Anda di halaman 1dari 12

ASUHAN KEPERAWATAN JANTUNG KORONER

“Disusun untuk memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah Biokimia”

Dosen Mata Kuliah : Rodiyansyah, S.Pd., M.S

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 1

DHEA AMALIA UTAMI 2014301052

DITA FEBIIYANA 2014301054

IRMA NOVIYANTI S. 2014301062

LANTIKA FEBRIYANI 2014301067

LUTFIYAH SALWA 2014301069

NURIA USPIKA 2014301078

RIZKI RAFINA DWI A.W 2014301088

TIMIKA ATHAAFIYAH O. 2014301091

UMI RAHMAWATI 2014301093

VERA NITA MEILYA ROSA 2014301094

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG

JURUSAN KEPERAWATAN PRODI SARJANA TERAPAN

TAHUN 2020/2021
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN
PENYAKIT JANTUNG KORONER

A. Pengkajian
I.Identitas Diri Klien
            Nama                           : Tn.Yanto
            Tanggal masuk RS      : 20 Januari 2019
            Tempat/tgl lahir           : Malang/17 Juni 1961
            Umur                           : 60 tahun
            Jenis Kelamin              : Laki – laki
            Alamat                         : Jl.Srikandi no 31
            Status perkawinan       : Kawin
            Agama                         : Islam
            Pendidikan                  : SMA
Pekerjaan : PNS
II. Status Kesehatan Saat Ini
1.     Keluhan utama : pasien mengatakan dada nya sesak dan pusing,cemas,
2.      Faktor pencetus : kegemukan dan merokok
3.      Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya
Sendiri : mengatur pola makan dan mengurangi aktifitas merokok
Orang lain: membawa klien ke RS.A untuk berobat
4.      Diagnosa medis : Penyakit Jantung Koroner
III. Riwayat penyakit dahulu
Sekitar 3 tahun yang lalu klien menderita gangguan pada pernafasan karena
aktifitas merokok yang dilakukan oleh klien dan sejak itu klien control ke RS tapi
tidak rutin.
IV. Riwayat penyakit keluarga
Pada keluarga tidak ada yang menderita penyakit gangguan pernafasan dan
jantung.
RAFINA
V. Pola-pola fungsi kesehatan
1. Pola persepsi dan tata laksana hidup sehat
Kebiasaan merokok sejak muda, tetapi mulai tahun 2018 tidak merokok lagi,
Olahraga/gerak badan .
2. Pola nutrisi dan metabolisme
Sebelum masuk RS klien makan 3 x sehari dengan porsi cukup, minum750 cc/24
jam, kesulitan menelan tidak ada, keadaan yang mengganggu nutrisi ada, status
gizi yang berhubungan dengan keadaan tubuh: postur tubuh gemuk, keadaan
rambut bersih. BB Kg, TB cm.
3. Pola eliminasi
BAB BAK
Frekuensi : 1 x/2 hari Frekuensi : 5 - 6x/hari
Warna dan bau : dbn
Konsistensi : dbn
Keluhan : tidak ada
4. Pola tidur dan istirahat
Tidur dan Istirahat
Frekuensi : 2 x/hari Frekuensi : 4 – 6 x/hari
Jam tidur siang : 4 – 5 jam/hari Keluhan : tidak ada
Jam tidur malam : 6 – 7 jam/hari Keluhan : tidak ada
5. Pola aktivitas
Klien hanya istirahat di rumah saja, tidak ada kegiatan sehari – hari karena merasa
sesak bila melakukan aktivitas yang agak berat dan klien merasa sudah pensiun.

VERA
VI. Pola sensori dan kognitif
Sensori :
Daya penciuman, daya rasa, daya raba, daya pendengaran baik.
Kognitif :
Proses berfikir, isi pikiran, daya ingat baik.

VII. Pola penanggulangan stress


Penyebab stress, mekanisme terhadap stress, adaptasi terhadap stress,
Pertahanan diri : sementara biasanya klien meminta bantuan pada anak atau
cucunya.

Pemeriksaan fisik
1. Status kesehatan umum
Keadaan penyakit sedang, kesadaran komposmentis, suara bicara jelas, tekanan
darah 150/90 mmHg, suhu tubuh 37◦C, pernapasan 14 X/menit, nadi 100X/menit

2. Sistem integument
Tampak pucat, permukaan kulit baik, tekstur baik, rambut tipis dan bersih , tidak
botak, keringat dingin.

Head to toe
1. Kepala
Normo cephalic, simetris, nyeri kepala tidak ada.
2. Muka
Simetris, otot muka dan rahang kekuatan normal, sianosis ada
3. Mata
Alis mata, kelopak mata normal, konjuktiva anemis (-), pupil isokor sclera tidak
ikterus (-), reflek cahaya positif. Tajam penglihatan menurun.

LANTIKA
4. Telinga
Secret, serumen, benda asing, membran timpani dalam batas normal, pendengaran
menurun.
5. Hidung
Deformitas, mukosa, secret, bau, obstruksi tidak ada, pernafasan cuping hidung
tidak ada.
6. Mulut dan faring
Bau mulut , stomatitis (-), gigi banyak yang hilang, terdapat karang gigi. Kelainan
lidah tidak ada,
7. Leher
Simetris, kaku kuduk tidak adak, pembesaran vena jugularis
8. Thoraks
Paru Gerakan simitris, retraksi supra sternal (-), retraksi intercoste (-), perkusi
resonan, rhonchi +/-, wheezing -/-, vocal fremitus kuat dan simitris,
pneumothoraks.
9. Jantung
Batas jantung kiri ics 2 sternal kiri dan ics 4 sternal kiri, batas kanan ics 2 sternal
kanan dan ics 5 axilla anterior kanan. Bunyi s1 dan s2 tunggal, gallop (-), mumur
(-).capillary refill
10. Abdomen
Bising usus normal, tidak ada benjolan, nyeri tekan pada kuadran kanan bawah.
11. Inguinal-Genitalia-Anus
Nadi femoralis teraba, tidak ada hernia, pembengkakan pembulu limfe tidak ada.,
tidak ada hemoroid.
12. Ekstrimitas
Akral hangat, edema -/-, kekuatan 4/4, gerak yang tidak disadari-/-
13. Tulang belakang
Tidak ada lordosis, kifosis atau scoliosis.

NURIA
UMI
Pengelompokan Data:
DS:
 “dada saya nyeri”
“saya sesak”
“saya keringat dingin”
“saya pusing”
“saya batuk”
“saya lemas”

DO:
-Pasien tampak meringis dan memegang dada.
-RR:28 x /menit
-TD:150 mmhg
-Sputum
-Nadi:90 x/menit
-berbaring ditempat tidur

    ANALISA DATA
No Data Etiologi Problem
1 DS: iskemia jaringan Gangguan rasa
 “dada saya nyeri” jantung atau sumbatan nyaman nyeri
“saya sesak” pada arteri koronaria.
“saya keringat dingin”
DO:
-Pasien tampak
meringis dan
memegang dada.
-RR:28 x /menit
-TD:150 mmhg
2 DS: Hipoksia Ganguan
“saya sesak” pemenuhan oksigen
“saya tidak bisa bebas
bergerak”
“saya gelisah”
DO:
-RR:28 x/menit
-os berbaring ditempat
tidur”
-os cemas
3 Dekubitus Intoleransi aktivitas
DITA
B. Diagnosa Keperawatan

*Aktual
1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan iskemia jaringan jantung atau
sumbatan pada arteri koronaria ditandai dengan dada nyeri,sesak,keringat dingin,tampak
meringis dan memegang dada,RR:28 x /menit ,TD:150 mmhg.
2. Ganguan pemenuhan oksigen berhubungan dengan hipoksia ditandai oleh sesak,tidak
bebas bergerak,gelisah,RR:28 x/menit,berbaring ditempat tidur,os cemas.
*Potensial
 Intoleransi aktifitas berhubungan dengan dekubitus.

C. Implementasi
Dx 1: Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan iskemia jaringan jantung atau
sumbatan pada arteri koronaria ditandai dengan dada nyeri,sesak,keringat dingin,tampak
meringis dan memegang dada,RR:28 x /menit,TD:150 mmhg.

Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan klien di harapkan mampu menunjukan


adanya penurunan rasa nyeri dada.

Kriteria Hasil: Pada tanggal 23 januari 2019,rasa nyeri berkurang


Rencana tindakan tanggal 23 januari 2019 s/d 24 januari 2019:
1.Berikan oksigen
2 Monitor dan kaji karakteristik dan lokasi nyeri.
3.Monitor tanda-tanda vital (tekanan darah, nadi, respirasi, kesadaran).
4. Anjurkan pada pasien agar segera melaporkan bila terjadi nyeri dada.
5. Ciptakn suasana lingkungan yangtenang dan nyaman.
6. Ajarkan dan anjurkan pada pasien untuk melakukan tehnik relaksasi.
7. Kolaborasi dalam : Pemberian oksigen dan Obat-obatan (beta blocker, anti angina,
analgesic)
8. Ukur tanda vital sebelum dan sesudah dilakukan pengobatan dengan narkosa.
IRMA

DX 2: Ganguan pemenuhan oksigen berhubungan dengan hipoksia ditandai oleh sesak,tidak


bebas bergerak,gelisah,RR:28 x/,berbaring ditempat tidur,os cemas.

Tujuan :mempertahankan dan meningkatkan oksigenisasi

Kriteria hasil: Pada tanggal 23 januari 2019 ,keluhan sesak nafas ,batuk,gelisah hilang.
Rencana Tindakan :
1.Berikan oksigen
2.Ukur vital sign
3.Beri os minum air hangat(sedikit sedikit)
4.Lakukan latihan untuk mempertahankan jalan nafas
5.Kolaborasi dengan dokter

DX.3.Intoleransi aktifitas berhubungan dengan dekubitus


Tujuan : Peningkatan aktifitas

Kriteria Hasil : Pada tanggal 24Januari 2019,os dapat meningkatkan aktifitas.


Rencana tindakan :
1.Ukur vital sign
2.Catat frekuensi jantung,irama,dan perubahan tekanan darah selama dan sesudah aktifitas.
3.Jelaskan pola peningkatan bertahap dari tingkat aktifitas .

D. Implementasi
Dx 1: 1.Memberikan oksigen
2.Memonitor dan kaji karakteristik dan lokasi nyeri.
3.Memonitor tanda-tanda vital (tekanan darah, nadi, respirasi, kesadaran).
4. Menganjurkan pada pasien agar segera melaporkan bila terjadi nyeri dada.
5. Menciptakn suasana lingkungan yangtenang dan nyaman.
6. Mengajarkan dan anjurkan pada pasien untuk melakukan tehnik relaksasi.
7. Kolaborasi dalam : Pemberian oksigen dan Obat-obatan (beta blocker, anti
angina, analgesic)
8. Mengukur tanda vital sebelum dan sesudah dilakukan pengobatan dengan
narkosa.
OLIV

Dx  2:
1.Memberikan oksigen
2.Mengukur vital sign
3.Memberi os minum air hangat(sedikit-sedikit)
4.Melakukan latihan untuk mempertahankan jalan nafas
5.Kolaborasi dengan dokter
DX 3 :
1.Mengukur vital sign
2.mencatat frekuensi jantung,irama,dan perubahan tekanan darah selama dan
sesudah aktifitas.
3.Menjelaskan pola peningkatan bertahap dari tingkat aktifitas.

E. Evaluasi
Dx1:
S:Pasien mengatakan nyeri berkurang
O:Pasien tampak agak tenang /tenang
A:Gangguan rasa nyeri teratasi sebagian
P:Rencana tindakan dilanjutkan

Dx2:
S:Pasien mengatakan sesak berkurang
O:Pasien dapat bernapas dengan tenang
A:Rasa sesak teratasi sebagian
P: Rencana tindakan dilanjutkan

Dx 3:
S:Pasien mengatakan dapat melakukan aktifitas sebagian
O:Pasien dapat beraktifitas(sedikit bergerak)
A:Aktifitas dilakukan sebagian
P:Rencana tindakan dilanjutkan
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Penyakit jantung koroner/ penyakit arteri koroner (penyakit jantung artherostrofik)
merupakan suatu manifestasi khusus dan arterosclerosis pada arteri koroner.Unsur lemak yang
disebut palque dapat terbentuk didalam arteri, menutup dan membuat aliran darah dan oksigen
yang dibawanya menjadi kurang untuk disuplai ke otot jantung.Plaque terbentuk pada
percabangan arteri yang ke arah aterion kiri, arteri koronaria kanan dan agak jarang pada arteri
sirromflex.Aliran darah ke distal dapat mengalami obstruksi secara permanen maupun sementara
yang di sebabkan oleh akumulasi plaque atau penggumpalan.Sirkulasi kolateral berkembang di
sekitar obstruksi arteromasus yang menghambat pertukaran gas dan nutrisi ke
miokardium.Kegagalan sirkulasi kolateral untuk menyediakan supply oksigen yang adekuat ke
sel yang berakibat terjadinya penyakit arteri koronaria, gangguan aliran darah karena obstruksi
tidak permanen (angina pektoris dan angina preinfark) dan obstruksi permanen (miocard infarct)
Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan Dep.kes, 1993.

B. Saran
Adapun saran yang dapat dilakukan dalam melaksanakan gawat darurat, terutama pada sistem
kardiovaskuler dengan gangguan arteri koroner, antara lain :
1. Perawat
a) Melakukan tindakan gawat darurat yang benar pada pasien gangguan sirkulasi koroner.
b) Pendokumentasian yang baik perlu dilakukan karena dapat dijadikan petunjuk dasar atas
keberhasilan tindakan yang telah dilakukan pada klien.
c) Peningkatan kerja sama antara tim kesehatan untuk meningkatkan kualitas pelayanan
yang baik.
2. Pasien
a) Melakukan olah raga.
b) Mengurangi berat badan
c) Menurunkan tekanan darah
d) Berhenti merokok
SALWA
DAFTAR PUSTAKA

Risa Hermawati, Haris Candra Dewi.2014. Penyakit Jantung Koroner. Jakarta: Kandas media
(Imprint agromedia pustaka).
Judith.M.Wilkison dan Nancy.R.2013.Buku Saku Diagnosis Keperawatan Ed 9.Jakarta: EGC
Putra S, Panda L, Rotty. 2013. Profil penyakit jantung koroner. Manado:
 fakultas kedokteran.
Rochmayanti, 2011. Analis faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas hidup pasien dengan
penyakit jantun koroner. Jakarta: fakultas ilmu keperawatan
A.Fauzi Yahya.2010.Penaklukan No.1: Mencegah dan mengatasi penyakit jantung
koroner.Bandung:Qanita
Muttaqin, A. (2009). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem
Kardiovaskuler dan Hematologi. Jakarta: Salemba Medika
Wajan ,J.(2010).Buku Keperawatan Kardiovaskuler.Malang: Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai