Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN KASUS

URETRITIS GONOREA
Disusun oleh:
Rachel Gracia, S.Ked
1965050124

Pembimbing:
DR. Dr. Ago Harlim, MARS., Sp.KK., FINSDV., FAADV

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KULIT DAN KELAMIN


PERIODE PEMBELAJARAN JARAK JAUH 15 JUNI 2020 – 28 JUNI 2020
PERIODE TATAP MUKA 11 JANUARI 2021 – 30 JANUARI 2021
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
JAKARTA
2021

Uretritis Gonorea
(Masalah Diagnosis)
Rachel Gracia
1. Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia, Jakarta
Pendahuluan
Uretritis adalah peradangan uretra dan merupakan infeksi saluran kemih bagian bawah.
Uretra adalah tabung fibromuskular tempat urin keluar dari tubuh pada pria dan wanita, dan
air mani pada pria. Uretritis memiliki hubungan yang kuat dengan infeksi menular seksual
(IMS). Uretritis ditandai sebagai infeksi gonokokal atau nongonokokus. Neisseria gonorrhea
dan Chlamydia trachomatis adalah organisme penyebab IMS yang paling sering ditemukan.
Gejala uretritis yang paling umum adalah keluarnya cairan uretra.1
Urethritis gonococcal terjadi pada 20% kasus urethritis sedangkan, urethritis non-
gonococcal terjadi pada hampir 80% kasus urethritis. Etiologi dari urethritis non-gonococcus
antara lain: Chlamydia trachomatis, Ureaplasma urelitikum, Mycoplasma genitalium,
Trichomonas vaginalis, virus herpes simpleks, Candida albicans, dan bakteri lain (seperti E.
Colli, spesies haemophilus, kuman gram positif. 2 Urethritis gonococcal merupakan infeksi
menular seksual akibat bakteri yang paling umum kedua di seluruh dunia. World Health
Organization (WHO) memperkirakan bahwa 106 juta kasus gonore baru, didapatkan pada
orang dewasa setiap tahun di seluruh dunia; lebih banyak infeksi tidak dilaporkan.  Dengan
lebih dari 500.000 kasus tercatat setiap tahun di Amerika Serikat, N. gonorrhoeae adalah
penyakit menular seksual kedua yang paling sering dilaporkan di Amerika Serikat.3
Faktor risiko gonore termasuk kontak seksual dengan orang yang terinfeksi atau
seseorang dari daerah endemik; gonore sebelumnya, IMS atau human immunodeficiency
virus (HIV); menjadi remaja yang aktif secara seksual; memiliki banyak mitra; dan menjadi
pekerja seks, pemuda jalanan dan / atau laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki
(LSL). Pengelompokan geografis infeksi gonokokal dikaitkan dengan kelompok etnis
minoritas, status sosial ekonomi rendah dan kurangnya pendidikan. Ini juga dapat ditularkan
secara vertikal dari ibu ke anak selama persalinan pervaginam, bermanifestasi sebagai infeksi
mata inflamasi (ophthalmia neonatorum).4
Gonore sering asimtomatik pada wanita dan bergejala pada pria. Jika bergejala, presentasi
klinis pada wanita termasuk keputihan, disuria, dispareunia, perdarahan uterus abnormal,
nyeri perut bagian bawah dan / atau rektal. Pada pria, gejala termasuk keluarnya cairan uretra
dan / atau gatal, disuria dan nyeri testis atau rektal. Uretra dan serviks adalah lokasi anatomi
yang paling sering terkena, diikuti oleh area anal dan faring. Masa inkubasi sangat singkat,
pada laki – laki umumnya bervariasi antara 2 – 5 hari. Kadang – kadang lebih lama dan hal
ini disebabkan karena penderita telah mengobati diri sendiri, tetapi dengan dosis yang tidak
cukup atau gejala sangat samar, sehingga tidak diperhatikan oleh penderita. Pada perempuan
masa tunas sulit ditentukan karena pada umumnya asimtomatik.4,5
Gambaran klinis dan komplikasi gonore sangat erat hubungannya dengan susunan
anatomi dan faal genitalia. Oleh karena itu perlu pengetahuan susunan anatomi genitalia laki
– laki dan perempuanPenyebab Gonore adalah kuman gonokok yang termasuk golongan
diplokok berbentuk biji kopi berukuran lebar 0,8 u dan panjang 1,6 u, bersifat tahan asam.
Pada sediaan langsung dengan pewarnaan gram berifat gram negative, terletak di dalam
leukosit polimorfonuklear secara intraseluler dan ekstraseluler, tidak tahan lama di udara
bebas, cepat mati dalam keadaan kering, dan tidak tahan suhu di atas 39°C dan tidak tahan
desinfektan.6
Pada laki-laki berupa radang kelenjar sekitar penis dan uretra, penjalaran asendens
menimbulkan prostatitis, vesikulitis, funikulitis, epididimitis, hingga infertilitas. Pada
perempuan bisa terjadi salpingitis, penyakit radang panggul (PRP), infertilitas, dan kehamilan
ektopik. Infeksi diseminata menimbulkan artritis, endokarditis, miokarditis, meningitis, dan
dermatitis. GO meningkatkan penyebaran HIV. Kadar HIV- 1 RNA meningkat signifikan di
cairan semen laki-laki seropositif dengan uretritis GO. GO juga meningkatkan risiko terkena
HIV sebesar lima kali lipat.7
Tujuan laporan kasus ini adalah untuk menambah wawasan mengenai penyakit Urethritis
Spesifik dan sebagai syarat kelulusan kepaniteraan Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Fakultas
Kedokteran Universitas Kristen Indonesia. Pembahasan ditekankan pada penegakkan
diagnosis.

Status Pasien
● Nama/ No. RM : Tn. B
● Jenis Kelamin : Pria
● Umur : 25 tahun
● Alamat : Cisalak
● Pekerjaan : Proyek
● Pendidikan terakhir : SMP
● Agama : Muslim
● Suku : Jawa
● Status Pernikahan : Belum Menikah

Anamnesis
Autoanamnesis/Aloanamnesis : Autoanamnesis
Tanggal : Senin, 18 Januari 2021
Keluhan Utama : Keluar nanah dari kemaluan
Keluhan Tambahan : Nyeri saat berkemih, demam

Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien datang ke Poliklinik Kulit dan Kelamin RS Sentra Medika Cisalak pada
tanggal 18 Oktober 2021 dengan keluhan utama berupa keluarnya nanah dari kemaluan
disertai adanya rasa nyeri saat berkemih. Keluhan dirasakan sejak 3 hari yang lalu. Pasien
mengatakan keluhan diawali dengan nyeri saat kencing yang diikuti dengan keluarnya cairan
kuning kehijauan, kental dan berbau dari kemaluannya. Pasien mengaku keluhan muncul
setelah pasien bersenggama dengan teman wanita yang baru dikenalnya melalui media social,
5 hari yang lalu. Pasien mengaku melakukan hubungan seksual secara genito-genital, tanpa
menggunakan kondom. Pasien mengatakan ini merupakan hubungan seksual yang pertama
kalinya. Pasien juga mengatakan kalau saat ini pasien tidak memliki pasangan tetap. Pasien
belum mengobati keluhan ini sebelumnya. Pasien juga mengeluhkan demam sejak 2 hari
yang lalu. Sakit kepala, nyeri sendi, sering berkemih batuk lama, diare yang terus menerus,
penurunan berat badan dan sakit kulit lainnya disangkal. Keluhan lecet di kelamin, bercak
merah di telapak tangan dan kaki pada pasien, dan pasangan barunya disangkal. Keluhan ini
baru dirasakan pertama kali dan keluhan yang sama pada pasangan seksual tidak diketahui
oleh pasien.

Riwayat Penyakit Dahulu


Pasien belum pernah mengalami sakit seperti ini sebelumnya. Riwayat penyakit
diabetes melitus, riwayat penyakit hipertensi, riwayat penyakit hipertiroid, dan riwayat
penyakit kulit dan kelamin lainnya disangkal. Pasien juga tidak memiliki riwayat alergi, baik
terhadap obat, debu, maupun terhadap makanan tertentu. Pasien menyangkal konsumsi obat –
obatan tertentu dalam jangka panjang sebelumnya. Pasien menyangkal adanya riwayat tumor
ataupun keganasan sebelumnya.

Riwayat Kebiasaan Pribadi


Pasien mandi dua kali sehari setiap harinya dan pasien tidak pernah memakai handuk
atau pakaian secara bergantian dengan orang lain. Riwayat transfusi darah dan penggunaan
jarum suntik disangkal. Pasien menyangkal ada riwayat pernah menindik, tattoo dan piercing
sebelumnya.

Riwayat Penyakit Keluarga


Riwayat penyakit keluarga diabetes melitus, riwayat penyakit hipertensi disangkal.

Status Generalis
Keadaan Umum : Tampak sakit ringan
Kesadaran : Composmentis
Tanda Vital
Tekanan Darah : 110/70 mmHg
Nadi : 86x/menit
Suhu : 38ºC
Pernafasan : 18x/menit
Berat Badan : 60 kg
Tinggi Badan : 168 cm
Kepala dan Leher
Rambut : Lebat dan hitam, tersebar merata
Mata : Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-
Mulut : Tidak tampak geographic tongue
Leher : Tidak teraba adanya perbesaran kelenjar getah bening. Tidak
teraba benjolan

Thorax dan Abdomen


Thorax
Inspeksi : bentuk dan pergerakan dinding dada simetris
Palpasi : vokal fremitus simetris
Perkusi : sonor di seluruh lapang paru
Auskultasi : bunyi nafas dasar vesikuler, rhonki -/-, wheezing -/-, BJ 1 & 2 reguler
murmur (-), gallop (-)
Abdomen
Inspeksi : mendatar
Palpasi : supel, nyeri tekan
Perkusi : timpani, nyeri, ketok (-)
Auskultasi : bising usus (+), normal

Ekstremitas atas : Akral hangat, edema (-/-), warna kuku normal, onikolisis (-)
Ekstremitas bawah : Akral hangat, edema (-/-), warna kuku normal, onikolisis (-)

Status Dermatologi/Venerologi

Gambar 1. Uretritis Gonorea dengan gambaran pada orificium urethra externa (OUE)
tampak discharge mucopurulent berwarna kuning kehijauan disertai edema dan eritem
disekitar OUE
(Pasien pribadi dr. Syahfori W. M.,SC, Sp.KK)

Effloresensi:
Lokasi : Orificium uretra eksternum (OUE)
Distribusi : Lokal
Ruam : Tampak duh tubuh berwarna kuning kehijauan, mukopurulen, yang
keluar dari Orificium uretra eksternum (OUE), edema (+), eritem (+)

Status Venerologis
Lnn : tidak diitemukan pembesaran di inguinal
Corpus penis : tidak ditemukan kelainan
Preputium : (-) pasien telah disirkumsisi
Glans penis : tidak ditemukan kelainan
OUE : Tampak eritem (+) dan edema (+)
Scrotum : tidak ditemukan kelainan
Epididimis : tidak ada nyeri tekan
Testis : tidak ada nyeri tekan
Discharge : Mukopurulen, berwarna kuning kehijauan

Permasalahan Kasus
Keluar nanah dari kemaluan

Diagnosa Banding
1. Uretritis Gonorea
2. Uretritis Non-Spesifik

Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Gram dari sediaan apus duh tubuh uretra ditemukan diplococcus Gram
negatif intraseluler

Pemeriksaan Ajuran
1. Kultur Thayer-Martin
2. Tes resistensi/sensitivitas

Diagnosis Kerja
Uretritis Gonorea
Tatalaksana
Non-medikamentosa
1. Bila memungkinkan, periksa dan obati pasangan seksualnya
2. Anjurkan abstinensia sampai terbukti sembuh secara klinis dan laboratoris, dan bila
tidak dapat menahan diri supaya memakai kondom
3. Kunjungan ulang di hari ke 7 hari
Medikamentosa
1. Cefixime 1 x 400 mg DS
2. Dosisiklin cap 2 x 100 mg, selama 7 hari
3. Paracetamol tab 3 x 500 mg

Resep

RESEP
R/ Cefixime tab 200 mg No. II
S I dd II tab

R/ Dosisiklin cap 100 mg No. XIV


S II dd I cap

R/ Paracetamol tab 500 mg No. IX


S III dd I tab prn

Pro : Tn. B
Umur : 27 Tahun

Prognosis
Ad vitam : Bonam
Ad sanationam : Bonam
Ad functionum : Bonam
Ad cosmeticum : Bonam

Pembahasan
Gonoroe dalam arti luas mencakup semua penyakit yang disebabkam oleh Neisseria
gonorrhoeae. Infeksi ini merupakan infeksi menular seksual (IMS) yang mempunyai insidens
yang cukup tinggi di antasa IMS lainnya. Penyebab gonore adalah gonokok yang termasuk
golongan diplokok berbentuk biji kopi berukuran lebar 0,8 u dan panjang 1,6 u, bersifat tahan
asam. Pada sediaan langsung dengan pewarnaan gram, bersifat gram negatif letaknya intra
atau ekstra seluler, tidak tahan lama di udara bebas, cepat mati dalam keadaan kering, dan
tidak tahan suhu di atas 39°C dan tidak tahan desinfektan.
Penularan terjadi melalui kontak seksual dengan penderita gonore. Penyakit ini dapat
mengenai laki-laki maupun wanita. Gejala yang didapatkan pada laki-laki: keluhan sakit
waktu kencing, orifisium uretra yang oedema dan eritematus, sekret uretra yang mukopurulen
dari ostium uretra externa (OUE).
Dari pemeriksaan fisik pada kasus ini didapatkan duh tubuh berwarna kuning
kehijauan, mukopurulen, yang keluar dari Orificium uretra eksternum (OUE), edema (+) dan
eritem (+). Pemeriksaan fisik ini menunjang ke arah diagnosis urethritis gonorrhea. Status
veneriologis: tidak ditemukan pembesaran kelenjar getah bening; tidak ditemukan kelainan
pada corpus penis, preputium, glans penis, skrotum; tidak ada nyeri tekan pada epididimis
dan testis; serta didapatkan OUE: tampak eritem (+), edema (+), discharge mukopurulen
berwarna kuning kehijauan.
Untuk menegakkan diagnosis dilakukan pemeriksaan penunjang berupa pewarnaan
gram. Bahan pemeriksaan didapatkan dari apusan duh penderita. Hasilnya didapatkan kuman
diplokokus gram negatif, berbentuk biji kopi yang terletak intra dan ekstraseluler, dan
didapatkan leukosit > 5 per lapang pandang besar. Pasien kemudian didiagnosis sebagai
uretritis GO dengan dasar anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang.
Diagnosis banding dari Urethritis Gonorrhoe adalah Urethritis Non Gonorrhoe yang
dapat disingkirkan dengan penemuan kuman diplokokus gram negatif, berbentuk biji kopi
yang terletak intra dan ekstraseluler, dan melalui riwayat perjalanan penyakit penderita.
Diagnosis banding dari infeksi gonokokus genitourinari pada perempuan antara lain: infeksi
Trichomonas vaginalis (biasanya memberi gambaran salin positif untuk protozoa), infeksi
Candida albicans (gambarannya gatal dengan eksudat kental atau curdy, dan diagnosis
ditentukan dari kultur/smear organism), Gardnerella vaginalis/ bacterial vaginosis (ditandai
dengan sindrom well define, sekret malodorous, keabu-abuan dan acidic, pada pemeriksaan
smear ditemukan clue cell, yields a fishy, amine odor pada alkalinisasi dengan potassium
hidroksida). Semua pasien dengan duh tubuh vagina harus dikultur untuk gonokokus.
Walaupun inflamasi vaginitis jarang terjadi bersamaan dengan gonorrhoe tetapi infeksi
campuran sering terjadi. Pada laki-laki, uretritis dapat disebabkan oleh organisme multipel. T.
vaginalis dan C. Albicans dapat menginfeksi laki-laki dan dapat asimtomatik. Gonorrhoe
dapat menyebabkan urethritis pada populasi umum yang sering dikenal sebagai
nongonococcal atau nonspecific atau postgonococcal urethritis. Urethritis dengan identifikasi
patogen (kecuali gonokokus) disebut nongonococcal urethritis (NGU).
Medikamentosa yang diberikan pada pasien ini adalah terapi kausatif: Cefixime
1x400 mg dosis tunggal dan Dosisiklin 2 x 100 mg/hari selama 7 hari. Pemberian obat ini
sesuai dengan referensi yaitu pemberian cefixime untuk gonorhea dan dosisiklin jika
dicurigai adanya infeksi uretritis non spesifik. Terapi simptomatik meliputi Paracetamol 3 x
500 mg/hari, diminum jika demam.
Non medikomentosa yang diberikan pada pasien ini yaitu obat diminum sesuai dosis,
tidak melakukan hubungan seksual dulu selama masa pengobatan, atau menggunakan
kondom bila berhubungan seksual, serta dilakukan pemeriksaan terhadap pasangan penderita.
Prognosis dari penyakit ini adalah baik dikarenakan tidak adanya komplikasi yang
menyebabkan kecacatan ataupun yang mengancam jiwa, akan tetapi dapat rekurensi kembali
apabila pasien tidak menerapkan KIE yang diberikan.

Rangkuman
Dalam kasus didapatkan seorang pria berusia 25 tahun, datang dengan keluhan keluar
nanah pada kemaluan dan nyeri saat berkemih. Keluhan dirasakan sejak 3 hari yang lalu.
Pasien mengatakan keluhan diawali dengan nyeri saat kencing yang diikuti dengan keluarnya
cairan kuning kehijauan, kental dan berbau dari kemaluannya. Pasien mengaku keluhan
muncul setelah pasien bersenggama dengan teman wanita yang baru dikenalnya melalui
media social, 5 hari yang lalu. Pasien mengaku melakukan hubungan seksual secara genito-
genital, tanpa menggunakan kondom. Pasien juga mengeluhkan demam sejak 2 hari yang
lalu. Keluhan ini baru dirasakan pertama kali dan keluhan yang sama pada pasangan seksual
tidak diketahui oleh pasien. Pada status venerology, pada Orificium uretra eksternum (OUE)
tampak duh tubuh berwarna kuning kehijauan, mukopurulen disertai edema dan eritema pada
OUE.

DAFTAR PUSTAKA
1. Young A, Toncar A, Wray AA. Urethritis. [Updated 2020 Dec 14]. In: StatPearls
[Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2020 Jan-. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK537282/ Diakses tanggal 21 Januari 2021.
Jam 16.00.

2. Springer C, Salen P. Gonorrhea. [Updated 2020 Aug 10]. In: StatPearls [Internet].
Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2020 Jan-. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK558903/ Diakses tanggal 21 Januari 2021.
Jam 16.00.

3. Kang S, Amagai M, Bruckner AL, H A, Margolis DJ, McMichael Amy J, Orringer


JS, editors. Fitzpatrick’s Dermatology in general medicine. 9 th ed. New York:
McGraw Hill; 2019.p. 3208-14

4. Piszczek J, St Jean R, Khaliq Y. Gonorrhea: Treatment update for an increasingly


resistant organism. Can Pharm J (Ott). 2015;148(2):82-9.
doi:10.1177/1715163515570111

5. Wang, Q. Q., Zhang, R. L., Liu, Q. Z., Xu, J. H., Su, X. H., Yin, Y. P., ... & Li, X.
F. National Guidelines on Diagnosis and Treatment of Gonorrhea in China .
International Journal of Dermatology and Venereology. 2020;3(3):129-134.
https://journals.lww.com/ijdv/Fulltext/2020/09000/National_Guidelines_on_Diagno
sis_and_Treatment_of.1.aspx. Diakses tangal 21 Oktober 2021, Jam 16.00

6. Menaldi SL, Bramono K, Indriatmi W, editors. Ilmu penyakit kulit dan kelamin.
Edisi ketujuh (Cetakan Kedua 2016). Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia; 2016. p. 443 – 49

7. Putra MS. Infeksi, Rekomendasi Terapi dan Resistensi Gonore. CDK Journal. 2019;
46(8):511-5.

Anda mungkin juga menyukai