Anda di halaman 1dari 9

(1) 5 Oktober 2021

PESERTA

JUDUL : Penyuluhan Bahaya HIV/AIDS

LATAR BELAKANG

Masalah HIV/AIDS adalah masalah besar yang mengancam Indonesia dan banyak negara di
seluruh dunia. HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang menyerang sistem
kekebalan tubuh manusia yang dapat menimbulkan penyakit AIDS. AIDS (Acquired Immuno
Deficiency Syndrome) adalah kumpulan beberapa gejala akibat menurunnya sistem
kekebalan tubuh manusia yang disebabkan oleh virus HIV. HIV/AIDS dapat ditularkan
melalui berbagai cara antara lain lewat cairan darah seperti tato, tindik. jarum suntik, transfusi
darah; lewat cairan alat kelamin seperti cairan sperma dan cairan vagina; lewat ibu dengan
HIV positif kepada bayi yang yang dikandungnya baik selama kehamilan, proses persalinan,
maupun selama menyusui melalui ASI. Salah satu cara untuk mengetahui seseorang telah
terkena HIV adalah dengan melakukan rapid test. HIV/AIDS telah menjadi pandemi yang
mengkhawatirkan masyarakat dunia, karena sampai saat ini HIV/AIDS belum ditemukan
obat yang menjadi terapi definitif maupun vaksin sebagai pencegahan. Begitu juga penyakit
ini memiliki “window period” dan fase asimtomatik yang relatif lama dalam perjalanan
penyakitnya. Hal ini disebut juga dengan fenomena gunung es (iceberg phenomenon).

PERMASALAHAN

Masyarakat Kasus pertama HIV di Indonesia dilaporkan terjadi pada 1987, dan epidemi di
Indonesia sekarang merupakan salah satu yang paling cepat berkembang di Asia. Angka
kejadian HIV/AIDS di Indonesia menunjukkan peningkatan. Berdasarkan data statistik kasus
HIV/AIDS di Indonesia yang dilaporkan sampai dengan bulan Juni 2014, bahwa penderita
HIV sebanyak 15.534 jiwa dan AIDS sebanyak 1.700 jiwa. Secara kumulatif kasus HIV dan
AIDS mulai dari Januari 1987 s.d. Juni 2014 terdiri dari 142.950 penderita HIV dan 55.623
penderita AIDS.

PERENCANAAN & PEMILIHAN INTERVENSI

Oleh karena permasalahan yang terjadi diatas, maka sebagai salah satu upaya pencegahan
penyakit HIV/AIDS adalah dengan malakukan penyuluhan tentang penyakit tersebut. 

PELAKSANAAN

Kegiatan penyuluhan dan diskusi dilaksanakan pada :

Hari/ Tanggal : Selasa, 5 Oktober 2021

Waktu : 09.00 – pelayanan selesai

Tempat Puskesmas Sumbersari


MONITORING & EVALUASI

Evaluasi Proses penyuluhan berjalan cukup lancar. Para peserta penyuluhan juga cukup baik
menyimak penjelasan.. Penyuluhan ini diharapkan dapat memperluas pengetahuan
pendengarnya mengenai HIV/AIDS, gejala, faktor resiko, penularan, pencegahan dan
pengobatan, sehingga dapat menurunkan angka kejadian penyakit HIV/AIDS.

(2) 12 Oktober 2021

PESERTA

JUDUL : Penyuluhan Bahaya Hipertensi

LATAR BELAKANG

Hipertensi merupakan salah satu penyakit yang menjadi masalah kesehatan utama yang
mengakibatkan kematian nomor satu secara global dan umum terjadi di masyarakat. Tidak
jarang para penderitanya tidak menyadarinya karena penyakit ini tidak mempunyai gejala
khusus dan datang tiba-tiba. Tekanan darah tinggi sering diberi gelar “The Silent Killer”
karena hipertensi merupakan pembunuh diam-diam. Di samping karena prevalensinya yang
tinggi dan cenderung meningkat di masa yang akan datang, juga karena tingginya tingkat
kecacatan permanen dan kematian mendadak. Masalah-masalah penyebab timbulnya
penyakit hipertensi tersebut salah satu faktornya adalah kurangnya pengetahuan masayarakat
tentang hipertensi. 

PERMASALAHAN

Masalah yang sering ditemukan pada pasien dengan hipertensi khususnya di Puskesmas
Bara-baraya adalah kurangnya pemahaman pasien tentang pencegahan dan pengobatan dini
hipertensi. Sering kita temukan di masyarakat, pasien dengan tekanan darah sistolik 200
mmHg belum sadar bahwa dirinya menderita hipertensi padahal dengan tekanan darah seperti
itu, pasien harus segera berobat untuk menghindari komplikasi yang akan terjadi. Hal lain
yang menjadi masalah adalah kepatuhan pasien dalam berobat. Banyak pasien yang
menghentikan pengobatan secara langsung setelah tekanan darahnya terkontrol, sehingga
pasien datang kembali ke Puskesmas dengan tekanan darah yang lebih tinggi daripada
sebelumnya.

PERENCANAAN & PEMILIHAN INTERVENSI

Oleh karena permasalahan yang terjadi di atas, maka kami bermaksud mengadakan
penyuluhan kesehatan dengan materi hipertensi, di mana didalamnya diajarkan tentang
definisi, penyebab, gejala, pencegahan mencakup pola hidup yang sehat, dan pengobatan
secara dini terhadap hipertensi. Selain itu juga, dalam penyuluhan ini juga dijelaskan
mengenai komplikasi penyakit yang dapat muncul akibat hipertensi.

PELAKSANAAN

Kegiatan penyuluhan dan diskusi dilaksanakan pada :

Hari/ Tanggal : Kamis, 15 Juli 2021

Waktu : 09.00 – pelayanan selesai

Tempat : Puskesmas Parigi selama pelayan poli berlangsung

MONITORING & EVALUASI

Monitoring dapat dilakukan dengan melihat kunjungan rutin pasien untuk mengambil obat
rutin tiap bulan, dan evaluasi dilihat dari pasien yang awalnya tidak ingin minum obat
menjadi rutin kontrol karena telah paham mengenai bahaya hipertensi.
(3)

PESERTA

JUDUL Demam Tifoid

LATAR BELAKANG

Demam tifoid merupakan penyakit infeksi yang dijumpai secara luas di daerah tropis dan
subtropics terutama di daerah dengan kualitas sumber air yang tidak memadai dengan standar
hygiene dan sanitasi yang rendah. Beberapa hal yang mempercepat terjadinya penyebaran
demam tifoid di negara berkembang adalah urbanisasi, kepadatan penduduk, sumber air
minum dan standar hygiene industri pengolahan makanan yang masih rendah. Menurut Pang,
selain karena meningkatnya urbanisasi, demam tifoid masih terus menjadi masalah karena
beberapa faktor lain yaitu, adanya strain yang resisten terhadap antibiotic, masalah pada
identifikasi dan penatalaksanaan karier, keterlambatan membuat diagnosis yang pasti,
patogenesis dan faktor virulensi yang belum dimengerti sepenuhnya serta belum tersedianya
vaksin yang efektif, aman dan murah. Demam tifoid disebabkan oleh Salmonella typhi yang
dapat bertahan hidup lama di lingkungan kering dan beku, peka terhadap proses klorinasi dan
pasteurisasi pada suhu 63ºC. Organisme ini juga mampu bertahan beberapa minggu di dalam
air, es, debu, sampah kering dan pakaian, mampu bertahan di sampah mentah selama satu
minggu dan dapat bertahan serta berkembang biak dalam susu, daging, telur atau produknya
tanpa merubah warna atau bentuknya. Manusia merupakan satu-satunya sumber penularan
alami Salmonella typhi, melalui kontak langsung maupun tidak langsung dengan seorang
penderita

PERMASALAHAN

Kurangnya pengetahuan warga mengenai pentingnya mencuci tangan pada lima waktu
penting yaitu sebelum makan, sesudah buang air besar, sebelum memegang bayi, sesudah
menceboki anak dan sebelum menyiapkan makanan. Hal ini merupakan salah satu penyebab
timbulnya penyakit demam tifoid dikarenakan transmisinya melalui fecal oral.

PERENCANAAN & PEMILIHAN INTERVENSI

Penegakkan Diagnosis Sebelum melakukan perencanaan pengobatan pada pasien demam


tifoid diperlukan diagnosis pasti, yang didapat dari hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang.

Upaya Preventif :

- Penyuluhan secara perseorangan atau perkelompok mengenai pentingnya memelihara


lingkungan.
- Penyuluhan mengenai kriteria jamban yang sehat dan penyediaan sumber air bersih.
- Penyuluhan mengenai pentingnya menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat.

Upaya Promotif
Pemberitahuan kepada masyarakat mengenai penyakit demam tifoid, cara penularan, gejala
dan komplikasi dari penyakit tersebut.

PELAKSANAAN

Kegiatan penyuluhan dan diskusi dilaksanakan pada :

Hari/ Tanggal : Senin,12 Oktober 2021

Waktu : 09.00 – pelayanan selesai

Tempat Puskesmas Sumbersari

MONITORING & EVALUASI

Monitoring pengobatan dan pemberantasan penyakit menular seperti demam tifoid yaitu
dengan cara meminta pasien agar kontrol ke Puskesmas secara teratur untuk pemberian obat
dan mengetahui perkembangan kondisi pasien dan perencanaan penanganan lebih lanjut serta
menghilangkan faktor resiko dengan cara pemantauan sanitasi lingkungan dan penilaian
perilaku hidup bersih dan sehat.
(4)

PESERTA

JUDUL : Penyuluhan Diare

LATAR BELAKANG

Diare cair akut adalah buang air besar lembek atau cair atau bahkan dapat berupa air saja
dengan frekuensi lebih dari 3 kali atau lebih sering dari biasanya dalam 24 jam dan
berlangsung kurang dari 14 hari. Diare masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di
Negara berkembang termasuk di Indonesia dan merupakan salah satu penyebab kematian
dan kesakitan tertinggi di anak, terutama dibawah usia 5 tahun. Diare akut sampai saat ini
masih merupakan masalah kesehatan, tidak saja di negara berkembang tetapi juga di
negara maju. Penyakit diare masih sering menimbulkan KLB (Kejadian Luar Biasa)
dengan penderita yang banyak dalam waktu yang singkat.

PERMASALAHAN

Di negara berkembang, diare infeksi menyebabkan kematian sekitar 3 juta penduduk


setiap tahun. Di Afrika anak anak terserang diare infeksi 7 kali setiap tahunnya di banding di
negara berkembang lainnya mengalami serangan diare 3 kali setiap tahun. Di negara
berkembang, diare infeksi menyebabkan kematian sekitar 3 juta penduduk setiap tahun. Di
Afrika anak anak terserang diare infeksi 7 kali setiap tahunnya dibanding di negara
berkembang lainnya mengalami serangan diare 3 kali setiap tahun. Di Indonesia dari 2.812
pasien diare yang disebabkan bakteri yang datang kerumah sakit, penyebab terbanyak adalah
Vibrio cholerae 01, diikuti dengan Shigella spp, Salmonella spp, V. Parahaemoliticus,
Salmonella typhi, Campylobacter Jejuni, V. Cholera non-01, dan Salmonella paratyphi A.

PERENCANAAN & PEMILIHAN INTERVENSI

Penyampaian informasi kepada sasaran yang tepat dan dengan metode yang baik dapat
meningkatkan pengetahuan dan pemahaman masyarakat secara umum. Penyuluhan pada
masyarakat luas merupakan salah satu metode yang sering digunakan.

PELAKSANAAN

Kegiatan penyuluhan dilaksanakan pada :

Hari/ Tanggal : Senin,12 Oktober 2021

Waktu : 09.00 – pelayanan selesai

Tempat Puskesmas Sumbersari

MONITORING & EVALUASI


Kegiatan penyuluhan berjalan dengan lancar dan tampak antusiasme dari peserta
penyuluhan. Peserta tampak antusias saat penjelasan materi. Dengan adanya penyuluhan
ini, diharapkan masyarakat dapat meningkatkan pengetahuan mengenai penyebab tanda
dan gejala, penanganan pertama terhadap diare dan pencegahan agar tidak terkena diare
sehingga menurunkan jumlah kasus diare pada balita.
(5)

PESERTA

JUDUL : Demam Berdarah Dengue (DBD)

LATAR BELAKANG

Kasus Penyakit menular adalah penyakit yang dapat ditularkan melalui berbagai media.
Penyakit jenis ini merupakan masalah kesehatan yang besar di hampir semua negara
berkembang karena angka kesakitan dan kematiannya yang relatif tinggi dalam kurun waktu
yang relatif singkat. Penyakit menular umumnya bersifat akut (mendadak) dan menyerang
semua lapisan masyarakat. Penyakit jenis ini diprioritaskan mengingat sifat menularnya yang
bisa menyebabkan wabah dan menimbulkan kerugian yang besar. Salah satu contoh penyakit
menular yang masih banyak dialami yaitu Demam Berdarah Dengue. 

PERMASALAHAN

Di Indonesia, DBD telah menjadi masalah kesehatan masyarakat selama 30 tahun terakhir.
Jumlah kasus DBD pada tahun 2007 telah mencapai 139.695 kasus, dengan angka kasus baru
(insidensi rate) 64 kasus per 100,000 penduduk. Total kasus meninggal adalah 1.395 kasus
/Case Fatality Rate sebesar 1% (Depkes RI, 2008a). Pada saat ini kasus DBD dapat
ditemukan di seluruh propinsi di Indonesia dan 200 kota telah melaporkan Kejadian Luar
Biasa (KLB) DBD.

PERENCANAAN & PEMILIHAN INTERVENSI

 Narasumber dari kegiatan penyuluhan ini adalah : Dokter Internship Puskesmas Parigi
 Kegiatan penyuluhan ini bertempat di Puskesmas Parigi saat berjalan poli setelah
meriksa pasien, sebelum keluar ruangan pasien akan diberikan penjelasan singkat
mengenai bahaya dari penyakit DBD
 Metode penyuluhan yang digunakan adalah dengan penyuluhan langsung oleh dokter
kepada pasien

PELAKSANAAN

Kegiatan edukasi dilaksanakan pada :


Hari/ Tanggal : Sabtu, 4 September 2021
Waktu : 08.30 – pelayanan selesai
Tempat Puskesmas Parigi

MONITORING & EVALUASI

Kegiatan edukasi DBD berjalan dengan lancar dan tampak antusiasme dari peserta .
Peserta tampak antusias saat penjelasan materi. Dengan adanya penyuluhan ini, diharapkan
masyarakat dapat meningkatkan pengetahuan mengenai penyebab tanda dan gejala,
penanganan pertama terhadap DBD dan pencegahannya.

Anda mungkin juga menyukai