5.
Riwayat penyakit keluarga
Pasien mengatakan di keluarganya tidak ada yang menderita penyakit yang sama dan tidak
ada penyakit keturunan.
C. Pola Kebiayasaan Pasien
1. Bernafas
Seblum pengkajian : Pasien mengeluh sesak nafas dan sulit untuk bernafas
Saat pengkajian : pasien mengatakan sudah tidak sesak lagi
2. Makan dan minum
Seblum pengkajian : Pasien mengatakan biasa makan bubur dengan sayur dan lauk pauk
habis setengah porsi, Pasien mengatakan biasa makan 3x sehari, pasien mengatakan tidak
terlalu suka minum air putih, minum air jika ingin saja, kurang lebih 600 ml dalam sehari
Saat pengkajian : Pasien mengatakan baru makan bubur 2x dan habis setengah porsi dan
minum kurang lebih 300 ml air putih.
3. Eliminasi
Seblum pengkajian : Pasien mengatakan jarang BAB hanya 1x sehari dengan konsistensi
padat, tidak ada darah dan lender, warna peses kuning. Pasien mengatakan sering BAK
kurang lebih 8x sehari dengan jumlah kramg lebih 300cc Sekali BAK.
Saat pengkajian : Pasien mengatakan belum BAB dari pagi dan BAK 3x dari pagi dengan
jumlah kurang lebih 300cc
4. Gerak dan aktifitas
Seblum pengkajian : Pasien mengatakan sehari hari biasa membantu masak dirumahnya
Saat pengkajian : Pasien mengatakan tidak bisa membantu masak lagi, namun masih bisa
melakukan ADL secara mandiri
5. Istirahat dan tidur
Seblum pengkajian : Pasien mengatakan biasa tidur 9-10 jam/hari, biasa tidur siang kurang
lebih 1 jam sehari
saat pengkajian : Pasien mengatakan Sulit tidur di malam hari, tidur tidak nyenyak, pasien
mengatakan tidak bisa tidur karna suasana ruangan yang rame.
6. Kebersihan diri
Seblum pengkajian : Pasien mengatakan biasa mandi 1x sehari dengan sabun dan air hangat,
mencuci rambut 1x sehari dan jarang menggosok gigi.
Saat pengkajian : Pasien mengatakan belum mandi dari kamarin, kuku pasien tampak kotor
7. Spengaturan suhu tubuh
Seblum & Saat pengkajian : Pasien mengatakan tidak merasa panas
8. Rasa nyaman
Seblum pengkajian : Pasien mengatakan merasa nyaman dengan tubuhnya
Saat pengkajian : Pasien mengatakan nyeri di epigastrium, nyeri terasa saat berbaring dan
sehabis makan, sekala nyeri 2 dari 0-10 skala nyeri yang diberikan.
9. Rasa aman
Seblum & Saat pengkajian : Pasien mengatakan tidak merasakan kecemasan
10. Data social
Hubungan pasien dengan keluarga tampak harmonis, begitu juga hubungan pasien dengan
perawat dan pasien lain tampak harmonis
kebersihan : bersih
Atas : tidak ada luka dan edema, terpasang infuse dilengan kiri
Bawah : tidak ada luka dan edema
444
444
444
444
E. Pemeriksaan Penunjang
Hasil pemeriksaan kimia klinik tangal 30 desember 2011
Parameter
Hasil
Gula darah sewaktu
56 mg %
ANALISA DATA
No Data
1
Pasien mengeluh tidak bisa tidur, kepala
pusing, dan mual.
2
Pasien mengeluh lemah, letargi, lingkaran
hitam di sekitar mata, konjungtiva
kemerahan, kelopak mata bengkak,
Normal
75-115 mg%
Masalah
Gangguan kualitas tidur
Kuantitas tidur yang kurang
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.
Gangguan pola tidur: kurang dari kebutuhan tubuh b/d nyeri perut yang terus menerus.
2.
Kurangnya pengetahuan tentang pengobatan b.d keterbatasan kognitif, interpretasi yang
salah tentang informasi.
3. PERENCANAAN
Rencana Keperawatan Pada Pasien AS Dengan Gangguan Pola Tidur Di Rumah Sakit
Stikes Bali Pada Tanggal 30 Desember 2011
No Hari/Tgl/jam Diagnosa
Tujuan dan
Intervensi
Rasional
criteria hasil
1
Senin, 30
Gangguan
Setelah diberikan 1. Dikaji rutinitas
Tidur juga di
Desember
pola tidur:
asuhan
tidur yang biasa
pengaruhi oleh
2011
kurang dari keperawatan 2 x
dilakukan klien,
factor- factor
Pukul 9.00
PM
kebutuhan
tubuh b/d
nyeri perut
yang terus
menerus.
24 jam
diharapkan pasien
bisa tidur
nyenyak
dengan kriteria
hasil : nyeri
berkurang
Senin, 20
Desember
2011
Pukul 9 .00
AM
Gangguan
pola tidur:
kurang dari
kebutuhan
tubuh b/d
nyeri perut
yang terus
menerus.
Menggambarkan
faktor yang
mencegah atau
menghambat
tidur.
Gengan criteria
hasil : nyeri
berkurang,
mengetahui
masalah spesifik
klien.
1. Dipertahankan
jadual harian yang
konsisten untuk
bangun, tidur dan
istirahat.
2. Diupayakan
mengonsumsi
kudapan yang kaya
L-triptofan (mis;
susu,kacang)
menjelang tidur.
Dapat
menyebabkan
pusing dan
mual jika tidur
kekurangn.
4. Pelaksanaa
Pelaksanaan Keperawatan Pada Pasien AS Dengan Gangguan Pola Tidur Di Rumah
Sakit Stikes Bali Pada Tanggal 30 Desember 2011
No Hari/tgl/jam Diagnosa
Tindakan Keperawatan Evaluasi
Paraf
1
Gangguan
1. Mengkaji rutinitas
pola tidur:
tidur yang biasa
kurang dari
dilakukan klien, keluarga
kebutuhan
atau orang tua- jam,
tubuh b/d
praktik hygiene, ritual
nyeri perut
yang terus
menerus.
(membaca, bermain)-dan
patuhi
semaksimalmungkin
2. Menganjurkan atau
berikan perawatan
petang hari misalnya :
personal hygen, linen
dan baju tidur yang
bersih
3. Menggunakan alat
bantu tidur (mis; air
hangat untuk mandi,
bahan bacaan,pijatan di
punggung,susu, music
yang lembut, dll).
Gangguan
pola tidur:
kurang dari
kebutuhan
tubuh b/d
nyeri perut
yang terus
1. Mempertahankan
jadual harian yang
konsisten untuk bangun,
tidur dan istirahat.
2. Mengupayakan
mengonsumsi kudapan
yang kaya L-triptofan
(mis; susu,kacang)
menjelang tidur.
5. Evaluasi
Hari/Tgl/Jam
Jumat/ 6
Januari 2012
Dx Keperawatan
Jalan nafas tidak efektif
Evaluasi
S:
Pasien mengatakan
sudah bisa mengeluarkan
dahak tapi sedikit
Pasien mengatakan
masih kesulitan dalam
bernapas
O:
- Pasien batuk
Paraf
Hipertermi
P:
Lanjutkan intervensi 1 6
S:
Pasien mengatakan masih
kesulitan bernapas namun
sudah lebih ringan
O:
Pasien tampak tidak tersengalsengal
Ronchii (-)
Masih menggunakan otot
bantu napas
Pasien masih bernapas dengn
cuping hidung
A:
Tujuan 1 dan 2 teratasi. Tujuan
3&4 belum teratasi. Masalah
gangguan pertukaran gas
teratasi sebagian.
P:
Lanjutkan intervensi 1 - 6
S:
Pasien merasa suhu tubuhnya
masih tinggi
O:
Setelah dikaji suhu pasien
380C
A:
Tujuan no.1 belum teratasi.
Masalah hipertermi belum
teratasi
P:
Lanjutkan intervensi kecuali
no.3 & no.4
Hari/Tgl/Jam
Jumat/ 6
Januari 2012
Dx Keperawatan
Jalan nafas tidak efektif
Evaluasi
S:
Pasien mengatakan
sudah bisa mengeluarkan
dahak
Pasien mengatakan bisa
bernapas dengan biasa
O:
- Pasien tidak nampak batuk
- Pasien tidak terlihat sesak
-Pasien bisa mengeluarkan
dahak
A:
Tujuan 1,2 &3 tercapai.
Masalah bersihan jalan napas
teratasi sepenuhnya
P:
Hentikan intervensi
S:
Pasien mengatakan bisa
bernapas biasa
O:
Ronchi (-)
expansi thorax (-)
otot bantu (-)
Pasien bernapas dengan hidung
tanpa tersengal-sengal
A:
Tujuan 1,2,3 &4 teratasi.
Masalah gangguan pertukaran
Paraf
Hipertermi
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito,Lynda Jual.2001.Buku Saku Diagnosa Keperawatan edisi8.Jakarta:EGC.
Carpenito, Lynda Juall.2000.Diagnosa Keperawatan Aplikasi pada Praktis klinis edisi 6.
Jakarta.EGC
Doengoes, Marilynn E, dkk.2000.Rencana Asuhan Keperawatan.Jakarta:EGC.
Mansjoer, Arif, dkk.2001.Kapita Selekta Kedokteran.Jakarta:Media Aeculapius FKUI.
Kim, Mi Ja.1995.Diagnosa Keperawatan edisi 5.Jakarta:EGC
Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia.2006.Panduan Pelayanan
Medik.Jakarta:PBPAPDI.
Price, Sylvia A, dkk.2006.Patofisiologi volume 1.Jakarta:EGC.
Soedarto.2002.Sinopsis Klinis Penyebab, Gejala Klinis Diagnosa Banding, Diagnosa
Laboratoris dan Terapi.Surabaya:Airlangga.University Press.
Suyono, Slamet, dkk.2001.Ilmu Penyakit Dalam jilid 1 edisi ketiga.Jakarta:Balai Penerbit
FKUI
http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/2120652-definisi-tindakan-intervensikeperawatan/#ixzz1iDdfsRLl
http://syehaceh.wordpress.com/2010/03/09/tahap-implementasi-kepera