PENDAHULUAN
Blok Sistem Respirasi adalah blok ketiga belas pada Semester IV dari
sistem Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) Pendidikan Dokter Fakultas
Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang. Salah satu strategi
pembelajaran sistem Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) ini adalah Problem
Based Learning (PBL). Tutorial merupakan pengimplementasian dari metode
Problem Based Learning (PBL). Dalam tutorial mahasiswa dibagi dalam
kelompok-kelompok kecil dan setiap kelompok dibimbing oleh seorang
tutor/dosen sebagai fasilitator untuk memecahkan kasus yang ada.
Pada kesempatan ini dilaksanakan tutorial studi kasus skenario C yang
memaparkan kasus pada Ali, laki laki umur 3 tahun datang ke instalasi Gawat
Darurat RSMP karena sesak napas yang semakin hebat sejak pagi tadi. Dua hari
sebelumnya, ali sudah mengalami sesak napas. Sesak napas tidak berbunyi mengi,
tidak dipengaruhi oleh cuaca, aktivitas, dan posisi. Enam hari yang lalu, ali juga
mengalami batuk dan pilek yang disertai panas tinggi.
Adapun maksud dan tujuan dari laporan studi kasus ini, yaitu :
1. Sebagai laporan tugas kelompok tutorial yang merupakan bagian dari
sistem pembelajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi.
2. Dapat menyelesaikan kasus yang diberikan pada skenario dengan
metode analisis dan pembelajaran studi kelompok.
3. Tercapainya tujuan dari pembelajaran tutorial berdasarkan langkah-
langkah seven jump.
Ali, laki laki umur 3 tahun datang ke instalasi Gawat Darurat RSMP
karena sesak napas yang semakin hebat sejak pagi tadi. Dua hari
sebelumnya, ali sudah mengalami sesak napas. Sesak napas tidak berbunyi
mengi, tidak dipengaruhi oleh cuaca, aktivitas, dan posisi. Enam hari yang
lalu, ali juga mengalami batuk dan pilek yang disertai panas tinggi.
Riwayat penyakit dahulu: tidak pernah mengalami penyakit yang sama
sebelumnya, tidak ada riwayat alergi.
Riwayat penyakit dalam keluarga: bapak penderita saat ini batuk dan pilek.
Riwayat imunisasi BCG; scar (+); DPT 1,2,3; Hepatitis 1,2,3; Polio 0,1,2,3.
Riwayat makanan: tidak pernah diberi ASI sejak lahir. Saat ini anak makan
nasi biasa 3x setengah mangkuk kecil dan minum susu formula 1x sehari.
Riwayat lingkungan: tinggal bersama kedua orang tua dan 2 orang kakak di
rumah semi permanen berukuran 4x4 m tanpa kamar, hanya ada 2 jendela.
1. Bronkus dibagi 2 :
2. Paru – Paru
Topografi paru
Histologi
Trakea
Trakea dilapisi oleh mukosa respiratorik yang khas. Di lamina propria, terdapat
sejumlah besar kelenjar seromukosa menghasilkan mukus encer dan di
submukosa, 16-20 cincin kartilago hialin berbentuk C menjaga agar lumen trakea
tetap terbuka. Ujung terbuka dari cincin kartilago ini terdapat di permukaan
superior trakea, menghadap esofagus dan dihubungkan oleh suatu berkas otot
polos (m.trachealis) dan suatu lembar jaringan fibroelastis yang melekat pada
perikondrium. Keseluruhan organ ini dilapisi oleh adventitia. Pada trakea
ditemukan juga sel goblet.
Mukosa bronkus besar secara struktural mirip dengan mukosa trakea, kecuali pada
susunan kartiago dan otot polosnya. Di lamina propria bronkus, terdapat berkas
menyilang otot polos yang tersusun spiral dan juga mengandung serat elastin serta
memiliki banyak kelenjar serosa dan mukosa. Ditemukan juga sel goblet.
Bronkiolus
Pada bronkus yang lebih besar, epitelnya masih bertingkat silindris bersilia, tetapi
semakin memendek dan sederhana menjadi epitel selapis silindris bersilia atau
Alveolus
Secara struktural alveolus menyerupai kantong kecil yang terbuka pada satu
sisinya, yang mirip dengan sarang lebah. Setiap dinding terletak di antara
lingkungan luar dan dalam. Umumnya, setiap dinding terletak di antara dua
alveolus yang bersebelahan sehingga disebut septum interalveolus. Satu septum
intreralveolar memiliki sl dan matriks ekstrasel jaringan ikat, terutama serat
elastin dan kolagen, yang diperdarahi oleh sejumlah besar jalinan kapiler tubuh.
Makrofag dan leukosit lain juga ditemukan di dalam interstisium septum.
sel yang meliputi sakus alveolaris dibagi atas dua tipe. Pertama, sel yang
mempunyai bentuk pipih disebut dengan pneumosit atau tipe I, dimana terjadi
pertukaran udara yang berlangsung secara efisien. Kedua, sel yang mempunyai
bentuk kuboid dan disebut dengan tipe II (cuboid cell) yang berfungsi untuk
membentuk surfaktan dan mudah mengalami proliferasi dengan membentuk sel
tipe I.
(Mescher,2012;Rab, 2013)
FISOLOGI
1. Ventilasi: Proses keluar masuknya udara dari luar ke alveolus
yang melalui serangkain proses yang terjadi dari rongga nasal ,
kemudian terus ke faring , diteruskn ke laryng melewati
trachea sampai ke bronchus , brokiolus dan sampai ke alveolus
2. Difusi : Setelah di Alveolus udara yang masuk mengalami
proses difusi ( pertukaran 02 dan Co2 antara alveolus dengan
kapiler yang berada disekitas alveoli)
3. Transportasi : kemudian O2 yang masuk diangkut kejaringan
melalui arteri yang diangkut melalui darah dan diikat oleh Hb
dan juga ada yang menjadi plsma untuk dibawa kejaringan dan
Hasil sisa dari respirasi berupa Co2 diangkut melalui vena dan
ke alveolus untuk dibuang.
Mekanika Bernapas
g. Apa makna sesak napas tidak berbunyi mengi, tidak dipengaruhi cuaca,
aktivitas, dan posisi?
Jawab:
Keluhan sesak bertambah berat karena terjadi progresifitas penyakit.
Adanya perubahan fase hepatisasi merah (Alveolus terisi SDM, PMN,
fibrin dan eksudat reaksi radang ) ke hepatisasi Kelabu
(Konsolidasi)alveoli tidak dapat mengerjakan tugasnya secara normal
(tempat pertukaran gas).
2. Enam hari yang lalu, ali juga mengalami batuk dan pilek yang disertai panas
tinggi.
a. Bagaimana etiologi dari batuk, pilek yang disertai panas tinggi?
Jawab:
Demam
e. Apa makna batuk dan pilek disertai panas tinggi sejak 6 hari yang lalu?
Jawab:
Batuk dan pilek menunjukkan terdapat gangguan pada sistem respirasi
berupa infeksi saluran pernafasan akut (ISPA). Sedangkan demam
merupakan salah satu tanda terjadinya reaksi inflamasi. (Price, 2005)
Keterangan:
Rekomendasi imunisasi berlaku mulai 1 Januari 2014.
1. Vaksin Hepatitis B
Paling baik diberikan dalam waktu 12 jam setelah lahir dan didahului
pemberian injeksi vitamin K1. Bayi lahir dari ibu HBsAg positif,
diberikan vaksin hepatitis B dan imunoglobulin hepatitis B (HBIg)
Air susu ibu (ASI) adalah makanan ideal, unik, dan terbaik bagi bayi. The
American Academy of Pediatrics merekomendasikan ASI sebagai satu-satunya
sumber nutrisi bayi selama 6 bulan pertama kehidupan, diteruskan selama satu
tahun pertama, dan setelahnya sepanjang dikehendaki. Pemberian ASI
menurunkan insidens dan keparahan diare, penyakit saluran napas, otitis media,
bakteremia, meningitis bakterialis, dan enterokolitis nekrotikans, dan bayi yang
mendapat ASI lebih jarang sakit. ASI dapat menurunkan insidens alergi
makanan dan eksim.ASI juga mengandung antibody terhadap bakteri dan virus
(IgA sekretorik) dan factor kekebalan nonspesifik, mencakup makrofag dan
nukleotida, yang juga membantu melawan infeksi.
Komposisi ASI per dL yaitu terdiri dari kalori (67 kkal), protein (1,1 g), lemak
(4 g), karbohidrat (7,2 g), kalsium (290 mg/L), fosfor (140 mg/L), natrium (8,0
mEq/L), vitamin D.
(Marcdante, K., dkk. 2011. Nelson : Ilmu Kesehatan Anak Esensial. Jakarta :
IDAI.)
4. Pemeriksaan Fisik
BB saat ini: 13 kg TB: 90 cm
Keadaan umum : tampak sakit berat
Tanda vital: TD: 90/60 mmHg, HR: 140x/menit regular, RR: 58 x/menit, T:
39,6oc.
a. Bagaimana intrepretasi dari pemeriksaan fisik?
Jawab:
- TB= umur x 6 + 77
= 3 x 6 + 77
= 95
Jawab:
Takipnea
5. Pemeriksaan Spesifik
Kepala: Sianosis sirkum oral (+), nafas cuping hidung (+).
Leher : Dalam batas normal
Jawab:
Jawab:
Mekanisme terdapat retraksi intercostal, subcostal dan
suprasternal
Mikroorganisme masuk melalui inhalasi mikroorganisme berada di
saluran pernapasan atas reaksi inflamasi, tetapi akibat tidak
6. Pemeriksaan Laboratorium
Limfosit: 20-40 %
Monosit : 2-8 %
Leukositosis:
Infeksi mikroorganisme pada saluran pernafasan atas
terjadiinflamasipadasaluranpernafasanataspengeluaranpirogen
endogen stimulasiuntukmensintesis protein
faseakutLeukosit . (Aru dkk, 2009)
Hitung leukosit dapat membantu membedakan pneumoni viral dan
bakterial. Infeksi virus leukosit normal atau meningkat (tidak
melebihi 20.000/mm3 dengan limfosit predominan) dan bakteri
leukosit meningkat 15.000-40.000 /mm3 dengan neutrofil yang
predominan. Pada kasus jumlah leukosit 22.000 dan peninngkatan
netrofil, menandakan telah terjadi infeksi bakteri.(Benette, 2013)
LED:
Infeksi mikroorganisme pada saluran pernafasan atas terjadi
inflamasi pada saluran pernafasan atas pengeluaran pirogen
endogen stimulasi untuk mensintesis protein fase akut Protein
yang bermuatan positif mengurangi gaya tolak menolak RBC LED .
(Aru dkk, 2009)
Shift to the left:
Infeksi mikroorganisme pada saluran pernafasan atas terjadi
inflamasi pada saluran pernafasan atas pengeluaran pirogen
endogen stimulasi untuk mensintesis protein fase akut
neutrofil batang
7. Pemeriksaan Radiologi :
Rontgen Thoraks : terdapat infiltrat pada kedua lapangan paru
a. Apa interpretasi dari hasil pemeriksaan radiologi?
Abnormal, terdapat konsolidasi.
b. Bagaimana mekanisme dari abnormal dari hasil pemeriksaan
radiologi?
Batuk + + + +
Sesak napas + + + +
Retraksi + + + -
Dullness + Hipersonor - -
Sianosis + + - -
Leukositosis + - menurun -
LED Meningkat - - -
Napas cuping + - - -
hidung
a. Bed rest
b. Oksigen 1 – 2L/menit
Mikroorganisme Antibiotika
- Streptokokus Penisilin G 100.000 unit/kg/nn/hari/iv
- Stafilokokus Penisilin semisintetik (Nafsilin 200
mg/kgbb/hari/iv atau Ampisilin 100
- M. Pneumonia mg/kgbb/hari
- H. Influenza Eritromisin 15 mg/kg/nn/hari
- Klebsiela Kloramfenikol 100 mg/kgbb/hari
- P. Aeruginosa Kanamisin 7,5 mg/kgbb/12 jam atau
gentamisin
Karbenisilin ditambah gentamisin
f. Jika sekresi lender berlebihan dapat diberikan inhalasi dengan salin normal
dan beta agonis untuk memperbaiki transport mukosilier
g. Koreksi gangguan asam basa dan elektrolit. Bila penderita jatuh pada
keadaan asidosis metabolic akibat kurang makanan dan hipoksia dapat
diberikan koreksi dengan pengurangan basa sebanyak 5 mEq.
2.5. Kesimpulan
Ali, laki laki 3 tahun mengalami sesak napas yang semakin berat disertai
dengan batuk, pilek, dan panas tinggi karena menderita bronkopneumonia yang
diakibatkan oleh bakteri.
Infeksi Mikroorganisme
Ke saluran napas
bagian bawah
Bronkopneumonia
Marcdante, K., dkk. 2011. Nelson : Ilmu Kesehatan Anak Esensial. Jakarta : IDAI.
Price, S & Wilson, L, 2005. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Edisi 6.
EGC, Jakarta.
Jakarta: EGC.
Suardi, Adi Sutomo., Setyati, Amalia, dkk. 2008. Buku Ajar Respirologi Anak. Jakarta:
Badan Penerbit IDAI.
Supriyatno, B., Setyanto, D., Rahajoe, N. 2012. Buku Ajar Respirologi. Jakarta : IDAI.