekosongan.Terdapat empat jenis
bunuh diri yang disebabkan situasi anomik ini,yakni:
a. Anomi ekonomis akut,
b. Anomi ekonomis kronis,
c. Anomi domestik akut,
d. Anomi domestik kronis.
4. Bunuh diri fatalistik (fatalisticsuicide)
Merupakan bunuh diri yang terjadi karena adanya aturan aturan yang berbeda di
masyarakat meningkat. aturan yang terlalu kuat sangat membatasi terhadap gerak
masyarakat. individu yang tidak siap menjadi tertekan oleh tatanan nilai dan
norma dalam masyarakat. Bunuh diri fatalistik terjadi ketika seseorang terlalu
diatur atau terkekang, ketika masa depan mereka diblokir tanpa belas kasihan dan
keinginan diri sendiri dihambat karena disiplin yang berlebihan . akibat dari
regulasi atau pengaturan yang berjalan secara bersambung dan berlebihan
terhadap kehidupan individu. Di sini individu merasakan hidupnya tidak berharga
karena sedemikian tertindas atau dibatasi ruang geraknya.Fenomena banyak orang
yang mengakhiri hidupnya secara tragis tak terlepas dari fakta bahwa masyarakat
di kota-kota besar mengalami tekanan sosial atau tekanan kelompok yang sangat
serius.

E. Perspektif Bunuh Diri


Banyak motif bunuh diri yang dikemukakan (Mintsz, 1968): agresi yang dibalikkan
ke diri sendiri; pembalasan yang dilakukan dengan menimbulkan perasaan bersalah
pada orang lain; upaya untuk memaksakan cinta dari orang lain; upaya untuk
melakukan perubahan atas kesalahan yang dilihat pada masa lalu; upaya untuk
menyingkirkan perasaan yang tidak dapat diterima; keinginan atau kebutuhan untuk
melarikan diri dari stress, kehancuran, rasa sakit, atau kekosongan emosional. Banyak
profesional kesehatan kontemporer menganggap bunuh diri secara umum sebagai
upaya individu untuk menyelesaikan masalah, yang dilakukan dalam kondisi stres
berat dan ditandai pertimbangan atas alternatif yang sangat terbatas dimana akhirnya
penihilan diri muncul sebagai solusi terbaik (Linehan & Shearin, 1998) Teori
Psikoanalisis Freud Pada dasarnya, Freud menganggap bunuh diri sebagai
pembunuhan, sebuah perluasan akan teori nya mengenai ddepresi. Ketika seseorang
kehilanganorang yang dicintai sekaligus dibencinya, dan meleburkan orang tersebut
dalam dirinya, agresi diarahkan ke dalam. Jika perasaan ini cukup kuat, orang yang
bersangkutan akan bunuh diri.
Teori Sosiologis Durkheim
Bunuh diri egostik. Dilakukan oleh orang-orang yang memiliki sedikit ketertarikan
dengan keluarga, masyarakat, atau komusosial yang penting yang penting agar
mereka dapat tetap berfungsi secara adaptif sebagai makhluk sosial. Bunuh diri
altruistik. Dianggap sebagai respon terhadap berbagai tuntutan sosial. Beberapa orang
yang bunuh diri sangat merasa menjadi bagian dari suatu kelompok. Sehingga
menurutnya, penting untuk berkorban demi kebaikan masyarakat banyak.
Pengorbanan beberapa biksu yang membakar dirinya sendiri saat mendemo perang,
misalnya. Bunuh diri anomik. Dipicu oleh perubahan mendadak dalam hubungan
seseorang dengan masyarakat. Seorang eksekutif sukses yang mengalami
kebangkrutan dapat mengalami anomik, yaitu suatu perasaan disorientasi karena
keadaan normal hidupnya berubah dan tidak dapat dijalani lagi.
Pendekatan Shneidman
Shneidman (1990) berpendapat bahwa pikiran yang dipenuhi kecemasan yang
menurutnya merupakan ciri utama seseorang yang bunuh diri bukanlah penyakit
mental.Neurokimia dan Bunuh diri Rendahnya kadar metabolit utama dalam serotonin
yaitu 5-HIAA, ditemukan pada orang-orang dalam beberapa kategori diagnostik-
depresi, skizofrenia, dan gangguan kepribadian lain-yang melakukan tindakan bunuh
diri
(Brown & Goowdin, 1986) Memprediksi Bunuh Diri dengan Tes Psikologi
Aaron Beck, berdasarkan penemuan data prospektif, menyatakan bahwa keputusasaan
merupakan prediktor kuat tindakan bunuh diri yang bahkan lebih kuat dari depresi
(Beck, 1986; Beck dkk, 1985, 1990).Reasons for Living (RFL) Inventory yang
disusun Marsha Linehan (Ivanoff dkk., 1994; Linehan, 1985). Berbagai kelompok
item mengukur tentang apa yang penting bagi individu, seperti tanggung jawab
terhadap keluarga dan kepedulian terhadap anak-anak. Faktor lain yang diteliti adalah
kepuasan hidup.
Bunuh Diri Faktor yang menyebabkan bunuh diri dapat dibedakan dalam beberapa
macam melalui riset yang dilakukan, yaitu:
1.faktor kehamilan melakukan bunuh diri ternyata sudah ditentukan saat
sang jabang bayi kali pertama dilahirkan. Hal ini terungkap dalam hasil penelitian
yang dilakukan oleh tim dari Swedia pimpinan Dr Danuta Wasserman yang
melakukan penelitian atas 700.000 remaja.
2. Faktor Genetik
Ada yang berpikir bahwa bawaan genetik seseorang dapat menjadi faktor yang
tersembunyi dalam banyak tindakan bunuh diri. Memang gen memainkan peranan
dalam menentukan temperamen seseorang, dan penelitian menyingkapkan bahwa
dalam beberapa garis keluarga, terdapat lebih banyak insiden bunuh diri. Buku Inside
the Brain menjelaskan, "Kadar serotonin yangrendah dapat melenyapkan kebahagiaan
hidup, mengurangi minat seseorang pada keberadaanya serta meningkatkan resiko
depresi dan bunuh diri”.
3.faktor kepribadian.
Salah satu faktor yang turut menentukan apakah seseorang itu punya potensi untuk
melakukan tindakan bunuh diri adalah faktor kepribadian. Para ahli mengenai soal
bunuh diri telah menggolongkan orang yang cenderung untuk bunuh diri sebagai
orang yang tidak puas dan belum mandiri, yang terus-menerus meminta, mengeluh,
dan mengatur, yang tidak luwes dan kurang mampu menyesuaikan diri. Dengan
memahami konteks yang demikian, dapatlah kita katakan bahwa akar masalah dari
perilaku bunuh diri sebenarnya bukanlah seperti masalah - masalah yang telah
disebutkan di atas (ekonomi, putus cinta, penderitaan, dan sebagainya).
4.Faktor Ekonomi.
Masalah ekonomi merupakan masalah utama yang bisa menjadi faktor seseorang
melakukan tindakan bunuh diri. Ekonomi sangat berpengaruh dalam pemikiran dan
kelakuan seseorang. Menurut riset,sebagian besar alasan seseorang ingin mengakhiri
hidupnya atau bunuh diri adalah karena masalah keuangan. Contohnya, ada seorang
ibu yang membakar dirinya beserta ananknya karena tidak memiliki uang untuk
makan. Berdasarkan contoh tersebut, para pelaku ini biasanya lebih memikirkan
menghindari permasalahan duniawi dan mengakhir hidup.

D. Tanda-tanda Bunuh Diri


 Berbicara mengenai bunuh diri,
 Munculnya pembicaraan tentang mengakhiri hidup ataupun tidak ingin
dilahirkan,
 Mencari alat – alat yang berbahaya,
 Mencari alat yang bisa digunakan untuk bunuh diri, seperti pisau, senjata api, pil,
racun,dan lain – lain,
 Menyukai hal – hal yang berkaitan suka menulis cerita, puisi, maupun pantun
tentang bunuh diri ataupun kematian, Tidak ada harapan untuk masa depan,
Merasa tidak berdaya, putus asa, gelisah, dan tidak percaya dengan segala
sesuatu yang bisa menjadi baik,Membenci diri sendiri,Merasa tidak
berharga,Merasa malu dengan diri sendiri, Berkata seamat tinggal untuk
dunia,Mengasingkan diri dari keluarga, teman, atau lingkungan sekitar.

E.Upaya Pencegahan Tindakan Bunuh Diri


Tindakan-tindakan pencegahan yang dapat dilakukan, yaitu dengan cara:
1. Untuk diri sendiri
Tanamkan pada diri bahwa bunuh diri adalah tindakan berdosa, tindakan yang
putus asa, tindakan yang tidak berani menghadapi kenyataan. Usahakan untuk
mengekspresikan emosi dengan aktivitas yang berguna seperti aktivitas seni,
olahraga, rekreasi, dan dialog. Adakan waktu untuk bekerja dan istirahat agar
seimbang. Adakan waktu merenung untuk mensyukuri segala sesuatu yang telah
diterima
2. Untuk masyarakat dan pemerintah
Pihak keluarga berbagai upaya mencegah bunuh diri bisa dilakukan oleh pihak
keluarga. Upaya pencegahan itu dimaksudkan untuk meningkatkan faktor
proteksi.
Lingkungan jelas merupakan determinan penting dalam upaya prevensi.Sekolah
mencegah melalui program monitoring terhadap keadan siswa. Bila siswa
mengalami penurunan prestasi, terlihat mengalami depresi, dan semacamnya yang
mengidentifikasi adanya kemungkinan bunuh diri.

F. Hal Hal Yang Harus di Pahami Dalam Rencana Bunuh Diri

a) Isyarat Bunuh Diri


Isyarat bunuh diri ditunjukkan dengan seseorang berperilaku secara tidak langsung
ingin bunuh diri, namun sudah memiliki ide untuk mengakhiri hidupnya, tetapi tidak
disertai ancaman. Pada kondisi seperti ini seseorang mulai nampak adanya
kegelisahan dan memberi tanda misalnya dia mengatakan “tolong jaga anak-anak saya
karena saya mau pergi jauh” atau “segala sesuatu akan lebih baik tanpa saya”.
Seseorang yang memberikan isyarat bunuh diri ini pada umumnya mengungkapkan
perasaan-perasaannya, seperti rasa bersalah, marah, putus asa, tidak berdaya. Lebih
jauh dia akan mengungkapkan hal hal negatif tentang dirinya sendiri, hidupnya
merasa tidak berharga
b) Ancaman Bunuh Diri.
Ancaman bunuh diri umumnya diucapkan oleh seseorang, yang berisi keinginan
untuk mengakhiri hidupnya, disertai dengan rencana meninggalkan kehidupan dan
persiapan alat percobaan bunuh diri. Kondisi seperti ini sudah harus ada
pendampingan meskipun seseorang belum pernah mencoba bunuh diri, pengawasan
ketat hasrus dilakukan karena ada kesempatan sedikit saja bisa dimanfaatkan orang
untuk melakukan bunuh diri.
c) Percobaan Bunuh Diri.
Percobaan bunuh diri adalah tindakan seseorang mencederai atau melukai diri dengan
tujuan mengakhiri hidupnya. Pada kondisi ini seseorang aktif mencoba bunuh diri
dengan cara gantung diri, minum racun, memotong urat nadi, menabrakan kendaraan
atau menjatuhkan diri dari tempat yang tinggi.
Daftar Pustaka

Nur, A., Yulastri., Heppi, S. (2019). Analisis Hubungan Faktor Risiko Bunuh Diri
Dengan Ide Bunuh Diri Pada Remaja. Jurnal Keperawatan, Vol.11
Adi, SA. Bunuh Diri. Acedemia.edu
Biroli, A. (2018). Bunuh Diri Dalam Perspektif Sosiologi. Simulacra, Vol 1
Irsad, M. (2020). Mengenal Perilaku Resiko Bunuh Diri
Khodijah. (2013). Anomali Jiwa: Fenomena Bunuh Diri Perspektif Psikologi Sosial

Anda mungkin juga menyukai