BLOK XVIIII
5 Dermatitis Peradangan
: kulit yang sebagian respon
pengaruh eksogen ataupun endogen
yang menimbulkan kelainan polimorfik
6 Diare BAB
: lebih dari 3 kali sehari dengan
konsistensi cair
7 Ispa Infeksi
: saluran pernapasan akut
8 Alat pelindung diri Alat
: perlengkapan yang wajib
(APD) digunakan saat bekerja sesuai dengan
bahaya dan risiko kerja untuk menjaga
keselamatan pekerja itu sendiri dan
orang disekelilingnya.
9 Penyuluhan Proses pemberian bantuan oleh seorang
ahli kepada individu atau kelompok
yang mengalami suatu masalah yang
bermuara pada teratasinya masalah
yang dihadapi.
IDENTIFIKASI MASALAH
1. Dr.Arya baru bekerja di Puskesmas Harapan, Kecamatan Bangunsari,
mendapat laporan dari petugas Surveilans Puskesmas, bahwa telah
terjadi Kejadian Luar Biasa penyakit Hepatitis A yang menyerang
anak SD di Desa Sukaria. Selain penyakit hepatitis A desa ini juga
daerah endemis untuk penyakit diare, ISPA dan dermatitis.
2. Desa ini terletak di pinggir sungai dengan jumlah penduduk 10.000
jiwa, di hulu sungai ada sebuah pabrik pengolahan karet. Masyarakat
menggunakan air sungai sebagai sumber air minum, cuci dan kakus.
3. Mata pencaharian penduduk sebagai petani perambah hutan, dan
sebagian bekerja sebagai buruh di pabrik pengolahan karet. Umumnya
mereka bekerja tanpa menggunakan alat pelindung diri.
4. Dr.Arya berencana melalukan penyelidikan KLB untuk mencegah
penularan, memberantas dan mencari sumber penularan penyakit
Hepatitis A serta memberikan penyuluhan kepada masyarakat untuk
mencegah penularan penyakit –penyakit endemis di desa Sukaria.
ANALISIS MASALAH
1. Dr.Arya baru bekerja di Puskesmas Harapan, Kecamatan
Bangunsari, mendapat laporan dari petugas Surveilans Puskesmas,
bahwa telah terjadi Kejadian Luar Biasa penyakit Hepatitis A yang
menyerang anak SD di Desa Sukaria. Selain penyakit hepatitis A
desa ini juga daerah endemis untuk penyakit diare, ISPA dan
dermatitis
A. APA SAJA TUGAS DARI
PETUGAS SURVEILANS ?
Program pengobatan
b) Program tambahan :
Pelayanan laboratorium
Jawab:
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 27 Tahun 2012
Tentang Izin Lingkungan Pasal 2, yaitu:
1. Setiap Usaha dan/atau Kegiatan yang wajib memiliki Amdal
atau UKL-UPL wajib memiliki Izin Lingkungan.
2. Izin Lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diperoleh melalui tahapan kegiatan yang meliputi:
Penyusunan Amdal dan UKL-UPL;
Penilaian Amdal dan pemeriksaan UKL-UPL; dan
Permohonan dan penerbitan Izin Lingkungan.
(Peraturan Pemerintah Republik Indonesia,2012)
C. APA SAJA SYARAT-SYARAT AIR
BERSIH DAN UDARA YANG
BERSIH?
Jawab
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No.
492/Menkes/Per/ IV/ 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air
Minum Pasal 3 Ayat 1 yaitu, air minum aman bagi kesehatan
apabila memenuhi persyaratan fisika, mikrobiologis, kimiawi
dan radioaktif yang dimuat dalam parameter wajib dan
parameter tambahan.
Syarat udara bersih yaitu: bebas dari bau, debu, asap
D. APA SAJA CARA PENGOLAHAN
AIR MINUM?
Jawab:
1) Pengolahan Secara Alamiah
2) Pengolahan Air dengan Menyaring
3) Pengolahan Air dengan Menambahkan Zat Kimia
4) Pengolahan Air dengan Mengalirkan Udara
5) Pengolahan Air dengan Memanaskan Sampai
Mendidih
E. BAGAIMANA KRITERIA DARI
JAMBAN SEHAT?
Suatu jamban disebut sehat untuk daerah pedesaan harus memenuhi
persyaratan-persyaratan sebagai berikut:
Tidak mengotori permukaan tanah disekeliling jamban tersebut
Tidak mengotori air permukaan disekitarnya
Tidak mengotori air tanah disekitarnya
Tidak terjangkau oleh serangga terutama lalat dan kecoa dan
binatang-binatang lainnya
Tidak menimbulkan bau
Mudah digunakan dan dipelihara (maintenance)
Sederhana desainnya
Murah
Dapat diterima oleh pemakainya. (Notoadmodjo.2012)
F. APA SAJA JENIS-JENIS
JAMBAN?
Jawab:
Jamban cemplung,kakus
Jamban empang
Jamban pupuk
Septic tank
(Notoadmodjo,2011)
G. APA MAKNA DESA SUKARIA
MEMILIKI 10.000 JIWA?
Jawab:
Tingkat kepadatan penduduk dapat dikelompokkan
menjadi:
0 – 2.499 jiwa/km2 : kepadatan sedang
2.500 – 4.999 jiwa/ km2: cukup padat
5.000 – 7.499 jiwa/km2 : padat
7.500 – keatas jiwa/km2: sangat padat
Pada kasus ini 10. 000 jiwa yang berarti sangat padat
penduduknya. Jika dihubungkan dengan kejadian
penyakit, maka kepadatan penduduk merupakan salah satu
faktor risiko terjadinya penularan Hepatitis A
(Putra,2012).
3. Mata pencaharian penduduk sebagai petani perambah
hutan, dan sebagian bekerja sebagai buruh di pabrik
pengolahan karet. Umumnya mereka bekerja tanpa
menggunakan alat pelindung diri.
A. APA MANFAAT
MENGGUNAKAN ALAT
PELINDUNG DIRI?
Jawab:
Untuk melindungi pekerja dari luka atau penyakit yang
diakibatkan oleh adanya kontak dengan bahaya di tempat
kerja, baik yang bersifat kimia, biologis, radiasi, fisik,
elektrik, mekanik dan lainnya.
1) Melindungi tenaga kerja
2) Meningkatkan efektivitas dan produktivitas kerja
3) Menciptakan lingkungan kerja yang aman
(Sugeng,2005).
B. APA SAJA JENIS ALAT
PELINDUNG DIRI?
Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik
Indonesia Nomor PER.08/MEN/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri,
Pasal 3 ayat (1) APD meliputi:
1. Pelindung kepala
2. Pelindung mata dan muka
3. Pelindung telinga
4. Pelindung pernapasan beserta perlengkapannya
5. Pelindung tangan
6. Pelindung kaki
Pasal 3 ayat (2), Selain APD sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
terdapat pula tambahan APD, yaitu:
Pakaian pelindung
Pelampung
C. APA MAKNA MATA PENCAHARIAN
PENDUDUK SEBAGAI PETANI
PERAMBAH HUTAN DAN SEBAGIAN
LAGI BEKERJA SEBAGAI BURUH DI
PABRIK PENGOLAAN KARET?
Jawab:
Makna kedua pekerjaan itu adalah bahwa masyarakat Desa Sukaria
memiliki status sosial ekonomi rendah → kebutuhan nutrisi untuk
keluarga kurang → sistem imun ↓ (terutama anak-anak) → mudah
terinfeksi mikroorganisme (Hepatitis A Virus).
Untuk petani perambah hutan:
Petani perambah hutan adalah orang atau kelompok
masyarakat yang memasuki hutan untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya dengan memanfaatkan sumber daya
dan potensi dari hutan. Selain itu perambah hutan juga
membuka lahan dengan cara menebang dan membakar
hutan untuk dijadikan tempat bercocok tanam. Setelah
lahan dirasakan tidak produktif lagi maka mereka akan
berpindah mencari lahan baru untuk dibuka kembali.
Petani perambah hutan → pembakaran hutan untuk
membuka lahan baru → menimbulkan asap (polusi
udara) → faktor risiko ISPA
D. APA JENIS ALAT PELINDUNG DIRI
UNTUK PERAMBAH HUTAN DAN
BURUH PABRIK?
Jawab:
Petani perambah hutan:
Alat pelindung kepala (Topi, tudung kepala)
Alat pelindung mata dan muka (kacamata pengaman, masker)
Alat pelindung telinga ( sumbat telinga, penutup telinga)
Alat pelindung pernapasan (masker)
Alat pelindung tangan (sarung tangan)
Alat pelindung kaki (sepatu boot)
Buruh Pabrik Karet
• Alat pelindung kepala (helm pengaman)
• Alat pelindung mata dan muka (kacamata pengaman, masker)
• Alat pelindung telinga ( sumbat telinga, penutup telinga)
• Alat pelindung pernapasan (masker)
• Alat pelindung tangan (sarung tangan)
• Alat pelindung kaki (sepatu keselamatan)
E. KAPAN DAN DIMANA APB HARUS
DIGUNAKAN?
Jawab:
Digunakan pada saat memasuki dan saat bekerja di tempat
kerja
(Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi,2010)
F. BAGAIMANA PROSEDUR WAJIB
DARI K3 ?
OHSAS singkatan dari Occupational Health and Safety Assessment Series
(OHSAS 18001) adalah suatu standard internasional untuk menerapkan
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja/
perusahaan. Prosedur wajib dari K3 terdapat dalam OHSAS 18001 tahun
2007 yaitu :
Prosedur Identifikasi Bahaya, Penilaian dan Pengendalian Resiko
Prosedur Evaluasi Kesesuaian Terhadap Persyaratan Hukum,
Peraturan, Serta Perundang-undangan tentang K3 yang Berlaku
Prosedur Kompetensi, Pelatihan, dan Kesadaran
Prosedur Komunikasi, Partisipasi dan Konsultasi
Prosedur Pengendalian Dokumen
Prosedur Pengendalian Operasional
Prosedur Kesiapsiagaan dan Tanggap Darurat
Prosedur Pengukuran Kinerja dan Pemantauan
Prosedur Penyelidikan dan Analisis Insiden
Ketidaksesuaian, Tindakan Perbaikan dan Tindakan
Pencegahan
Pengendalian Catatan / Rekaman
Prosedur Audit Internal
G. APA UNDANG-UNDANG YANG
MENGATUR SISTEM PELAKSANAAN
K3 ?
Jawab:
UU yang mengatur system pelaksanaan K3
a. Pada undang-undang RI Nomor 13 Tahun 2003 tentang
ketenagakerjaan pasal 87.
Setiap perusahaan wajib menerapkan sistem manajemen keselamatan
dan kesehatan kerja yang terintegrasi dengan sistem manajemen
perusahaan.
Ketentuan mengenai penerapan sistem manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur dengan
Peraturan Pemerintah.
b. Pada peraturan pemerintah RI Nomor 50 Tahun 2012 tentang
penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja pasal
10-13
4. Dr.Arya berencana melalukan penyelidikan KLB untuk
mencegah penularan, memberantas dan mencari sumber
penularan penyakit Hepatitis A serta memberikan penyuluhan
kepada masyarakat untuk mencegah penularan penyakit –
penyakit endemis di desa Sukaria.
A. APA SAJA FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI K3?
Jawab:
Faktor Faktor yg mempengaruhi k3
Faktor fisik: pencahayaan, suhu, kelembapan,
kebisingan
Faktor kimia: Bahan bahan kimia
Faktor biologi: Hewan hewan
Faktor fisiologis: Peralatan kerja,Ergonomi
Faktor sosial-psikologis: Suasana kerja
(Notoatmodjo.2012).
B. BAGAIMANA PROSES
PENYELIDIKAN SUATU KLB?
1. Melakukan kajian epidemiologi ancaman KLB dengan cara:
a. Di Unit Pelayanan Kesehatan petugas kesehatan menanyakan setiap
pengunjung Unit Pelayanan Kesehatan tentang kemungkinan adanya
peningkatan sejumlah penderita penyakit yang diduga KLB pada lokasi
tertentu
b. Di Unit Pelayanan Kesehatan, petugas kesehatan meneliti register awal
rawat inap dan rawat jalan terhadap kemungkinan adanya peningkatan
kasus yang dicurigai pada lokasi tertentu berdasarkan alamat penderita,
umur dan jenis kelamin atau karakteristik lain
c. Petugas kesehatan mewawancarai kepala desa, kepala asrama dan setiap
orang yang mengetahui keadaan masyarakat tentang adanya peningkatan
penderita penyakit yang diduga KLB
d. Membuka pos pelayanan di lokasi yang di duga terjadi KLB dan
menganalisis data penderita berobat untuk mengetahui kemungkinan
adanya peningkatan penyakit yang dicurigai.
e. Mengunjungi rumah-rumah penderita yang dicurigai atau
kunjungan dari rumah ke rumah terhadap semua penduduk
tergantung pilihan tim penyelidikan.
2. Peringatan kewaspadaan dini KLB yang dibuat untuk jangka
pendek sekitar 3-6 bulan kedepan
3. Peningkatan kewaspadaan dan kesiapsiagaan terhadap KLB
a. Deteksi dini kondisi rentan KLB
b. Deteksi dini KLB
c. Deteksi dini KLB melalui pelaporan kewaspadan KLB untuk
masyarakat
d. Kesiapsiagaan menghadapi KLB
e. Penanggulangan KLB yang cepat dan tepat
f. Advokasi dan asistensi penyelenggaraan SKD-KLB
g. Pengembangan SKD-KLB darurat
(Permenkes,2004)
C. BAGAIMANA SEGITIGA
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT
MENULAR?
Pada kasus:
1. Host: Masyarakat Desa Sukaria
2. Agent: