Anda di halaman 1dari 29

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN TN.

K DENGAN RECENT
STEMI INFERIOR DI ELANG I PUTRA RSUP DR. KARIADI
SEMARANG

DISUSUN
OLEH:
LYA TRI SUSYANTI
TATAK HERI KUSWANTO
AGUS ASNAN KHUNAEFI
ASWIN
ERVINA ADELIA UTAMI

PROGRAM PELATIHAN KEPERAWATAN KARDIOVASKULAR


TINGKAT DASAR RSUP DR. KARIADI SEMARANG
2
2

TINJAUAN KASUS
I. PENGKAJIAN
Pengkajian dilakukan hari Jumat tanggal 12 Agustus 2022 di ruang Elang Putra LT 1
RSUP dr Kariadi Semarang secara autoanamnesa dan alloanamnesa

A. IDENTITAS
1. Identitas Pasien
Nama : Tn. K
Umur : 60 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Status : Kawin
Suku/Bangsa : Jawa / Indonesia
Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta
Pendidikan terakhir : Tamat SMP
Alamat : Kendal
No. Reg : 12196900
Tanggal MRS : 11 Agustus 2022, pukul 22.34 WIB
Masuk Rg. Elang I, Pa LT. 1 : 12 Agustus 2022, pukul 20.59 WIB
Diagnosa medis : recent stemi inferior onsite 3 minggu killip I timi
3/14 dengan recurrent chest pain CHF NYHA II
sampai III e.c CAD2VD
2. Identitas Penanggung jawab
Nama : Ny N
Umur : 38 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan terakhir : SMA
Pekerjaan : Karyawan Swasta
Alamat : Kendal
3

B. PENGKAJAN PASIEN
a. Keluhan utama :
Pasien keadaan umum pasien Lemah, Kesadaran Composmentis GCS
E4M6V5, klien mengatakan nyeri dada dan ngos- ngosan
P: Pasien mengatakan nyeri dada dan ngos- ngosan dirasakan saat aktivitas sedang
dan berkurang saat istirahat., nyeri semakin meningkat saat melakukan duduk, BAK<
BAB, dan mika/miki.
Q: Pasien mengatakan nyeri dada terasa seperti tertekan benda berat. Klien tampak
meringis kesakitan
R: Pasien mengatakan nyeri menyebar ke seluruh dada ke punggung belakang
S: Pasien mengatakan, skala nyeri VAS 3-4 (nyeri sedang)
T: Pasien mengatakan nyeri terasa hilang timbul, selama 2 menit.
b. Riwayat Penyakit Sekarang (RPS):
Pasien mengatakan riwayat pingsan 3 minggu yang lalu mendadak disertai
keringat dingin, lalu di rawat di RS tugurejo selama 5 hari, disana di katakan
serangan jantung.dan di rujuk ke RSDK untuk penangan lebih lanjut
c. Riwayat Penyakit Dahulu (RPD):
Pasien mengatakan memiliki riwayat penyakit hipertensi namun tidak
mengkonsumsi obat, aktivitas tetap dilakukan seperti biasa. Pasien mengatakan jika
merasa tidak enak badan hanya minum obat warung saja. Pasien mempunyai
kebiasaan merokok, sehari bisa menghabiskan kurang lebih 1 bungkus rokok. Klien
tidak memiliki alergi makanan dan obat-obatan.

d. Riwayat Kesehatan Keluarga:


Keluarga pasien tidak ada yang menderita penyakit seperti hipertensi,
jantung, diabetes mellitus dan penyakit menular lainnya bapak mertua pasien sudah
meninggal tetapi bukan karena penyakit jantung
4

Genogram:

Keterangan :
: laki – laki
: perempuan
: pasien
: meninggal

e. Pola Fungsional Kesehatan


1. Persepsi dan Penanganan Kesehatan
Sebelum sakit pasien ketika sakit hanya minum obat dari warung saja
2.Nutrisi-Metabolik
Sebelum sakit pasien tidak ada pantangan dalam mengkonsumsi makanan, suka
makan gorengan dan makanan yang berminyak - minyak, selama sakit pasien makan diet
darai ruamha sakit
3. Eliminasi
Sebelum sakit pasien biasa BAB 1 x/ hari teratur, selama di rawat di rumah sakit
pasien belum BAB selama 2 hari
4. Aktivitas-Latihan
Sebelum sakit pasien jarang berolahraga, setelah sakit pasien hanya berbaring di
atas tempat tidur.
5. Tidur-Istirahat
Sebelum sakit pasien biasa tidur dengan di matikan lampu dan mendengarkan
ayat alquran biasa tidur 6 jam / hari, selama sakit pasien sulit tidur karena merasa nyeri.
6. Pola Persepsi Kognitif
Selama sakit Pasien penglihatannya bagus tanpa menggunakan kacamata
7. Kajian Konsep Diri-Persepsi Diri
5

Pasien mengatakan tetap semangat untuk berbat agar segera sembuh, selama sakit
pasien tidak bekerja dan kebutuhan rumah tangga hanya di cukupi oleh istrinya.
8. Pola Hubungan-Peran
Pasien adalah kepala keluarga dengan 2 orang anak.
9. Pola Reproduksi dan Seksualitas
Pasien mengatakan tidak ada gangguan dalam masalah sexualnya sebelum dan
sesudah sakit jantung
10. pola toleransi terhadap stres-koping
Pasien mengatakan penyakitnya adalah ujian dari allah swt dia tetap semangat
berobat dan bertawakal. Pasien mengatakan keluarganya selalu memberikan dukungan
penuh untuk pengobatan pasien.
11. kajian pola sistem kepercayaan
Pasien beragama islam, sebelum sakit dia jarang solat sekarang dia rajin solat di
atas tempat tidur.

C. PEMERIKSAAN FISIK PASIEN


1. PEMERIKSAAN FISIK PASIEN
a. Keadaan Umum Pasien:
Keadaan umum : Lemah
Kesadaran : Compos Mentis
GCS : E4 M6V5
Berat badan : 75 kg
Tinggi badan : 160 cm

b. Tanda-tanda Vital
TD : 115 / 80 mmHg
HR : 53 x/ mnt
S : 36 o C
RR : 20 x/ mnt
6

c. Pengakajian Head to toe


1) Kepala: Bentuk kepala bulat, simetris, tidak ada luka, kulit kepala bersih, rambut,
beruban, tidak rontok.
2) Wajah : simetris, tidak ada lesi, tidak ada benjolan, tidak ada kesan sembab.
3) Mata : simetris, tidak ada lesi, konjungtiva tidak anemis, gerakan bola mata
normal, reaksi pupil terhadap cahaya baik.
4) Hidung : simetris, bersih, tidak ada lesi, tidak ada pernafasan cuping hidung,
tidak ada sekret, dan tidak ada sumbatan.
5) Telinga : bentuk kanan dan kiri simetris, bersih, tidak ada serumen, tidak ada lesi
dan perdarahan.
6) Mulut dan faring : bibir kering, tidak sianosis, tidak ada lesi. Gigi dan gusi
normal, tidak kotor, gigi utuh, tidak ada caries, tidak ada lesi/abses. Lidah
kemerahan, kotor. Tidak ada pembesaran tonsil.
7) Leher : simetris, tidak ada lesi, terpasang IV line side port, tidak ada fraktur,
tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, vena jugularis 3 cm.
8) Dada
Paru-paru:
Inspeksi : kanan dan kiri simetris,
Palpasi : simetris, integritas kulit baik, pergerakan dada kanan dan kiri sama, tidak
ada massa, tidak ada nyeri tekan dan krepitasi.
Perkusi : resonan
Auskultasi : vesikuler, terdengar suara ronchi di paru kanan-kiri, tidak ada suara
whezing.
Jantung:
Inspeksi : bentuk dada tampak normal. ictus cordis tidak tampak
Palpasi : tidak ada benjolan, ada nyeri tekan, ictus cordis teraba pada ICS 5
sampai ke midaxila.
Perkusi : redup
Auskultasi : normal, tidak ada bunyi jantung tambahan.
9) Abdommen
Inspeksi : bentuk buncit, tidak ada lesi, tidak ada benjolan.
7

Auskultasi : peristaltik usus 18x/menit


Palpasi : tidak ada massa, tidak ada nyeri tekan
Perkusi : tympani
10) Genetalia : warna urine kuning jernih
11) Anus : pasien mengatakan tidak ada haemoroid dan kelainan pada anus
12) Ekstremitas
Superior : kekuatan 5, akral hangat. tidak sianosis, capilary refill time kurang dari
2 detik, Tekanan pulsasi arteri kuat tidak ada lesi/massa.
Inferior : kekuatan otot 5, akral hangat , tidak sianosis, capilary refill time kurang
dari 2 detik, Tekanan pulsasi arteri kuat, oedema tungkai tidak ada, tidak ada
lesi/massa.
13) Kulit :bersih, warna sawo matang, turgor kulit bagus, tidak ada lesi, tidak ada
sianosis, tidak ikterik, CRT < 3detik.
14) Personal hygiene:
Inspeksi kebersihan badan, rambut klien kering dan beruban, mulut tidak bau,
telinga tampak bersih, kulit klien tampak bersih, kuku bersih dan pendek. Klien
mandi sendiri, oral hygiene setiap pagi.
15) Sistem reproduksi:
Pasien berjenis kelamin laki-laki, status menikah. Klien memiliki 2 orang anak,
1 anak laki-laki dan 1 anak perempuan.
16) Psikososial
Dukungan keluarga baik terhadap pasien, terlihat pada saat jam besuk di ruang
Elang pa Lt I, saudara paien menjenguk. Keluarga selalu menanyakan keadaan
dan perkembangan Pasien selama di rawat kepada perawat yang jaga.
17) Komunikasi
Mata : pupil isokor, tidak ada nyeri tekan pada daerah mata.
Telinga : tidak ada gangguan pada indera pendengaran.
Mulut : kemampuan bicara pasien baik

18) Kebutuhan Belajar/pengetahuan/informasi


pasien mengetahui penyakit yang sedang di alami pasiendi tandai ketika di
8

tanya tentang penyakitnya pasie mampu menjawab


19) Spiritual:
Pasien mengatakan setelah sakit jarang melaksanakan solat 5 waktu

a. Aktivitas
Personal higiene: membutuhkan bantuan sedang

Mandi : membutuhkan bantuan minimal

Makan : membutuhkan bantuan minimal

Toileting : membutuhkan bantuan minimal

Memakai pakaian: membutuhkan bantuan minimal

Kontrol BAB : membutuhkan bantuan minimal

Kontrol BAK : membutuhkan bantuan sedang

Ambulasi : tidak dapat melakukan

Kursi roda : membutuhkan bantuan minimal

Transfer kursi-tempat tidur: membutuhkan bantuan sedang

i. DATA PENUNJANG
1. Pemeriksaan Laboratorium RSDK
11 Agustus 2022
PEMERIKSAAN HASIL SATUAN NILAI NORMAL
HEMATOLOGI
Hemoglobin 12,5 g/dL 13,2- 17,3 L
Hematokrit 39,4 % 32-62
Eritrosit 4,57 10’6/uL 4,4-5,9
MCV 86,2 pg 27.00-32.00
MCH 27,4 fL 76-96
9

MCHC 31,7 g/dL 29-36


Leukosit 8,4 10’3/uL 3,8-10,6
Trombosit 429 10’3/uL 150-400 H
RDW 12,7 % 116-14,8
MPV 9,2 fL 4,00-11,00
KIMIA KLINIK
GDS 95 Mg/dL 80-160
SGOT 19 U/L 15-34

SGPT 13 U/L 15-60 L


Ureum 26 Mg/dL 15-39
Kreatinin 1,2 Mg/dL 0,6-1,3
Magnesium 0,8 Mmol/L 0,74-0,99
Calcium 2,5 Mmol/L 2,12-105
ELEKTROLIT
Na 142 Mmol/L 136-145
Kalium 4,5 Mmol/L 3,5-5,0
Chlorida 107 Mmol/L 95-105 H
IMMUNOSEROLOGI
HbsAg < 0,10 negatif <0,10 Negative :<1.00
Troponin 0,05 Ug/L 0,036-0,065

Tanggal 12 Agustus 2022

PEMERIKSAAN HASIL SATUAN NILAI NORMAL


GDP 90 Mg/dL 80-109 baik
110-125 sedang
>=126 buruk
GD 2 jam PP 112 Mg/dl GDP terganggu bila
110<GDP<126 dan
10

GTT 2 jam <140


80-140 baik
145-179 baik
>=180 buruk
HbA1c 7,2 % Diabetes > =6,6
Prediabetes 5,7 –
6,4
Normal < 5,7
Cholesterol total 242 Mg/dl <200 H

Trigliserid 147 Mg/dl <150

HDL Cholestrol 34 Mg/dl 40-60

LDL 141 Mg/dl 0-100

Asam Urat 5,5 Mg/dl 3,5-7,2

2. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK PASIEN


a. X-ray thorax RSDK 11 Agustus 2022:
Kesan :
Cardiomegaly (LV)
Pulmo tak tampak kelainan
11

b. Echo RS Tugurejo
Dilatasi LV
LVH eksentrik
RWMA (+), LVEF 44 %
Trivial MR

c. Hasil EKG
Pre PCI: EKG 11 Agustus 2022
12

Irama : regular
HR : 65 x menit
Axis : LAD
Gel P : normal
Interval PR : normal
Komplek QRS : normal
Q patologis : Lead II, III, AVF
T inverted : Lead II, III, AVF, V4,V5
ST elevasi di V1, V2, V3
Kesimpulan : infark di inferior
13

Post PCI

Post PCI: EKG 16 Agustus 2022


Irama : regular
HR : 65 x menit
Axis : LAD
Gel P : normal
Interval PR : normal
Komplek QRS : normal
Q patologis : Lead II, III, AVF
T inverted : Lead II, III, AVF, V4,V5
ST elevasi di V1, V2, V3
Kesimpulan : infark di inferior

Hasil PAC tgl 15 Agustus 2022


RCA : Slow Flow (+) Ectatic Vessel (+), Stenosis 60% di proximal. Total oklusi di distal
14

RV branch : kecil, normal

AM : normal

PDA : tidak terviualisasi

PLB : tidak terviualisasi

LM : normal

LAD : stenosis 70-80 % di proximal, aneurisma di mid dengan stenosis 70 % di mid

D1 : stenosis 95 % di proximal

D2 : stenosis 90% di proximal

LCx : Iregular di proximal

OM : stenosis 30-40% di proximal

PL : normal

15 agustus 2022

Pasien dilakukan tindakan PAC dan PCI 1 DES di RCA dengan baik

d. Therapi Medis
Nama obat Dosis/ rute Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl
frekwensi 12/8/22 13/8/22 14/8/202 15/8/22 16/8/22
2
Infus RL 10 8tpm Iv (01) (01) (01) (01) (01)
tpm

Inj 30mg/24 Jam Iv (08) (08) (08) (08) (08)


Lansoprazole

Arixtra 2,5 mg /24 jam Sc (8)


15

4 jam post aff

Miniaspi 80 mg /24 p/o (14) (14) (14) (14) (14)

clopidogrel 75 mg/24 jam p/o (08) (08) (08) (08) (08)

Ramipril 2,5 mg / 24 p/o (08) (08) (08) (08) (08)


jam
spironolacton 25 mg /24 jam p/o (08) (08) (08) (08) (08)

Concor 1,25 mg /24 p/o (08) (08) (08) (08) (08)


jam
ISDN 5 mg / 8 jam p/o (08/14/ (08/14/ (08/14/20 (08/14/20) (08/14/20)
20) 20) )

Atorvastatin 40mg/24 jam p/o (20) (20) (20) (20) (20)

Diazepam 5 mg /24 jam p/o (22) (22) (22) (22) (22)

Obat PO extra
 Aspilet 160 mg loading PO malam dan pagi 14 agustus 2022 jam 22.00 dan
15 agustus jam 08
 Clopidogrel 300mg loading PO malam 14 agustus jam 22
 Clopidogrel 150 mg loading PO pagi 15 agustus 2022 jam 08.00

3. ANALISA DATA

NO Jam DATA ETIOLOGI PROBLEM


1 DS : P: klien mengatakan nyeri dada Agen penyendera Nyeri Akut (D.0077)
dan ngos- ngosan dirasakan saat fisiologis : Iskemia
aktivitas sedang dan berkurang saat
istirahat.
Q: klien mengatakan nyeri dada
terasa seperti tertekan benda berat.
16

Klien tampak meringis kesakitan


R: klien mengatakan nyeri
menyebar ke seluruh dada ke
punggung belakang
S: klien mengatakan, skala nyeri 3-
4 (nyeri sedang)
T: klien mengatakan nyeri terasa
hilang timbul, selama 2 menit.

DO: Pasien tampak meringis,


Pasien KU Lemah Kesadaran
Compos mentis GCS E4M6V5
TD: 115 / 80 mmHg
HR : 53 x/ mnt
S : 36oC
RR : 20 x/ mnt

2 DS : Pasien mengatakan mudah Perubahan Irama Resiko Penurunan


lelah dan sering merasa lemas Jantung, Penururan Curah Jantung
kontraktilitas (D.0011).
DO : Pasien tampak lemah,
Gambaran EKG infark inferior
TD: 115 / 80 mmHg
HR : 53 x/ mnt
S : 36oC
RR : 20 x/ mnt
Diurisis 0.1 cc/KgBB/jam
17

EF : 44% (Dari RS Tugu)

3. DS : Pasien mengeluh Risiko perdarahan efek Risiko perdarahan


agen farmakologis (D.0012)
DO : Pasien mendapatkan terapi
loading miniaspilet 80 mg /24 jam
TD: 115 / 80 mmHg
HR : 53 x/ mnt
S : 36oC
RR : 20 x/ mnt

Prioritas masalah:
1. Nyeri Akut berhubungan dengan agen penyendera fisiologis : Iskemia
2. Resiko Penurunan Curah Jantung berhubungan dengan Perubahan Irama Jantung, Penururan
kontraktilitas
3. Risiko perdarahan berhubungan dengan efek agen farmakologis
Hari / Diagnose Keperawatan
No Intervensi
Tanggal Tujuan / kriteria
18
1 12 Setelah di lakukan tindakan 1x24 jam Tindakan :
Agustus tingkat nyeri menurun dengan kriteria Observasi
2022 hasil : 1. Identifikasi factor pencetus
Kemampuan menuntaskan aktivitas dan Pereda nyeri
meningkat (5) 2. Monitor kualitas nyeri (mis,
Keluhan nyeri menurun (5) terasa tajam, tumpul,
Meringis menurun (5) diremas0rema,
Gelisah menurun (5) ditimpabeban berat)
Kesulitan tidur menurun (5) 3. Monitor lokasi nyeri dan
Haemodinamik membaik (5) penyebaran nyeri
4. Monitor intensititas nyeri
dengan menggunaan skala
5. Monitor durasi dan
frekuensi nyeri
Terapeutik
6. Atur interval waktu
pemantauan sesuai dengan
kondisi pasien
7. Dokumentasi hasil
pemantauan
Edukasi
8. Jelaskan tujuan dan
prosedur pemantauan
9. Informasikan hasil
pemantauan, jika perlu

2. Setelah di lakukan tindakan 1x24 jam Tindakan Observasi :


perfusi miokard meningkat dengan 1. Identifikasi karakteristik
kriteria hasil : nyeri dada (Meliputi faktor
1. Nyeri dada menurun 1 pemicu dan pereda, kualitas,
2. Bradikardi membaik 5 lokasi, radiasi, skala, durasi,
dan frekuensi)
2. Monitor EKG 12 sandapan
untuk perubahan ST dan T
3. Monitor Aritmia (Kelainan
irama dan frekuensi)
19

Implementasi Keperawatan
No Tgl/jam Implementasi Evaluasi Ttd
dx
1 12 Agustus L
2022
08.00 Memberikan terapi obat oral dan
08.10 injeksi S : Pasien mengatakan masih
08.20 Melakukan pengukuran TTV merasa nyeri di daerah dada kiri,
08.25 Mengkaji pola napas seperti tertindih,nyeri hilang
08.30 Monitor saturasi oksigen timbul, skalanya 3. Tapi dia
Menanyakan keluhan nyeri dada merasa lebih berkururang dari
09.00 - Mengkaji P,Q,R,S,T pada saat datang.
- Apa yang membuat pasien - Pasien mengatakan dia
sulit istirahat? mengalami kesulitan tidur
- Pasien menggunakan teknik saat di rumah sakit,sering
apa agar bisa beristirahat? terbangun
- Pasien mengatakan di rumah
10.00 - menjelaskan strategi biasanya jika sulit tidur ,dia
11.00 meredakan nyeri mendengarkan musik murotal
12.00 - mengajarkan teknik non- alquran
farmakologis untuk - Pasien mengatakan akan
13.00 mengurangi nyeri (teknik meminta keluarganya untuk
14.00 napas dalam) membawakan alatnya agar
- memberikan posisi semi dia biasa mendengarkan saat
fowler di rumah sakit
- menganjurkan pasien O :
mendengarkan musik murotal - Ku: Nampak sakit
alquran dengan headset sedang,akral hangat
- Memberikan terapi akupreuser - Pasien mampak meringis saat
nyeri muncul
- TD : 120/78 mmHg
- HR : 56x /mnt
- Spo2 : 98%
20

- RR : 21 x/mnt
- T: 36oC
Room Air
P : nyeri dada
Q:seperti tertindih
R: dada sebelah kiri
S: skala 3
T: hilang timbul
- Pasien nampak senang saat
perawat menginformaskan
cara mengurangi nyeri dan
pasien dapat mengulang cara
teknik napas dalam yang di
ajarkan oleh perawat
A:
4. Nyeri Akut berhubungan
dengan agen penyendera
fisiologis : Iskemia
P : lanjutkan intervensi
- Anjurkan untuk mengulang
teknik non-farmakologi
untuk mengurangi nyeri
- Ciptakan lingkungan yang
tenang(kebisingan)
- Menganjurkan untuk
menggunakan terapi musik
13 Agustus S : - Pasien mengatakan nyeri
2022 - Memberikan terapi obat dada tidak ada, badan lebih
08.00 - Melakukan rekam jantung enakan
08.15 12 lead
- Melakukan pengukuran - Pasien mnegatakan sesak
10.00 TTV napas sudah berkurang

- Mengkaji pola napas sekali,sudah bisa ke


11.00 kamar mandi untuk BAB/
21

11.30 - Monitor saturasi oksigen BAK


11.35 - Auskultasi bunyi napas - Pasien mengatakan napas
11.40 - Pertahankan kepatenan sudah tidak tersengal –
jalan napas sengal
12.00 - Menanyakan keluhan
O:
nyeri dada
- Ku: Nampak sakit
13.00 - Memberikan posisi semi
sedang,akral hangat
flower
- Pasien nampak lebih tenang
13.10 - Menyiapkan makan siang
- TD : 118/70 mmHg
pasien
- Nadi: 56 x/menit
14.00 - Memberikan obat oral
- RR :20 x/mnt
setelah makan
- Suhu: 36,30C
- SPO2: 98% room air
- Makan habis ¾ porsi lauk
habis tinggal bubur
- EKG : stemi inferior

A:
1. Penurunan curah jantung
belum teratasi
2. Nyeri akut teratasi

P:
Monitor EKG 12 sandapan
untuk perubahan ST dan T
3. Monitor Aritmia
(Kelainan irama dan
frekuensi)
4. Monitor elektrolit yang
dapat meningkatkan resiko
aritmia (misalnya, kalium
nagnesium serum)
5. Monitor enzim jantung
(misalnya, CK, CK-MB,
22

Troponin T, Troponoin I)
6. Monitor saturasi oksigen
7. Identifikasi stratifikasi
pada sindrom koroner akut
(Misalnya, Skor TIMI, Kilip,
Crusade)
8. Kolaborasi pemberian
obat

14 Agustus Memberikan terapi obat oral dan S : Pasien mengatakan masih


2022 injeksi merasa nyeri di daerah dada kiri,
08.00 Melakukan pengukuran TTV seperti tertindih,nyeri hilang
08.10 Mengkaji pola napas timbul, skalanya 3. Tapi dia
08.20 Monitor saturasi oksigen merasa lebih berkururang dari
08.25 Menanyakan keluhan nyeri dada pada saat datang.
08.30 - Mengkaji P,Q,R,S,T - Pasien mengatakan dia
- Apa yang membuat pasien mengalami kesulitan tidur
09.00 sulit istirahat? saat di rumah sakit,sering
- Pasien menggunakan teknik terbangun
apa agar bisa beristirahat? - Pasien mengatakan di rumah
biasanya jika sulit tidur ,dia
- menjelaskan strategi mendengarkan musik murotal
meredakan nyeri alquran
10.00 - mengajarkan teknik non- - Pasien mengatakan akan
11.00 farmakologis untuk meminta keluarganya untuk
12.00 mengurangi nyeri (teknik membawakan alatnya agar
napas dalam) dia biasa mendengarkan saat
13.00 - memberikan posisi semi di rumah sakit
14.00 fowler O:
- menganjurkan pasien - Ku: Nampak sakit
mendengarkan musik murotal sedang,akral hangat
alquran dengan headset - Pasien mampak meringis saat
- Memberikan terapi akupreuser nyeri muncul
23

- TD : 117/63mmHg
- HR : 59 /mnt
- Spo2 : 98%
- RR : 20 x/mnt
- T: 36oC
Room Air
P : nyeri dada
Q:seperti tertindih
R: dada sebelah kiri
S: skala 3
T: hilang timbul
- Pasien nampak senang saat
perawat menginformaskan
cara mengurangi nyeri dan
pasien dapat mengulang cara
teknik napas dalam yang di
ajarkan oleh perawat
A:
5. Nyeri Akut berhubungan
dengan agen penyendera
fisiologis : Iskemia
P : lanjutkan intervensi
- Anjurkan untuk mengulang
teknik non-farmakologi
untuk mengurangi nyeri
- Ciptakan lingkungan yang
tenang(kebisingan)
- Menganjurkan untuk
menggunakan terapi musik

16 Agustus Memberikan terapi obat oral dan S : Pasien mengatakan masih


2022 injeksi merasa nyeri di daerah dada kiri,
08.00 Melakukan pengukuran TTV seperti tertindih,nyeri hilang
timbul, skalanya 2. Tapi dia
24

08.10 Mengkaji pola napas merasa lebih berkururang dari


08.20 Monitor saturasi oksigen pada saat datang.
08.25 Menanyakan keluhan nyeri dada - Pasien mengatakan dia
08.30 - Mengkaji P,Q,R,S,T mengalami kesulitan tidur
- Apa yang membuat pasien saat di rumah sakit,sering
09.00 sulit istirahat? terbangun
- Pasien menggunakan teknik - Pasien mengatakan di rumah
apa agar bisa beristirahat? biasanya jika sulit tidur ,dia
mendengarkan musik murotal
- menjelaskan strategi alquran
meredakan nyeri - Pasien mengatakan akan
10.00 - mengajarkan teknik non- meminta keluarganya untuk
11.00 farmakologis untuk membawakan alatnya agar
12.00 mengurangi nyeri (teknik dia biasa mendengarkan saat
napas dalam) di rumah sakit
13.00 - memberikan posisi semi O :
14.00 fowler - Ku: Nampak sakit
- menganjurkan pasien sedang,akral hangat
mendengarkan musik murotal - Pasien mampak meringis saat
alquran dengan headset nyeri muncul
- Memberikan terapi akupreuser - TD : 120/78 mmHg
- HR : 56x /mnt
- Spo2 : 98%
- RR : 21 x/mnt
- T: 36oC
Room Air
P : nyeri dada
Q:seperti tertindih
R: dada sebelah kiri
S: skala 2
T: hilang timbul
- Pasien nampak senang saat
perawat menginformaskan
cara mengurangi nyeri dan
25

pasien dapat mengulang cara


teknik napas dalam yang di
ajarkan oleh perawat
A:
Nyeri Akut berhubungan dengan
agen penyendera fisiologis :
Iskemia
P : lanjutkan intervensi
- Anjurkan untuk mengulang
teknik non-farmakologi
untuk mengurangi nyeri
- Ciptakan lingkungan yang
tenang(kebisingan)
- Menganjurkan untuk
menggunakan terapi musik

3 16 Agustus - Memonitor karakteristik luka S : Pasien mengatakan bahwa sudah


2022 - Memonitor tanda-tanda tidak merasakan nyeri pada bekas
09.05 infeksi luka
09.10 - Melepas balutan dan plester
09.15 secara perlahan - O : K/U lemah
09.20 - Membersihkan dengan TD : 121/82 mmHg
cairan Nacl 0.9% Nadi: 58 x/menit
09.30 - Mengganti balutan sesuai RR :20 x/mnt
dengan jenis luka Suhu: 36,30C
09.40 - Pertahankan tehnik steril saat Tidak ada edema pada daerah
melakukan perawatan luka sekitar luka, Suhu sekitar luka
09.50
- Menjelaksan tanda dan normal, Tidak ada tanda-tanda
gejala bila adanya Infeksi peradangan pada daerah luka
09.55
- Mengajarkan prosedur
perawatan luka secara A:
mandiri 1. Edema pada sisi luka
tidak ada
2. Tidak ada peradangan
26

pada luka
3. Tidak ada Peningkatan
suhu kulit di sekitar luka

P:
1. Jelaksan tanda dan gejala
Infeksi
2. Ajarkan prossedur
perawatan luka secara
mandiri
3. Anjurkan mengkonsumsi
yang tinggi kalori dan
protein

PEMBAHASAN
27

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Narimani et al pada tahun 2018 memperlihatkan hasil
bahwa akupresure diberikan pada kelompok intervensi pada titik L14 terbukti signifikan dalam
mengurangi keluhan nyeri dada pada pasien dengan penyakit jantung.

Penatalaksanaan pada pasien terdiri dari management farmakologi tahap awal seperti
penggunaan obat-obat morfin, nitrat, aspirin kemudian untuk kasus ST Elevation Myocard
Infarct/STEMI menggunakan jenis pengobatan fibrinolysis/referfus. Selain itu juga perawat
melakukan terapi nonfarmakologi mandiri perawat seperti teknik distraksi dan relaksasi.
Tujuan terapi akupresure ini adalah untuk mengurangi nyeri dada pada pasien dengan
penyakit akut coronary sindrom yaitu dengan menggunakan teknik akupresure. Berdasarkan
latarbelakang yang telah dijelasakan diatas maka penulis ingin menerapkan terapi akuptresur
sebagai evidence based nursing untuk mengurangi nyeri dada pada pasien sindrom coroner
akut.

Nyeri merupakan suatu sensasi yang ditangkap oleh medulla spinalis kemudian diterima oleh
medulla oblongata dan diterjemahkan sebagai suatu sensasi yang tidak enak pada saraf
pusat yang dapat dijelaskan melalui suatu teori gate control. Dengan memberikan tekanan
fisik pada titik L14 pada permukaaan tubuh yang merupakan tempat sirkulasi energi dan
keseimbangan pada kasus gejala nyeri dapat meningkatkan kadar endofrin dalam darah
maupun sistemik, tetapi memiliki daerah tangkap yang berbeda, sehingga penggunanan titik
akupresur berbeda sesuai dengan organ yang akan dituju dan sesuai indikasi. Endofrin
merupakan opiat tubuh secara alami dihasilkan oleh kelenjar pituitary yang berguna untuk
mengurangi nyeri, mempengaruhi memori dan mood yang kemudian akan memberikan
perasaan relaks (Yam et al, 2018). Dalam penerapan teknik akupresur ini terjadi pelaporan
skala penurunan nyeri dada pada 7 responden dengan skor ratarata penurunan nyeri 2, ini
menunjukan bahwa akupresur mampu menurunkan skala nyeri dada pada pasien dengan
dengan kasus Acute Coronary Syndrome/ACS. Menurut beberapa hasil pembahasan dari 15
studi tentang terapi akupresur 12 studi terbukti secara signifikan mampu menurunkan nyeri
setelah pemberian terapi akupresur (You et al, 2017). Pada hasil penerapan terdapat 1
responden melaporkan tidak terjadi skala penurunan nyeri setelah dilakukan terapi akupresur.
Pada kasus ini pasien terdiagnosa STEMI dengan on site nyeri dada lebih dari 12 jam.
Menurut Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI) penatalaksanaa
terapi fibrinolitik IMA STE akut secara dini diberikan dalam waktu on site 12 jam sejak awitan
dapat mengembalikan aliran darah sebesar 70% sampai 80% pada koroner yang mengalami
oklusi dan secara signifikan dapat mengurangi kerusakan jaringan. Namun demikian
sebaliknya apabila penyumbatan arteri tidak segara diatasi maka akan terjadi kematian sel
miokardium akibat proses iskemik yang berkepanjangan ditandai dengan keluhan nyeri dada
yang berkelanjutan.

Sehingga Penerapan terapi akupresur yang dilakukan pada pasien Acute Coronary
28

Syndrome/ACS dengan keluhan nyeri dada mampu memberikan manfaat mengurangi nyeri,
sehingga dapat menurunkan peluang terjadinya ketergantungan serta dampak efek samping
pengobatan dan berdampak menurunkan hari perawatan pasien
29

DAFTAR PUSTAKA

Joyce,M. Black.(2014). Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : Salemba Medika.

Muttaqin, Arif. 2012. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem
kadiovaskular dan hematologi Jakarta : Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai