Anda di halaman 1dari 4

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.

Penyakit jantung dan pembuluh darah (kardiovaskular) merupakan masalah


kesehatan utama di negara maju maupun negara berkembang. Hipertensi menjadi penyebab
kematian nomor satu di dunia setiap tahunnya. Hipertensi merupakan penyebab kematian
prematur terbanyak di seluruh dunia (WHO, 2021). Data World Health Organization
(WHO) tahun 2021 menunjukkan sekitar 1.28 miliar orang di dunia menderita hipertensi,
lebih dari 2/3 penderita hipertensi hidup di negara – negara berkembang. Diperkirakan 46%
dari penderita hipertensi dewasa tidak menyadari bahwa mereka menderita hipertensi, hanya
kurang lebih 42% yang terdiagnosis dan dalam perawatan rutin di fasilitas pelayanan
kesehatan. Menurut WHO (2021), komplikasi yang dapat terjadi bila hipertensi tidak
terkontrol adalah nyeri dada (angina), serangan jantung, gagal jantung, detak jantung yang
tidak teratur, kerusakan ginjal, dan stroke.
Komplikasi dapat dikelompokan menjadi Gangguan Penglihatan, Syaraf, Jantung,
Ginjal dan Serebral (Kemenkes, 2019). Menurut Kemenkes, Perilaku masyarakat yang
diharapkan dalam Indonesia Sehat 2025 adalah perilaku yang bersifat proaktif untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah risiko terjadinya penyakit, melindungi
diri dari ancaman penyakit dan masalah kesehatan lainnya, sadar hukum, serta berpartisipasi
aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat, termasuk menyelenggarakan masyarakat sehat
dan aman (safe community). Hipertensi disebut sebagai the silent killer karena sering tanpa
keluhan, sehingga penderita tidak mengetahui dirinya menyandang hipertensi dan baru
diketahui setelah terjadi komplikasi. Hipertensi adalah pemyakit kronik yang tidak bisa
disembuhkan. Jadi kalau seseorang tekanan darahnya sudah mencapai target bukan berarti
dia sembuh, tapi terkontrol. Kalau sudah terkontrol diharapkan penyakit jantung, stroke, dan
gagal ginjal, resikonya akan menurun (Kemenkes RI, 2021)
Menurut IHME (Institute for Health Metrics and Evaluation) pada tahun 2020 di
Indonesia, Hipertensi berada di urutan ke 8 sebagai penyebab kematian terbanyak (23,4%).
Penelitian tersebut juga menyatakan Tekanan darah tinggi merupakan Faktor resiko nomor
1 untuk kematian dan disabilitas dikarenakan komplikasi (23,8%). Estimasi jumlah kasus
hipertensi di Indonesia sebesar 63.309.620 orang, sedangkan angka kematian di Indonesia
akibat hipertensi sebesar 427.218 kematian. Hipertensi terjadi pada kelompok umur 31-44
tahun (31,6%), umur 45-54 tahun (45,3%), umur 55-64 tahun (55,2%). Dari prevalensi
hipertensi sebesar 34,1% diketahui bahwa sebesar 8,8% terdiagnosis hipertensi dan 13,3%
orang yang terdiagnosis hipertensi tidak minum obat serta 32,3% tidak rutin minum obat.
(Kemenkes, 2019).
Di Indonesia sendiri, prevelensi hipertensi berdasarkan Riset Kesehatan Dasar
(RISKESDAS) 2018, prevalensi hipertensi pada penduduk usia 18 tahun sebesar 34,1%,
tertinggi di Kalimantan Selatan (44.1%), sedangkan terendah di Papua sebesar (22,2%).
Hipertensi terjadi pada kelompok umur 31-44 tahun (31,6%), umur 45-54 tahun (45,3%),
dan umur 55-64 tahun (55,2%). Menurut Riset Kesehatan Dasar ( RISKESDAS ) 2018,
Prevalensi hipertensi pada penduduk usia 18 tahun sebesar 34,1%, tertinggi di kalimantan
selatan ( 44,1% ) dan Provinsi DKI jakarta adalah 10,17 %. Berdasarkan hasil Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, prevalensi merokok di Indonesia sebesar 28,8 %
pada usia ≥ 10 tahun, dan konsumsi tembakau (hisap dan kunyah) sebesar 33,8 % pada usia
≥ 15 tahun. Proporsi minuman beralkohol pada usia ≥ 10 tahun sebesar 3.3 %. Sedangkan
untuk angka kurangnya aktivitas fisik sebesar 33,5 % dan proporsi obesitas 21,8 %.
Menurut Djibu, Erni (2021) terdapat pengaruh antara peran perawat sebagai edukator
dengan kepatuhan minum obat. Penelitian yang dilakukan oleh Nurman, Muhammad (2021)
menyatakan bahwa terdapat hubungan pengetahuan, dukungan keluarga, dukungan petugas
dengan kepatuhan diet rendah garam pada penderita hipertensi.

Berdasarkan latar belakang tersebut, besarnya resiko terjadinya hipertensi, khususnya


hipertensi emergensi yang disertai dengan kerusakan organ target, maka kita sebagai perawat dituntut
untuk memiliki peranan penting dalam penanganan dan perawatan pasien dengan hipertensi
melalui ketrampilan dan pengetahuan yang mumpuni. Perawat sebagai edukator dapat
memberikan edukasi pada masyarakat yang berisiko mengalami hipertensi, skrining dini
serta edukasi terkait manajemen hipertensi, hususnya dalam penanganan kasus-kasus pasien
dengan hipertensi emergensi, perawat bias lebih cekatan dalam penanganannya, sehimgga
tidak menimbulkan komplikasi yang memperberat bagi pasien.
1.2 Tujuan Studi Kasus .
Perawat mampu melakukan asuhan keperawatan pada pasien hipertensi secara
komprehensif.
1.2.1 Tujuan Umum:
Perawat mampu melakukan asuhan keperawatan pada pasien hipertensi secara
komprehensif melalui pendekatan proses asuhan keperawatan yang professional dan sesuai
standar yang benar.
1.2.2 Tujuan Khusus :
Perawat mampu melakukan pengkajian keperawatan pada pasien hipertensi;
a. Perawat mampu merumuskan dan membuat prioritas diagnosa keperawatan pada
pasien hipertensi.
b. Perawat mampu menyusun hasil/luaran yang akan dicapai serta intervensi
keperawatan pada pasien hipertensi.
c. Perawat mampu melaksanakan intervensi/tindakan keperawatan, baik yang
bersifat mandiri maupun kolaboratif pada pasien hipertensi.
d. Perawat mampu melaksanakan evaluasi dari tindakan keperawatan yang telah
dilakukan pada pasien dengan hipertensi.

1.3 Manfaat Studi Kasus .


Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Bagi Peneliti .
Manfaat bagi peneliti adalah agar peneliti dapat menegakkan diagnosa dan intervensi
dengan tepat untuk pasien dengan masalah keperawatan pada system peredaran darah,
khususnya dengan pasien yang mengalami hipertensi, sehingga perawat dapat
melakukan tindakan keperawatan denga tepat
2. Bagi Tempat Penelitian.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan atau saran dan bahan dalam
merencanakan asuhan keperawatan, sehingga pihak rumah sakit dapat meningkatkan
penanganan asuhan keperawatan pada pasien dengan hipertensi.
3. Bagi Perkembangan Ilmu Keperawatan .

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dalam ilmu keperawatan dan
dapat melalukan asuhan keperawatan pada pasien dengan hipertensi yang dirawat
dirumah sakit sehingga dapat mengurangi bertambahnya angka kesakitan.

Anda mungkin juga menyukai