Anda di halaman 1dari 34

Asuhan Keperawatan Pada Tn.

R Dengan Hipertensi Di Wilayah Kerja


Puskesmas Puuwatu Kota Kendari Tahun 2023

Oleh:
DELIYANI EKA PUTRI
NIM:1909200414201033

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
INSTITIUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN AVICENNA
KENDARI
2023
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang
telah memberikan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga Penulis masih diberikan
kesehatan, kesempatan, kesabaran terlebih lagi karunia kemauan serta tekad yang
dianugrahkan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan Askep
Penelitian yang berjudul: “Asuhan Keperawatan Pada Tn. R Dengan Hipertensi
Di Wilayah Kerja Puskesmas Puuwatu Kota Kendari Tahun 2023”. Pada proses
penyusunan askep ini saya mendapatkan bantuan dan motivsi dari berbagai pihak.
Oleh karna itu saya dengan tulus dan ikhlas serta penuh hormat mengucapkan
terima kasih yang sebesar-bearnya.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan penelitian

BAB II PENDAHULUAN
A. Tinjauan
1. Hipertensi
B. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
2.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Seiring perkembangan zaman, departemen kesehatan telah

melaksanakan beberapa program untuk menunjukan berbagai dampak

positif dibidang kesehatan. Hal ini dapat dilihat dari tingginya angka

umur harapan hidup. Setiap individu pasti berkeinginan untuk dapat

terus hidup sehat dan kuat sampai tua, untuk mencapainya salah satu

cara yang dapat dilakukan adalah perilaku hidup sehat. Adanya

perubahan pola hidup sehat membawa konsekuensi terhadap

perkembangan penyakit salah satunya adalah Hipertensi

(Haryono,2013).

Hipertensi merupakan kondisi peningkatan tekann darah seseorang

di atas normal yang dapar mengakibatkan peningkatan angka kesakitan

(morbiditas) dan angka kematian (mortalitas) (Triyanto 2014 dalam

Apidianti, S.P 2020).Beberapa orang denganpenyakithipertensi tidak

memiliki keluhan apapun namun jika tidak terkontrol dengan baik

maka dapat timbul beberapa komplikasi yang spesifik pada organ

seperti otak, mata, ginjal, jantung, pembuluh darah, atau organ-organ

vital lainnya(Susanto 2010 dalam Apidianti, S.P 2020).

World Health Organization (WHO) atau Badan kesehatan dunia

tahun 2020 menyatakan satu milyar orang di dunia menderita

hipertensi, 2/3 diantaranya berada di negara berkembang yang

berpenghasilan rendah sampai dengan sedang. Prevalensi hipertensi


akan terus meningkat tajam, diprediksi pada tahun 2025 sebanyak 29%

orang dewasa di seluruh dunia terkena hipertensi. Prevalensi hipertensi

2020 menunjukan sekitar 1,13 miliar orang di dunia menderita

hipertensi. Jumlah penyandang hipertensi terus meningkat setiap

tahunya, di perkirakan tahun 2025 akan ada 1,5 miliar orang yang

terkena hipertensi, dan diperkirakan setiap tahunnya 9,4 juta orang

meninggal akibat hipertensi dan komplikasinya ( Purwono, 2020).

Data Indonesia menurut Riskesdas 2018 adalah 34,1%. Angka

tersebut lebih tinggi di bandingkan tahun 2013 yang menyentuh angka

prevalensi 25,8%. Hasil tersebut merupakan kejadian hipertensi

berdasarkan hasil pengukuran tekanan darah pada masyarakat

Indonesia berusia 18 tahun ke atas (Hariawan, H., & Tatisina. 2020).

Data Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara pada tahun

2019 sebesar 5.578 menunjukkan hipertensi menempati urutan kedua

dalam 10 besar penyakit tertinggi (Dinkes Provinsi Sulawesi

Tenggara, 2020). Sedangkan di Kabupaten Konawe Selatan

berdasarkan Data Laporan Tahunan Dinas kesehatan kabupaten

konawe selatan prevalensi hipertensi menjadi urutan peratama Pada

tahun 2020 berjumlah 9773 kasus (BPS 2021).

Data Puskesmas Puuwatu kabupaten konawe selatan kasus

hipertensi Pada tahun 2020 pelayanan kesehatan penderita hipertensi

menurut jenis kelamin, jumlah laki-laki 283 kasus, perempuan

berjumlah 300 dan pada laki-laki serta perempuan berjumlah 583


kasus hipertensi. Sedangkan untuk yang mendapatkan pelayanan

kesehatan pada laki-laki berjumlah 220 angka prevalensi 77,7 % dan

perempuan berjumlah 210 angka prevalensi 70,0% sedangkan laki-laki

dan perempuan berjumlah 430 prevalensi 73,8% kasus. (Profil

Puskesmas Puuwatu, 2023)

Penyebab hipertensi hingga saat ini secara pasti belum dapat

diketahui, tetapi gaya hidup berpengaruh besarterhadap kasus ini.

Terdapat beberapa faktor yang menjadi risiko terjadinya hipertensi,

seperti usia, jenis kelamin, merokok, dan gaya hidup kurang aktivitas

(Hariawan, H., & Tatisina, C. M. 2020).

Kasus hipertensi dapat dikendalikan dengan memperbaiki

perawatan diri untuk mengubah gaya hidup, seperti meningkatkan

aktivitas fisik, menjaga berat badan yang sehat, dan pola makan yang

sehat. Perwatanan diri bertugas penting untuk mengendalikan

konsekuensi negatif dari penyakit, dimana modifikasi perilaku menjadi

sasaran termasuk, pengetahuan pendidikan kesehatan dan sikap

terhadap pasien yang menderita hipertensi (Suprayitno,E., &

Damayanti, C. N. 2020).

Berdasarkan penjelasan di atas manajemen perawatan diri pada

pasien hipertensi belum optimal sehingga saya tertarik melakukan

penelitian dengan judul “Asuhan Keperawatan Pada Tn. R Dengan

Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Puuwatu Kota Kendari

Tahun 2023”.
B. Rumusan Masalah

Adapun rurmusan masalah pada penelitian ini “Bagaimana

Asuhan Keperawatan Pada Tn. R Dengan Hipertensi Di Wilayah

Kerja Puskesmas Puuwatu Kota Kendari Tahun 2023”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk menganalisis

Pengaruh edukasi manajemen perawatan diri terhadap Kontrol

Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi di puskesmas Puuwatu.

2. Tujuan khusus

a. Untuk mengetahui manajemen perawatan diri sebelum

edukasi di Puskesmas puuwatu.

b. Untuk mengetahui manajemen perawatan diri terhadap

kontrol tekanan darah pasien hipertensi sesudah edukasi di

Puskesmas Puuwatu.

c. Untuk menganalisis pengaruh edukasi manajemen

perawatan diri terhadap kontrol tekanan darah pasien

hipertensi di Puskesmas Puuwatu.

3. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini dapat meningkatkan ilmu pengetahuan

keperawatan khususnya dalam penanganan pasien hipertensi

untuk mengontrol tekanan darah.


2. Manfaat praktis

2.1 Bagi Puskesmas

Penelitian ini bermanfaat bagi pengembangan mutu

pelayanan keperawatan khususnya dalam penanganan pada

pasien hipertensi.

2.2 Bagi Profesi Perawat

Penelitian ini dapat menjadi acuhan dalam meningkatkan

kompetensi perawat untuk melakukan penanganan

perawatan diri pada pasien hipertensi.

2.3 Bagi Pasien

Penelitian ini bermanfaat unutuk melatih kemandirian

pasien dalam perawatan diri terhadap kontrol tekanan

darah.

2.4 Bagi Peneliti

Penelitian ini bermanfaat unutuk melatih kemandirian

pasien dalam perawatan diri terhadap kontrol tekanan

darah.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori Hipertensi

1. Definisi Hipertensi

Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan

tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah

diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan

selang waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat/tenang

(Oktavianus, 2014 dalam Apidianti, S.P 2020). Kontrol tekanan

darah adalah aktivitas yang dilakukan oleh penderita hipertensi

dalam mengontrolkan tekanan darah di pelayanan

kesehatan.Tujuan kontrol tekanan darah secara teratur adalah untuk

memonitoring tekanan darah, mencegah pasien masuk rumah sakit

dan mencegah terjadinya komplikasi (Nurhayati,I.,dkk 2019).

Kejadian hipertensi merupakan suatu penyakit tidak

menular yang berbahaya diseluruh dunia karena penyakit

hipertensi salah satufaktor risiko utamayang dapat menyebabkan

penyakit kardiovaskuler seperti stroke,serangan jantung, dan

penyakit ginjal(WHO, 2021 dalam Yulianda, H., & Yulianti, R.

(2021).

Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan tingginya

kasus hipertensi beserta komplikasi yang ditimbulkan. Diantaranya

adalah gejala-gejala hipertensi yang bervariasi dimulai dengan


tanpa gejala, sakit kepala ringan ataupun gejala lain yang hampir

sama dengan penyakit lainnya. Hal inilah yang masih belum

dipahami oleh masyarakat. Gaya hidup yang tidak disadari oleh

masyarakat berisiko terhadap terjadinya hipertensi serta kesadaran

untuk melakukan pengecekan rutin/berkala terhadap tekanan

darah mengakibatkan kejadian hipertensi masih cukup tinggi

(Maulana, N. 2022).

Dampak dan akibat apabila penyakit Hipertensi yang tidak

mendapat penanganan yang baik akan menyebabkan komplikasi

seperti stroke, penyakit jantung koroner, diabetes, gagal ginjal dan

kebutaan (Mirasantika, 2018 dalam Ramadhan, A, 2021).

2. Etiologi Hipertensi

Berdasarkan penyebabnya hipertensi di bagi menjadi dua

golongan yaitu hipertensi primer dan sekunder.Hipertensi

diklasifikasikanmenjadi hipertensiprimer atau esensial jika

penyebab hipertensinya tidak diketahui. Hipertensi primer

merupakan jenis hipertensi dengan prevalensi terbanyak hingga

mencapai 90%. Sedangkan hipertensi diklasifikasikan menjadi

hipertensi sekunderjikaterdapat proses dari penyakit lain yang

merupakan penyebab terjadinya hipertensi, seperti penyakit ginjal

ataupun akibat faktor lingkungan seperti nyeri, emosi dan postur

(Adnyani, P. P., & Sudhana, I. W. 2014).


3. Manifestasi klinis

Menurut (Dafriani, P., & Prima, B. 2019 Dan Parmilah, P.

dkk 2022) Seseorang yangmenderita hipertensi terkadang tidak

menampakkan tanda dan gejala hingga bertahun-tahun, namun

gejala umum yang ditimbulkan akibat menderita yang dikeluhkan

oleh penderita hipertensi yaitu:

a. Gejala Umum

a) Sakit Kepala

b) Rasa pegal dan tidak nyaman pada tengkuk

c) Perasakaan berputar seperti tujuh keliling serasa ingin

jatuh

d) Berdebar atau detak jantung terasa cepat

e) Telinga berdenging.

b. Gejala Klinis

a) Nyeri kepala saat terjaga, terkadang disertai mual dan

mutah, akibat peningkatantekanandarah intrakranial.

b) Penglihatan kabur akibat kerusakan retina akibat

hipertensi

c) Ayunan, langkah yang tidak mantap karena kerusakan

susunan saraf pusat.

d) Nokturia karena peningkatan aliran darah ginjal dan

filtrasi
e) Edema dependen dan pembengkakan akibat

peningkatan tekanan kapiler.

c. Tanda gejala hipertensi adalah (Parmilah, P., Maryani, A.,

& Wulandari, T. S. 2022)

a) Peningkatan tekanan darah ≥140/90 mmHg

Peningkatan tekanan darah dapat terjadi

karena berbagai penyebab antara lain meningkatnya

usia, jenis kelamin, stress, gaya hidup kurang

kurang olahraga dan kegemukan. Kondisi

kegemukan pada kedua subjek studi kasus

menyebabkan penumpukan lemakpada pembuluh

darah dan menjadi menyempit, keadaan

vasokonstriksi pembuluh akan menyebabkan

tekanan darah menjadi tinggi disamping itu menurut

usia, jenis kelamin, stress, kurang olah raga dan

obesitas akan menimbulkan terjadinyapenyakit

hipertensi dan akan menimbulkan terjadinya

tekanan sistemik darah yang meningkat.

b) Nyeri kepala

Nyeri kepala adalah rasa tidak nyaman

yang dirasakan pada daerah kepala. Nyeri kepala

pada hipertensi muncul karena tekanan darah yang

tinggi akan menyebabkan penurunan perfusi


jaringan otak hal ini sejalan dengan IASP

(International Association for the Study of Pain)

yang mengatakan bahwa nyeri merupakan

pengalaman sensoris & emosional yang tidak

nyaman, yang berkaitan dengan kerusakan jaringan

atau nekrosis yang aktual atau potensial atau yang

dideskripsikan oleh penderita semacam kerusakan

c) Gelisah

Adalah suatu kondisi yang menggambarkan

ketidakmampuan tubuh, pikiran untuk

berkonsentrasi.

d) Leher kaku

Adalah keadan leher sulit digerakkan atau

nyeri saat digerakkan.Nyeri leher sendiri memiliki

arti yakni nyeri yang dirasakan pada bagian atas

tulang belakang, ini merupakan tanda bahwa sendi,

otot, atau bagian lain dari leher terluka, tegang, atau

tidak berfungsi sebagaimana mestinya

e) Pandangan kabur

Adalah suatu kondisi dimana ketika melihat

objek tidak jelas ataupun buram.Pecahnya

pembuluh darah di mata karena hipertensi dapat

mengakibatkan penglihatan menjadi kabur.


f) Lelah dan lemas

Adalah keadaan kekurangan energi. Kelelahan

merupakan suatu bagian dari mekanisme tubuh yang

melakukan perlindungan agar tubuh terhindar dari

kerusakan yang lebih parah, dan akan kembali pulih

apabila melakukan istirahat.

4. Upaya Penatalaksaan Hipertensi

Menurut Efendi, M. R. (2022) tujuan penatalaksanaan medis

pada klien dengan hipertensi adalah mencegah terjadinya

morbiditas dan mortalitas penyerta dengan mencapai dan

mempertahankan tekanan darah di bawah 140/90 mmHg. Prinsip

penatalaksanaan klien dengan hipertensi adalah menurunkan

tekanan darah sampai normal atau sampai nilai terndah yang masih

dapat ditoleransi, meningkatkan kualitas hidup dam mencegah

komplikasi. Penatalaksanaan hipertensi dapat dibedakan mejadi 2,

yaitu :

1) Farmakologi

Pengobatan hipertensi dikombinasikan dengan

beberapa obat:

a. Diuretic (Tablet Hydrochlorothiazide (HTC), Lasix

(Furosemid)
b. Beta-blockers Atenolol (Tenorim), Capoten

(Captopril)

c. Calcium channel blockers Norvasc (Amlodipine),

Angiotensin converting enzim (ACE)

2) Non-farmakologi

Pengobatan Non Farmakologi dilakukan dengan cara:

a. Pengurangan berat badan

b. Menghentikan merokok

c. Menghindari alkohol

d. Melakukan kegiatan fisik

e. Membatasi asupan garam

5. Manajemen Perawatan Diri Pada Pasien Hipertensi

Perawatan diri merupakan faktor utama yang dapat

dilakukan untuk mengendalikan tekanan darah, perawatan diri

yang kurang dan gaya hidup masyarakat yang tidak sehat seperti

mengkonsumsi sayur dan serat yang kurang, terlalu banyak

mengkosumsi makanan siap saji, garam, makanan yang berlemak,

dan gula yang terus meningkat menjadi penyebab tingginya

angka kejadian hipertensi di masyarakat ( Su’ud,AN, dkk 2020).

Manajemen perawatan diri hipertensi diharapkan untuk

meningkatkan pengetahuan lansia pada penyakit hipertensi,

memperbaiki sikap dan kepatuhan pengobatan penyakitnya.

Semuanya bisa diterapkan dengan cara pemberian edukasi pada


penderita hipertensi yang bertujuan mengurangi tekanan darah dan

faktor-faktor resiko terjadinya hipertensi. Agar lansia penderita

hipertensi peduli kesehatan tentang hipertensi, tenaga kesehatan

perlu membekali mereka dengan penyuluhan kesehatan hipertensi

dan menjelaskan tentang hipertensi, penatalaksanaan dan

prognosisnya (Suprayitno,E., & Huzaimah, N.2020).

6. Aktivitas Fisik

Kegiatan fisik yang dilakukan secara teratur dapat

menyebabkan perubahan-perubahan misalnya jantung akan

bertambah kuat pada otot polosnya sehingga daya tampung besar

dan konstruksi atau denyutannya kuat dan teratur, selain itu

elastisitas pembuluh darah akan bertambah karena adanya relaksasi

dan vasodilatasi sehingga timbunan lemak akan berkurang dan

meningkatkan kontrksi otot dinding pembuluh darah tersebut

(Adam, L. 2019).

Modifikasi gaya hidup dapat dilakukan dengan membatasi

asupan garam tidak lebih dari 5 gram/hari, menurunkan berat

badan menghindari minuman berkafein, rokok, dan minuman

beralkohol. Olahraga juga dianjurkan bagi penderita hipertensi

seperti jalan kaki, lari, jogging, bersepeda selama 20-25 menit

dengan frekuensi 3-5 kali per minggu. Penting juga untuk

mendapatkan istirahat yang cukup (6- 8 jam) dan mengontrol stres

(Kementerian Kesehatan, 2013).


7. Pola Makan Pasien Hipertensi

Pola makan merupakan salah satu faktor risiko utama yang

dapat dimodifikasi dalam penyakit hipertensi. Pola makan yang

tinggi akan daging merah dan olahan, makanan cepat saji, makanan

berlemak dan makanan penutup yang manis (dessert) dapat

menyebabkan peningkatan tekanan darah, namun pola diet kaya

akan sayuran, biji-bijian utuh, buah-buahan, daging tanpa lemak,

ikan dan produk susu rendah lemak terbukti berhubungan dengan

penurunan tekanan darah (Firdaus, M. & Suryaningrat, W. C.

2020).

Manajemen hipertensi dapat dilakukan salah satunya

dengan cara mengontrol pola makan, mengurangi asupan garam,

meningkatkan konsumsi potassium dan magnesium, serta

mengatur pola makan bagi penderita hipertensi dengan

dilakukan hanya dengan pengaturan garam dan natriumnya saja

(diet rendah garam), namun tidak memperhitungkan kualitas suatu

susunan hidangan. (Nurmayanti, H., & Teguh, S.R. 2020).

8. Pemantauan tekanan darah

Pengukuran tekanan darah dilakukan dengan memasang

manset di lengan atas, tepat di atas lipatan siku. Sambil

mendengarkan denyut nadi, tekanan di dalam manset dinaikkan


dengan cara memompa pompa karet sampai denyut nadi tidak

terdengar lagi, kemudian tekanan perlahan diturunkan. Pada saat

denyut nadi mulai terengar lagi, bacalah tekanan pada batasatay

permukaan air raksa yang terdapat pada alat yang disebut

sphygmomanometerinilah yang disebut tekanan sistolik.Biarkan

tekanan dalam manset tetap turun. Suara denyut nadi akan

terdengar lebih jelas sampai suatu saat suara denyutan terdengar

melemah dan akhirnya menghilangsaat denyut terdengah melemah,

kembali kita lihat tekanan pada manometer. Inilah yang kemudian

disebut diastolic.Satuan untuk keduanya adalah millimeter air raksa

(mmHg) (Robert E. Kowalski. 2010).

9. Edukasi pasien hipertensi

Edukasi manajemen hipertensi sangat penting dalam rangka

meningkatkan kesadaran masyarakat cakupan kesehatan dan

mendukung gaya hidup sehat seperti, makan diet seimbang,

mengurangi asupan garam, menghindari penggunaan alkohol yang

berbahaya, olahraga teratur dan menghindari tembakau karena

peningkatan tekanan darah adalah tanda peringatan serius,

sehingga sangat dibutuhkan perubahan gaya hidup yang signifikan.

Masyarakat perlu mengetahui mengapa peningkatan tekanan darah

berbahaya, serta langkah-langkah yang harus dilakukan untuk

mengendalikannya. Diharapkan dengan munculnya kesadaran

masyarakat membantu deteksi dini dan mengendalikan tekanan


darah dan berbagai penyakit tidak menular lainnya dan membantu

masyarakat menerapkan perilaku hidup aktif (Kardi,I.S,dkk 2019).

10. Edukasi Menggunakan Media Leaflet

Media yang digunakan adalah leaflet. Leaflet adalah suatu

bentuk penyampaian informasi atau pesan-pesan kesehatan melalui

lebaran yang dilipat, isi informasidapat berupa bentuk kalimat

maupun gambar atau kombinasi. Leaflet dapat dijadikan media

sosialisasi untuk mencapai tujuan berupa peningkatan

pengetahuan, perubahan sikap dan perubahan perilaku. Kelebihan

yang memiliki madia leaflet yaitu lebih berthan lama dan dapat

disimpan untuk dilihat sewaktu-waktu(Notoatmodjo, 2012).


B. Asuhan Keperawatan Hipertensi
1. Riwayat Klien / Data Biografis
Nama :Drs Raiselo SH.MI
Alamat : Jalan Ratnasari Blok No 13
Telp. : 081341529464
Tempat, tanggal, lahir/ umur : Raha, 29 Desember 1954
Jenis kelamin : laki-laki
Suku : Muna
Agama : Islam
Status perkawinan : Kawin
Pendidikan : S2
Alamat : Jalan Ratnasari Blok No 13
Orang yang paling dekat dihubungin:
2. Riwayat Keluarga
Genogram Keterangan :
3. Riwayat Pekerjaan
Status pekerjaan saat ini : Dosen
Pekerjaan sebelumnya :-
Sumber – sumber :-
Pendapatan dan kecukupanthdkebutuhan :
4. Riwayat Lingkungan Hidup
Tipe tempat tinggal : Permanen
Jumlah kamar : 8 Kamar
Jumlah orang yang tinggaldirumah: 6 orang
Derajat privasi :
5. Riwayat Rekreasi
Hobi/ Minat : memancing dan catur
Keanggotaan Organisasi : -
Liburan/ Perjalanan :-
6. Sumber / SistemPendukung Yang Digunakan
Dokter : Dokter pribadi (winarto)
Rumah sakit : Rs.
Pelayanan kesehatan dirumah :-
Makanan yang dihantarkan :-
7. Deskripsi Harian Khusus
Kebiasaanwaktutidur : < 8 jam
8. Status Kesehatan Saat Ini
Keluhan kesehatan utama : Darah tinggi (Hipertensi)
Status kesehatan umum :
Selama 1 tahun yang lalu : 1 tahun lalu
Selama 5 tahun yang lalu :
Pengetahuan/ Pemahaman dan penatalaksaan :
Masalah kesehatan( dietkhusus, menggantibalutan:
9. Obat – obatan
Obat – obatan :-
Dosis :-
Bagaimana / kapan ,menggunakannya : -
10. Alergi( Catatagen dan reaksispesifik )
Obat – obat :-
Makanan : Daging
Kontak substansi :-
Faktor lingkungan :-
11. Nutrisi( ingatkembali diet 24 jam, termasuk masukan cairan )
Diet khusus, pembatasan makanan :-
Riwayat peningkatan/ penurunan BB :-
Pola konsusmsi makanan (Mis. Frekuensisendiri/dgn orang
lain: -
Masalah yang mempengaruhi masukan makanan: -
12. Status Kesehatan Masa Lalu
Penyakit masa anak – anak :-
Penyakitserius/ kronik :-
Perawatan dirumah sakit : Rs Makasar
Operasi : Ambeyen dan Ginjal

13. TinjauanSistem
Keadaan Umum : Baik
Tingkat kesadaran : Baik
Skala Koma Glasglow :
Tanda – tanda Vital : TD : 140/100 mmHg
Nadi :64 X/ Menit
RR :16 X/ Menit
Suhu : 36.9°C
INTEGUMEN
Lesi / luka : □ Ya □ Tidak
Pruritus : □ Ya □ Tidak
PerubahanPigmentasi : □ Ya □ Tidak
Perubahantekstur : □ Ya □ Tidak
Sering memar : □ Ya □ Tidak
PerubahanRambut : □ Ya □ Tidak
Perubahan Kuku : □ Ya □ Tidak
HEMOPEATIK
Perdarahan/ memar : □ Ya □ Tidak
Abnormal
Pembengkakankelenjar : □ Ya □ Tidak
Limfa
Anemia : □ Ya □ Tidak
KEPALA
Sakit Kepala : □ Ya □ Tidak
Trauma masa lalu : □ Ya □ Tidak
Pusing : □ Ya □ Tidak
Gatal pada kepala : □ Ya □ Tidak
MATA
Perubahan penglihatan : □ Ya □ Tidak
Kaca mata/ kontaklensa : □ Ya □ Tidak
Nyeri : □ Ya □ Tidak
Air mataberlebihan : □ Ya □ Tidak
Pruritus : □ Ya □ Tidak
Bengkaksekitarmata : □ Ya □ Tidak
Kabur : □ Ya □ Tidak
Fotofobia : □ Ya □ Tidak
Riwayat infeksi : □ Ya □ Tidak
Konjungtiva : □ Ya □ Tidak
Sklera : □ Ya □ Tidak
TELINGA
Perubahan pendengaran : □ Ya □ Tidak
Tinitus : □ Ya □ Tidak
Vertigo : □ Ya □ Tidak
Riwayat infeksi : □ Ya □ Tidak
HIDUNG Dan SINUS
Rinorea : □ Ya □ Tidak
Epistaksis : □ Ya □ Tidak
Obstruksi : □ Ya □ Tidak
Nyeri pada sinus : □ Ya □ Tidak
Riwayat infeksi : □ Ya □ Tidak
MULUT Dan TENGGOROKAN
Sakit tenggorokan : □ Ya □ Tidak
Lesi / ulkus : □ Ya □ Tidak
Kesulitanmenelan : □ Ya □ Tidak
Perdarahangusi : □ Ya □ Tidak
Karies : □ Ya □ Tidak
Riwayat infeksi : □ Ya □ Tidak
Pola menggosokgigi : □ Ya □ Tidak
LEHER
Kekakuan : □ Ya □ Tidak
Nyeri / nyeritekan : □ Ya □ Tidak
Benjolan / massa : □ Ya □ Tidak
Keterbatasangerak : □ Ya □ Tidak
PERNAFASAN
Batuk : □ Ya □ Tidak
Sesak nafas : □ Ya □ Tidak
Hemoptisis : □ Ya □ Tidak
Sputum : □ Ya □ Tidak
Asma / alergipernafasan : □ Ya □ Tidak
Suara nafas : □ vesikuler □ Bronkial □
BronkoVesikuler
Suara nafas tambahan : □ ronkhi □ wheezing
KARDIOVASKULER
Nyeri dada : □ Ya □ Tidak
Palpitasi : □ Ya □ Tidak
Sesak nafas : □ Ya □ Tidak
GASTROINTESTINAL
Nyeri ulu hati : □ Ya □ Tidak
Mual / muntah : □ Ya □ Tidak
Hematemesis : □ Ya □ Tidak
Perubahannafsumakan : □ Ya □ Tidak
Benjolan/ massa : □ Ya □ Tidak
Diare : □ Ya □ Tidak
Konstipasi : □ Ya □ Tidak
Melena : □ Ya □ Tidak
Hemoroid : □ Ya □ Tidak
Perdarahan rectum : □ Ya □ Tidak
Pola defecasi biasanya : □ Ya □ Tidak
PERKEMIHAN
Frekuensi : □ Ya □ Tidak
Menetes : □ Ya □ Tidak
Hematuria : □ Ya □ Tidak
Poliuria : □ Ya □ Tidak
Nokturia : □ Ya □ Tidak
Inkontinensia : □ Ya □ Tidak
Nyeri saatberkemih : □ Ya □ Tidak
Batu infeksi : □ Ya □ Tidak
MUSKUSKELETAL
Nyeri persendian : □ Ya □ Tidak
Kekakuan : □ Ya □ Tidak
Pembengkakansendi : □ Ya □ Tidak
Kram : □ Ya □ Tidak
Kelemahanotot : □ Ya □ Tidak
Masalah caraberjalan : □ Ya □ Tidak
SISTEM SARAF PUSAT
Sakit kepala : □ Ya □ Tidak
Paralysis : □ Ya □ Tidak
Paresis : □ Ya □ Tidak
Masalah koordinasi : □ Ya □ Tidak
Tic/ temor/ spasme : □ Ya □ Tidak
Parastesia : □ Ya □ Tidak
Cedera kepala : □ Ya □ Tidak
Masalah memori : □ Ya □ Tidak
SISTEM ENDOKRIN
Goiter : □ Ya □ Tidak
Polifagia : □ Ya □ Tidak
Poliuria : □ Ya □ Tidak

STATUS FUNGSIONAL
Indeks Katz ( AktivitasKehidupansehari – hari ):
Indeks Katz Menurut Maryam, R. Siti, 2011

Mandiri Tergantung
No
Aktivitas Nilai Nilai
.
(1) (0)
1. Mandi di kamar mandi (Menggosok, 1
membersihkan dan mengeringkan badan
2. Menyiapkan pakaian, membuka dan 1
menggunakannya
3. Memakan makanan yang disiapkan 1
4. Memelihara kebersihan diri untuk 1
penampilan diri (Menyisir rambut, mencucir
ambaut, menggosok gigi, mencukur kumis )
5. BAB di WC ( memberikan dan 1
mengeringkan daerah bokong )
6. Dapat mengontrol pengeluaran feses 1
7. Membuang air kecil di kamar mandi 1
( Membersihakan dan mengeringkan daerah
kemaluan )
8. Dapat mengontrol pengeluaran kemih 1
9. Berjalan di lingkungan tempat tinggal atau 1
keluar rauangan tanpa alat bantu, seperti
tongkat
10. Menjalankan agama sesuai agama dan 1
kepercayaan yang di anut
11. Melakukan pekerjaan rumah seperti 1
merapikan tempat tidur, mencuci pakaian,
memasak dan membersihkan ruangan
12. Berbelanja untuk kebutuhan sendiri atau 1
kebutuhankeluarga
13. Mengelola keuangan( menyimpan dan 1
mengunakan uang sendiri )
14. Menggunakan sarana transportasi umum 0
untuk berpergian
15. Menyiapkan obat dan minum obat sesuai 1
dengan aturan (takaran obat dan waktu
minum obat tepat )
16. Merencanakan dan mengambil keputusan 1
untuk kepentingan keluarga dalam hal
penggunaan uang, aktivitas sosial yg
dilakukan dan kebutuhan akan pelayanan
kesehatan
17. Melakukan aktivitas di waktu 1
luang( kegiatan keagamaan, sosial, rekreasi,
olah raga dan menyalurkan hobi.
Hasil 16

AnalisisHasil : 16
Point : 13 – 17 :Mandiri
Point : 0 – 12 :Ketergantungan

STATUS KOGNITIF/ AFEKTIF


Short Portable Mental Status Questionare( SPMSQ ):

Pertanyaan
Benar Salah Nomer
 1 Tanggal berapa hari ini ?
 2 Hari apa sekarang ?
 3 Apa nama tempat ini ?
 4 Dimana alamat anda ?
 5 Nomor berapa rumah anda ?
 6 Kapan anda lahir ?
 7 Siapa presiden Indonesia sekarang ?
 8 Siapa nama presiden sebelumnya ?
 9 Siapa nama ibu anda ?
Jumlah 10 Kurangi 3 dari 20 dan tetappengurangan 3
darisetiapangkabaru, semuasecaramenurun
Analisihasil :
Salah 0 – 3 : Fungsi intelektual utuh
Salah 4 – 5 : Fungsi intelektual kerusakan ringan
Salah 6 – 8 : Fungsi intelektual kerusakan sedang
Salah 9 – 10 : Fungsi intelektual kerusakan berat

Mini – Mental State Exam( MMSE ):


AspekK Nilai Nilai
No Kriteria
ognitif Maksimal Klien
1 Orientasi 5 Menyebutkandenganbenar
 Tahun
 Musim
 Tanggal
 Hari
 Bulan
2 Orietasir 5 Dimana sekarangkitaberada
egistrasi 3  Negara
 Provinsi
 Kabupaten
Sebutkan 3 namaobjek (kursi,
meja,kertas)
kemudianditanyakankepadaklien,
menjawab
1. Kursi
2. Meja
3. Kertas
3 Perhatian 5 Memintaklienberhitungmulaidari
dan 100, kemudiandikurangi 7 sampai 5
kalkulasi tingkat
100, 93,......
4 Menging 3 Memintaklienuntukmenyebutkanob
at jeknomer 2
1. Kursi
2. Meja
3. Kertas
5 Bahasa 9 Menyakankepadakliententangbenda
( sambilmenunjuk bend tersebut )
1. Jendela
2. Jam dinding
Memintaklienuntukmengulangi
kata berikut“ tidakadajika, dan,
atau, tetapi “
Klien menjawab dan, atau, tetapi
Minta
klienuntukmengikutiperintahberiku
t yang terdiridari 3 langkah
Ambil bolpoinditangananda,
ambilkertas, menulissayamautidur
1. Ambil bolpoin
2. Ambil ketas
3. ................
4. Perintahklienuntukmelakukanh
altersebut
5. Perintahkan pada
klienuntukmenulisataukalimat
dan menyalin.
Total 30

Analis hasil :
Nilai 24 – 30 : Normal
Nilai 17 – 23 : probbablegangguankognitif
Nilai 0 – 16 : Difinitifgangguan

InventarisDepresi Beck( IDB ):


Skor Uraian
A. Kesedihan
3 Saya sangat sedih/tidakbahagiadimanasayatakdapatmenghadapinya
2 Saya galau/sedihsepanjangwaktu dan sayatidakdapatkeluardarinya
1 Saya merasasedihataugalau
0 Saya tidakmerasasedih
B. Pesimisme
3 Saya merasabahwa masa depanadalahsia – sia dan
sesuatutidakdapatmembaik
2 Saya merasatidakmempunyaiapa – apauntukmemandangkedepan
1 Saya merasaberkecilhatimengenai masa depan
0 Saya tidakbegitupesimisataukecilhatitentang masa depan
C. Rasa kegagalan
3 Saya benar – benargagalsebagai orang tua (suami/istri)
2 Bila melihatkehidupankebelakangsemua yang
dapatsayalihathanyakegagalan
1 Saya merasatelahgagalmelebihi orang pada umumnya
0 Saya tidakmerasagagal
D. Ketidakpuasan
3 Saya tidakpuasdengansegalanya
2 Saya tidaklagimendapatkankepuasandariapapun
1 Saya tidakmenyukaicara yang sayagunakan
0 Saya tidakmerasatidakpuas
E. Rasa bersalah
3 Saya merasaseolah – olah sangat burukatautidakberharga
2 Saya merasa sangat bersalah
1 Saya merasaburuk/takberhargasebagaibagiandariwaktu yang baik
0 Saya tidakmerasabenar – benarbersalah
F. TIdak menyukaidirisendiri
3 Saya bencidirisayasendiri
2 Saya muakdengandirisayasendiri
1 Saya tidaksukadengandirisayasendiri
0 Saya tidakmerasakecewadengandirisendiri
G. Membahayakandirisendiri
3 Saya akanmembunuhdirisayasendirijikasayamempunyaikesempatan
2 Saya mempunyairencanapastitentangtujuanbunuhdiri
1 Saya merasalebihbaikmati
0 Saya tidakmempunyaipikiran –
pikiranmengenaimembahayakandirisendiri
H. Menarikdiridari social
3 Saya telahkehilangansemuaminatsaya pada orang lain dan tidakperduli
pada mereka
2 Saya telahkehilangansemuaminatsaya pada orang lain dan
mempunyaisedikitperasaan padamereka
1 Saya kurangberminat pada orang lain dari pada sebelumnya
0 Saya tidakkehilanganminat pada orang lain
I. Keragu – raguan
3 Saya tidakdapatmembuatkeputusansamasekali
2 Saya mempunyaibanyakkesulitandalammembuatkeputusan
1 Saya berusahamengamblkeputusan
0 Saya membuatkeputusan yang baik
J. Perubahangambarandiri
3 Saya merasabahwasayajelekatautampakmenjijikan
2 Saya merasabahwaadaperubahan permanent dalampenampilansaya dan
in membuatsayatidaktertarik
1 Saya kuatirbahwasayatampaktuaatautidakmenarik
0 Saya merasabahwasayatampaklebihburukdari pada sebelumnya
K. Kesuliankerja
3 Saya tidakmelakukanpekerjaansamasekali
2 Saya
telahmendorongdirisayasendiridengankerasuntukmelakukansesuatu
1 Saya memerlukanupayatambahanuntukmemulaimelakukansesuatu
0 Saya dapatbekerjakira – kirasebaiksebelumnya
L. Keletihan
3 Saya sangat lelahuntukmelakukansesuatu
2 Saya merasalelahuntukmelakukansesuatu
1 Saya merasalelahdari yang biasanya
0 Saya tidamerasalebihlelahdaribiasanya.
M. Anoreksia
3 Saya tidakmempunyainapsumakansamasekali
2 Napsumakansaya sangat memburuksekarang
1 Napsumakansayatidaksebaiksebellumnya
0 Napsumakansayatidakburukdari yang biasanya.
Analis Hasil
0-6 Depresitidakadaatau minimal
7-13 Depresiringan
14-21 Depresisedang
22-39 Depresiberat

STATUS FUNGSIONAL SOSIAL


APGAR Keluarga :
N Uraian Fungsi Skor
o
1 Saya puas bahwa saya dapat kembali pada keluarga
(teman-teman) saya untuk membantu pada waktu Adaptation
sesuatu menyusahkan saya
2 Saya puas dengan cara keluarga (teman-teman) saya
membicarakan sesuatu dengan saya dan Partneship
mengungkapkan masalah dengan saya
3 Saya puas bahwa keluarga (teman-teman) saya
menerima dan mendukung keinginan saya untuk Growth
melakukan aktivitas atau arah baru
4 Saya puas dengan cara keluarga (teman-teman) saya
mengekspresikan afek dan berespon terhadap Affection
emosi-emosi saya seperti marah, sedih atau
mencintai
5 Saya puas dengan cara teman-teman saya dan saya Resolve
menyediakan waktu bersama-sama
Analisihasil:
Selalu = 2,
Kadang-kadang = 1,
Hampir tidak pernah = 0

DATA PENUNJANG
BAB III
A. Kesimpulan

B. Saran

1. Bagi Pasien Dan Keluarga

Sebagai bahan acuan bagi klien dan keluarga agar lebih mengetahui

tentang hipertensi dan mengurangi faktor pencetus terhadap terjadinya

hipertensi seperti mengurangi makanan yang banyak mengandung

natrium, stress, minuman beralkohol dan lain-lain.

2. Bagi Petugas Kesehatan

Sebagai bahan pertimbangan oleh puskesmas dalam menjalankan

asuhan keperawatan dengan hipertensi.

3. Bagi institusi pendidikan

Dapat memperkaya ilmu pegetahuan dalam bidang keperawatan dalam

melakukan asuhan keperawatan khususnya asuhan keperawatan

hipertensi dan dapat dijadikan sebagai sumber pembelajaran.

4. Bagi mahasiswa

Menambah wawasan dan pengalaman dalam memberikan asuhan

keperawatan dengan hipertensi di dunia keperawatan.


DAFTAR PUSTAKA

Apidianti, S.P & Emi, Y. (2020).Beta Bulgaris Untuk Menurunkan Tekanan


Darah Pasien Hipertensi.Kabupaten Kediri: Kementrian Republik
Indonesia.
Adnyani, P. P., & Sudhana, I. W. (2014). Prevalensi Dan Faktor Risiko
Terjadinya Hipertensi Pada Masyarakat Di Desa Sidemen, Kecamatan
Sidemen.
Adam, L. (2019). Determinan Hipertensi Pada Lanjut Usia. Jambura Health And
Sport.
Data Badan Pusat Statistik Konawe Selatan (2021). Kabupaten Konawe Selatan
DalamAngka.Https://Konselkab.Bps.Go.Id/Publication/2021/02/26/492cef
671a02f65bcd15261/Kabupaten-Konawe-Selatandalam-Angka-2021.Htmi.
Dafriani, P., & Prima, B. (2019).Pendekatan Herbal Dalam Mengatasi
Hipertensi.
Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara.(2020). Profil Kesehatan Sulawesi
Tenggara 2019. Kendari: Dinkes pada tanggal 30 September 2022, di
www.depkes.go.id/resources/download/profil/PROFILKESPROVINSI201
6/28 Sultra 2016.pdf.
Efendi, M. R. (2022). Pendampingan Asuhan Keperawatan Medikal Bedah Pada
Pasien Dengan Gangguan Sistem Kardiovaskular (Hipertensi) Di Wilayah
Kerja Puskesmas Cijeungjing. Kolaborasi Jurnal Pengabdian
Masyarakat, 2(1), 88-104
Firdaus, M. & Suryaningrat, W. C. (2020).Hubungan Pola Makan Dan Aktivitas
Fisik Terhadap Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi Di Kapuas Hulu.
Majalah Kesehatan Fkub.
Hariawan, H., & Tatisina, C. M. (2020).Pelaksanaan Pemberdayaan Keluarga
Dan Senam Hipertensi Sebagai Upaya Manajemen Diri Penderita
Hipertensi. Pengabdian Masyarakat Sasambo.
Kadir, A. (2018). Hubungan Patofisiologi Hipertensi Dan Hipertensi Renal.
Maulana, N. (2022). Pencegahan Dan Penanganan Hipertensipada Lansia.
Nurhayati, I., Aniswari, A.Y.,Sulistyowati, A. D., & Surtayono, S. (2019).
Penderita Hipertensi Dewasa Lebih Patuh Daripada Lansia Dalam
Minum Obat Penurun Tekanan Darah.
Nurmayanti, H., & Teguh, S.R. (2020). Efektivitas Pemberian Konseling Tentang
Diet Dash Terhadap Asupan Natrium, Kalium, Kalsium, Magnesium,
Aktivitas Fisik, Dan Tekanan Darah Pasien Hipertensi.
Notoatmodjo, S., (2012).Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta, Jakarta
Purwono, J. (2020). Wawancara Kesehatan. Universitas Muhamadiyah Pringsewu
Lampung.
Parmilah, P., Maryani, A., & Wulandari, T. S. (2022). Studi Kasus Upaya
Penelesaian Masalah Defisit Pengetahuan Tentang Program Diet
Hipertensi Melalui Tindakan Edukasi Diet.karya Bhakti.
Ramadhan, A. (2021). Hipertensi Dalam Pemenuhan Kebutuhan Kenyamanan Di
Desa Lawoila Kecamatan Konda KabupatenKonawe Selatan (Doctoral
Dissertation, Poltekkes Kemenkes Kendari). Di Unduh 25 Sepetember
2022,Https://Scholar.Google.Co.Id/Scholar?
Hl=0%2c5&Q=Asuhan+Keperwatan+Gerontik+Ada+Ny+S+Denan+Diag
nosa+Medis+Hipertensi+Dalam+Pemenuhan+Kebutuhan+Kenyaman+Di+
Desa+Lawoila+&Btng.
Robert E. Kowalski. (2010). Terapi Hipertensi: Bandung.
Suprayitno,E., & Huzaimah, N. (2020).Pendampingan Lansia Dalam Pencegahan
Komplikasi Hipertensi.
Su’ud, An,Murtaqid, M., & Kushariyadi, K. (2020). Hubungan Motivasi Dengan
Perawatan Diri Pasien Hipertensi. Jkep.
Yulianda, H., & Yulianti, R. (2021).Hubungan Frekuensi Konsumsi Makanan Asin
Dengan Kejadian Hipertensi Pada Lansia Di Provinsi Riau(Studi Analisis
Data Riskesdas 2018) (Doctoral Dissertation, Universitas Muhammadiyah
Surakarta).

Anda mungkin juga menyukai