030.09.033 FK TRISAKTI Pendahuluan Sebelum ditemukan vaksin parotitis (1967) parotitis epidemika penyakit yang sangat sering ditemukan pada anak Insidens pada umur <15 tahun sebesar 85% dengan puncak insidens kelompok umur 5-9 tahun Setelah ditemukan vaksin parotitis kejadian parotitis epidemika sangat jarang Parotitis Epidemika Penyakit infeksi akut dan menular yang disebabkan virus (Paramyxovirus) Virus ini menyerang kelenjar air liur di mulut, terutama kelenjar parotis self limiting disease Kebanyakan menyerang anak-anak yang berumur 2- 15 tahun Jarang ditemukan pada anak yang berumur kurang dari 2 tahun Etiologi Virus RNA untai tunggal, termasuk dalam genus Rubulavirus, subfamili Paramyxovirinae dan Paramyxoviridae Parainfluenza dan virus newcastle Virus dapat ditemukan di saliva, serebrospinal, urin, darah, jaringan yang terinfeksi dari penderita parotitis epidemika Penularan melalui droplet. Sumber infeksi pada saliva atau bahan yang tercemar saliva Penularan 24 jam sebelum pembengkakan kelenjar ludah dan 3 hari setelah pembengkakan menghilang Anatomi kelenjar saliva Patofisiologi
IL-1 Histamin Manifestasi Klinis Parotitis Stadium Prodrom: 1-2 hari
unilateral kemudian sering menjadi bilateral sampai hari 3-4 pembengkakan lalu mulai mereda selama 1 minggu.
Kulit diatas parotis erithema & mungkin edema
Pembengkakan parotis di daerah depan telinga,
diatas otot maseter & di cekungan belakang liang telinga didepan mastoideus. Telinga bagian bawah terangkat keatas & ke depan oleh pembengkakan.
Trismus bisa sangat berat & nyeri bila menggigit.
Makan/minum yang asam sangat nyeri! Manifestasi Klinis Diagnosis Anamnesis Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Penunjang Anamnesis Gejala yang pertama terlihat adalah nyeri ketika mengunyah atau menelan, terutama jika menelan cairan asam misalnya jeruk. Demam, biasanya suhu mencapai 38,9-40o Celcius Pembengkakan kelenjar terjadi setelah demam Nafsu makan berkurang Menggigil Sakit kepala Pemeriksaan Fisik Suhu meningkat mencapai 38,9-40o Celcius Pembengkakan di daerah temporomandibuler (antara telinga dan rahang) Nyeri tekan pada kelenjar yang membengkak Pemeriksaan Penunjang Darah rutin Tidak spesifik Biasanya leukopenia ringan Peningkatan CRP Amilase serum meningkat walau tidak ada tanda pankreatitis Isolasi virus dari saliva dan urin Pemeriksaan serologis ELISA Complement – Fixation (CF) test Hemaglutination inhibition (HI) test Neutralization (NT) test Diagnosis Banding: Parotitis supuratifa Adenopati dari tonsilofaringitis: telinga tidak terangkat oleh pembengkakan, inflamasi faring nyata
Salivary Calculus: batu membuntu saluran parotis,
yang sering ductus submandibular.
Tetanus karena trismusnya. Mudah dibedakan
karena tidak ada kaku otot lain Penatalaksanaan self-limiting disease simptomatis dan suportif Rawat jalan (tidak ada komplikasi, KU baik) Istirahat yang cukup Pemberian diet lunak dan cairan yang cukup Antalgin (Metampiron) 250-500 mg diberikan 3-4 kali sehari (maksimum 1 gram untuk < 6 tahun dan 2 gram untuk 6 - 12 tahun) Parasetamol : 10 – 20 mg/kgBB/kali dibagi dalam 3 dosis
Rawat inap (hiperpireksi, KU lemah, nyeri kepala hebat,
gejala saraf perlu rawat inap di ruang isolasi) Diet lunak, cair dan TKTP Analgetik-antipiretik Penanganan komplikasi tergantung jenis komplikasinya Komplikasi Meningioensefalitis Orkitis, Epididimitis Nefritis Pankreatitis Komplikasi Okuler (dakrioadenitis, neuritis optic (papillitis), skleritis ) Prognosis
Prognosis keseluruhan mumps dengan tanpa
komplikasi adalah sangat baik. Prognosis pasien dengan ensefalitis umumnya baik, namun, kerusakan neurologis dan kematian dapat terjadi Pencegahan Pemberian vaksin MMR (Mumps, Morbili, Rubella) Dosis pertama diberikan pada anak berumur 12- 18 bulan Dosis penguat diberikan pada usian 5 – 6 tahun