Oleh
(Martinus Ratuanak)
(21061026)
FAKULTAS KEPERAWATAN
2022
BABI
PENDAHULUAN
Meningkatnya jumlah penduduk dari tahun ke tahun serta pola hidup yang
tidak sehat seperti kurang beraktifitas, mengonsumsi makanan yang tinggi lemak,
merokok dan minum alkohol yang berlebihan dapat menyebabkan banyak
penyakit seperti salah satunya adalah penyakit Hipertensi. Berdasarkan
penyebabnya, hipertensi dibagi menjadi dua golongan yaitu : hipertensi primer
dan Sekunder. Seseorang dikatakan mengalami hipertensi jika tekanan darah
berada di atas 140/90 mmHg serta gejala yang sering muncul pada pasien yang
memilii penyakit Hipertensi adalah : sakit kepala, gelisah, jantung berdebar-debar,
pusing, penglihatan kabur, rasa sakit di dada dan mudah lelah (Siswanti, dkk.
2022).
Berdasarkan estimasi World health organization (WHO) saat ini mengenai
prevalensi hipertensi secara global sebesar 22% dari total penduduk dunia.
Sedangkan di wilayah Afrika memiliki prevalensi hipertensi sebesar 27%, begitu
pula Asia Tenggara berada di posisi ke-3 tertinggi dengan prevalensi sebesar 25%
dari total penduduk (Andala, dkk. 2022). Hipertensi dapat menyerang laki-laki
maupun perempuan, dan kejadian ini sering terjadi pada usia >55 tahun menurut
Siswanti, dkk.(2022), penyakit ini menyerang 22% penduduk dunia. Sedangkan di
Asia tenggara, angka kejadian hipertensi mencapai 36%. Dari hasil riskesdas yang
terbaru tahun 2020.
1.3 TUJUAN
1.4 MANFAAT
1.4.1 Teoritis
1.4.2 Praktis
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Pengertian
2.1.2 Klasifikasi
Klasifikasi tekanan darah menurut WHO, 2019 adalah sebagai berikut:
Klasifikasi Tekanan darah Tekanan darah
Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)
Normal < 120 < 80
e. Vasodilator
Di gunakan untuk menimbulkan relaksasi otot
pembuluh darah sehingga tidak terjadi penyempitan
pembuluh darah tekanan darah pun berkurang.
2.2 ASKEP TEORI
2.2.1 Pengkajian
Adapun beberapa aspek yang dapat dikaji berkaitan dengan hipertensi
menurut Cahyani, dkk. (2020) sebagai berikut:
1. Identitas Klien
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan,
agama, suku, tanggal dan waktu MRS, nomor registrasi dan diagnosis
medis.
2. Keluhan utama seringkali alasan klien untuk meminta pertolongan
medis adalah sakit kepala disertai rasa berat di leher, sakit kepala
berdenyut.
3. Riwayat kesehatan saat ini, seperti sakit kepala, mimisan, pusing, wajah
kemerahan, dan kelelahan, yang dapat terjadi pada penderita hipertensi.
4. Riwayat penyakit dahulu apakah ada riwayat hipertensi sebelumnya,
diabetes mellitus, penyakit ginjal, obesitas, hiperkolesterolemia, riwayat
merokok, penggunaan alkohol dan penggunaan kontrasepsi oral, dan
lain-lain.
5. Riwayat kesehatan keluarga biasanya ada riwayat keluarga hipertensi.
6. Data dasar pengkajian pasien
1) Aktivitas/istirahat Gejala : lemas, lelah, sesak nafas, gaya hidup
monoton. Tanda : peningkatan denyut jantung, perubahan irama
jantung, takipnea.
2) Sirkulasi Gejala: riwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit
jantung koroner dan penyakit serebrovaskular. Tanda : tekanan
darah meningkat, nadi jernih dan karotis.
3) Integritas ego Gejala: perubahan kepribadian, kecemasan, euforia,
kemarahan kronis (bisa berupa perbaikan otak).
4) Penghapusan gejala: gangguan saat ini atau masa lalu/riwayat
obstruksi penyakit ginjal.
5) Makanan dan cairan Gejala: makanan tinggi garam, tinggi lemak,
tinggi kolesterol, gula hitam, tinggi kalori, mual, muntah,
perubahan berat badan. Tanda: berat badan.kalori, mual, muntah,
perubahan berat badan. Tanda : obesitas berat badan, adanya
edema, kongesti vena, glikosuria.
6) Neurosensori Gejala: keluhan Pusing/pusing, berdenyut, sakit
kepala suboksipital, gangguan penglihatan (diplopia, penglihatan
kabur) Tanda: status mental, perubahan kewaspadaan, orientasi,
pola bicara, proses berpikir, respon motorik: penurunan kekuatan
genggaman tangan/refleks tendon di, Gejala: angina, nyeri tulang
yang timbul di kaki, sakit kepala oksipital parah, sakit perut.
7) GejalaPernafasan:dispneaberhubungandengan aktivitas/pekerjaan,
takipnea, ortopnea, nokturnal, paroksismal, batuk dengan/tanpa
pembentukan sputum, riwayat merokok, Tanda : Distress
pernafasan/penggunaan otot bantu pernafasan, suara nafas
tambahan, sianosis.
8) Keamanan Gejala: gangguan koordinasi/gait Tanda: episode
parestesia transien unilateral, hipotensi postural.
2.2.2 Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan menurut Cahyani, dkk. (2020) sebagai berikut:
1. Penurunan curah jantung b.d kesadaran menurun
2. Nyeri akut b.d nyeri kepala akut
3. Kelebihan volume cairan b.d retensi Na ditandai dengan edema
4. Intoleransi Aktivitas b.d kelemahan fisik
5. Defisiensi pengetahuan b.d koping tidak adekuat
2.2.3 Intervensi Keperawatan
1. Penurunan curah jantung berubungan dengan kesadaran menurun
Tujuan : Kebutuhan metabolik tubuh terpenuhi.
Kriteria Hasil :
1) TTV dalam rentang normal
2) Dapat mentoleransi aktivitas, tidak ada kelelahan
3) Tidak ada edema paru, perifer, dan tidak ada asites
4) Tidak ada penurunan kesadaran
Pemantauan Respirasi
Tindakan
Observasi
1. Monitor frekuensi, irama, kedalaman dan upaya napas
R/ untuk mengkompensasi penurunan kontraktilitas ventrikel
2. Monitor adanya sumbatan jalan napas
R/ untuk melancarkan jalan napas
Terapeutik
1. Auskultasi suara napas
R/ untuk mengetahui adanya hipertropi ventrikel
Edukasi
2. Berikan lingkungan tenang dan nyaman
R/ untuk membantu menurunkan rangsang simpatis,
meningkatkan relaksasi
Kolaborasi
1). Kolaborasi pemberian analgetik
R/ untuk menurunkan rangsangan dan meningkatkan relaksasi
2. Nyeri akut b.d nyeri kepala akut
Tujuan : Kontrol rasa sakit dan tingkat kenyamanan
Kriteria Hasil :
1. Mampu mengontrol nyeri
2. Melaporkan bahwa nyeri berkurang
3. Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda
nyeri).
4. Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang
Manajemen Nyeri
Tindakan
Observasi
1) Identifikasi skala, lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas, intensitas nyeri
R/ untuk menentukan terapi yang cocok serta mengevaluasi
keefektifan dari terapi
Terapeutik
2) Berikan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
(terapi musik, terapi pijat, aromaterapi)
R/ untuk memperlambat respon simpatis efektif dalam
menghilangkan sakit kepala.
3) Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
R/ untuk meminimalkan stimulus/ tindakan relaksasi Edukasi
4) Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
R/ dapat mengontrol nyeri secara mandiri
5) Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
R/ untuk mengurangi dan menghilangkan nyeri
Kolaborasi
1) Kolaborasi pemberian analgetik
R/ untuk menurunkan/mengontrol nyeri
3. Kelebihan volume cairan b.d retensi Na ditandai dengan edema
Tujuan : Cairan dan elektrolit seimbang
Kriteria Hasil :
1. Terbebas dari edema, efusi, anaskara
2. Bunyi nafas bersih, tidak ada dyspneu/ortopneuTerbebas dari
kelelahan, kecemasan atau kebingungan
3. Menjelaskan indikator kelebihan cairan
Manajemen Cairan
Tindakan
Observasi
1) Monitor status hidrasi
R/ pantau intake-output cairan dan hitung balans cairan 24 jam
Terapeutik
1) Berikan asupan cairan sesuai kebutuhan
R/ memenuhi cairan tubuh sesuai kebutuhan
Edukasi
1) Jelaskan pentingnya cairan bagi tubuh
R/ dapat mempertahankan cairan dalam tubuh dengan baik
2) Ajarkan jenis, fungsi, perhitungan cairan sesuai dengan kebutuhan
tubuh
R/ dapat melakukan secara mandiri
Kolaborasi
1) Kolaborasi pemberian diuretik
R/ sebagai terapi konservatif
4. Intoleransi Aktivitas b/d kelemahan fisik
Tujuan : Menyelesaikan aktivitas kehidupan sehari-hari yang ingin
dilakukan
Kriteria Hasil :
1) TTV dalam batas normal
2) Berpartisipasi dalam aktivitas fisik tanpa disertai peningkatan
tekanan darah, nadi, dan RR
3) Mampu melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri
4) Keseimbangan aktivitas dan istirahat
Terapi Aktivitas
Tindakan
Observasi
1) Identifikasi kemampuan dalam beraktivitas
R/ mengetahui respon fisiologis terhadap aktivitas
Terapeutik
1) Sepakati komitmen dan anjurkan teknik menyimpan tenaga
R/ mengurangi penggunaan energi yang berlebihan
2) Jadwalkan aktivitas dalam rutinitas sehari-hari
R/ sesuai kebutuhan untuk mencegah peningkatan kerja jantung
3) Berikan penguatan positif atas partisipasi dalam aktivitas
R/ apresiasi dan semangat kemajuan untuk sembuh
Edukasi
1) Ajarkan cara melakukan aktivitas yang dipilih
R/ melakukan aktivitas sesuai dengan apa yang diinginkan
2) Anjurkan melakukan aktivitas fisik, sosial, spiritual, dan kognitif
dalam menjaga fungsi dan kesehatan
R/ kooperatif dalam melakukan aktivitas menjaga kesehatan
5. Defisit pengetahuan b.d koping tidak adekuat
Tujuan : Mengetahui proses penyakit dan perilaku kesehatan Kriteria
hasil :
1) Pasien dan keluarga menyatakan pemahaman tentang penyakit,
kondisi, prognosis, dan program pengobatan
2) Pasien dan keluarga mampu melaksanakan prosedur yang
dijelaskan secara benar
3) Pasien dan keluarga mampu menjelaskan kembli apa yang
dijelaskan oleh perawat
Promosi Kesiapan Penerimaan Informasi
Tindakan
Observasi
1) Identifikasi pemahaman tentang kondisi kesehatan saat ini
R/ mengetahui terapi yang akan dilakukan
Terapeutik
1) Lakukan penguatan potensi pasien dan keluarga untuk menerima
informasi
R/ memberikan informasi dengan baik agar pasien dan keluarga
mampu menerima dengan baik
Edukasi
1) Berikan informasi berupa alur, leaflet atau gambar
R/ untuk memudahkan pasien mendapatkan informasi kesehatan
2) Anjurkan keluarga mendampingi pasien selama fase akut, progresif
atau terminal jika memungkinkan
R/ kemampuan keluarga mendampingi dalam segala kondisi
2.2.4 Implementasi
Menurut Rukmi dkk, (2022), pada tahap ini tindakan keperawatan
yang telah direncanakan atau diimplementasikan kepada pasien.
Implementasi keperawatan terjadi selama dua puluh empat jam karena
perawat memiliki sistem kerja shift.
Setiap penggantian shift, perawat perlu menilai kembali apakah
asuhan yang diberikan masih sesuai, apakah ada hal baru yang dikebangkan
untuk mengubah rencana keperawatan, dan bagaimanakah respon pasien
terhadap asuhan yang diberikan. Pada tahap ini penilaian berkelanjutan pada
pasien sangat penting dilakukan dan dicatat atau didokumentasikan.
2.2.5 Evaluasi
Bagian terpenting dari proses keperawatan setelah pengkajian
berkelanjutan di tahap implementasi adalah mengevaluasi apakah asuhan
keperawatan telah mencapai hasil yang diinginkan atau belum. Tahap ini
seharusnya tidak hanya dilakukan hanya dilakukan pada akhir pengobatan
atau perawatan, tetapi harus dilakukan terus-menerus saat asuhan
keperawatan diimplementasikan.
Evaluasi pada akhir pengobatan atau perawatan melibatkan
pengkajian ulang dari semua rencana perawatan untuk menentukan apakah
hasil yang diharapkan akurat dan lengkap, apakah diagnosis yang
dirumuskan sudah tepat, apakah tujuan yang disusun sudah realistis untuk
dicapai, dan apalah tindakan yang ditentukan sudah tepat (Rukmi dkk,
2022).
2.3 Penelitian Terkait
No Penulis Tempat Tahun Tujuan Metode Sampel Hasil Manfaat
1. MA'RIF Di RSUD (2022) Untuk Menggunaka Studi kasus Setelah dilakukan Untuk
AT, S. Temanggung menggambarkan n metode yang di ambil tindakan menggambarka
N., Kabupaten penerapan asuhan penelitian yaikni pasien keperawatan 3x24 n penerapan
Sunarko, Temanggung keperawatan pada deskriktif dengan jam pada asuhan
S., Med, pasien hipertensi dengan studi penyakit responden keperawatan
M., & dengan fokus studi kasus dan hipertensi Tn masalah pada pasien
Supriyat nyeri kepala akut. pendekatan K umur 52 keperawatan hipertensi
no. keperawatan tahun teratasi sesuai dengan fokus
dengan kriteria studi nyeri
hasil yang kepala akut.
ditetapkan.
2. Ngurah, Tempat (2020) Tujuan dari Metode yang Menggunaka Hasil studi kasus, Untuk
G. penelitian di penelitianini untuk digunakan n dua orang diagnosa mengetahui
Poliklinik mengetahui gambaran adalah Jenis klien yang keperawatan lebih gambaran
Rindam asuhan keperawatan rancangan dirawat jalan memfokuskan ke asuhan
Tabanan pada pasien hipertensi menggunaka di poliklinik bagian rasa keperawatan
dengan gangguan n deskriptif tersebut. nyaman pasien, pada pasien
kebutuhan rasa studi kasus yaitu nyeri. hipertensi
nyamannyeridi Intervensi dengan
Poliklinik Rindam keperawatan gangguan
Tabana dilakukan selama kebutuhan rasa
2 x 15 menit nyamannyeridi
dengan Poliklinik
menggunakan Rindam Tabana
teknik relaksasi
nafas dalam
yang diketahui
mampu
mempertahankan
keelastisan otot
sehingga
menurunkan
tekanan darah
dan terjadi
penurunan skala
nyeri dari
skalanyeri 5 ke
skala nyeri 3.
3. Chairani, dilakukan di (2022) Untuk mengetahui Desain Pada Penerapan asuhan Untuk
R., & Kecamatan efektifitas pelaksanaan penelitian ini keluarga keperawatan mengetahui
Satriadi, Cikande asuhan keperawatan menggunaka Mr.G Rt keluarga selama 4 efektifitas
A. Kabupaten keluarga pada pasien n metode 02/03 kali kunjungan pelaksanaan
Serang Desa hipertensi dalam studi kasus dapat asuhan
Parigi upaya penurunan yang meningkatkan keperawatan
tekanan darah. menerapkan pengetahuan keluarga pada
penerapan pasien tentang pasien
asuhan hipertensi, hipertensi
keperawatan menurunkan nyeri dalam upaya
keluarga pada akut dengan penurunan
pasien teknik relaksasi, tekanan darah.
hipertensi mengatasi pola
sebagai tidur dengan
upaya melakukan teknik
penurunan pernapasan
tekanan sebelum tidur dan
darah. menurunkan
tekanan darah
dari 140/95mmhg
menjadi
130/90mmhg.
4. Boratas, Di (2018) Penelitian ini Metode yang Yang Rata-rata skor Untuk
S., & Puskesmas bertujuan untuk di gunakan melibatkan Skala Efikasi Diri mengevaluasi
Kilic, H. Akdogan mengevaluasi adalah: 147 pasien Kepatuhan Obat kepatuhan
F. kepatuhan minum deskriptif hipertensi adalah 70,29 ± minum obat
obat pada pasien cross- yang di rawat 8,52. Usia, durasi pada pasien
hipertensi dan sectional di puskesmas HT, frekuensi hipertensi dan
mengidentifikasi Akdogan kunjungan tindak mengidentifikas
faktor-faktor yang lanjut untuk HT, i faktor-faktor
berpengaruh. status minum obat yang
secara teratur, berpengaruh.
frekuensi
pengukuran
tekanan darah dan
status penggunaan
metode alternatif
ditemukan efektif
dalam kepatuhan
minum obat.
5. Baykal, Di ruaang (2022) Penelitian ini Penelitian ini Dilakukan Ditentukan ada Untuk
D., & penyakit dilakukan untuk dilakukan terhadap hubungan antara mengetahui
YILDIRI dalam Rumah mengetahui hubungan dengan pasien yang persepsi pasien hubungan
M, D. sakit Diklat antara persepsi asuhan metode terdiagnosis tentang asuhan antara persepsi
keperawatan pasien korelasional, hipertensi keperawatan asuhan
hipertensi dengan cross- (n=101). dengan fisik dan keperawatan
penyakit kronis dan sectional, dan sosial kepatuhan. pasien
kepatuhan minum deskriptif Selain itu, diamati hipertensi
obat. bahwa ada dengan
hubungan antara penyakit kronis
persepsi asuhan dan kepatuhan
keperawatan dan minum obat.
hambatan.
BAB III
GAMBARAN KASUS
Gambaran kasus ini merupakan narasi ilmiah mengenai Asuhan keperawatan pada
pasien hiprtensi dengan pendekatan keperawatan melalui langkah-langkah sebagai
berikut: pengkajian, diagnosis keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
Pasien atas nama Ny W.M umur 57 tahun datang ke Rumah Sakit Budi Mulia
Bitung tanggal paada tanggal 10 November 2021 kurang lebiih pukul 01:10 dengan
keluhan pusing, sakit kepala, merasa mual dan muntah, kesemutan pada kedua kaki
serta lemah badan. Pasien telah mengikuti protokol kesehatan dengan menggunakan
masker dan telah melalui proses swab antigen yang di lakukan di IGD dengan hasil
negatif. Berdasarkan tanda dan gejala yang di dapatkan melalui pengkajian yang
dilakukan di IGD maka pasien di diagnosis penyakit Hipertensi. Pada saat itu juga
proses tindakan keperawatan di lakukan dimana pasien di pasangkan infus Ns 0,9% +
Neurosanbe 20tpm/mnt di tanagan kanan serta diambilkan sampel darah untuk di
periksa di laboratorium.
Setelah penanganan awal telah di lakukan di IGD pasien pun di antar ke ruang
rawat inap dimana bertempat di ruang St. Lucia kamar 5 bad IV, setelah pasien tiba di
ruangan beberapa menit kemudian penulis melakukan pengkajian sebelum penulis
melakukan pengkajian, pertama-tama penulis memperkenalkan nama serta maksud dan
tujuan penulis berkunjung. Selanjutnya penulis langsung masuk pada proses pengkajian
dimana penulis menanyakan identitas pasien yang meliputi nama, tempat tanggal lahir,
umur dan alamat, serta menanyakan penenaggung jawab pasien dimana pasien
mengatakan anaknya yang akan menjaganya selama di rumah sakit.
Setelah itu penulis mengkaji keluhan yang di rasakan pasien. Berdasarkan
pengkajian yang dilakukan, ditemukan data terkait keluhan yang di rasakan pasien
sebagai berikut: pusing, sakit kepala, mual kesemutan pada kedua kaki muntah serta
lemah badan. Pasien juga mengatakan tidak bisa tidur semalam karena merasa
terganggu oleh pasien yang berada di sebelahnya karena sering batuk-batuk serta nyeri
yang di rasakan di kepalanya dengan skla 6 yang seringkali muncul sehingga membuat
pasien juga sulit untuk tidur. Ditemukan juga keluhan lain seperti pasien mengatakan
merasa pusing saat bergerak di tempat tidur atau ke kamar mandi, meresa lemah badan,
keadaan umum pasien tampak lemah, pasien tampak di bantu anaknya ke kamar mandi,
terpasang IVFD di tangan kanan, pasien tampak sering memegang kepalanya saat di
kaji.
Terdapat juga beberapa data yang menunjang apa yang telah katakan seperti
pasien yang di sampingnya tampak batuk saat penulis melakukan pengkajian, terlihat
juga pasien tampak memegang kepalanya sambil meringis, tampak mata pasien
kemeraan, pasien tampak menguap, pasien tampak di jaga oleh anaknya, pasien tampak
pucat. Untuk mengetauhi penyebab nyeri yang di rasakan pasien maka penulis
melakukan pengkajian nyeri sebagai berikut (P: saat bergerak di tempat tidur dan
berjalan ke kamar mandi, Q: tertusuk-tusuk, R: di bagian kepala, S: dengan skala 6, T:
hilang timbul). Setelah selesai melakukan pengkajian, penulis melakukan pemeriksaan
tanda-tanda vital yang meliputi (TD: 140/90mmHg, ND:80x/mt SB: 37ºc RR: 20x/mt
SPO2: 96%). Adapun data penunjang lainnya seperti hasil laboratorium tanggal 10
November 2021 yang menunjukan nilai glukosa sewaktu 1 ( 181 mg/dL meningkat), asam
urat (6,8 mg/dL meningkat), kolestrol (230 mg/dL meningkat) dan kalium (3,5 Mmol/L
menurun).
Setelah penulis selesai melakukan pengajian, penulis melakukan kontrak waktu
dengan pasen untuk keesokan harinya setelah itu penulis pulang dan merencanakan
tindakan apa yang akan di berikan pada pasien.
Berdasarkan data yang di peroleh melalui pengkajian maka penulis mulai
menentukan diagnosa keperawan apa saja yang muncul pada kasus tersebut. Terdapat
beberapa diagnosayang muncul pada pasien dengan penyakit hipertensi sebagai berikut :
1. Nyeri akut berubungan dengan agen pencidera fisiologis
2. Intoleransi aktivitas berubungan dengan kelemahan badan
3. Gangguan pola tidur berubungan dengan penyakit yang dialami
Setelah penulis menentukan diangnosa, langkah selanjutnya adalah penulis
merencanakan tindakan apa saja yang akan penulis lakukan pada pasien tindakan-
tindakannya sebagai berikut
1. Nyeri akut berubungan dengan agen pencidera fisiologis yag di tandai dengan :
Pasien mengatakan merasa nyeri pada bagian kepalanya, pasien tampak sering kali
menunjukan waja meringis karena sakit yang di rasakan di kepala, pengkajian nyeri
P: Saat bergerak, Q: Tertusuk-tusuk R: Area Kepala, S: Dengan skala 6, T: Hilang
timbul, Keadaan Umum (TTV), TD: 140/90 mmHg, ND: 80x/menit, SB: 37ºc, RR:
20x/menit, Spo2: 96%.
1) Tujuan dan kriteria hasil
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x7 jam diharapkan nyeri akut
menurun dengan kriteria hasil :
a) Keluhan nyeri menurun
b) Meringis menurun
c) Gelisah pasien menurun
d) Tekanan darah membaik
2) Intervensi dan Implementasi yang diberikan.
Manajemen Nyeri (SIKI I. 08238)
Observasi
a) Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri.
b) Identifikasi skala nyeri
c) Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri.
Teraupetik
d) Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (relaksasi
napas dalam).
Edukasi
e) Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri.
f) Anjurkan teknik nonfarmakologis.
Kolaborasi
g) Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu : Amlodipine 5mg 1x1,
Betahistin 3x1, Paracetamol 3x1, Simvastatin 40mg 1x1.
2. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan kelelahan yang ditandai dengan : Pasien
mengatakan merasa pusing saat bergerak di tempat tidur atau ke kamar mandi, Pasien
mengatakan meresa lemah badan, Keadaan umum pasien tampak lemah, Pasien
tampak di bantu anaknya ke kamar mandi, Terpasang IVFD di tangan kanan, Pasien
tampak sering memegang kepalanya saat di kaji.
1) Tujuan dan kriteria hasil
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x7 jam diharapkan toleransi
aktivitas meningkat dengan kriteria hasil:
a) Keluhan lemah menurun
b) Kemudahan dalam melakukan aktivitas
c) Kekuatan tubuh bagian atas meningkat
d) Kekuatan tubuh bagian bawah meningkat
2) Intervensi dan implementasi yang diberikan
Manajemen Energi (SIKI I.05178)
Observasi
a) Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan kelelahan.
b) Monitor lokasi dan ketidaknyamanan yang mengakibatkan kelelahan.
Teraupetik
c) Lakukan rentan gerak aktif atau pasif
d) Anjurkan pasien untuk duduk disamping tempat tidur agar mempermudah
pasien untuk jalan
Edukasi
e) Anjurkan tirah baring.
f) Anjurkan menghubungi perawat jika tanda dan gejala kelelahan tidak
berkurang.
3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan proses penyakit yang ditandai dengan :
Pasien mengatakan merasa terganggu semalam karena pasien yang berada di
sampingnya sering batuk-batuk semalam sehingga pasien tidak bisa tidur, Pasien
mengatakan tidak bisa tidur karena merasa sakit pada kepala, Pasien tampak
mengantuk saat di kaji terlihat juga pasien tampak menguap, mata tampak
kemerahan, Pasien di sampingnya terdengar sering batuk-batuk, Pasien tampak
memegang kepalanya.
4.1.5 Evaluasi
Hasil evaluasi keperawatan pada hari pertama, pukul 14:30 untuk diagnosa
nyeri akut berubungan dengan agen penciderah fisiologis didapatkan data S :
pasien mengatakan masih merasa sakit pada kepala saat beraktivitas seperti ke
kamr mandi dan di tempat tidur, O : pasien masih tampak memegang kepalnya
dan masih tampak meringis, tekanan darah 140/90mmHg, nadi 80x/mnt respirasi
20x/mnt suhu badan 37ºc , A : Masalah keperawatan nyeri akut belum teratasi,
P : intervensi dilanjutkan, berikan tindakan non farmakologi untuk mengurangi
rasa nyeri seperti teknik relaksasi dan kolaborasi pemberian anlgesik Amlodipine
5mg 1x1, Betahistin 3x1, Paracetamol 3x1, Simvastatin 40mg 1x1. Evaluasi hari
ke dua ditemukan data S : pasien mengatakan nyeri yang dirasakan berkurang, O
: pasien tampak sudah bisa duduk saat diilakukan pemeriksaan TTV: tekanan
darah 130/90mmHg, nadi 80x/mnt respirasi 20x/mnt suhu badan 36,5ºc , A :
Masalah keperawatan nyeri akut teratasi sebagian, P : intervensi masih tetap
dilanjutkan, berikan tindakan non farmakologi untuk mengurangi rasa nyeri
seperti teknik distraksi dan kolaborasi pemberian anlgesik Amlodipine 5mg 1x1,
Betahistin 3x1, Paracetamol 3x1, Simvastatin 40mg 1x1. Di hari ketiga di
temukan S : pasien mengatakan sudah tidak merasa nyeri lagi, O : pasien tampak
sudah bisa duduk saat penulis melakukan evaluasi TTV: tekanan darah
130/80mmHg, nadi 80x/mnt respirasi 20x/mnt suhu badan 36ºc, A : Masalah
keperawatan nyeri akut teratasi, P : intervensi di hentikan, pasien rencana rawat
jalan.
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
5.1.1 Pengkajian
Berdasarkan hasil pengkajian ditemukan data Ny. W. datang ke rumah sakit
dengan keluhan pusing, sakit kepala, merasa mual dan muntah, kesemutan pada
kedua kaki serta lemah badan. Pasien juga mengatakan tidak bisa tidur semalam
karena merasa terganggu oleh pasien yang berada di sebelahnya karena sering
batuk-batuk serta nyeri yang di rasakan di kepalanya yang seringkali muncul
sehingga membuat pasien juga sulit untuk tidur, pengkajian nyeri sebagai berikut
(P: saat bergerak di tempat tidur dan berjalan ke kamar mandi, Q: tertusuk-tusuk,
R: di bagian kepala, S: dengan skala 6, T: hilang timbul). Ditemukan juga
keluhan lain seperti pasien mengatakan merasa pusing saat bergerak di tempat
tidur atau ke kamar mandi, meresa lemah badan, keadaan umum pasien tampak
lemah, Pasien tampak di bantu anaknya ke kamar mandi, terpasang IVFD di
tangan kanan, pasien tampak sering memegang kepalanya saat di kaji. Setelah
selesai melakukan pengkajian, penulis melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital
yang meliputi (TD: 140/90mmHg, ND:80x/mt SB: 37ºc RR: 20x/mt SPO2: 96%).
5.1.5 Evaluasi
Pada akhir dari evaluasi semua tujuan dapat tercapai karena adanya
kerjasama yang baik antara pasien, keluarga, dan tim kesehatan. Hasil evaluasi
yang didapat dari Ny. W.M sesuai dengan harapan karena masalah teratasi dan
intervensi dihentikan.
5.2 SARAN
Deri hasi penulisan tentang asuhan keperawatan pada pasien dengan hipertensi,
penulis menganjurkan beberapa saran yang diharapkan dapat berguna, sebagai berikut:
5.2.1 Keperawatan
5.2.3 Pennelitian