Anda di halaman 1dari 51

MAKALAH

“KEPERAWATAN KRITIS”

“SISTEM KARDIOVASKULER DAN SISTEM PERKEMIHAN”

OLEH :

KELOMPOK II (B)

1. KARLIN IMANUELLE LEIHITU


2. KOCE SELVANA WEMAY
3. MARVY JULIO LETWORY
4. SALGRIEN BETOKY
5. MARTHA BERASA
6. JULIUS M KORBUA
7. JUAN TAPAR
8. JANDRI SUMAH
9. JUAN BEATIMUATA
10. MARTINUS TALAKU

UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA MALUKU


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KESEHATAN
AMBON 2020

7
DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

DAFTAR GAMBAR

BAB I KASUS BAYANGAN

A. KASUS SISTEM KARDIOVASKULER


B. KASUS SISTEM PERKEMIHAN

BAB II HASIL PENELITIAN

1. ANALISA PICO JURNAL SISTEM KARDIOVASKULER


A. JURNAL 1
B. JURNAL 2
C. JURNAL 3
D. JURNAL 4
E. JURNAL 5
2. ANALISA PICO JURNAL SISTEM PERKEMIHAN
A. JURNAL 1
B. JURNAL 2
C. JURNAL 3
D. JURNAL 4
E. JURNAL 5

BAB III PENUTUP

A. . KESIMPULAN

LAMPIRAN JURNAL

8
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas terselesaikannya makalah ini.
Makalah yang masih perlu dikembangkan lebih jauh ini diharapkan dapat memberikan manfaat
bagi semua pihak yang membacanya.

Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi salah satu tugas mata kuliah “KEPERAWATAN
KRITIS” pada prodi S1 Keperawatan di Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Kristen
Indonesia Maluku.

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Ibu selaku dosen pengampuh mata kuliah
Keperawatan Kritis kami menyadari bahwa makalah ini masih memiliki kekurangan, oleh
karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun terutama dari ibu dan
teman-teman.

Ambon,21 juli 2020

Tim penyusun

9
BAB I

KASUS BAYANGAN

1. Kasus sistem kardiovaskuler

KASUS :

Ny. M (47 Tahun) dirawat diruang Intermis RSUD Haulussy dengan BB 61 kg, TB 158 cm,
dengan keluhan pusing kepala dan lemas badannya, TD 170/110 mmHg, nadi 66x/ menit, RR
25x/ menit, S 360C. Keluarga pasien mengatakan pasien pagi-pagi sudah berangkat kerja,
kemudian saat di jalan pasien jatuh dan tidak sadarkan diri. Kemudian pasien ditolong oleh
warga sekitar dibawa ke rumah sakit. Keluarga pasien juga mengatakan pasien mempunyai
riwayat hipertensi, tidak pernah mengalami kecelakaan, tidak memiliki alergi makanan ataupun
obat-obatan.

I. PENGKAJIAN
A. Identitas
1. Identitas klien
Nama : Ny. M
Umur : 47 th
Pendidikan terakhir : S1
Agama : Kristen
Suku : Indonesia
Status perkawinan : Kawin
Alamat : Bentas
Pekerjaan : Pegawai negeri
Diagnosa medis : SH (ICH)
Tanggal masuk : 19-7-2020
BB : 61 kg
TB : 158 cm
2. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn. F
Umur : 48 th
Pendidikan terakhir : S1
Agama : Kristen
Suku : Indonesia
10
Hub. dengan klien : Suami
Pekerjaan : Guru
Alamat : Bentas
B. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan utama
Pasien mengatakan pusing kepala dan lemas badannya
GCS : E:4, M:6, V:2.
2. Riwayat kesehatan saat ini
Keluarga pasien mengatakan pasien pagi-pagi pergi naik sepeda, sesudah dijalan pasien
gemeteran tangannya lalu lemas kemudian pasien jatuh dan tidak sadarkan diri lalu pasien di
tolong warga sekitar dibawa ke RSUD Haulussy untuk mendapatkan perawatan yang lebih
intensif.
3. Riwayat kesehatan masa lalu
Keluarga mengatakan pasien mempunyai riwayat hipertensi, keluarga pasien juga mengatakan
Ny. M tidak pernah mengalami kecelakaan dan tidak mempunyai alergi makanan dan obat-
obatan.
4. Riwayat kesehatan keluarga
Suami pasien mengatakan di dalam keluarga tidak mempunyai riwayat penyakit keturunan dan
menurun.
Genogram

Keterangan :

= Perempuan

= Laki-Laki

= Pasien

= Meninggal

11
= Tinggal dalam satu rumah

= Menikah

C. Analisa dan Pengkajian


1. TTV
Tekanan Darah : 170/110 mmHg
Nadi : 66x/ menit
RR : 25x/ menit
Suhu : 360C
2. Wajah
Do : Pasien terlihat bersih, simetris dan tidak ada edema pada wajah.
3. Kepala
Ds : -
Do : Bentuk kepala mesochepal, penyebaran rambut merata, warna rambut hitam panjang tidak
ada ketombe dan tidak berbau dan tidak ada lesi, rambut tidak mudah rontok tidak mudah
dicabut.
4. Mata
Ds :-
Do : Sklera tidak ikterik, konjungtiva tidak anemis simetris, fungsi penglihatan baik tidak
menggunakan alat bantu penglihatan pupil isekor 2 mm.
5. Telinga
Ds :-
Do : Telinga pasien simetris antara kiri dan kanan, tidak terdapat infeksi telinga bagian dalam
bersih dan tidak ada lesi tidak ada massa dan cairan pada telinga, tidak menggunakan alat bantu
pendengaran.
6. Hidung
Ds : -
Do : Hidung pasien terpasang O2 nessa kanul 3 liter dan selang NGT hidung simetris antara kiri
dan kanan, bersih tidak terjadi pembesaran polip, tidak ada darah dan cairan yang keluar.
7. Mulut
Ds :-
Do : Trakea tidak bergeser ke kanan atau ke kiri, tidak ada massa
8. Lambung
Ds : -

12
Do : Tidak terjadi pembesaran tyroid dan getah bening, tidak ada pembesaran pada tekanan
CPV.
9. Jantung
I : Taktil premitus tidak 13nfuse
P : Tidak ada pembesaran jantung
P : Redup
A : S1 dan S2 reguler
10. Paru-paru
Ds : -
Do :
- RR 25x/menit, kedalaman dangkal, irama irregular, simetris kanan & kiri, terdapat suara
tambahan wheezing, taktil fremitus simetris, pasien tampak kesusahan bernafas, sedikit ada
penumpukan sputum.
11. Abdomen
Ds : -
Do :
- Tampak tidak ada pembesaran abdomen, tidak ada lesi/luka, tidak ada massa/hernia.
- Auskultasi peristaltic usus 13x/menit.
- Tidak ada nyeri tekan.
- Perkusi timpani.
12. Genetalia
Ds : -
Do : Terpasang kateter pada ganetelia tidak terjadi perubahan pada kandung kemih,
13. Anus
Ds :-
Do : Anus pasien bersih, tidak ada hemoroid, lesi dan massa.
14. Ekstremitas
Ds :
Do : Pada ekstrimitas atas dan bawah tidak terjadi fraktur, edema, sikap mencoba untuk
bergerak, tidak mampu untuk berjalan, kemampuan pergerakan sendinya berkurang, kekuatan
otot, dan ditangan sebelah kiri terpasang 13nfuse.
Kekuatan otot 0 5
3 5
15. Kulit
Ds : -
13
Do : Kulit pasien bersih, warna sawo matang, tidak ada sianosis tidak ada lesi.
16. Kuku
Ds : -
Do : Kuku pasien terlihat agak panjang dan sedikit kotor
17. Persyarafan
Ds : -
Do : Paralisis → pasien sadar, latergi an bahasa → pasien 14nfuse sadar fungsi saraf kranial (
Nervus cranial NC)
NC I : (Pembauan) = Pasien sadar pembauan baik
NC II : (Penglihatan) = Pasien sadar tetapi penglihatan sedikit lemah
NC III : (Gerakan bola mata keatas) : +
NC IV : (Gerakan bola mata kebawah) : +
NC V : (Ofalmik, maksila, mandibula) : +
NC VI : (Gerakan bola mata kalatenal) : +
NC VI : (Wajah simetris) wajah pasien simetris
NC VIII : (Pendengaran dan keseimbangan) Pendengaran baik dan keseimbangan kurang
NC IX : (Arkus faring, suara serak/ lemah menelan) Pasien mengalami lemah menelan
NC X : (Arkus faring, epiglotis, reflek muntah, fungsi menelan,suara sengau) terganggu
NC XI : (Mengalihkan kepala kearah berlawanan dan ditahan otot bahu) pasien belum mampu
mengalihkan kepala kearah berlawanan
NC XII : (Kekuatan lidah) kekuatan lidah pasien lemah.
18. Imunitas
Do : Tidak ada alergi obat, makanan dan lain-lain pada kulit

D. Data tambahan / pengkajian menurut gordon


1. Persepsi dan penanganan kesehatan
keadaan umum pasien tidak baik, keluarga pasien berharap pasien bisa cepat sembuh dan bisa
berkumpul seperti dulu, keluarga patuh dalam perawatan yang dijalani oleh pasien
2. Nutrisi metabolik
Pasien dilakukan pemasangan selang sonde, semua makanan dan obat oral dimasukan melalui
selang sonde, serta dilakukan pemasangan infus, untuk memenuhi kebutuhan cairan dan
elektrolit pada pasien nutrisi masuk 150 cc /3 jam.
3. Eliminasi
Do : Pasien BAB 1 hari sekali dan tidak diare, pasien terpasang kateter dan karakteristik urine
berwarna kuning dan bau khas amoniak
14
4. Aktivitas latihan
Pasien dianjurkan bedrest total jadi aktivitas dilakukan ditempat tidur semua.
5. Tidur istirahat
Pasien tidak dapat tidur dengan teratur 6-8 jam/hari istirahat pasien juga kurang.
6. Kognitif-persepsi
Pasien terlihat mendengar apa yang kita bicarakan tetapi tidak bisa membalas pembicaraan,
kemudian pasien terlihat kesakitan pada saat dimasukan obat melalui selang infus, proses
belajar pada pasien juga terganggu lebih sering tidak sadar.
7. Pola Aktivitas Dan Latihan
Aktivitas
Kemampuan 0 1 2 3 4
perawatan diri
Makan dan 4
Minum
Mandi 4
Toileting 2
Berpakaian 2
Berpindah 2

Keterangan:
0 : Mandiri
1 : Alat bantu
2 : Dibantu orang lain
3 : Dibantu orang lain dan alat
4 : tergantung total

8. Persepsi diri – Konsepsi diri


Pasien selalu berusaha menggerakan badan yang masih bisa digerakan.
9. Peran hubungan
Peran pasien sebagai ibu dan istri terganggu karena sakit, tetapi peran terhadap keluarga masih
baik.
10. Seksualitas – reproduksi
Pasien tidak dapat melakukan hubungan seks selama sakit.
11. Koping toleransi stress

15
Keluarga selalu memberikan dukungan kepada pasien agar mengurangi stress
12. Nilai kepercayaan
Pasien dan keluarga selalu berdoa dan keluarga juga selalu mendampinginya, keluarga percaya
tuhan, pasti ada hikmahnya dibalik semua ini.

ANALISA DATA

No Data Fokus Etiologi Masalah


Keperawatan
1 Ds : Pasien Stroke Hemaragik Gangguan perfusi
mengangguk saat serebral
ditanya pusing
Do : Tekanan Sistemik
- Pasien mengalami
penurunan kesadaran.
- Tekanan darah 170/110 Pendarahan

16
mmHg. Arachnoid/ventrikal
- Pasien mengalami
penurunan ketajaman
penglihatan PTIK/Herniaris serebral
- GCS = E4 M6V2

Suplai darah kejaringan serebral


tidak adekuat
2 Ds : - Stroke Hemoragik Gangguan mobilitas
Do : fisik
- Pasien mengalami Tekanan Sistemik
kelemahan pada
ekstrimitas kanan
- Hanya bisa beraktifitas Pendarahan
ditempat tidur Arachnoid/ventrikel
- Kemampuan
pergerakan sendi
terbatas Hematama serebral
- Kekuatan otot
0 5
3 5 Vasopasme arteri serebral/saraf
serebral

Iskemik/infark

Defisit neurologi

Hemister kiri

Hemiparase/plegi kanan

17
3 Ds : - Stroke Hemoragik Defisit perawatan
Do : diri
- Pasien tampak lemah
- Pasien tidak dapat Peningkatan Tekanan Sistemik
melakukan personal
hygiene sendiri karena
mengalami kelemahan Pendarahan
anggota gerak Arachnoid/ventrikel
- Seluruh aktifitas pasien
dibantu perawat
Hematama serebral

Vasoparhe anteri serebral/saraf


serebral

Iskemik/infark

18
Defisit neurologi

Hemistes kiri

hemiparase/plegi kanan

DIAGNOSA KEPERWATAN
1. Gangguan perfusi jaringan serebral b/d suplai darah kejaringan serebral tidak adekuat
2. Gangguan mobilitas fisik b/d kerusakan neuromuskuler
3. Defisit perawatan diri b/d imobilitas fisik

INTERVENSI

No Tujuan No Rencana tindakan Rasional TTD


pp px
1 19 Juli 2020 Jam I1. Kaji tingkat 1. Mengetahui keadaan
15.00 WIB setelah kesadaran pasien umum pasien
dilakukan tindakan 2. Monitor TTV pasien2. TTV dalam batas
keperawatan 1 x 24 3. Posisikan klien normal menunjukan
jam diharapkan refusi Supinasi perbaikan kondisi
jaringan otak dapat 4. Monitor adanya 3. Mengurangi

19
efektif kembali tanda-tanda PTIK terjadinya PTIK
dengan KH 5. Kolaborasi 4. Mengetahui keadaan
- TTV dalam batas pemberian obat- umum pasien
normal obatan. 5. Dapat digunakan
- Tingkat kesadaran untuk mencegah
membaik pendarahan serta
- Tidak ada tanda-tanda memperbaiki aliran
PTIK darah serebral
2 19 Juli 2020 jam II1. Monitor TTV 1. TTV menunjukan
15.00 WIB setelah 2. Kaji kemampuan perubahan kondisi
dilakukan tindakan pasien dalam 2. Mengetahui
keperawatan 1 x 24 Mobilisasi kemampuan
jam diharapkan pasien 3. Kaji kekuatan otot mobilisasi pasien
tidak mengalami pasien 3. Mengetahui kekuatan
gangguan mobilitas 4. Latih rentang gerak otot pasien
fisik dengan KH rom 4. Melatih pergerakan
- Nilai kekuatan otot 5. Ubah posisi pasien. otot agar tidak kaku
meningkat 5. Mencegah kekakuan
- Dapat menggerakan
Ekstremitas tangan
kanan dan kaki kanan
3 19 Juli 2020 jam III1. Kaji kemampuan 1. Melihat kemampuan
15.00 WIB setelah klien dalam klien dalam
dilakukan tindakan perawatan diri perawatan diri
keperawatan 1 x 24 2. Bantu klien dalam 2. Membantu memenuhi
jam diharapkan personal hygie kebutuhan personal
kebutuhan perawatan 3. Rapihkan tempat hygie klien
diri pasien terpenuhi tidur klien jika kotor3./ Menjaga kerapiahn
dengan KH berantakan klien
- Klien bersih dan rapih 4. Libatkan keluarga 4. Mengajarkan
- Dapat melakukan dalam melakukan keluarga melakukan
personal hygiene perawatan diri pasien perwatan diri ketika
sendiri dirumah

20
IMPLEMENTASI

No Hari/tgl No Tindakan Respon / hasil TTD


px
1 20 Juli 2020 I- Mengkaji tingkat Do : Tingkat kesadaran
kesadaran pasien pasien composmetis
GCS : E4 M6 V5

- Memonitor TTV Pasien Do : TD = 170/100 mmhg


N = 60x/ menit
RR = 23x/ menit
S = 36,50C

- Memposisikan klien
supinasi Do : pasien dalam posisi
supinasi
- Inj. piracetam 1gr
- Obat masuk
- Memonitor adanya tanda-
tanda PTIK
Do : Kelemahan
ekstremitas tangan kanan

21
2 20 Juli 2020 II- Memonitor TIV Do : TD = 160/100 mmhg
N = 57x/ menit
RR = 20x/ menit
S = 360 C
- Mengkaji kemampuan Do : Pasien mengalami
pasien dalam mobilisasi kelemahan ekstreminitas
tangan kanan
- Mengkaji kekuatan otot - Aktivitas hanya ditempat
pasien tidur
Do : Kekuatan otot
- Melatih gerak rom 0 5
3 5

- Mengubah posisi klien Do : Ekstremitas tangan


kanan mengalami
kelemahan

Do : Pasien posisi supinasi


pada tepi bed
3 20 Juli 2020 III- Mengkaji kemampuan Do : Pasien tampak lemah
klien dalam perawatan - Pasien masih belum bisa
diri melakukan PH

- Membantu klien dalam Do : Pasien tampak bersih


personal hygiene dibantu oleh keluarga dan
perawat.
- Merapikan tempat tidur
Do : Tempat tidur tampak
rapih dan bersih

22
EVALUASI

No Hari/tgl/jam Perkembangan TTD


Dx
1 Senin, 20 Juli S=
2020 O=
Jam 09.30 - Tingkat kesadaran composmetis
- GCS = E4 M6 V5
- TD = 160/100 mmHg
N = 57x/ menit
RR = 20x/ menit
S = 360 C
A = Masalah teratasi sebagian
P = Lanjutkan intervensi 1, 2, 3, 4
2 Senin, 20 Juli S=
2020 O=
Jam 09.30 - Pasien mengalami kelemahan ekstremitas tangan
sebelah kanan
- Gerakan terbatas, hanya tidur ditempat tidur
- Kekuatan otot 0 5
3 5
A = Masalah belum teratasi
P = Lanjutkan intervensi 1, 2, 3, 4
3 Senin, 20 Juli S=

23
2020 O = Pasien tampak lemah, tidak melakukan PH
Jam 09.30 sendiri. Seluruh aktivitas bergantung pada perawat dan
keluarga. Lemah ekstremitas kanan.
A = Masalah belum teratasi
P = Lanjutkan intervensi 1, 2, 3, 4

24
3. Kasus Sistem Perkemihan

ASUHAN KEPERAWATAN SISTEM PERKEMIHAN

1. PENGKAJIAN

1. Biodata

a. Identitas pasien

Nama : Tn. M

Umur : 22 tahun

Jenis : Laki-laki

Suku Bangsa : Jawa

Agama : Islam

Status Perkawinan : Tidak kawin

Pendidikan : SMP

Pekerjaan : Tidak bekerja

Alamat : Wonosalam Demak

Tanggal masuk : 27-02-2009

Tanggal Pengkajian : 29-02-2009

No Register : 5966716

Diagnosa medis : CKD Grade V

25
b. Penanggung Jawab

Nama :Nn.M

Umur : 25 tahun

Jenis Klamin : Perempuan

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Karyawati Home Industri

Hubungan dengan pasien : Kakak kandung

2. Riwayat Kesehatan

a . Keluhan Utama

Pasien mengeluh sesak nafas

b . Riwayat penyakit sekarang

Satu minggu yang lalu pada tanggal 27/02/2009 klien hanya ingin kontrol /

periksa penyakit yaitu gagal ginjal yang telah tiga tahun dialaminya di RSDK.

Klien mengatakan mengalami kekambuhan jika minum air terlalu banyak. Jika

kambuh pasien mengalami sesak nafas lamanya bisa sehari penuh, bila sesak

nafas yang bisa dilakukan oleh pasien dirumah yaitu dengan tidur di dekat kipas

angin sehingga udara lebih cepat masuk dan sesak berkurang. Selain itu pasien

juga mengalami bengkak pada tangan dan kakinya serta mengalami gangguan

dalam BAK, yaitu BAK tidak lancar, air kencing sedikit dan warna keruh.

Karena pada saat periksa keadaan pasien dalam kondisi memburuk sehingga

dokter memutuskan untuk rawat inap.

26
c . Riwayat Perawatan dan Kesehatan Dahulu

Klien mengatakan pernah melakukan perawatan di rumah sakit berkali-kali

terakhir saat ini dirawat di RSDK. Selama ini pasien masih sering kambuh

walaupun sudah berkali-kali dirawat di rumah sakit.

d . Riwayat kesehatan keluarga

Klien mengatakan di keluarganya tidak ada keluarga yang mengalami sakit ginjal,

jantung dan hipertensi.

3. Pola Nutrisi

a. Pola Nutrisi Metabolik

Sebelum sakit : Pasien makan 3 kali sehari, makan habis 1 porsi

mengkonsumsi nasi, sayur, lauk, buah, nafsu makan baik, minum 3-4 gelas

perhari air putih.

Selama sakit : Pasien makan 3 kali sehari, porsi sedikit, tidak habis

1 porsi, habis 2-3 sendok makan. Minum 1 gelas belimbing, pasien merasakan

mual-mual sehingga nafsu makan pasien menurun.

b. Pola eliminasi

Sebelum sakit : Pasien BAB 1 kali perhari, warna kuning, konsistensi lunak. BAK

3-4 kali perhari, warna kuning jernih.

Selama sakit : Pasien BAB 1 kali per 3 hari , konsistensi agak

keras, BAK lewat selang kateter, jumlah urine dalam 24 jam adalah 35 cc, warna

keruh.

c. Pola Latihan dan Aktivitas

Sebelum sakit : Pasien mengatakan dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa

bantuan orang lain dan tidak ada gangguan rasa sakit.

Selama sakit : Pasien aktivitasnya dibantu keluarga, karena sesak napas pasien
27
kesulitan untuk melakukan aktivitas sehari- harinya selain itu pasien juga

mengeluh lemah, letih dan lesu.

d. Pola Istirahat dan Tidur

Sebelum sakit : Pasien tidur pada malam hari selama 7 jam.

Selama sakit : Pasien tidak bisa tidur karena sesak yang dialaminya.

28
e. Pola Persepsi Sensori dan Kognitif

Sebelum dan selama sakit daya ingat bagus, tidak ada keluhan nyeri maupun yang

berkenaan dengan kemampuan sensasi.

f. Pola Hubungan dengan Orang Lain

Sebelum dan selama sakit hubungan dengan orang lain baik, orang terdekat ibu

dan kakak.

g. Pola Reproduksi dan Seksual

Pasien mempunyai status belum nikah termasuk usia remaja dan tidak ada

gangguan dalam seksual.

h. Persepsi Diri dan Konsep Diri

Pasien merasa gelisah dan cemas, keluarga berusaha memberi dorongan kepada

pasien, supaya pasien cepat sembuh dan segera pulang ke rumah.

i. Pola Mekanisme Koping

Bila ada masalah pasien biasanya cenderung diam, tapi terkadang juga cerita

dengan ibu dan temannya. Dalam menghadapi penyakitnya pasien selalu optimis

dan percaya diri.

j. Pola Nilai dan Keyakinan

Pasien beragama islam, ibadah sholat 5 waktu tidak tentu, jika sholat berdoa

untuk kesembuhan penyakitnya.

4. Pemeriksaan Fisik

a. Keadaan umum : Sesak, gelisah.

b. Tingkat kesadaran : Apatis


c. TTV

TD : 170/130 mmHg

29
N : 80 kali/menit

RR : 30 kali/ menit

T : 37,50C

d. Kepala : Mesocephal, tidak ada luka

1) Rambut : Hitam, bersih.

2) Mata : Konjungtiva palpebra anemis.

3) Hidung : Bersih, ada pemakaian O2

4) Telinga : Kemampuan mendengarkan baik.

5) Mulut : Bibir pucat.

e. Leher dan Tenggorok

Trakea posisi di garis tengah,

Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, Tidak teraba

pembesaran kelenjar limfe Pembesaran JVP R+1

f. Dada dan Thorak

Dada simetris, tidak ada luka

Paru-paru : I : Simetris Statis Dinamis

Pa : Taktil Fremitus teraba kanan kiri

lemah

Pe : Redup

Au : SD Vesikular

Ronkhi basah

Jantung : I : Iktus cordis tak tampak

Pa : Iktus cordis teraba di IC VI linea mid

clavicula

Pe : Redup

30
Aa : Terdengar BJ 1 dan BJ 2 tidak terdapat bunyi tambahan

Abdomen :
I : Datar

Aa : Bising Usus (+), frekuensi 4x/menit

Pa : Tidak ada masa, tidak ada nyeri tekan

Pe : Timpani

g. Genital :

Terrpasang kateter tanggal 2-3-2009, tidak ada infeksi pada area pemasangan

kateter.

h. Ekstremitas

Kekuatan otot menurun, adanya edema pada kaki dan tangan, CRT lebih dari 3detik

i. Kulit

Kering bersisikma pada tangan dan kaki.

4. Pemeriksaan Penunjang

a. Hasil Rontgen Thorax COR:

• CTR tidak dapat dinilai

• Apeks jantung bergeser ke laterokauadal

Pulmo:

• Tampak bercak keturunan pada kedua pulmo

• Diafragma kanan setinggi kosta IX posterior

• Sinus kostofrenikus kanan kiri lancip

• Adanya cairan di rongga alveolus

Kesan :

Suspek kardiomegali (CV). Adanya cairan dalam pulmo.

b. Pemeriksaan USG

31
• Ginjal Kanan

Bentuk dan ukuran normal, batas kortiko meduler tampak tidak jelas, ekogenitas

parenkim hiperechoic, tak tampak batu pielokdiks tak melebar, tak tampak

penipisan korteks.

• Ginjal Kiri

Bentuk dan ukuran normal, batas kortiko meduler tampak tidak jelas, ekogenitas

parenkim hiperechoic, tak tampak batu, pielokaliks tak melebar, tak tampak

penipisan korteks.

• Vesika Urinaria

Dinding tak menebal, permukaan rata, tak tampak batu, tak tampak massa.

Kesan :

Gambaran proses kronis kedua ginjal

5. Diet yang diperoleh Uremia 170

kkal Protein 0,6 hd / Kg BB

Rendah garam

6. Therapi

O2 3 lt

Injeksi lasix kurang lebih 3x2 Ampul Injeksi

nitrocyn 20 gr dinaikkan perlahan Hemobion 2x1

(250mg) per oral

32
5. Analisis Data
No DATA DS DAN DO ETIOLOGI MASALAH
1 1. DS : Kelebihan volume Pola nafas tidak
Pasien mengatakan cairan efektif
sesak napas DO :
TD : 170/130 mmHg
N : 80
kali/menit Cairan masuk ke
paru
RR : 30
kali/ menit
T : 37,50C
Bibir pucat
Edema paru
Hasil pemeriksaan
fisik paru : I :
Simetris Statis
Dinamis
Pa : Taktil Fremitus
teraba kanan kiri
lemah
Pe : Redup
Au : SD Vesikular
Ronkhi
basah Hasil
rontgen Pulmo :
Adanya cairan di
rongga alveolus

2. DS :
2 Sekresi eritropoetin Gangguan perfusi
Pasien mengeluh menurun jaringan perifer
lemah, letih, lesu
DO :
TD : 170/130 mmHg Produksi eritrosit
menurun
N : 80
kali/menit
Bibir
pucat
Konjungtiva palpebra Suplai O2
anemis kejaringan menurun
CRT pada ekstremitas
atas dan bawah lebih
Gangguan perfusi
dari 3 detik jaringan
Hemoglobin 8.4 g/dl
(Low) Hematokrit
26.4% (Law)

Eritrosit 3.5 juta/mmk


(Law) PO2 82 (Law

3. Diagnosa Keperawatan
a. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan edema paru.
b. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan suplai O2 kejaringan menurun.
4. Intervensi keperawatan

No Waktu Tujuan dan Rencana Rasional


dx kriteria hasil
1. 2 Maret Tujuan: Pola a. Auskultasi bunyi a. Menyatakan
2009 nafas nafas, catat adanya adanya
kembali crakles pengumpulan
normal / b. Ajarkan pasien sekret
stabil batuk efektif dan b. Membersihkan jalan
Kriteria nafas dalam nafas dan memudahkan
Hasil : pasien c. Atur posisi aliran O2
tidak senyaman mungkin c. Mencegah terjadinya
mengalami d. Batasi sesak nafas
dispnea untuk d. Mencegah sesak
beraktivitas atau hipoksia
e. Anjurkan diit hipertonis
e. Mengurangi edema paru

f. Perfusi jaringan adekuat


f. Colaborasi
2. Tujuan : pemberian O2 a. Mengetahui penyebab
Perfusi a. Selidiki adanya
b. Edema merupakan
jaringan tanda anemis
penyebab
adekuat b. Observasi
c. Meningkatkan
adanya edema
Kriteria hasil : sirkulasi perifer
ekstremitas
CRT
c. Dorong latihan
kurang dari
2 detik aktif dengan
rentang gerak e. Meningkatkan suplai O2
sesuai toleransi
d. Kolaborasi pemberian
O2
5. Implementasi keperawatan

No Waktu Implementasi Respon


Dx
1. 02/03/2009 a. Mengobservasi pola nafas S :-
klien,
14.20 mencatat frekuensi pernafasan O : RR=30x/menit
14.30 b. Mengkaji keluhan sesak nafas S :Tn. M mengeluh sesak
yang dirasakan klien nafas
O :Pasien gelisah
14.45 c. Memberikan posisi yang S : Pasien mengatakan
nyaman lebih
untuk pasien, yaitu posisi nyaman tapi masih sesak
setengah
duduk dan memberikan O2 3lt O : Pasien lebih tenang

2. 14.25 a. Mengkaji keluhan pasien S : Pasien megatakan


tentang
adanya lemah, letih, lesu lemah, letih, dan lesu
O:-
14.35 b. Mengobservasi CRT, edema S : -
dan
ada tidaknya tanda gejala anemis O: Bibir pucat
Konjungtiva palpebra
anemis
CRT pada ekstremitas
atas
dan bawah lebih dari 3
detik, edema (+)
15.30 c. Memeriksa hasil laboratorium S : -
O : Hemoglobin 8.4 g/dl
(Low)
6. Evaluasi keperawatan

1 02/03/09 Pola nafas S : Pasien masih mengeluh masih


tidak
sesak O : Pasien gelisah
20.00 Efektif
RR: 30x/menit
A : Masalah belum
teratasi P : Lanjutkan
intervensi
Berikan posisi yang nyaman
Batasi cairan untuk mengurangi edema
paru
2. 20.15 Gangguan
Kolaborasi pemberian
perfusi
jaringan O2 3 lt S : Pasien
mengatakan lemah
O : Bibir pucat
Konjungtiva palpebra anemis
CRT pada ekstremitas labih 3
detik A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
Pantau tanda vital
BAB II
HASIL PENELITIAN

A. Jurnal 1 Sistem Kardiovaskuler

ANALISA PICO

“Pengaruh Terapi Contrast Bath (Rendam Air Hangat Dan Air Dingin) Terhadap Edema Kaki
Pada Pasien Penyakit Gagal Jantung Kongestif”

Oleh :

1) I Ketut Agus Hida Purwadi

2) Gipta Galih W

3) Dewi Puspita

P
(Problem) Masalah yang ada di jurnal ini adalah mengenai Edema (bengkak) yang
merupakan salah satu manifestasi klinis dari penyakit gagal jantung
kongestif karena penumpukan cairan pada exstremitas maupun pada
organ dalam tubuh. Studi yang dilakukan adalah quasy experiment
dengan pendekatan non equivalen control group design pada 18 pasien
gagal jantung kongestif yang mengalami edema kaki di RSUD Ungaran,
RSUD Ambarawa, RSUD Kota Salatiga Dan RSUD Tugurejo Provinsi
Jawa Tengah.

Fokus penatalaksanaan yaitu untuk mengatasi edema kaki dengan terapi


I contrats bath (rendam air hangat dan air dingin). Contrast bath merupakan
perawatan dengan rendam kaki sebatas betis secara bergantian dengan
(Intervensi)
menggunakan air hangat dan dilanjutkan dengan air dingin, dimana suhu dari
air hangat antara 36,6 – 43,3°C dan suhu air dingin antara 10 – 20 °C
(Sabelman, 2004). Dengan merendam kaki yang edema dengan terapi ini
akan mengurangi tekanan hidrostatik intra vena yang menimbulkan
pembesaran cairan plasma ke dalam ruang interstisium dan cairan yang
berada di intertisium akan kembali ke vena sehingga edema dapat berkurang.

C
Selanjutnya, didalam jurnal ini tidak terdapat penatalaksanaan
(Comparation)
pembanding untuk pasien gagal janung kongestif.

Nilai rata – rata pada edema kaki pada pasien penderita penyakit gagal
jantung kongestif pada kelompok perlakuan pretest adalah 6,11 mm dan
posttest adalah 3,44 mm, sedangkan nilai rata – rata pada edema kaki pada
O pasien penderita penyakit gagal jantung kongestif pada kelompok kontrol
pretest adalah 5,78 mm dan posttest adalah 5,00 mm. Sehingga dapat
(Outcome)
disimpulkan bahwa ada pengaruh terapi contrast bath terhadap edema

kaki pada pasien penderita penyakit gagal jantung kongestif pada kelompok
control maupun kelompok perlakuan di RSUD Ungaran, RSUD Ambarawa,
RSUD Kota Salatiga dan RSUD Tugurejo Provinsi Jawa Tengah.
B. Jurnal 2 Sistem Kardiovaskuler

ANALISA PICO

“Pengaruh Pijat Punggung terhadap Skor Kelelahan Pasien Gagal Jantung”


Oleh :

1) Bambang Aditya Nugraha

2) Sari Fatimah

3) Titis Kurniawan

Masalah yang ada di jurnal ini adalah mengenai kelelahan merupakan


P
salah satu masalah serius pada pasien dengan gagal jantung karena dapat
(Problem)
menurunkan produktivitas dan meningkatkan angka kesakitan. Penelitian
quasi experiment ini menggunakan rancangan one group pretest and
postest dengan melibatkan 30 pasien gagal jantung yang diambil secara
consecutive sampling. Kelelahan pasien gagal jantung dikumpulkan
menggunakan Functional Assessment of Chronic Illness Therapy
(FACIT) skala kelelahan. Data dianalisis secara deskriptif dan uji
inferensial dilakukan menggunakan paired t test.

Pijat punggung merupakan salah satu intervensi yang berpotensi efektif


I mengatasi kelelahan dan relatif sederhana, mudah dan murah dalam
pengaplikasiannya. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi
(Intervensi)
pengaruh pijat punggung terhadap skor kelelahan pasien gagal jantung di
RSU dr. Slamet Garut.

C
Selanjutnya tidak ada penatalaksanaan pembanding pada jurnal ini.
(Comparation)
Terdapat pengaruh pijat punggung terhadap penurunan skor kelelahan
O
pada pasien gagal jantung di RSUD dr. Slamet Garut.
(Outcome)
C. Jurnal 3 Sistem Kardiovaskuler

ANALISA PICO

“Terapi Relaksasi untuk Menurunkan Tekanan Darah dan Meningkatkan Kualitas Hidup
Penderita Hipertensi”
Oleh :

Indahria Sulistyarini

Masalah yang ada di jurnal ini adalah mengenai pengaruh pelatihan


P
relaksasi pada tekanan darah dan kualitas hidup di antara pasien dengan
(Problem)
hipertensi. Metode eksperimental yang digunakan adalah desain
kelompok kontrol pra-postes. Data dianalisis dengan menggunakan
desain campuran anava dan sampel t-test independen diikuti oleh analisis
kovarians untuk menguji perbedaan rata-rata tekanan darah sistolik dan
diastolik antara kelompok perlakuan baik kelompok eksperimen maupun
kelompok kontrol.

Fokus penatalaksanaan dalam penelitian ini, peneliti mencoba untuk


I menawarkan alternatif terapi lainnya berupa pelatihan relaksasi. Terapi
relaksasi di sini tidak dimaksudkan untuk mengganti terapi obat yang
(Intervensi)
selama ini digunakan penderita hipertensi, terapi ini hanya membantu
untuk menimbulkan rasa nyaman atau relaks. Dalam keadaan relaks,
tubuh melalui otak akan memproduksi endorphrin yang berfungsi sebagai
analgesik alami tubuh dan dapat mereda-kan rasa nyeri (keluhan-keluhan
fisik). Hipotesis penelitian ini menyatakan bahwa ada pengaruh pelatihan
relaksasi terhadap tekanan darah dan kualitas hidup di antara pasien
dengan hipertensi.
C
Selanjutnya penatalaksanaan dalam jurnal ini juga disarankan agar
(Comparation)
penderita hipertensi tetap melakukan terapi pengobatan

Berdasarkan permasalahan dan anali-sis data yang dilakukan, maka dapat


disimpulkan bahwa relaksasi dapat menurunkan tekanan darah baik
sistolik mau-pun diastolik pada penderita hipertensi. Selanjutnya
O
penurunan tekanan darah mempengaruhi peningkatan kualitas hi-dup
penderita hipertensi yang ditunjuk-kan dengan berkurangnya keluhan-
(Outcome)
keluhan fisik seperti rasa nyeri di tengkuk dan kepala, meningkatnya
kemampuan individu dalam mengendalikan perasaannya serta
kemampuan dalam melakukan aktivitas fisik dan membantu penderita
dalam berinteraksi di dalam lingkungan-nya.
D. Jurnal 4 Sistem Kardiovaskuler

ANALISA PICO

“Terapi Tawa untuk Menurunkan Stres pada Penderita Hipertensi”


Oleh :

1) Sheni Desinta
2) Neila Ramdhani

Masalah yang ada di jurnal ini adalah Stres yang sering dikaitkan dengan
P tekanan darah tinggi. Hipertensi adalah kondisi fisik yang sering
(Problem) dihubungkan dengan stres atau tekanan negatif. Tekanan sebagai respons
psikologis, emosional, dan fisik terhadap masalah yang dianggap sebagai
beban karena mengancam kesejahteraannya. Karena stres berkaitan
dengan persepsi, selain perawatan medis, maka perlu bagi orang dengan
hipertensi juga menerima terapi non-farmakologi. Data dianalisis
menggunakan metode statistik non-parametrik. Hasil analisis
menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol subjek

Terapi tawa adalah salah satu cara untuk mencapai kondisi rileks.
I Tertawa merupakan paduan dari peningkatan sistem saraf simpatetik dan
juga penurunan kerja sistem saraf simpatetik. Terapi tawa dilakukan
(Intervensi)
dengan cara mengajak klien melakukan aktivitas terta-wa dengan
melibatkan perilaku dan gerakan tubuh yaitu dengan melakukan latihan
teknik tawa untuk memunculkan tertawa alami lewat perilakunya sendiri
tanpa adanya humor.
Tidak ada intervensi pembanding dalam jurnal ini.
C
(Comparation)

Penelitian ini memberikan rekomendasi terhadap pemanfaatan terapi tawa


membantu penderita hipertensi untuk terus menurunkan tekanan
darahnya. Terlepas dari keberhasilan terapi tawa dalam menurunkan
O tingkat stres dan tekanan darah subjek dengan hipertensi, penelitian ini
masih membutuhkan pengu-jian ulang dengan subjek sejenis yang lebih
(Outcome)
banyak mengingat jumlah subjek yang terlalu sedikit.
E. Jurnal 5 Sistem Kardiovaskuler

ANALISA PICO

“PENGARUH TERAPI MEDITASI TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH

PADA LANSIA YANG MENGALAMI HIPERTENSI”


Oleh :

1) Weddy Martin

2) Ponia Mardian

P
Masalah yang ada di jurnal ini adalah mengenai hipertensi yang
(Problem)
merupakan masalah yang dapat menyebabkan kematian termasuk

dalam kategori penyakit non-infeksi. Selain itu, hipertensi juga

merupakan faktor pencetus terjadinya jantung dan stroke. Salah

satu penyebab hipertensi adalah peningkatan stimulasi respon

stres neuron sismpatik yang berlebihan

Meditasi adalah cara untuk mengurangi respon stres den

I gan teknik relaksasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh


(Intervensi) meditasi untuk tekanan darah pada lansia menderita hipertensi. Penelitian
menggunakan studi pra-eksperiment dengan one group pretest-posttest desain
dengan 20 responden yang dipilih secara purposive sampling .
C
Penatalaksanaan farmakologis dan penerapan nonfarmakologis
(Comparation) diatas dapat terintegrasi dalam penatalaksanaan hipertensi yang

ketiga yaitu an konsep aktivitas perawatan diri pasien hipertensi

pada kehidupan sehari-hari. Hadibroto et al (2006) menyatakan

bahwa terapi nonfarmakologis lain yang dapat menurunkan

tekanan darah yaitu dengan menerapkan terapi komplementer

(Fuad, 2012). Terapi komplementer adalah terapi pelengkap dari

terapi konvensional untuk penyembuhan. Beberapa contoh terapi

komplementer keperawatan yang dapat diberikan untuk pasien

hipertensi yaitu; terapi herbal, musik, yoga, akupuntur. Tetapi

lansia mengatakan menggunakan terapi nonfarmakologis seperti;

terapi herbal menggunakan mentimun, air kelapa dan jus

mengkudu serta obat warung penghilang gejala hipertensi.

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh terapi


O
meditasi terhadap perubahan tekanan darah pada lansia yang mengalami
(Outcome) hipertensi.
A. Jurnal 1 Sistem Perkemihan

ANALISA PICO

“Intervensi Non Farmakologi terhadap Tingkat Stress Pasien Gagal Ginjal Kronik yang
Menjalani Hemodialisa”
Oleh :

1) Rokhyati

2) Meidiana Dwidiyanti

3) Sri Padmasari

Masalah yang ada di jurnal ini adalah mengenai keadaan ketergantungan


P
mesin dialisa seumur hidup dan penyesuaian diri terhadap kondisi sakit
(Problem)
menyebabkan perubahan kehidupan pasien hemodialisa yang memicu terjadinya
stres. Stres berasal dari keterbatasan aktifitas fisik, perubahan konsep diri, status
ekonomi, dan tingkat ketergantungan.

Intervensi Mindfulness dapat diterapkan untuk mengurangi masalah stres pada

I pasien, dapat meningkatkan kepatuhan pengobatan, kegiatan spiritual pasien,


membantu pasien mengenali masalah dan penyebab masalahnya. Perawat perlu
(Intervensi)
mengetahui penatalaksanaan intervensi non farmakologi untuk mengurangi
tingkat stres, bukan hanya menjalankan rutinitas pemasangan alat dan perawatan
saja.

C
Tidak ada intervensi pembanding dalam jurnal ini.
(Comparation)

Hasil berbagai penelitian menggambarkan bahwa perlunya perawat untuk


mengetahui penatalaksanaan intervensi non farmakologi untuk mengurangi
tingkat stres pada pasien yang menjalani terapi hemodialisa, bukan hanya
menjalankan rutinitas pemasangan alat dan melakukan perawatan saja. Oleh
O
karena itu, penting untuk diteliti tentang pengaruh intervensi keperawatan lain
yang lebih efektif dalam mengurangi atau menurunkan tingkat stres pasien
(Outcome)
Gagal Ginjal Kronis yang menjalani Haemodialisa untuk menambah alternatif
pilihan intervensi keperawatan yang dapat digunakan.
B. Jurnal 2 Sistem Perkemihan

ANALISA PICO

“Analisis Intervensi Pemberian Petroleum Jelly Pada Masalah Keperawatan Gangguan


Rasa Nyaman Pada Pasien Gagal Ginjal Kronis Dengan Pruritus Umum”
Oleh :
1) Denissa Faradita Aryani

2) Fadhilah Rizka Utami

Masalah yang ada di jurnal ini adalah mengenai Pruritus yang merupakan
P rasa gatal yang menimbulkan gangguan dan ketidaknyamanan dimana
(Problem) dapat muncul sesekali ataupun regular. Masalah keperawatan gangguan
rasa nyaman dan risiko kerusakan integritas kulit dapat ditemukan baik
dari respons subjektif pasien maupun temuan klinis objektif. Gatal dan
pruritus dapat ditemui pada pasien gagal ginjal kronis dengan dialysis
maupun tanpa dialysis. Metode penulisan yaitu analisis studi kasus pada
intervensi keperawatan yang dilakukan di pasien selama perawatan di
ruang rawat penyakit dalam. Evaluasi terhadap keefektifan tindakan
dinilai dari respon pasien terhadap rasa gatal dengan menggunakan Visual
Analogue Scale (VAS) serta pemeriksaaan kondisi kulit.

Keluhan gatal dari pruritus ini dapat dikurangi dengan pemberian


I
pelembab yang berfungsi untuk meningkatkan dan mempertahankan
(Intervensi)
hidrasi kulit. Tujuan studi kasus ini untuk menganalisis keefektifan
intervensi pemberian petroleum jelly untuk mengatasi masalah gangguan
rasa nyaman dan risiko kerusakan integritas kulit pada pasien gagal ginjal
kronik dengan pruritus.
Tidak ada intervensi pembanding dalam jurnal ini.
C
(Comparation)

Pemberian petroleum jelly (petrolum) dua kali sehari setalah mandi


O
dinilai cukup efektif dalam menurunkan keluhan gatal dari pruritus yang
(Outcome)
disebabkan penyakit sistemik seperti penyakit ginjal kronik. Hal ini
dibuktikan dengan perubahan status kondisi kulit, penurunan keluhan
gatal dan kulit bersisik, peningkatan rasa nyaman dan penurunan nilai
VAS.
C. Jurnal 3 Sistem Perkemihan

ANALISA PICO

“Pengaruh Terapi Relaksasi Spiritual terhadap Tingkat Stress Pasien Gagal Ginjal

Kronis yang Menjalani Hemodialisis”


Oleh :

1) Etik Dwi Ningsih

2) Indah Mukarromah

3) Athi’ Linda Yani

P Masalah yang ada di jurnal ini adalah mengenai stres yang dialami oleh
(Problem) pasien dengan gagal ginjal kronis yang menjalani hemodialisis dapat
memperburuk kondisi seseorang seperti ketidakpatuhan terhadap diet dan
modifikasi dan pengobatan cairan jika tidak ditangani dengan benar.
Metode pra eksperimental satu kelompok pre dan posttest design dengan
sampel 10 responden melalui teknik proporsional sampling. Variabel
independen adalah relaksasi spiritual dan variabel dependen tingkat stres.
Tingkat stres diukur dengan Instrumen HSS (skala stres hemodialisis) dan
relaksasi spiritual menggunakan Prosedur Operasi Standar.

Relaksasi spiritual adalah metode untuk mengurangi stres, upaya


I seseorang untuk mencapai keadaan santai melalui kepercayaan agama
(Intervensi)
spiritual. Tujuan penelitian, melihat efek relaksasi spiritual pada tingkat
stres pada pasien dengan gagal ginjal kronis yang menjalani hemodialisis.

Tidak ada intervensi pembanding dalam jurnal ini.


C
(Comparation)

Hasil penelitian menunjukan terlihat jelas pengaruh yang signifikan


pemberian relaksasi spiritual terhadap penurunan stres pasien gagal ginjal
O kronik yang menjalani hemodialisa. Pemberian relaksasi spiritual ini
mampu untuk memelihara kesehatan psikologi sehinga seseorang mempu
(Outcome)
memanajemen stres secara baik yang akan berpengaruh terhadap proses
penyembuhan penyakit kronis.
D. Jurnal 4 Sistem Perkemihan

ANALISA PICO

“Pengaruh Terapi Musik Klasik (Beethoven) terhadap Penurunan Kecemasan pada Pasien
yang Menjalani Hemodialisa dengan Gagal Ginjal Kronik di Rsud Dr. M Yunus
Bengkulu”
Oleh :

1) Liza Fitri Lina

2) Meri Susanti

3) Fatsiwi Nunik A

4) Haifa Wahyu

5) Dodi Efrisnal

Masalah yang ada di jurnal ini adalah mengenai penyakit ginjal kronik
P
(GGK) yang merupakan masalah kesehatan dunia dengan beban biaya
(Problem)
kesehatan yang tinggi. Tindakan yang dilakukan untuk penanganan GGK
adalah hemodialisa (Hd). Proses hemodialisa seringkali menimbulkan
kecemasan pada pasien. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif
yang menggunakan desain penelitian one group pra-test-posttest design.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien hemodialisa di RSUD
Dr. M Yunus Bengkulu.

Mengetahui pengaruh terapi musik klasik (beethoven) terhadap tingkat


I
kecemasan pada pasien Hemodialisa di RSUD Dr. M Yunus Bengkulu.
(Intervensi)

Tidak ada intervensi pembanding didalam jurnal ini.


C
(Comparation)
Proses berkurangnya kecemasan pada pasien hemodialisa yang
O
disebabkan oleh terapi musik klasik (Beethoven) dimulai dengan
(Outcome) rangsangan musik klasik yang didengar oleh pasien yang dapat
mengaktivasi jalur-jalur spesifik di dalam beberapa area otak, seperti
sistem limbik yang berhubungan dengan perilaku emosional. Dengan

mendengarkan musik, sistem limbik ini teraktivasi dan individu tersebut


pun menjadi rileks. Saat keadaan rileks inilah tekanan darah
menurun.cedera sekunder dapat dihindari dan dicegah serta diterapi.
E. Jurnal 5 Sistem Perkemihan

ANALISA PICO

“EFEKTIVITAS INOVASI INTERVENSI KEPERAWATAN MENGULUM ES BATU

TERHADAP SKALA HAUS PASIEN HEMODIALISIS”


Oleh :

1) Liza Fitri Lina

2) Haifa Wahyu
P Masalah yang ada di jurnal ini adalah mengenai pasien gagal
(Problem) ginjal kronik yang menjalani hemodialisis sering merasakan haus

akibat dari adanya program pembatasan cairan yang dianjurkan.

Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian kuantitatif

dengan pendekatan pre eksperimen menggunakan design one

group pre test and post test.

I Mengetahui Efektivitas Inovasi Intervensi Keperawatan Mengulum Es


(Intervensi) Batu terhadap penurunan skala haus pasien gagal ginjal kronik yang
menjalani hemodialisis Di RSUD dr. M. Yunus Bengkulu. Mengulum es
jeger merupakan salah satu terapi yang dapat digunakan untuk
mengurangi rasa haus/ mengurangi asupan cairan yang dirasakan oleh
pasien gagal ginjal kronik, dengan menggunakan potongan kecil es jeger
yang dibuat dengan air jeger 10 ml dan potongan es jeger dikulum atau
dimasukkan kedalam mulut sampai mencair dalam waktu 4 menit,
kandungan air didalam es jeger dapat memberikan sensasi dingin dimulut
dan air yang mencair di dalam mulut dapat mengurangi rasa haus yang
muncul dan kandungan Vit C yang terkandung di dalamnya bisa
sekaligus memberikan perawatan pada mulut.
C Tidak ada intervensi pembanding didalam jurnal ini.

(Comparation)

O Hasil penelitian yang dilakukan pada pasien gagal ginjal kronik yang
menjalani hemodialisis di RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu, dapat peneliti
(Outcome)
simpulkan sebagai berikut : skala rasa haus sebelum diberikan intervensi
mengulum es Jeger didapatkan sebagian besar mengalami rasa haus berat.
Dan ada pengaruh mengulum es Jeger terhadap penurunan rasa haus pada
pasien gagal ginjal kronis yang menjalani hemodialisis di RSUD Dr. M.
Yunus Bengkulu.

Anda mungkin juga menyukai