Anda di halaman 1dari 22

Referat

Tentamen Suicide

Oleh:
1.Cempaka Nur Islamiati 1830912320012
2.Emma Risalada Zia 1830912320046
3.Galuh Eka Suryani 1830912320030
4.Rahmita 1830912320043

Pembimbing:
dr. Hj. Yanti Fitria, Sp.KJ
Latar Bela
kang banyaknya percobaan
bunuh diri dengan
penyebab dan faktor-
faktor yang sangat
Perilaku bunuh diri
bervariatif
merupakan salah satu
penyebab kematian dan
kecacatan secara global di
seluruh dunia.

Suicide (bunuh diri)


merupakan salah satu
kasus yang terjadi dalam
kedaruratan psikiatrik.
Definisi
Suicide attempt adalah
Secara umum, bunuh perilaku seseorang untuk
diri berasal dari mencederai diri sendiri
bahasa Latin yang disertai dengan
bukti (eksplisit atau
“suicidium”, dengan
implisit) bahwa orang
“sui” yang berarti tersebut bermaksud untuk
sendiri dan “cidium” mengakhiri hidupnya.
yang berarti
pembunuhan.
Insidensi
Berdasarkan data World Health
Organization (WHO) tahun 2014-
2015 bunuh diri merupakan urutan
kelima belas penyebab utama
kematian, terhitung 1,4% dari semua
kematian. Secara total, lebih dari
800.000 orang meninggal karena
bunuh diri setiap tahun.

Di Indonesia, selama tahun 2003 di RSJ Pusat pada tahun 1997-1999


ditemukan 112 kasus bunuh diri dan diperoleh bahwa angka
dan tahun 2004 mengalami kejadian tentamen suicidum
Secara global, tingkat prevalensi peningkatan, selama 6 bulan sebanyak 118 kasus (5,87%),
seumur hidup adalah sekitar 9,2% pertama saja sudah ditemukan 92 sedangkan kejadian non tentamen
untuk ide bunuh diri dan 2,7% kasus. Pada tahun 2005, sedikitnya suicidum adalah 1892 kasus
untuk percobaan bunuh diri. 50.000 orang Indonesia melakukan ABOUT US (94,13%) dari 2010 kasus yang

tindak bunuh diri tiap tahunnya. diperiksa pada pasien rawat inap.
1.Faktor genetik
Faktor genetik mempengaruhi terjadinya
ETIOLOGI resiko bunuh diri pada keturunannya. Lebih sering
terjadi pada kembar monozygot dari pada kembar
dizygot. Selain itu, penurunan serotonin dapat
menyebabkan depresi yang berkontribusi terjadinya
resiko bunuh diri. Prevalensi bunuh diri berkisar
antara 1,5-3 kali lebih besar terjadi pada individu
4.Stressor lingkungan: seperti kehilangan anggota
yang memiliki kerabat dengan riwayat mengalami
keluarga, penipuan, kuranganya dukungan sosial.
gangguan mood atau depresi yang pernah
melakukan upaya bunuh diri.

3.Faktor psikososial dan lingkungan:


(a) Teori psikoanalitik/psikodinamika: bunuh diri
2.Faktor biologis
merupakan hasil dari marah yang diarahkan pada
Faktor ini berhubungan dengan keadaan
diri sendiri, yaitu bahwa kehilangan objek
tertentu seperti penyakit kronis/kondisi medis
berkaitan dengan agresi dan kemarahan, perasaan
tertentu, misalnya stroke, gangguan kerusakan
negative terhadap diri sendiri dan terakhir depresi
kognitif (dimensia), diabetes, penyakit arteri
(b) Teori perilaku kognitif: pola kognitif negatif
koronaria, kanker, HIV/AIDS, dan lainnya.
yang berkembang, memandang rendah diri sendiri.
Klasifikasi
Suicide attempt terdiri menjadi tiga kategori
berdasarkan (stuart,2006) yaitu:
1. Ancaman bunuh diri 2. Upaya bunuh diri yaitu 3. Bunuh diri yaitu
yaitu peringatan verbal semua tindakan mungkin terjadi setelah
atau nonverbal bahwa terhadap diri sendiri tanda peringatan
seseorang tersebut yang dilakukan oleh terlewatkan atau
mempertimbangkan individu yang dapat diabaikan.
untuk bunuh diri. menyebabkan kematian
jika tidak dicegah.
Klasifikasi
Berdasarkan Emile Durkheim mengenai fakta sosial
Bunuh diri egoistis, yaitu Bunuh diri alturistis, Bunuh diri anomik, Bunuh diri fatalistis,
bunuh diri yang terjadi yaitu bunuh diri yaitu bunuh diri yaitu bunuh diri
akibat individu tidak bisa yang terjadi akibat yang diakibatkan yang terjadi akibat
berinteraksi dengan unit integrasi sosial karena terdapat regulasi yang telalu
sosial yang luas sangat kuat atau bisa gangguan mengikat, individu
(masyarakat), lemahnya dikatakan individu keseimbangan dalam kasus ini pada
integrasi dengan terpaksa bunuh diri/ integrasi antara awalnya tidak
masyarakat menimbulkan dikarenakan sudah individu dengan menginginkan
perasaan bahwa individu meyakini bahwa masyarakat, bunuh diri namun
bukan bagian masyarakat, perbuatannya akan sehingga individu diakibatkan suatu
perasaan kecewa dan berguna bagi tersebut tekanan sehingga
depresi yang memuncak kelompoknya meninggalkan terpaksa
dapat menyebabkan maupun norma-norma melakukannya.
individu mempunyai pengikutnya. kelakuan yang biasa.
ketidakbermaknaan hidup.
Schneidman dan Farberow membagi orang yang
melakukan bunuh diri menjadi empat kelompok,
yaitu:

1. Mereka yang percaya bahwa tindakan bunuh diri itu


benar
2. Mereka yang sudah tua
3. Mereka yang psikotik
4. Mereka yang bunuh diri sebagai balas dendam
Psikodinamika
1.Kematian sebagai pelepasan pembalasan (Death as
retaliatory abandonment).
2. Kematian sebagai pembunuhan terkedik
(kebelakang) (death as retroflexed murder).
3. Kematian sebagai penyatuan kembali (death is
reunion).
4. Kematian sebagai hukuman buat diri sendiri (death
as self punishment).

Herbert Hendin mengemukakan beberapa


hal psikodinamika bunuh diri
Tabel 2.1 Perbedaan antara percobaan bunuh diri dan bunuh
diri
Manifestasi Klini
s Jeritan minta tolong
Jeritan dapat berupa ucapan,
tulisan, atau perilaku tertentu
Isyarat seperti menunjukkan sikap
ambivalen dari orang yang mau
Isyarat sebagai ucapan-ucapan bunuh diri.
akan bunuh diri, atau berupa
cerita yang menunjukkan
seseorang bosan menjalani
hidupnya dan ingin mati, atau
dapat berupa catatan maupun
surat-surat bunuh diri yang
ditujukan kepada keluarga,
teman, dan kenalan.
Diagnosis
DIAGNOSIS

•Diagnosis psikiatris dan gejala kejiwaan


•Sejarah individu
•Kekuatan dan kelemahan kepribadian
•Penilaian risiko bunuh diri
Tujuan dari penilaian ini adalah untuk mengidentifikasi risiko bunuh
diri individu dan faktor-faktor pelindung untuk memperkirakan tingkat
keparahan risiko bunuh diri, dan membantu individu memperoleh
wawasan tentang motivasinya untuk bunuh diri, untuk mengidentifikasi
faktor-faktor yang dapat dimodifikasi, dan untuk menargetkan intervensi
untuk mengurangi risiko bunuh diri.
DIAGNOSIS
 Langkah I: Penilaian bunuh diri
• Membangun hubungan terapeutik dengan pasien,
menunjukkan empati dan menggunakan pertanyaan lembut
tentang perilaku bunuh diri.
• Memperoleh informasi jaminan dari kerabat, teman, atau orang
lain yang signifikan.
• Menilai ide, niat, dan rencana bunuh diri saat ini.
• Menilai motivasi bunuh diri.
• Penilaian perilaku bunuh diri di masa lalu, frekuensi upaya
sebelumnya, mematikan, sifat dan keparahan, niat untuk mati,
konteks / pemicu untuk upaya, metode yang digunakan,
konsekuensi.
DIAGNOSIS
•Langkah II: Evaluasi faktor risiko bunuh diri
Hal ini berkaitan dengan penilaian terhadap keberadaan faktor-faktor risiko.
•Langkah III: Identifikasi apa yang sedang terjadi
Cari jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan berikut: mengapa, mengapa
sekarang, dan apa yang sedang terjadi.
•Langkah IV: Identifikasi target untuk intervensi
Ini melibatkan identifikasi dan penargetan intervensi untuk
mengurangi faktor risiko bunuh diri yang dapat dimodifikasi.
Diagnosis
Banding
Tatalaksana
TERAPI FARMAKOLOGI
• Selektif serotonin-reuptake
inhibitor (SSRI).
• antidepresan trisiklik (TCA).
INTERVENSI NON-FARMAKOLOGI

• Batasan Berarti
• Psikoterapi
• Follow Up
• Rujukan Penyedia Kesehatan
Mental
PENCEGAHAN
Pencegahan primer Pencegahan sekunder
1. Pemblokiran akses ke sarana
penunjang yang digunakan untuk pekerja kesehatan harus
bunuh diri. menyadari fakta dan dilatih untuk
2. Penyuluhan. memberikan pertolongan secara
3. Pelatihan untuk profesional di memadai.
layanan primer supaya lebih
tanggap dalam menilai pasien
yang mempunyai faktor resiko.
Prognosis
Faktor yang mempengaruhi prognosis adalah :

Pasien: bila pasien dapat menyesuaikan diri


dengan baik dan bila stress yang menjadi faktor
pencetus untuk percobaan bunuh diri cukup
besar, maka prognosisnya lebih baik.

Lingkungan: bila lingkungan memberikan


dukungan dan banyak orang yang
memperhatikan penderita serta banyak hal yang
dapat memberi arti dalam kehidupan pasien,
maka prognosis lebih baik.
Thank
You

Anda mungkin juga menyukai