K DENGAN RECENT
STEMI INFERIOR DI ELANG I PUTRA RSUP DR. KARIADI
SEMARANG
DISUSUN
OLEH:
LYA TRI SUSYANTI
TATAK HERI KUSWANTO
AGUS ASNAN KHUNAEFI
ASWIN
ERVINA ADELIA UTAMI
TINJAUAN KASUS
I. PENGKAJIAN
Pengkajian dilakukan hari Jumat tanggal 12 Agustus 2022 di ruang Elang Putra LT 1
RSUP dr Kariadi Semarang secara autoanamnesa dan alloanamnesa
A. IDENTITAS
1. Identitas Pasien
Nama : Tn. K
Umur : 60 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Status : Kawin
Suku/Bangsa : Jawa / Indonesia
Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta
Pendidikan terakhir : Tamat SMP
Alamat : Kendal
No. Reg : 12196900
Tanggal MRS : 11 Agustus 2022, pukul 22.34 WIB
Masuk Rg. Elang I, Pa LT. 1 : 12 Agustus 2022, pukul 20.59 WIB
Diagnosa medis : recent stemi inferior onsite 3 minggu killip I timi
3/14 dengan recurrent chest pain CHF NYHA II
sampai III e.c CAD2VD
2. Identitas Penanggung jawab
Nama : Ny N
Umur : 38 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan terakhir : SMA
Pekerjaan : Karyawan Swasta
Alamat : Kendal
3
B. PENGKAJAN PASIEN
a. Keluhan utama :
Pasien keadaan umum pasien Lemah, Kesadaran Composmentis GCS
E4M6V5, klien mengatakan nyeri dada dan ngos- ngosan
P: Pasien mengatakan nyeri dada dan ngos- ngosan dirasakan saat aktivitas sedang
dan berkurang saat istirahat., nyeri semakin meningkat saat melakukan duduk, BAK<
BAB, dan mika/miki.
Q: Pasien mengatakan nyeri dada terasa seperti tertekan benda berat. Klien tampak
meringis kesakitan
R: Pasien mengatakan nyeri menyebar ke seluruh dada ke punggung belakang
S: Pasien mengatakan, skala nyeri VAS 3-4 (nyeri sedang)
T: Pasien mengatakan nyeri terasa hilang timbul, selama 2 menit.
b. Riwayat Penyakit Sekarang (RPS):
Pasien mengatakan riwayat pingsan 3 minggu yang lalu mendadak disertai
keringat dingin, lalu di rawat di RS tugurejo selama 5 hari, disana di katakan
serangan jantung.dan di rujuk ke RSDK untuk penangan lebih lanjut
c. Riwayat Penyakit Dahulu (RPD):
Pasien mengatakan memiliki riwayat penyakit hipertensi namun tidak
mengkonsumsi obat, aktivitas tetap dilakukan seperti biasa. Pasien mengatakan jika
merasa tidak enak badan hanya minum obat warung saja. Pasien mempunyai
kebiasaan merokok, sehari bisa menghabiskan kurang lebih 1 bungkus rokok. Klien
tidak memiliki alergi makanan dan obat-obatan.
Genogram:
Keterangan :
: laki – laki
: perempuan
: pasien
: meninggal
Pasien mengatakan tetap semangat untuk berbat agar segera sembuh, selama sakit
pasien tidak bekerja dan kebutuhan rumah tangga hanya di cukupi oleh istrinya.
8. Pola Hubungan-Peran
Pasien adalah kepala keluarga dengan 2 orang anak.
9. Pola Reproduksi dan Seksualitas
Pasien mengatakan tidak ada gangguan dalam masalah sexualnya sebelum dan
sesudah sakit jantung
10. pola toleransi terhadap stres-koping
Pasien mengatakan penyakitnya adalah ujian dari allah swt dia tetap semangat
berobat dan bertawakal. Pasien mengatakan keluarganya selalu memberikan dukungan
penuh untuk pengobatan pasien.
11. kajian pola sistem kepercayaan
Pasien beragama islam, sebelum sakit dia jarang solat sekarang dia rajin solat di
atas tempat tidur.
b. Tanda-tanda Vital
TD : 115 / 80 mmHg
HR : 53 x/ mnt
S : 36 o C
RR : 20 x/ mnt
6
a. Aktivitas
Personal higiene: membutuhkan bantuan sedang
i. DATA PENUNJANG
1. Pemeriksaan Laboratorium RSDK
11 Agustus 2022
PEMERIKSAAN HASIL SATUAN NILAI NORMAL
HEMATOLOGI
Hemoglobin 12,5 g/dL 13,2- 17,3 L
Hematokrit 39,4 % 32-62
Eritrosit 4,57 10’6/uL 4,4-5,9
MCV 86,2 pg 27.00-32.00
MCH 27,4 fL 76-96
9
b. Echo RS Tugurejo
Dilatasi LV
LVH eksentrik
RWMA (+), LVEF 44 %
Trivial MR
c. Hasil EKG
Pre PCI: EKG 11 Agustus 2022
12
Irama : regular
HR : 65 x menit
Axis : LAD
Gel P : normal
Interval PR : normal
Komplek QRS : normal
Q patologis : Lead II, III, AVF
T inverted : Lead II, III, AVF, V4,V5
ST elevasi di V1, V2, V3
Kesimpulan : infark di inferior
13
Post PCI
AM : normal
LM : normal
D1 : stenosis 95 % di proximal
PL : normal
15 agustus 2022
Pasien dilakukan tindakan PAC dan PCI 1 DES di RCA dengan baik
d. Therapi Medis
Nama obat Dosis/ rute Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl
frekwensi 12/8/22 13/8/22 14/8/202 15/8/22 16/8/22
2
Infus RL 10 8tpm Iv (01) (01) (01) (01) (01)
tpm
Obat PO extra
Aspilet 160 mg loading PO malam dan pagi 14 agustus 2022 jam 22.00 dan
15 agustus jam 08
Clopidogrel 300mg loading PO malam 14 agustus jam 22
Clopidogrel 150 mg loading PO pagi 15 agustus 2022 jam 08.00
3. ANALISA DATA
Prioritas masalah:
1. Nyeri Akut berhubungan dengan agen penyendera fisiologis : Iskemia
2. Resiko Penurunan Curah Jantung berhubungan dengan Perubahan Irama Jantung, Penururan
kontraktilitas
3. Risiko perdarahan berhubungan dengan efek agen farmakologis
Hari / Diagnose Keperawatan
No Intervensi
Tanggal Tujuan / kriteria
18
1 12 Setelah di lakukan tindakan 1x24 jam Tindakan :
Agustus tingkat nyeri menurun dengan kriteria Observasi
2022 hasil : 1. Identifikasi factor pencetus
Kemampuan menuntaskan aktivitas dan Pereda nyeri
meningkat (5) 2. Monitor kualitas nyeri (mis,
Keluhan nyeri menurun (5) terasa tajam, tumpul,
Meringis menurun (5) diremas0rema,
Gelisah menurun (5) ditimpabeban berat)
Kesulitan tidur menurun (5) 3. Monitor lokasi nyeri dan
Haemodinamik membaik (5) penyebaran nyeri
4. Monitor intensititas nyeri
dengan menggunaan skala
5. Monitor durasi dan
frekuensi nyeri
Terapeutik
6. Atur interval waktu
pemantauan sesuai dengan
kondisi pasien
7. Dokumentasi hasil
pemantauan
Edukasi
8. Jelaskan tujuan dan
prosedur pemantauan
9. Informasikan hasil
pemantauan, jika perlu
Implementasi Keperawatan
No Tgl/jam Implementasi Evaluasi Ttd
dx
1 12 Agustus L
2022
08.00 Memberikan terapi obat oral dan
08.10 injeksi S : Pasien mengatakan masih
08.20 Melakukan pengukuran TTV merasa nyeri di daerah dada kiri,
08.25 Mengkaji pola napas seperti tertindih,nyeri hilang
08.30 Monitor saturasi oksigen timbul, skalanya 3. Tapi dia
Menanyakan keluhan nyeri dada merasa lebih berkururang dari
09.00 - Mengkaji P,Q,R,S,T pada saat datang.
- Apa yang membuat pasien - Pasien mengatakan dia
sulit istirahat? mengalami kesulitan tidur
- Pasien menggunakan teknik saat di rumah sakit,sering
apa agar bisa beristirahat? terbangun
- Pasien mengatakan di rumah
10.00 - menjelaskan strategi biasanya jika sulit tidur ,dia
11.00 meredakan nyeri mendengarkan musik murotal
12.00 - mengajarkan teknik non- alquran
farmakologis untuk - Pasien mengatakan akan
13.00 mengurangi nyeri (teknik meminta keluarganya untuk
14.00 napas dalam) membawakan alatnya agar
- memberikan posisi semi dia biasa mendengarkan saat
fowler di rumah sakit
- menganjurkan pasien O :
mendengarkan musik murotal - Ku: Nampak sakit
alquran dengan headset sedang,akral hangat
- Memberikan terapi akupreuser - Pasien mampak meringis saat
nyeri muncul
- TD : 120/78 mmHg
- HR : 56x /mnt
- Spo2 : 98%
20
- RR : 21 x/mnt
- T: 36oC
Room Air
P : nyeri dada
Q:seperti tertindih
R: dada sebelah kiri
S: skala 3
T: hilang timbul
- Pasien nampak senang saat
perawat menginformaskan
cara mengurangi nyeri dan
pasien dapat mengulang cara
teknik napas dalam yang di
ajarkan oleh perawat
A:
4. Nyeri Akut berhubungan
dengan agen penyendera
fisiologis : Iskemia
P : lanjutkan intervensi
- Anjurkan untuk mengulang
teknik non-farmakologi
untuk mengurangi nyeri
- Ciptakan lingkungan yang
tenang(kebisingan)
- Menganjurkan untuk
menggunakan terapi musik
13 Agustus S : - Pasien mengatakan nyeri
2022 - Memberikan terapi obat dada tidak ada, badan lebih
08.00 - Melakukan rekam jantung enakan
08.15 12 lead
- Melakukan pengukuran - Pasien mnegatakan sesak
10.00 TTV napas sudah berkurang
A:
1. Penurunan curah jantung
belum teratasi
2. Nyeri akut teratasi
P:
Monitor EKG 12 sandapan
untuk perubahan ST dan T
3. Monitor Aritmia
(Kelainan irama dan
frekuensi)
4. Monitor elektrolit yang
dapat meningkatkan resiko
aritmia (misalnya, kalium
nagnesium serum)
5. Monitor enzim jantung
(misalnya, CK, CK-MB,
22
Troponin T, Troponoin I)
6. Monitor saturasi oksigen
7. Identifikasi stratifikasi
pada sindrom koroner akut
(Misalnya, Skor TIMI, Kilip,
Crusade)
8. Kolaborasi pemberian
obat
- TD : 117/63mmHg
- HR : 59 /mnt
- Spo2 : 98%
- RR : 20 x/mnt
- T: 36oC
Room Air
P : nyeri dada
Q:seperti tertindih
R: dada sebelah kiri
S: skala 3
T: hilang timbul
- Pasien nampak senang saat
perawat menginformaskan
cara mengurangi nyeri dan
pasien dapat mengulang cara
teknik napas dalam yang di
ajarkan oleh perawat
A:
5. Nyeri Akut berhubungan
dengan agen penyendera
fisiologis : Iskemia
P : lanjutkan intervensi
- Anjurkan untuk mengulang
teknik non-farmakologi
untuk mengurangi nyeri
- Ciptakan lingkungan yang
tenang(kebisingan)
- Menganjurkan untuk
menggunakan terapi musik
pada luka
3. Tidak ada Peningkatan
suhu kulit di sekitar luka
P:
1. Jelaksan tanda dan gejala
Infeksi
2. Ajarkan prossedur
perawatan luka secara
mandiri
3. Anjurkan mengkonsumsi
yang tinggi kalori dan
protein
PEMBAHASAN
27
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Narimani et al pada tahun 2018 memperlihatkan hasil
bahwa akupresure diberikan pada kelompok intervensi pada titik L14 terbukti signifikan dalam
mengurangi keluhan nyeri dada pada pasien dengan penyakit jantung.
Penatalaksanaan pada pasien terdiri dari management farmakologi tahap awal seperti
penggunaan obat-obat morfin, nitrat, aspirin kemudian untuk kasus ST Elevation Myocard
Infarct/STEMI menggunakan jenis pengobatan fibrinolysis/referfus. Selain itu juga perawat
melakukan terapi nonfarmakologi mandiri perawat seperti teknik distraksi dan relaksasi.
Tujuan terapi akupresure ini adalah untuk mengurangi nyeri dada pada pasien dengan
penyakit akut coronary sindrom yaitu dengan menggunakan teknik akupresure. Berdasarkan
latarbelakang yang telah dijelasakan diatas maka penulis ingin menerapkan terapi akuptresur
sebagai evidence based nursing untuk mengurangi nyeri dada pada pasien sindrom coroner
akut.
Nyeri merupakan suatu sensasi yang ditangkap oleh medulla spinalis kemudian diterima oleh
medulla oblongata dan diterjemahkan sebagai suatu sensasi yang tidak enak pada saraf
pusat yang dapat dijelaskan melalui suatu teori gate control. Dengan memberikan tekanan
fisik pada titik L14 pada permukaaan tubuh yang merupakan tempat sirkulasi energi dan
keseimbangan pada kasus gejala nyeri dapat meningkatkan kadar endofrin dalam darah
maupun sistemik, tetapi memiliki daerah tangkap yang berbeda, sehingga penggunanan titik
akupresur berbeda sesuai dengan organ yang akan dituju dan sesuai indikasi. Endofrin
merupakan opiat tubuh secara alami dihasilkan oleh kelenjar pituitary yang berguna untuk
mengurangi nyeri, mempengaruhi memori dan mood yang kemudian akan memberikan
perasaan relaks (Yam et al, 2018). Dalam penerapan teknik akupresur ini terjadi pelaporan
skala penurunan nyeri dada pada 7 responden dengan skor ratarata penurunan nyeri 2, ini
menunjukan bahwa akupresur mampu menurunkan skala nyeri dada pada pasien dengan
dengan kasus Acute Coronary Syndrome/ACS. Menurut beberapa hasil pembahasan dari 15
studi tentang terapi akupresur 12 studi terbukti secara signifikan mampu menurunkan nyeri
setelah pemberian terapi akupresur (You et al, 2017). Pada hasil penerapan terdapat 1
responden melaporkan tidak terjadi skala penurunan nyeri setelah dilakukan terapi akupresur.
Pada kasus ini pasien terdiagnosa STEMI dengan on site nyeri dada lebih dari 12 jam.
Menurut Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI) penatalaksanaa
terapi fibrinolitik IMA STE akut secara dini diberikan dalam waktu on site 12 jam sejak awitan
dapat mengembalikan aliran darah sebesar 70% sampai 80% pada koroner yang mengalami
oklusi dan secara signifikan dapat mengurangi kerusakan jaringan. Namun demikian
sebaliknya apabila penyumbatan arteri tidak segara diatasi maka akan terjadi kematian sel
miokardium akibat proses iskemik yang berkepanjangan ditandai dengan keluhan nyeri dada
yang berkelanjutan.
Sehingga Penerapan terapi akupresur yang dilakukan pada pasien Acute Coronary
28
Syndrome/ACS dengan keluhan nyeri dada mampu memberikan manfaat mengurangi nyeri,
sehingga dapat menurunkan peluang terjadinya ketergantungan serta dampak efek samping
pengobatan dan berdampak menurunkan hari perawatan pasien
29
DAFTAR PUSTAKA
Muttaqin, Arif. 2012. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem
kadiovaskular dan hematologi Jakarta : Salemba Medika.