Anda di halaman 1dari 47

Rangkuman Bimbingan PJJ

Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin Universitas Kristen Indonesia


Periode 07 September – 19 September 2020

dr Syahfori Widiyani, M.Sc, Sp.KK


Senin, 07 September 2020 – Pukul 06.45 – 08.00 WIB

1. Pendahuluan (Anatomi Kulit):

- Anatomi dan fisiologi kulit harus kuasai secara mandiri, sebagai basic dalam mempelajari
ilmu penyakit kulit.

- Kulit tersusun atas 3 lapisan utama yaitu :

a)Lapisan epidermis (memiliki 5 lapis dari luar ke dalam):

· Stratum korneum: inti sel sudah mati, (parakeratosis: masih ada inti sel)

· Stratum lusidum

· Stratum granulosum: granum banyak

· Stratum spinosum: keratinosit sprit spina

· Stratum basal: keratinosit

b)Lapisan dermis (memiliki 2 pars):

· Pars
papilare : berisi ujung serabut saraf dan pembuluh darah

· Pars
retikulare

a)Lapisan subkutis/hipodermis
2. Effloresensi

- Dalam mempelajari penyakit kulit, intinya merupakan sebuah effloresensi yang harus
dideskripsikan sesuai dengan tampakan (visualisasi) dan dapat berubah-ubah setiap saat.
Contoh:
· Lenting (gelembung isi cairan). Jika gelembung isi cairan ini pecah, maka bisa
menjadi erosi ataupun nanah.
· Pada herpes zoster: gambaran khasnya ialah vesikel herpetiformis (vesikel yang
berkelompok sesuai dermatom. Jika vesikel ini pecah maka akan menjadi gambaran
erosi). Berbeda pada herpes labialis, penyebaran vesikel berkelompok namun
penyebarannya tidak mengikuti dermatom).
- Effloresensi terjadi akibat adanya kelainan pada lapisan sel kulit, bisa karena infeksi,
autoimun, radang dan sebagainya.

- Effloresensi kulit dibagi menjadi 3: meninggi, mendatar, mencekung.

a) Meninggi: Hanya sebutkan ukuran dan jumlah nya saja.

1) Padat: papul, nodul, nodulus, tumor, effloresensi khusus (urtika, keloid, komedo
hitam, komedi putih).

✓ Papul : isinya sel-sel radang, penonjolan diatas permukaan kulit < 0.5cm, di
permukaan terlihat jelas , dan bila dilihat dari samping bulatannya hampir
utuh. Permukaan papul dapat licin/mengkilat, delle (contoh: moluskum
kontangiosum), verikosa (contoh: veruka vulgaris).
✓ Nodul : terletak dikutan dan subkutan, diameter > 1 cm , dari samping hanya
terlihat setengah lingkaran, karena setengahnya lagi mengakar di epidermis.
Bisa sampai subkutan.

Cara membedakan antara papul dan nodul adalah : Posisi kedalaman akar /
kejadiannya (Papul superficial , sedangkan nodul lebih dalam).

✓ Plak (plaque) : berisi zat padat (biasanya infiltrat) / suatu papul yang melebar .
2) Cairan: pustul, kista, bula, vesikel (vesikel yang khas tear drop), abses.

✓ Kista : Rongga yang berbatas tegas, dindingnya adalah epitel .


✓ Pustul : Rongga yang berisi nanah
✓ Vesikel : Lepuh yang berisi cairan serum, ukuran <0.5cm
✓ Bula : vesikel yang berukuran >0.5cm. Bula berdasarkan isinya ada 4 jenis:
Bula hemoragik, Bula pustulosa, Bula hipopion (batas antara cairan dan nanah
tegas, nanah selalu terletak dibawah karena berat jenisnya yang lebih berat,
Bula yang berisi serum (biasanya disebut bula saja). Konsistensi bula terdiri
dari bula kendur dan bula tegang. Pada banyak kasus, bula tegang lebih
banyak ditemukan.
● Bula kendur: lebih superficial. Gampang pecah dan bentuknya “klewer-
klewer”. Karena ikatan antar sel keratinosit di superficial nya longgar baik
akibat trauma, infeksi atau autoimun dan sehingga cairan dapat masuk
diantaranya. Biasanya gangguan terjadi di stratum granulosum atau
spinosum. Penyakit pada bula kendur ialah pioderma, pemphigus vulgaris,
stevens-johnson syndrome (alergi obat/ infeksi HHV), toxic epidermal
necrolysis, impetigo bulosa, Staphylococcal syndrome
● Bula tegang: lebih dalam, namun dalamnya tidak akan melebihi dermis,
karena gangguannya merupakan ikatan yang longgar antar sel keratinosit.
Dan sel keratinosit hanya ada di epidermis. Biasanya gangguan terjadi di
stratum basale.
Pemeriksaan utk menentukan bula tegang dan kendur ini adalah dengan cara
tes nikolski. Uji nikolski ada dua, indirek dan direk:
· Indirek tekan di tengah bula, cairan akan menekan segala arah.
· Direct (perbatasan bula dengan kulit sehat, tekan di perbatasannya di kulit
sehat, geser sedikit maka ada pengelupasan kulit).
Hasil uji nikolski pada bula tegang: cairan tetap di dalam bula, bentuk bula
tidak berubah.
Bula kendur: hasil uji nikolski bentuk bulanya berubah karena cairannya
akan menekan bagian kulit sehat dan cairan tsb masuk ke dalam kulit sehat
yang memang ikatan kohesi antara sel kulitnya lebih lemah. Ini terjadi pada
nikolski indirek.

b) Mendatar: Perubahan warna kulit semata. Harus dideskripsi kan secara detail mulai
dari bentuk, batas, jumlah (soliter/multiple), ukuran. Contoh: makula, patch (+eritem /
hipopigmentasi / hiperpigmentasi), ptekie, purpura, ekimosis, hematom, sikatrik
(hipertrofi, hipotrofi, atrofi).

b) Mencekung: erosi, ulkus, eksoriasi, dan skar atrofi.

1) Erosi: lecet, tapi tidak melebihi stratum basal. Menyebabkan keluarnya cairan
serosa

2) Ulkus: tepi meninggi / tidak, dinding curam / landai, dan isinya/dasar

3) Eksoriasi: stratum papilare dermis disebut juga abrasi kulit.

Skuama: halus (ptiriasiform) & kasar (psoriasiform). Skuama juga dapat dibagi
menjadi skuama kering dan skama berminyak.

Histopatologi

Vesikel bula : autoimun, trauma, atau infeksi

Spongiotik:

Ballooning: krn ada cairan

Papilomatosis: papil memanjang

Keratinosit, antigen precenting cell, sel melanosit

Patogenesis DKA: antigen precenting cell

Dermatitis: inflamasi, gatal, faktor eksogen dan endogen, kronik residif, polimorf

dematitis kontak alergi, dermatitis atopik( edogen)


Skill lab 4a

 Pewarnaan gram

 Lampu wood

 Pewarnaan diaskopi

 Tzank test

 Tumor jinak kulit

Ptekie, ekimosis, purpura

dr Syahfori Widiyani, M.Sc, Sp.KK


Senin, 07 September 2020 – Pukul 09.30 – 10.30 WIB

Effloresensi
Gambar Effloresensi

Pada regio palpebra superior bagian medial


occult sinistra tampak papul sewarna kulit
bentuk oval ukuran lentikuler soliter

Pada regio punggung tampak di atas patch


eritema bentuk tidak teratur batas tidal tegas
ukuran numular sampai plakat tampas vesikel
multipel ukuran milier sampai lentikuler
mulutipel tersusun herpetiformis tersebar
dermatomal

Pada dorm pedis dextra et sinistra tampak plak


hiperpigmentasi batas sebagian tegas sebagian
tidak tegas, simetris, ukuran bilateral ukuran
plakat berbentuk sandal jepit. Diatasnya
sebagian tampak erosi.

Pada ekstensor lengan atas tampak erosi


multipel bentuk tidak teratur batas tidak tegas
ukuran bervariasi lentikuler sampai numuler
tersebar diskret.

Pada regio inguinal bilateral terdapat plak


eritema bentuk tidak teratur dengan batas
sebagian tegas sebagian tidak tegas, ukuran
plakat, terdapat central healing ditengahnya
dengan tepi lesi aktif meninggi
Pada regio brachii anterior dextra hingga
axilaris anterior dextra tampak patch eritema
dan diatasnya terdapat skuama kasar
(psoriasiform)

Pada regio estremitas superior tampak patch


hipopigmentasi dengan tepi lesi aktif bentuk
tidak teratur, batas tegas, ukuran bervariasi
numular sampai plakat

Pada regio mandibularis dextra tampak


makula hipopigmentasi multipel, bentuk
teratur, batas sebagian tegas sebagian tidak
tegas, tersebar diskret

Pada regio facialis tampak erosi multipel


ukuran bervariasi Milier sampai lentikuler
bentuk tidak teratur batas tidak tegas tertutup
krusta kekuningan tersebar diskret

Pada regio genital tampak badan moluskum


multipel
Pada regio labia mayor et minor sinistra
tampak erosi multiple bentuk tidak teratur
batas tidak tegas ukuran lentikuler tersusun
herpetiformis

Tambahan (Pioderma):

- Ialah penyakit kulit yang disebabkan oleh staphyloccocus aureus (tersering), streptococcus B
hemolyticus atau oleh keduanya.

- Bentuk-bentuk pioderma: impetigo, folikulitis, furunkel/karbunkel, erisipelas, selulitis,


estima, pionikia, abes multipel kelenjar keringat, Ulkus piogenik, flegmon, hidraadenitis,
staphylococcal scalded skin syndrome.

1. Impetigo: ialah pioderma superficial (terbatas pada epidermis). Memiliki 3 klasifikasi,


yaitu impetigo krustosa, impetigo bulosa, impetigo neonatorum.

2. Folikulitis: ialah radang pada folikel rambut, jika lebih dari satu maka disebut
furunkulosis. Dibagi menjadi 2 klasifikasi, yaitu folikulitis superficialis (biasanya pada
regio extensor tungkai) dan folikulitis profunda (pada regio mandibularis). DD folikulitis
ialah Tinea barbae (sama-sama predileksi di mandibula).

3. Furunkel: ialah radang pada folikel rambut dan sekitarnya. Memiliki gambaran khas
“nodusl berbentuk kerucut”.

4. Abses multipel kelenjar keringat: ialah infeksi yang diisebabkan oleh staphylococcus
aureus pada kelenjar keringat, dengan gambaran khas “nodul berbentuk kubah”

dr Syahfori Widiyani, M.Sc, Sp.KK


Rabu, 09 September 2020 – Pukul 11.00 – 12.30 WIB
Dermatoterapi 1

- Pengobatan penyakit kulit bermacam-macam, yaitu: topikal, sistemik, intralesi. Cara lain
yaitu: Radioterapi, Sinar UV, Laser, Bedah krio (digunakan pada cutaneus larva migran,
namun saat ini tidak dipakai lagi karena bersifat iritan), Bedah listrik, Bedah skalpel (biasa
pada nevus pigmentosus).

- 10 prinsip dermatoterapi: Dermatosis akut dan basahkompres (kompres terbuka untuk


mendinginkan dan vasokonstriksi, kompres tertutup Untuk memanaskan dan vasodilatasi);
Dermatosis kronis&keringzalf; >akutconc.rendah, kekuatan rendah; Lesi
kronisconc↗, kekuatan ↗; Skuama-krustalanolin,zalf; Kulit berambuttinctur, cream
o/w; Supaya penetrasi > baikcream w/o; u/ melemaskancream,zalf, lanolin; u/
mendinginkankompres terbuka, cream, lotion, bedak kocok; u/ memanaskan kompres
tertutup, zalf.

1. Pengobatan Topikal

· Pemberian obat topikal harus berkhasiat fisis maupun kimiawi.

· Prinsip obat topikal


secara umum terdiri
atas 2 bagan: bahan
pasar (vehikulum),
dan bahan aktif.

a) Bahan Dasar
(Vehikulum)
1) Cairan

- cairan terdiri atas: solusio (larutan dalam air), dan tingtura (larutan dalam
alkohol)

- Solusio dibagi dalam: kompres, rendam dan mandi.

- Dikenal 2 macam kompres:

• Kompres terbuka

- Khasiat: efek penguapan  absorpsi eksudat; pendinginan 


vasokonstriksi

- cara : kain kasa, 3 lapis; kompres 2 jam  3x/hari; maksimal


1/3 bagian tubuh.

- indikasi : dermatitis eksudatif, infeksi kulit akut, ulkus kotor.

• Kompres tertutup (kompres impermeabel)

- khasiat : kompres impermeabelvasodilatasi

- cara : pembalut kasa tebal + bahan impermeabel

- indikasi : kelainan yang dalam (LGV)

2) Bedak

- Terdiri atas : talkum venetum, oksidum zinc

- Efek : mendinginkan; antiinflamasi ringan (efek vasokonstriksi ringan);


antipruritus lemah; mengurangi pergeseran pada lipatan kulit; proteksi
mekanis

- Indikasi: dermatosis kering dan superfisial; mempertahankan vesikel atau


bula agar tidak pecah
- Kontraindikasi: dermatitis yang basah.

3) Salap

- Bahan dasar : lemak mineral, lemak murni, minyak

- Indikasi: dermatosis kering dan kronik, dermatosis dalam dan kronik,


dermatosis bersisik dan berkrusta, ulkus yang bersih

- Kontrindikasi : dermatitis madidans, radang akut, daerah berambut,


daerah lipatan.

4) Krim

- Bahan dasar : lemak, cairan atau air, emulgato

- Macam krim : krim W/O (cold cream), krim O/W (vanishing cream)

- Khasiat : mendinginkan, emolien

- Indikasi : kosmetik, dermatosis subakut dan luas(tidak lebih dari ½ luas


tubuh), daerah berambut, daerah lipatan, daerah berambut.

5) Bedak Kocok (lotion)

- Bahan dasar : air, bedak, gliserin

- jumlah zat padat maksimal 40%, gliserin 10-15%

- Indikasi : dermatosis kering, superfisial dan luas (lebih dari ½ luas


tubuh), keadaan subakut

- Kontraindikasi : dermatosis madidans, daerah berambut

6) Pasta

- Campuran homogen : bedak, vaselin

- Efek : protektif, mengeringkan

- Indikasi : dermatosis agak basah, daerah mukosa


- Kontraindikasi : dermatosis eksudatif, daerah berambut, daerah genitalia
eksterna, daerah lipatan.

7) Linimen (Pasta pendingin)

- Merupakan campuran cairan, bedak, salep

- Indikasi : dermatosis subakut

- Kontraindikasi : dermatosis madidans

- Gel: Sediaan hidrokoloid atau hidrofilik berupa suspensi.

b) Bahan Aktif

Macam-Macam bahan aktif:

• Aluminium asetatastringen dan antiseptik ringan

• Asam asetatantiseptik

• Asam benzoatantiseptik(fungisidal) contohnya salap whitfield :

i. Acidi benzoici 5

ii. Acidi salicylici 3

iii. Petrolati 28

iv. Olei cocos 64

• Asam boratantiseptik

• Asam salisilat: konsentrasi 1-2%keratoplastik; konsentrasi 3-20


%keratolitik; konsentrasi 40%kelainan yang dalam (kalus, veruka
plantaris)

• Asam undesilenatantimikotik
• Asam vit.A memperbaiki keratinisasi, meningkatkan sintesis DNA dalam
epitelium germinatif, meningkatkan laju mitosis, menebalkan stratum
granulosum, menormalkan parakeratosis.

• Benzokainanastesia

• Benzil benzoatskabisid dan pedikulosid

• Camphoraantipruritus

• Mentolantipruritus

• Selenium disulfid sampo 1% untuk dermatitis seboroik dan tinea versikolor

• Sulfurantiseboroik, anti akne, anti skabies, antibakteri gram positif dan anti
jamur. konsentrasi 4-20% (salep 2-4)

• Ter  hasil destilasi kering batubara (liantral & liquor karbonis detergens);
kayu (oleum kadini, oleum ruski); fosil (iktiol)  efek antipruritus,
antiradang, antiekzem, antiakantosis keratoplastik, digunakan u/ psoriasis,
dermatitis kronik dalam salap.

• Tiosulfas natrikus  antimikotik

• Urea  konsentrasi 10% sebagai emolien; konsentrasi 40% melarutkan


protein.

• Zat antiseptik:

i. Alkohol (Etanol 70% mempunyai efek antiseptik yang optimal

ii. Fenol memiliki konsentrasi tinggi mempunyai efek kaustik,


konsentrasi rendah efek bakteriostatik dan antipruritik (1/2 – 1%);
Timol  desinfektan pada konsentrasi 0,5 %; Resorsinol 
antibakterial, antimikotik,keratolitik,antiseboroik, konsentrasi 2-3%;
Heksaklorofenbakteriostatik (kons entrasi 3%)

iii. Halogen (Yodium  bakteriostatik)

• Zat-zat pengoksidasi:
i. Permanganas kalikus  antiseptik lemah; konsentrasi tinggi bersifat
astringen dan kaustik

ii. Benzoil-peroksid  antiseptik, merangsang jaringan granulasi dan


bersifat keratoplastik.

• Senyawa logam berat:

i. Merkuri  sekarang tidak dipakai lagi

ii. Perak: Larutan perak nitrat: Sulfadiazin perak  pengobatan luka


bakar; antiseptik berdasarkan gugus sulfa (Gram positif) dan gugus
perak (astringen, Gram negatif)  kons 1 % dalam krim.

• Zat warna  astringen dan antiseptik

• Kortikosteroid Topikal:

i. Khasiat: paliatif dan supresif untuk Antiinflamasi, antialergi,


antipruritus, antimitotik, vasokonstriksi

ii. Penggolongan:

- Lemah: antiinflamasi, antimitotik (-) (lama pakai 4-6 minggu)

- Sedang: antiinflamasi, antimitotik sedang

- Kuat: antiinflamasi, antimitotik kuat (lama pakai 2 minggu)

- Sangat kuat: antiinflamasi, antimitotik sangat kuat

iii. Indikasi:

- Topikal: dermatitis, psoriasis ringan

- Intralesi: keloid, parut hipertrofik, alopesia areata, aknekistik,


prurigo

iv. Kontraindikasi: infeksi, ulkus

i. Aplikasi: Dianjurkan pemakaiannya 2-3 x/hari sampai penyakit


tersebut sembuh; Lama pemakaian steroid topikal tida lebih dari 4-6
minggu; Psoriasis steroid yang poten golongan I; Dermatitis atopik
 anak diperlukan steroid topikal yang lemah (krim); dewasa
diperlukan steroid topikal yang poten (salep); Dermatitis kontak
alergik potensi sedang; Dermatitis dishidrotik poten (salep);
Dermatitis numular poten; Dermatitis seboroik  potensi sedang;
Dermatitis intertriginosa  potensi sedang.
ii. Efek Samping Kortikosteroid

dr Syahfori Widiyani, M.Sc, Sp.KK


Rabu, 09 September 2020 – Pukul 16.00 – 17.30 WIB

Dermatoterapi 2

Gambar Keterangan

Effloresensi: Pada orificium uretra eksternal


tampak discharge (duh tubuh) mukopurulen
kuning kehijauan.

Diagnosa: Uretritis Gonore

Farmakoterapi:
- first line : cefixime 400 mg dosis
tunggal + doxycycline 200 mg (selama
7 hari)
- Second line: cefixime 400 mg +
azithromycin 1000 mg dosis tunggal

Diagnosa: Herpes Zoster


Farmakoterapi:
- bedak salisil 2%
- Asiklovir oral 5x800 mg/hari selama 7 hari
Diagnosa: Tinea Kapitis Tipe Kerion
Farmakoterapi: (Antifungal + Steroid)
- Kompres terbuka NaCl 0.9% (terdapat
krusta)
- Sistemik: griseofulvin 10-15mg/kgbb/hari
(pada malam hari karena bersifat
fototoksik dan diminum bersama lema
agar mudah diabsorbsi)
Effloresensi: Pada region 1/3 media bagian
ekstensor antebrachii , diatas plaq hiperpgmen
soliter, batas tegas, ukuran numula-plakat,
ditengahnya sebagian tampak erosi.

Diagnosa: Dermatitis Numularis


Farmakoterapi:
- Kompres NaCl 0.9%
- Kortikosteroid poten (Hidrokortison)
Diagnosa: Herpes Genital
Farmakoterapi:
- Kompres NaCl 0.9%
- Mupirosin krim 2% 2x sehari
Diagnosa: Dermatitis Kontak Alergi
Farmakoterapi:
- Kompres NaCl 0.9%
- Steroid oral (karena lesi luas)
metilprednison 2x0.5 mg/kgbb

Diagnosa: Tinea Kruris


Farmakoterapi:
- Griseofulvin 1x500 mg/hari (malam hari
diminum borsama lemak)
- Itrakonazol 2x100 mg/hari
Diagnosa: Impetigo Krustosa
Farmakoterapi:
- Kompres terbuka
- Amoxicillin 25-50 mg/kgbb/hari dibagi 3
dosis + asam flufenamat syrup

Diagnosa: Tinea Unguium


Farmakoterapi:
- Flukonazole 2x2 kaps selama 1 minggu,
istirahat 3 minggu (selama 6-18 bulan)
Diagnosa: Impetigo Bulosa
Farmakoterapi:
- Kompres terbuka
- krim asam fusidat 2%
- Amoxicillin 25-50 mg/kgbb/hari dibagi 3
dosis

Diagnosa: Eritrasma
Farmakoterapi:
- Eritromisin gel 2%
Diagnosa: Herpes Labialis
Farmakoterapi:
- Lini 1: Asiklovir 5x200 mg/hari
- Lini 2: Asiklovir 3x400 mg/hari
- Lini 3: Famsiklovir 2x100 mg/hari
Diagnosa: Tinea Kapitis Tipe Kerion
Farmakoterapi: (Antifungal + Steroid)
- Kompres terbuka NaCl 0.9% (terdapat
krusta)
- Sistemik: griseofulvin 10-15mg/kgbb/hari
(pada malam hari karena bersifat
fototoksik dan diminum bersama lema
agar mudah diabsorbsi)
- Steroid

dr Syahfori Widiyani, M.Sc, Sp.KK


Kamis, 10 September 2020 – Pukul 20.45 – 21.30 WIB

Effloresensi (WAG)

Gambar Effloresensi

Pada regio… di atas makula eritema bentuk


tidak teratur batas tidak tegas ukuran
lentikuler terdapat vesikel jernih (tear drops)
seperti tetesan air mata.

DK: Varicella Zoster (polimorf artinya dalam


satu satuan waktu bentuk lesi kulitnya macam-
macam, bisa papul eritema, vesikel, pustul)

Pada regio abdomen tampak papul eritema


multipel milier tersebar diskrit. Tampak
sebuah vesikel tear drop.

DK: Varicella Zoster


DD: Erupsi Akneformis (pada punggung
tampak papul eritema multipel milier tersebar
diskrit monomorf.) Kalo sudah ada papul,
komedo, pustul= sudah polimorf, DK: Acne
di punggung.
DD Acne: Demodicosis yaitu infers kutu
demode follikulorum (Pada rajah tampak
papul eritema multipel tersebar diskrit
monomorf)

*Patogeneis Akne!
* Pelajari topik Dermatosis eritroskuamosa!

*Syarat Dermatitis: Ada radang pada


epidermis dan tau dermis (tampak merah),
keluhan subjektif gatal, harus polimorf, ada
faktor eksogen-endogen, cenderung kronik
residif.
dr Syahfori Widiyani, M.Sc, Sp.KK
Jumat, 11 September 2020

Bercak Merah (WAG)

Gambar Effloresensi

1. DD Bercak Merah:
• Tinea Kruris
• Kandidosis Intertrigo
• Dermatitis Intertrigo
• Dermatitis Atopik
• Eritrasma
• Dermatitis Kontak Alergi
• Morbus Hansen.
• Dermatitis Kontak Iritan
• Psoriasis inversa
• Dermatitis Seboroik
• Hailey hailey Disease (Benign Familiar Pemphigus)

2. Pemeriksaan Penunjang Bercak Merah:


• Finger Nail Strach: untuk melihat apakah ini suatu bercak merah disertai sisik/skuama
atau bukan. Skuama halus terlihat setelah dilakukan finger nail strach. Skuama kasar
terlihat dengan mata telanjang (ada 2 jenis: skuama psoriasiform dan skuama
eksfoliatiform yang terlihat seperti lembaran daun). DD Bercak Merah (Plak
Eritema) dengan Skuama Kasar Psoriasiform: Psoriasis vulgaris, Psoriasis gutata.
DD Bercak Merah dengan Skuama Eksfoliatiform: dermatitis eksfoliatiformis,
Eritroderma.
• Tes Sensibilitas: untuk cek apakah ada baal atau tidak
• Pemeriksaan mengetahui apakah ada pembesaran saraf atau tidak

A. Eritrasma: Pemeriksaan penunjang dengan pewarnaan gram, lampu wood.


B. Psoriasis: Pemeriksaan penunjang auspitz sign, tetesan lilin, koebner sign.
C. Kandidosis intertriginosa atau Kandidosis Kruris: Pemeriksaan penunjang dengan kerokan
kulit + KOH 10%
D. Dermatitis Kontak Alergi (DKA): Pemeriksaan anjuran dengan tes tempel.
E. Dermatitis Kontak Iritan (DKI): Pemeriksaan anjuran dengan tes tempel.
F. Dermatitis Atopik (Eksim): Pemeriksaan penunjang kriteria mayor dan minor (menurut
Hanifin Rajka), IgE, Eosinofil
G. Dermatitis Intertrigo
H. Dermatitis Seboroik
I. Morbus Hansen: Pemeriksaan penunjang dengan pewarnaan BTA dan pembesaran saraf.
J. Hailey Hailey Disease atau Benign Familial Pemphigus: Pemeriksaan anuran dengan biopsi.
Tambahan

Gambar Keterangan

Pada regio thorakalis sinistra, di atlas patch


eritema bentuk tidak teratur batas tidak tegas,
tampak vesikel multipel ukuran bervariasi
milier sampai lentikuler sebagian
berkonvluens membentuk bula, tersusun
herpetiformis, tersebar dermatomal.
Pada regio abdominalis, tampak bula kendur
hipofion multiple , ukuran lentikuler sampai
numular, sebagian tampak erosi dengan tepi
skuama (koleret) : KHAS UNTUK
IMPETIGO BULOSA

* pecah jadi erosi dan tepi nya ada


skuama:koleret
*hipofion : batas antara nanah dan cairan.

Dx: impetigo bulosa

Bula yang pecah  ada sisa kulit kantong 


koleret

Nodus yang kerucut folikulitis


Kalau bentuk kubah  abses kelenjar
keringat

DD : SJS, TEN

Tatalaksana :
- Nikolsky (-)
- Pemeriksaan Gram : coccus gram (+)
,bergerombol seperti anggur.
Pada regio antebrachii dextra tampak bula
tegang ukuran variasi mulai lentikuler hingga
nummular.

Dx: bula hemoragik ec low weight molecular


heparin
Regio fossa cubiti sinistra tampak papul
sewarna kulit mengkilat multipel ukuran
bervariasi milier sampai lentikuker tersebar
diakrit.Beberapa tampak delle (cekungan) di
tengah dan badan moluskum
Pada Regio bahu kiri dan lengan di atas patch
eritem bentuk tidak teratur batas tidak tegas
ukuran numular tampak vesikel keruh
multipel ukuran milier sampai lentikuler
tersusun herpetiformis tersebar dermatomal
Pada Regio comiisura posterior tampak papul
sewarna kulit permukaan verukosa soliter
ukuran lentikuler pada comissura anterior
tampak papul sewarna kulit permukaan
verukosa multipel ukuran milier tersebar
diskrit.

Dx kerja kondiloma akuminata.


Dd/ kondiloma lata (pada sifilis stadium II).
Karsinoma sel skuamosa

Pada Regio Supra pubis tampak papul


multipel sewarna kulit mengkilat beberapa
tampak delle di atasnya tersebar diskrit
ukuran milier sampai lentikuler.

Pada Regio pubis tampak papul sewarna kulit


licin mengkilat permukaan tampak delle
(cekungan) multipel ukuran bervariasi milier
sampai lentikuler tersebar diskrit

DX moluskum kontagiosum
Pada regio palmar sinistra et dextra tampak
macula hiperpigmentasi, ukuran milier sampai
lentikuler , multiple, tersebar diskret.
Diantaranya tampak papul soliter warna kulit
ukuran milier.

Pada kedua palmar tampak makula eritem


makula hiperpigmentasi batas tidak tegas
bentuk tidak teratur multipel ukuran
bervariasi milier sampai lentikuler tersebar
diskrit.

Dx kerja sifilis stadium II (biasa ada juga lesi


yg sama pada kedua plantar )

DX banding eritema multiforme mayor atau


minor
Tapi khas dari eritema multiforme mayor
atau minor ini adalah ada lesi target (lesi spt
target panah).

Pada plantar pedis sinistra tampak macula


hiperpigmentasi , bentuk tidak teratur, batas
tidak tegas, multiple , tersebar diskret
Regio femur distal tampak bula tegang
hipopion soliter ukuran numular

Pada regio brachialis sinistra bagian


ekstensor 1/3 medial Tampak bula tegang
soliter.
Pada regio orificium urethra eksternal tampak
eritem , edema dan ektoprion.

Pada regio orifisium urethra eksterna tampak


eritem dan udem (lesi khas ektropion)

Dx kerja uretritis spesifik atau uretritis


gonore dd/ uretritis non spesifik
Pada regio patella dextra diatas plaq eritem
bentuk tidak teratur , batas tidak tegas ,
tampak Ulkus dengan tepi sebagian meninggi,
dinding curam, dasar jaringan granulosit ,
multiple, ukuran lentikuler hingga milier
tersebar diskrit.

* tambahan :
Perlu di biopsy liat selnya, apakah ada sel pembuluh
darah , apakah parakeratosis (stratum korneum yang
masih mempunyai inti)
Pada regio linea axillaris dextra media tampak
hematom bentuk tidak teratur, batas tidak
tegas, ukuran plakat
dr Syahfori Widiyani, M.Sc, Sp.KK
Senin, 14 September 2020 10.10 - 11.30 WIB

Pendekatan Klinis Pada Penyakit IMS

Keluhan IMS :
1. Cairan/Duh tubuh/Discharge: Pada laki-laki (uretritis GO), pada perempuan (uretritis non
spesifik GO). Duh Tubuh: warna putih susu (kandidosis), warna kuning kehijauan (vaginosis
trikomonas), discharge purulent (GO).
2. Luka/Lecet/Koreng: Ulkus durum (tidak nyeri, sembuh sendiri, pada sifilis stadium I), ulkus
mole (kotor, pada pemeriksaan tetesan NaCl tampak Trichomonas spp), ulkus mixtrum, ulkus
herpes (nyeri, kotor).
3. Bintil/Benjolan: LGV merah+nyeri/akut (DD: Skrofuloderma tidak merah dan tidak nyeri),
skabies, moluskum kontangiosun
4. Sistemik: HIV, Hepatitis B.

Anda mungkin juga menyukai