Anda di halaman 1dari 19

KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN

Sasaran Pembelajaran
1. Menjelaskan risiko kesehatan dan fakto risiko lingkungan yang menimbulkan penyakit
2. Menjelaskan faktor yang dapat menyebabkan pencemaran lingkungan
3. Menjelaskan penyaikit yang diakibatkan oleh lingkungan kerja
4. Menjelaskan perjalanan alamiah penyakit menular
5. Menjelaskan epidemologi penyakit menular dan apa yang dilakukan surveilans
6. Menjelaskan cara penularan penyakit
7. Menjelaskan identisikasi data yang diperoleh denga inpentarisasi peraturan perundang-undangan yang
terkait

Skenario Kasus
Dr. Arya baru bekerja di Puskesmas Harapan, Kecamatan Bangunsari, mendapat laporan dari petugas
survailens Puskesmas, bahwa telah terjadi Kejadian Luar Biasa penyakit Hepatitis A yang menyerang anak
SD di Desa Sukaria. Selain penyakit A desa ini juga daerah endemis untuk penyakit diare, ISPA dan
dermatitis
Desa ini terletak di pinggir sungai dengan jumlah penduduk 10.000 jiwa, di hulu sungai ada sebuah pabrik
pengolahan karet. Masyarakat menggunakan air sungai sebagai sumber air minum, cuci dan kakus.Mata
pencaharian penduduk sebagai petani perambah hutan, dan sebagian lagi bekerja sebagai buruh di pabrik
pengolahan karet. Umumnya mereka bekerja tanpa menggunakan alat pelindung diri.
Dr. Arya berencana melakukan penyelidikan KLB untuk mencegah penularan, memberantas dan mencari
sumber penularan penyakit Hepatitis A serta memberikan penyuluhan kepada masyarakat untuk mencegah
penularan penyakit-penyakit yang endemis di desa Sukaria.

Idantifikasi Masalah
1. Dr. Arya baru bekerja di Puskesmas Harapan, Kecamatan Bangunsari, mendapat laporan dari petugas
survailens Puskesmas, bahwa telah terjadi Kejadian Luar Biasa penyakit Hepatitis A yang menyerang
anak SD di Desa Sukaria. Selain penyakit A desa ini juga daerah endemis untuk penyakit diare, ISPA dan
dermatitis
2. Desa ini terletak di pinggir sungai dengan jumlah penduduk 10.000 jiwa, di hulu sungai ada sebuah pabrik
pengolahan karet. Masyarakat menggunakan air sungai sebagai sumber air minum, cuci dan kakus.
3. Mata pencaharian penduduk sebagai petani perambah hutan, dan sebagian lagi bekerja sebagai buruh di
pabrik pengolahan karet. Umumnya mereka bekerja tanpa menggunakan alat pelindung diri.

BY : DESI PUSPITASARI 702012006 BLOK XVIII 1


KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN

4. Dr. Arya berencana melakukan penyelidikan KLB untuk mencegah penularan, memberantas dan mencari
sumber penularan penyakit Hepatitis A serta memberikan penyuluhan kepada masyarakat untuk
mencegah penularan penyakit-penyakit yang endemis di desa Sukaria.

Prioritas Masalah
No : 1
Dr. Arya baru bekerja di Puskesmas Harapan, Kecamatan Bangunsari, mendapat laporan dari petugas survailens
Puskesmas, bahwa telah terjadi Kejadian Luar Biasa penyakit Hepatitis A yang menyerang anak SD di Desa
Sukaria. Selain penyakit A desa ini juga daerah endemis untuk penyakit diare, ISPA dan dermatitis

Alasan :
karena dalam hal ini telah terjadi KLB Hepatitis A dan penyakit diare, ISPA serta dermatitis apabilla kasus ini
tidak segera ditindaklanjuti / dilakukan peyuluhan maka dikhawatirkan dapat menjadi wabah.

Analisis Masalah
1. Dokter Arya baru mendapat laporan dari petugas Surveilans Puskesmas bahwa telah terjadi KLB
penyakit Hepatitis A yang menyerang anak SD di Desa Sukaria. Selain penyakit hepatitis desa ini
juga endemis untuk penyakit diare, ISPA dan dermatitis.
a. Apakah yang dimaksud dengan surveilans
Jawab :
surveilans adalah pengumpulan, pengamatan secara sistematis dan berkesinambungan, analisis, dan
interpretasi data kesehatan dalam proses menjelaskan dan memantau (memonitor) peristiwa
kesehatan
Atau
Surveilans adalah pengumpulan, pengolahan, interpretasi, analisis, pembahasan, penyajian dan
rekomendasi data kesakitan yang dilaksanakan secara berkesinambungan dan terus menerus.

b. Apa saja tugas dari petugas surveilans puskesmas?


Jawab :
Tugas dari petugas Surveilans Puskesmas adalah sebagai berikut:
1. Pengumpulan data kesehatan yang menjadi fokus perhatian
2. Pengolahan data (validasi, tabulasi dan narasi)
3. Analisis deskriftif berdasarkan waktu, tempat, orang
4. Imterpretasi dan penyusunan informasi

BY : DESI PUSPITASARI 702012006 BLOK XVIII 2


KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN

5. Penyebaran data dan informasi


6. Pengambilan keputusan oleh “decision maker”
7. Pelaksanaan keputusan tersebut

c. Bagaimana langkah-langkah melakukan surveilans?


Jawab :
Langkah-langkah dalam sistem surveilans

Mulainya peristiwa kesehatan

Peristiwa kesehatan diketahui


oleh petugas kesehatan

Dilaporkan ke badan/kantor kesehatan


masyarakat yang berkaitan

Kegiatan Umpan balik kepada peserta


penanggulangan/pencegahan sistem surveilans

.(Nur Nasry Noor,2008)

d. Apa yang dimaksud dengan KLB?


Jawab :
Menurut Permenkes RI No 151/MENKES/PER/X/2010 Bab I Pasal I Kejadian Luar Biasa (KLB)
adalah timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan dan atau kematian yang bermakna secara
epidemologi pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu dan merupakan keadaan yang dapat
menjerumuskan terjadinya wabah

e. Bagaimana cara menentukan KLB?


Jawab :
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Nomor 1501/MENKES/PER/X/2010
tentang Jenis Penyakit Menular Tertentu yang Dapat Menimbulkan Wabah dan Upaya
Penanggulangan Bab III Pasal 6 Suatu darerah dapat ditetapkan dalam keadaan KLB, apabila
memenuhi salah satu kriteria sebagai berikut:

BY : DESI PUSPITASARI 702012006 BLOK XVIII 3


KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN

1. Timbulnya suatu penyakit menular tertentu yang sebelumnya tidak ada atau tidak dikenal pada
suatu daerah.
2. Peningkatan kejadian kesakitan terus menerus selama 3 (tiga) kurun waktu dalam jam, hari atau
minggu berturut-turun menurut jenis penyakitnya.
3. Peningkatan kejadian kesakitan dua kali atau lebih dibandingkan dengan periode sebelumnya
dalam kurun waktu jam, hari atau minggu menurut jenis penyakitnya.
4. Jumlah penderita baru dalam periode waktu 1 (satu) bulan menunjukkan kenaikan dua kali atau
lebih dibandingkan dengan angka rata-rata per bulan dalam tahun sebelumnya.
5. Rata-rata jumlah kejadian kesakitan per bulan selama 1 (satu) tahun menunjukkan kenaikan dua
kali atau lebih dibandingkan dengan rata-rata jumlah kejadian kesakitan per bulan pada tahun
sebelumnya.
6. Angka kematian kasus suatu penyakit (case fatality Rate) dalam 1 (satu) kurun waktu tertentu
menunjukkan kenaikan 50% (lima puluh persen) atau lebih dibandingkan dengan angka kematian
kasus suatu penyakit periode sebelumnya dalam kurun waktu yang sama.
7. Angka proporsi penyakit (Proportional Rate) penderita baru pada satu periode menunjukkan
kenaikan dua kali atau lebih disbanding satu periode sebelumnya dalam kurun waktu yang sama

f. Apa yang dimaksud dengan penyakit endemis? (bedakan dengan epidemi, pandemic, sporadis
serta contohnya)
Jawab :
1. Endemis : penyakit yang menetap pada suatu tempat, populasi dan masyarakat tertentu
(minimal 3 tahun berturut-turut)
Contohnya : DBD
2. Wabah (Epidemi): terjadi peningkatkan penyakit melebihi normal (2 x lipat sebelumnya)
dimasyarakat
Contoh : filariasis
3. Pandemi: epidemi yang terjadi pada daerah yang sangat luas (mendunia)
Contoh :H1N1 2009 (Flu babi)
4. Sporadik : kejadian yang berlangsung singkat umumnya berlangsung dibeberapa tempat dan
pada waktu pengamatan masing-masing kejadian tidak saling berhubungan misalnya dalam
proses penyebaran
Contohnya : penyakit NE

BY : DESI PUSPITASARI 702012006 BLOK XVIII 4


KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN

g. Bagaimana perjalanan alamiah penyakit dan cara penularan ISPA, diare, hepatitis A dan
dermatitis?
Jawab :
Riwayat alamiah perjalanan penyakit atau sering disebut sebagai natural history of disease
merupakan riwayat alamiah perjalanan penyakit pada manusia yang terdiri atas:
1) Fase Prepatogenesis
Pada fase ini mulai terjadi gangguan keseimbangan antara agen penyakit (agent), manusia (host)
dan lingkungan.
2) Fase Patogenesis
Bila keadaan lingkungan yang menguntungkan agen penyakit berlangsung terus-menerus dalam
waktu yang cukup lama, akan timbul gejala dan tanda-tanda klinis. Manusia menjadi sakit yang
selanjutnya dapat menjadi sembuh atau penyakit berjalan terus menyebabkan ketidakmampuan,
cacat kronis atau kematian.

BY : DESI PUSPITASARI 702012006 BLOK XVIII 5


KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN

Cara penularan penyakit ISPA, Diare, Hepatitis A dan Penyakit Kulit adalah:
a. ISPA :
 Agent : virus, bakteri, polutan
 Resevoir : lingkungan (udara)
 Po exit : saluran respirasi
 Transmisi : udara
 Po entry : saluran respirasi
 Kerentanan : host imun dan gizi buruk
b. Diare
 Agent : bakteri enterik, virus
 Resevoir : manusia
 Po exit : feses
 Transmisi : fecal-oral
 Po entry : oral
 Kerentanan : imunitas, status gizi buruk
c. Hep A
 Agent : HVA
 Resevoir : manusia
 Po exit : feses
 Transmisi : fecal oral

BY : DESI PUSPITASARI 702012006 BLOK XVIII 6


KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN

 Po entry : oral
 Kerentanan : imunisasi dan status gizi buruk
d. Penyakit kulit
 Agent : bakteri dan jamur, limbah pabrik (partikel debu)
 Resevoir : lingkungan lembab atau kurang higienis
 Po exit : kulit
 Transmisi : kontak langsung maupun tidak langsung
 Po entry : kulit
 Kerentanan : host higenis, imun, status gizi buruk

h. Bagaimana pencegahan penyakit tersebut?


Jawab :
Cara pencegahan penyakit tersebut adalah dengan menerapkan konsep five level of prevention:
1. Health Promotion (promosi kesehatan)
2. Spesific Protection (perlindungan khusus)
3. Early Diagnostic and promp treatment (pencegahan dini dan pengobatan segera)
4. Disability limiton (membatasi dan mengurangi terjadinya kecelakaan)
5. Rehabilitation (pemulihan)

 Periode prepatogenesis
 Tingkat pencegahan primer
 Promosi kesehatan (Health Promotion)
 Perlindungan khusus (Spesific Protection)
 Periode patogenesis
 Tingkat pencegahan sekunder
 Diagnosis dini dan pengobatan segera (Early Diagnostic and promp treatment)
 Pembatasan ketidakmampuan (Disability limiton)
 Tingkat pencegahan tersier
 Rehabilitasi (Rehabilitation)

BY : DESI PUSPITASARI 702012006 BLOK XVIII 7


KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN

2. Desa ini terletak di pinggir sungai dengan jumlah penduduk 10.000 jiwa, di hulu sungai ada sebuah
pabrik pengolahan karet. Masyarakat menggunakan air sungai sebagai sumber air minum, cuci
dan kakus
a. Apa kriteria sumber air utama yang baik?
Jawab :
Air yang baik atau sehat harus mempunyai persyaratan berikut ini:
1) Syarat fisik
Persyaratan fisik untuk air minum yang sehat adalah bening (tidak berwarna), tidak berasa, suhu
berada di bawah suhu udara di luarnya.
2) Syarat bakteriologis
Air untuk keperluan minum yang sehat harus bebas dari segala bakteri, terutama bakteri patogen. Cara
ini untuk mengetahui apakah air minum terkontaminasi oleh bakteri patogen adalah dengan
memeriksa sampel air tersebut. Bila dari pemeriksaan 100 cc air terdapat kurang dari 4 bakteri E. Coli
maka air tersebut sudah memenuhi persyarat kesehatan.
3) Syarat kimia
Air minum yang sehat harus mengandung zat-zat tertentu dalam jumlah yang tertentu pula.
Kekurangan atau kelebihan salah satu zat kimia dalam air, akan menyebabkan gangguan fisiologis
pada manusia. Bahan-bahan atau zat kimia yang terdapat dalam air yang ideal antara lain:
Jenis Bahan Kadar yang dibenarkan
Flour (F) 1-1,5
Chlor (Cl) 250
Arsen (As) 0,05
Tembaga (Cu) 1,0
Besi (Fe) 0,3
Zat organik 10
pH (Keasaman) 6,5 – 9,0
CO2 0

Sesuai dengan prinsip teknologi tepat guna di pedesaan, maka air minum yang berasal dari mata air
dan sumur dalam dapat diterima sebagai air yang sehat dan memenuhi ketiga persyaratan tersebut,
asalkan tidak tercemar oleh kotoran-kotoran terutama kotoran manusia dan binatang. Oleh karena itu,
mata air atau sumur dalam yang ada di pedesaan harus mendapatkan pengawasan dan perlindungan
agar tidak dicemari oleh penduduk yang menggunakan air tersebut

BY : DESI PUSPITASARI 702012006 BLOK XVIII 8


KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN

b. Apa jenis-jenis jamban?


Jawab :
Jenis-jenis jamban, antara lain adalah:
1) Jamban cemplung, kakus (pit latrine)
Jamban ini memiliki lubang jamban di bawah tanah yang tidak boleh terlalu dalam, di dalamnya
pit latrine berkisar antara 1,53 meter saja, dinding rumah kaskusnya dapat terbuat dari bambu,dll,
jarak dari sumber air minum sekurang-kurangnya sejauh 15 meter. Jamban ini dilengkapi oleh
penutup yang tutupnya dapat diangkat saat akan BAB dan ditutup sesudah BAB
2) Jamban cemplung berventilasi (ventilasi improved pit latrine = VIP latrine)
Jamban ini hampir sama dengan jamban cemplung, bedanya lebih lengkap yakni menggunakan
ventilasi pipa
3) Jamban empang (fishpond latrine)
Jamban ini dibangun diatas empang ikan. Dalam sistim jamban empang ini disebut daur ulang
(recycling), yakni tinja dapat langsung dimakan ikan, ikan dimakan orang dan selanjutnya orang
mengeluarkan tinja yang dimakan, dan sebagainya Jamban pupuk (the compost privy)
Prinsip jamban ini sama seperti jamban cemplung hanya lebih dangkal galiannya. Disamping itu
jamban ini juga untuk membuang kotoran binatang dan sampah, daun-daunan. Setelah jamban
penuh maka akan dibuat jamban baru
4) Septic tank
Jamban ini merupakan jamban yang paling memenuhi syarat. Jamban ini terdiri dari tangki
sedimentasi yang kedap air, dimana tinja dan air buangan masuk dan mengaami dekomposisi.
Dalam tangki ini tinja akan berada selama beberapa hari. Selama waktu tersebut mengalami
proses kimiawi dan proses biologis.

c. Apa kriteria jamban yang baik?


Jawab :
Suatu jamban disebut baik atau sehat untuk daerah pedesaan harus memenuhi persyaratan-persyarakat
sebagai berikut:
1) Tidak mengotori permukaan tanah di sekeliling jamban tersebut.
2) Tidak mengotori air permukaan di sekitarnya.
3) Tidak mengotori air tanah di sekitarnya.
4) Tidak terjangkau oleh serangga terutama lalat dan kecoa serta binatang-binatang lainnya.
5) Tidak menimbulkan bau.
6) Mudah digunakan dan dipelihara (maintenance).
7) Sederhana desainnya.

BY : DESI PUSPITASARI 702012006 BLOK XVIII 9


KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN

8) Murah.
9) Dapat diterima oleh pemakainya.

Agar persyaratan-persyaratan tersebut dapat dipenuhi, maka yang perlu diperhatikan antara lain:
1) Sebaiknya jamban tersebut tertutup, artinya bangunan jamban terlindung dari panas dan hujan,
serangga dan binatang-binatang lain, terlindung dari pandangan orang (privacy) dan sebagainya.
2) Bangunan jamban sebaiknya mempunyai lantai yang kuat, tempat berpijak yang kuat dan
sebagainya.
3) Bangunan jamban sedapat mungkin ditempatkan pada lokasi yang tidak mengganggu pandangan,
tidak menimbulkan bau dan sebagainya.
4) Sedapat mungkin disediakan alat pembersih seperti air atau kertas pembersih.

d. Apa dampak penggunaan air sungai sebagai sumber air utama?


Jawab :
Dampak penggunaan air sungai sebagai sumber air utama adalah terjadinya berbagai penyakit
menular berbasis lingkungan atau waterborne disease.
Beberapa penyakit yang dapat ditimbulkan antara lain hepatitis A, tifus, diare, disentri, kolera,
bermacam-macam cacing (cacing gelang, kremi, tambang dan pita), schistosomiasis dan sebagainya

e. Penyakit-penyakit apa saja yang berhubungan dengan air? (pengertian terhadap wäter born
disease, water based disease, water released disease, water privation disease, serta contohnya)
Jawab :
 Water borne disease adalah kontaminasi air akibat ekskreta manusia dan mencemari makanan dan
minuman, contohnya kolera dan thypoid.
 Water privation disease adalah penyakit yang terjadi akibat kurangnya air sebagai kebutuhan
domestic, contohnya cacingan, penyakit kulit dan mata
 Water based disease adalah air merupakan habitat intermediate host. Contohnya skistosomiasis
 Water releated disease adalah air merupakan habitat dari insekta. Contohnya : DBD dan yellow
fever
 Water dispered disease adalah air merupakan media yang disebarkan melalui droplet via air
condition system. Contoh: legionela

BY : DESI PUSPITASARI 702012006 BLOK XVIII 10


KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN

3. Mata pencaharian penduduk sebagai petani perambah hutan dan sebagian lagi bekerja sebagai
buruh di pabrik pengolahan karet. Umumnya mereja bekerja tanpa menggunakan alat pelindung
diri.
a. Apa makna petani perambah hutan dan bagaimana hubungan dengan kesehatan penduduk?
Jawab :
Bekerja sebagai Petani peramban hutan memiliki faktor risiko penyakit ISPA dan Dermatitis apabila
bekerja tidak mamakai APD. Karena seorang petani perambahn hutan yang bekerja sebagai penebang
pohon dan membakar pohon maka akan menghasilkan limbah berupa asap yang akan mencemari
udara yang juga akan berdmpak pada kesehatan masyarakat sekitar.
b. Penyakit apa yang mungkin dialami penduduk karena risiko pekerjaan? (sebagai petani dan
buruh pabrik)
Jawab :
 Penyakit kulit
 ISPA
 Cacingan
 Penyakit Mata

c. Apa yang dimaksud dengan alat pelindung diri?


Jawab :
Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor
PER.08/MEN/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri, Pasal 1, Alat Pelindung Diri selanjutnya
disingkat APD adalah suatu alat yang mempunyai kemampuan untuk melindungi seseorang yang
fungsinya mengisolasi sebagian atau seluruh tubuh dari potensi bahaya di tempat kerja.

d. Apa tujuan alat pelindung diri?


Jawab :
Tujuan alat pelindung diri adalah untuk melindungi pekerja dari luka atau penyakit yang diakibatkan
oleh adanya kontak dengan bahaya di tempat kerja, baik yang bersifat kimia, biologis, radiasi, fisik,
elektrik, mekanik dan lainnya.
1) Melindungi tenaga kerja
2) Meningkatkan efektivitas dan produktivitas kerja
3) Menciptakan lingkungan kerja yang aman.

BY : DESI PUSPITASARI 702012006 BLOK XVIII 11


KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN

e. Apa saja jenis alat pelindung diri?


Jawab :
Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor
PER.08/MEN/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri, Pasal 3 ayat (1) APD meliputi:
a) Pelindung kepala
Jenis alat pelindung kepala terdiri dari helm pengaman (safety helmet), topi atau tudung kepala,
penutup atau pengaman rambut, dan lain-lain.
b) Pelindung mata dan muka
Jenis alat pelindung mata dan muka terdiri dari kacamata pengaman (spectacles), goggles,
tameng muka (face shield), masker selam, tameng muka dan kacamata pengaman dalam kesatuan
(full face masker).
c) Pelindung telinga
Jenis alat pelindung telinga terdiri dari sumbat telinga (ear plug) dan penutup telinga (ear muff).
d) Pelindung pernapasan beserta perlengkapannya
Jenis alat pelindung pernapasan dan perlengkapannya terdiri dari masker, respirator, katrit,
kanister, Re-breather, Airline respirator, Continues Air Supply Machine atau Air Hose Mask
Respirator, tangki selam dan regulator (Self-Contained Underwater Breathing
Apparatus/SCUBA), Self-Contained Breathing Apparatus (SCBA), dan emergency breathing
apparatus.
e) Pelindung tangan
Jenis pelindung tangan terdiri dari sarung tangan yang terbuat dari logam, kulit, kain kanvas, kain
atau kain berpelapis, karet, dan sarung tangan yang tahan bahan kimia.
f) Pelindung kaki
Jenis Pelindung kaki berupa sepatu keselamatan pada pekerjaan peleburan, pengecoran logam,
industri, kontruksi bangunan, pekerjaan yang berpotensi bahaya peledakan, bahaya listrik, tempat
kerja yang basah atau licin, bahan kimia dan jasad renik, dan/atau bahaya binatang dan lain-lain.

Pasal 3 ayat (2), Selain APD sebagaimana dimaksud pada ayat (1), terdapat pula tambahan APD,
yaitu:
a) Pakaian pelindung
Jenis pakaian pelindung terdiri dari rompi (Vests), celemek (Apron/Coveralls), Jacket dan
pakaian pelindung yang menutupi sebagian atau seluruh bagian badan.
b) Alat pelindung jatuh perorangan;

BY : DESI PUSPITASARI 702012006 BLOK XVIII 12


KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN

Jenis alat pelindung jatuh perorangan terdiri dari sabuk pengaman tubuh (harness), karabiner,
tali koneksi (lanyard), tali pengaman (safety rope), alat penjepit tali (rope clamp), alat penurun
(decender), alat penahan jatuh bergerak (mobile fall arrester), dan lain-lain.
c) Pelampung
Jenis pelampung terdiri dari jaket keselamatan (life jacket), rompi keselamatan (life vest), rompi
pengatur keterapungan (Bouyancy Control Device).

f. Apa alat pelindung diri yang tepat untuk petani perambah hutan dan buruh pabrik pengolahan
karet?
Jawab :
a. Pelindung kepala
Jenis alat pelindung kepala terdiri dari helm pengaman (safety helmet), topi atau tudung kepala,
penutup atau pengaman rambut, dan lain-lain.
b. Pelindung mata dan muka
Jenis alat pelindung mata dan muka terdiri dari kacamata pengaman (spectacles), goggles, tameng
muka (face shield), masker selam, tameng muka dan kacamata pengaman dalam kesatuan (full
face masker).
c. Pelindung pernapasan beserta perlengkapannya
Jenis alat pelindung pernapasan dan perlengkapannya terdiri dari masker, respirator, katrit,
kanister, Re-breather, Airline respirator, Continues Air Supply Machine atau Air Hose Mask
Respirator, tangki selam dan regulator (Self-Contained Underwater Breathing
Apparatus/SCUBA), Self-Contained Breathing Apparatus (SCBA), dan emergency breathing
apparatus.
d. Pelindung tangan
Jenis pelindung tangan terdiri dari sarung tangan yang terbuat dari logam, kulit, kain kanvas, kain
atau kain berpelapis, karet, dan sarung tangan yang tahan bahan kimia.
e. Pelindung kaki
Jenis Pelindung kaki berupa sepatu keselamatan pada pekerjaan

g. Apa yang dimaksud dengan penyakit akibat kerja?


Jawab :
WHO membedakan empat kategori penyakit akibat kerja yaitu sebagai berikut:
 Penyakit yang hanya disebabkan oleh pekerjaan, misalnya pneumoconiosis.
 Penyakit yang salah satu penyebabnya adalah pekerjaan, misalnya karsinoma bronkhogenik

BY : DESI PUSPITASARI 702012006 BLOK XVIII 13


KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN

 Penyakit dengan pekerjaan merupakan salah satu penyebab di antara faktor-faktor penyebab
lainnya, misalnya bronchitis kronis.
Penyakit dimana pekerjaan memperberat suatu kondisi yang sudah ada sebelumnya, misalnya asma

h. Apa saja faktor penyebab dan contoh penyakit akibat kerja?


Jawab :
1) Faktor Fisik
 Suara tinggi/bising : menyebabkan ketulian.
 Temperatur/suhu tinggi : menyebabkan Hyperpireksi, Milliaria, heat Cramp, Heat Exhaustion,
Heat Stroke.
 Radiasi sinar elektromagnetik : infra merah menyebabkan katarak, ultraviolet menyebabkan
konjungtivitis, radioaktrif/alfa/beta/gama/X menyebabkan gangguan terhadap sel tubuh manusia.
 Tekanan udara tinggi : menyebabkan Coison Disease.
 Getaran : menyebabkan Reynaud’s Disease, Gangguan proses metabolisme, Polineurutis
2) Faktor Kimia (padat, cair, gas, uap maupun partikel)
 Efek terhadap tubuh : iritasi, alergi, korosif, Asphyxia, keracunan sistemik, kanker,
kerusakan/kelainan janin, pneumoconiosis, efek bius (narkose), Pengaruh genetik.
3) Faktor Biologi
 Viral Diseases : Rabies, Hepatitis.
 Bakterial Diseases : Anthrax, Leptospirosis, Brucellosis, TBC, Tetanus.
 Fungal Diseases : Dermatophytoses, Histoplasmosis .
 Parasitic Diseases : Ancylostomiasis, Schistosomiasis.
4) Faktor Ergonomi/fisiologi (cara kerja, posisi kerja, alat kerja, lingkungan kerja yang salah, kontruksi
salah)
 Efek terhadap tubuh : kelelahan fisik, nyeri otot, deformitas tulang, perubahan bentuk, dislokasi,
kecelakaan.
5) Faktor mental psikologi → stres
Organisasi kerja (type kepemimpinan, hubungan kerja, komunikasi, keamanan), type kerja (monoton,
berulang-ulang, kerja berlebihan, kerja kurang, kerja shif, terpencil).

BY : DESI PUSPITASARI 702012006 BLOK XVIII 14


KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN

i. Bagaimana peran K3 terhadap penyakit akibat kerja?


Jawab :
1. Pemantauan rutin dan pengendalian bahaya pada alat,
mesin, instalasi, bahan dan material berbahaya
2. Pengendalian pekerjaan bahaya atau risiko tinggi dengan
izin kerja khusus
3. Pengendalian bahaya secara visual di tempat kerja (tanda,
1 Kecelakaan Nihil
label, rambu dan poster)
4. Menyediakan sarana dan prasarana K3 termasuk Alat
Pelindung Diri (APD)
5. Menyediakan sanitasi dan lingkungan kerja yang sehat di
tempat kerja
1. Menyediakan tempat kerja dan sarana tempat kerja yang
Tidak Ada Penyakit nyaman bagi tenaga kerja
2
Akibat Kerja 2. Menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan bagi Tenaga
Kerja
Memenuhi Semua 1. Pengukuran dan pemantauan aspek-aspek dampat
Baku Mutu dan lingkungan operasional perusahaan secara rutin
3
Ambang Kuantitas 2. Melakukan pengelolaan aspek dampak lingkungan
Aspek Lingkungan oprasional perusanaan
Pembinaan 1. Memberi pelatihan K3 sesuai dengan risiko pekerjaan
Pengetahuan dan Tenaga Kerja
4
Kesadaran K3 Seluruh 2. Menyediakan pelatihan kompetensi sesuai dengan keahlian
Tenaga Kerja yang berkaitan dengan syarat-syarat K3 di tempat kerja

j. Bagaimana pencegahan penyakit akibat kerja?


Jawab :
Untuk mencegah penyakit akibat kerja dapat dilakukan berbagai upaya antara lain:
1) Pemeriksaan Kesehatan Berkala.
2) Pemeriksaan Kesehatan Khusus.
3) Pelayanan Kesehatan.
4) Penyedian Sarana dan Prasarana serta perbaikan tempat kerja yang lebih nyaman.

BY : DESI PUSPITASARI 702012006 BLOK XVIII 15


KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN

k. Bagaimana perundang-undangan mengenai pelaksanaan sistem K3 di perusahaan?


Jawab :
 Pada undang-undang RI Nomor 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan pasal 87.
1) Setiap perusahaan wajib menerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang
terintegrasi dengan sistem manajemen perusahaan.
2) Ketentuan mengenai penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah.
 Pada peraturan pemerintah RI Nomor 50 Tahun 2012 tentang penerapan sistem manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja pasal 10-13.

4. Dokter Arya berencana melakukan penyelidikan KLB untuk mencegah penularan, memberantas
dan mencari sumber penularan penyakit Hepatitis A serta memberikan penyuluhan kepada
masyarakat untuk mencegah penularan penyakit yang endemis di desa Sukaria.
a. Bagaimana langkah-langkah penyelidikan KLB?
Jawab :
Langkah-langkah penyelidikan KLB antara lain :
1. Persiapan penelitian
2. Menetapkan apakah kejadian tersebut suatu KLB
3. Memastikan diagnosis etiologis
4. Mengidentifikasi dan menghitung kasus atau paparan
5. Mendeskripsikan kasusu berdasarkan orang, waktu, dan tempat
6. Membuat cara penanggulangan sementara dengan segera
7. Mengidentifikasi sumber dan cara penyebaran
8. Mengidentifikasikan keadaan penyebab KLB
9. Merencanakan penelitian lain yang sistematis
10. Menetapkan saran cara pencegahan atau peanggulangan
11. Menetapkan sistem penemuan kasus baru atau kasus dengan komplikasi
12. Melaporkan hasil penyelidikan kepada instansi kesehatan setempat dan kepada sistem pelayanan
kesehatan yang lebih tinggi

BY : DESI PUSPITASARI 702012006 BLOK XVIII 16


KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN

b. Bagaimana strategi yang dapat dilakukan untuk menurunkan angka kejadian penyakit infeksi
yang diderita masyarakat?
Jawab :
Berikut ini adalah strategi yang dapat dilakukan untuk menurunkan angka kejadian penyakit:
a) Melakukan advokasi
b) Melakukan penyuluhan kesehatan
c) Menyediakan air bersih
d) Membuat jamban yang sehat/baik disetiap rumah.

c. Apa saja sumber penyakit hepatitis?


Jawab :
Hep
 Agent : HVA
 Resevoir : manusia
 Po exit : feses
 Transmisi : fecal oral
 Po entry : oral
 Kerentanan : imunisasi dan status gizi buruk

d. Bagaimana cara penularan penyakit menular? (6 rantai penularan penyakit)


Jawab :
Rantai penularan
Proses terjadinya penyakit menular yang melibatkan 6 faktor yaitu :
1. Agen (penyebab)
 Protozoa
 Metazoa
 Bakteri
 Virus
 Jamur
 Riketsia
2. Reservoir dari agent
Habitat normal dari agent untuk hidup tumbuh dan berkemabng biak sehingga menjadi sumber
penularan bisa berupa manusia, hewanm lingkungan

BY : DESI PUSPITASARI 702012006 BLOK XVIII 17


KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN

3. Portal dari agent meninggalkan host


Cara keluarnya agent dari manusia yag mengidap/ reservoir manusia dan binatang
 Saluran pernafasan  influenza, TBC
 Saluran pencernaan  Thypus, Cholera, disentri dan rabies
 Kulit  cacar
4. Cara penularan (Transmisi)
 Secara langsung melalui kontak, droplet (batuk, bersin),
 Secara tidak langsung  melalui mekanisme yang melibatkan benda hidup/ tidak hidup
seperti Vehicle borne,vector borne,air borne
5. portal dari agent masuk ke host
umumnya tempat masuknya bibit penyakit kedalam tubuh manusia dengan tempat keluarnya
6. Kerentanan host
Tergantung pada faktor genetik, ketahanan tubuh secara umum dan imunitas spesifik yang didapat

e. Bagaimana cara mencegah penyakit hepatitis A


Jawab :
Memberikan penyuluhan tentang perilaku hidup bersih terutama mengubah perilaku masyarakat
bahwa pentingnya melakukan hidup bersih dan sehat. Perilaku yang harus diubah yaitu :
 Perilaku terhadap makanan dan minuman
 Perilaku terhadap kebersihan diri sendiri
 Perilaku terhadap keversihan lingkungan
 Perilaku terhadap sakit dan penyakit
 Keseimbangan antara kegiatan , istirahat dan olahraga

BY : DESI PUSPITASARI 702012006 BLOK XVIII 18


KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN

Hipotesis
Masyarakat Desa Sukaria menggunakan air yang tidak higienis, kebiasaan penduduk sebagai perambah hutan
menyebabkan pencemaran udara serta pekerja yang tidak menggunakan APD sehingga menyebabkan KLB
penyakit hepatitis dan endemis dermatitis, diare, dan ISPA.

Kerangka Konsep

Pencemaran air Penggunaan jamban dan air


yang tidak higienis

Diare, hepatitis A
Pekerja tidak menggunakan
APD

Pencemaran udara
ISPA dan dermatitis
(lingkungan kerja)

 Water borne disease adalah kontaminasi air akibat ekskreta manusia dan mencemari makanan dan
minuman, contohnya kolera dan thypoid.
 Water privation disease adalah penyakit yang terjadi akibat kurangnya air sebagai kebutuhan domestic,
contohnya cacingan, penyakit kulit dan mata
 Water based disease adalah air merupakan habitat intermediate host. Contohnya skistosomiasis
 Water releated disease adalah air merupakan habitat dari insekta. Contohnya : DBD dan yellow fever
 Water dispered disease adalah air merupakan media yang disebarkan melalui droplet via air condition
system. Contoh: legionela

BY : DESI PUSPITASARI 702012006 BLOK XVIII 19

Anda mungkin juga menyukai