Anda di halaman 1dari 2

TUGAS MANDIRI

NAMA : BERRY SANJAYA KUSUMA


NIM : 20231320105020
KELAS / SEMESTER : RPL-I / I
MATA KULIAH : EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR
DOSEN PENGAJAR : DINDA ANINDITA SALSABILLA, SKM., MKM

IDENTIFIKASI DAN ANALISIS UNSUR-UNSUR TRIAD EPIDEMIOLOGI


(HOST, AGENT DAN ENVIRONMENT) PADA PENYAKIT DIARE

1. Pendahuluan
Segitiga penyakit tular vector atau triad epidemiologi, menjadi modal dasar dalam
memaknai penyebaran penyakit menular. Secara epidemiologi, perkembangan penyakit tular vektor
ini dipengaruhi oleh adanya sumber penyakit (agent), manusia penjamu (host), dan lingkungan
(environment).
Jika kita cermati, harusnya derajat kesadaran masyarakat akan segitiga penyakit tular vektor
ini tiap tahun meningkat. Namun, nyatanya kejadian kesakitan akibat penyakit tular vektor ini terus
berulang dengan jumlah yang tidak sedikit. Ada kecenderungan masyarakat menanggapinya sebagai
hal yang biasa. Alasannya bukankah tiap tahun bila banjir muncul penyakit Diare, Ispa, DBD, dan
sebagainya di sekitar tempat tinggalnya?
Mengingat pengalaman penulis pernah bekerja sebagai perawat penyelia dan pengelola
program diare di UPTD Puskesmas Buntut Bali sebelum kini bertugas di Dinas Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak serta Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
(DP3AP2KB) Kabupaten Katingan saat banjir besar kasus diare juga pasti meningkat.

2. Pembahasan
Diare adalah keluhan buang air besar encer atau berair yang terjadi lebih dari 3 kali dalam
sehari. Diare umumnya disebabkan oleh konsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi
virus, bakteri, atau parasit.
Diare merupakan salah satu masalah kesehatan yang umum di Indonesia, terutama
pada bayi dan anak-anak. Diare berdasarkan durasinya digolongkan menjadi 3 jenis yaitu diare akut,
diare kronis, dan diare persiten.
a. Diare akut yaitu diare yang biasanya berlangsung tidak lebih dari 14 hari.
Umumnya, penyebab diare akut karena adanya infeksi virus atau bakteri di saluran cerna.
Infeksi virus atau bakteri tersebut bisa terjadi karena adanya kontaminasi pada makanan atau
minuman yang dikonsumsi oleh penderita diare tersebut.
b. Diare kronis yaitu diare yang berlanjut hingga lebih dari 14 hari.
Durasi dari diare kronis berlangsung selama 4 minggu atau bahkan lebih. Biasanya, diare kronis
disebabkan oleh infeksi kronis, alergi (seperti pada lactose intolerance), pengaruh konsumsi
obat-obatan tertentu, hingga kondisi medis. Beberapa kondisi medis yang mengakibatkan diare
kronis adalah Crohn’s disease, iritasi usus besar (IBS), dan lain sebagainya.
c. Diare persisten yaitu diare yang ditandai dengan buang air encer dan sering, lebih dari 3 kali
dalam 24 jam, yang berlangsung selama lebih dari 2 minggu, namun kurang dari 4 minggu. Diare
persisten umumnya disebabkan oleh patogen yang berbeda dengan penyebab diare akut.
Faktor Risiko Diare Ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang terkena
diare. Faktor risiko diare adalah sebagai berikut :
 Mengonsumsi air dari sumber yang tidak bersih
 Jarang mencuci tangan sebelum makan dan setelah pergi ke kamar mandi
 Menyimpan makanan di tempat yang tidak tertutup
 Mengonsumsi sisa makanan yang sudah basi
Banjir di Kabupaten Katingan merupakan faktor lingkungan (environment) yang sangat
mempengaruhi kasus diare. Hal ini sangat umum terjadi, ini disebabkan oleh berbagai faktor antara
lain: curah hujan tinggi saat musim penghujan, hujan lebat yang berkepanjangan atau hujan deras
dalam waktu singkat dapat menyebabkan banjir.
Pola hidup masyarakat (host) di Kabupaten Katingan yang sebagiannya masih buang air
besar sembarangan menjadi salah satu faktor yang dapat meningkatkan kasus diare.

3. Penutup
a. Kesimpulan
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai faktor tingginya pasien diare di
Kabupaten Katingan saat banjir atau musim penghujan melalui observasi langsung kerumah
warga. Di daerah dengan rata-rata angka kejadian diare paling tinggi di wilayah kerja UPTD
Puskesmas Buntut Bali yaitu Desa Tumbang Tungku masih perlu dilakukan tindakan lebih lanjut
agar angka kejadian diare di daerah tersebut dapat ditekan.
b. Saran
Masih perlu dilakukan Penyuluhan Kesehatan kepada Masyarakat untuk mencegah dan
mengurangi keparahan jika terjadi kasus diare.
c. Rekomendasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit tersebut
Untuk mencegah diare, dianjurkan untuk selalu menjaga kebersihan diri dan makanan,
misalnya dengan mencuci buah dan sayur sebelum dimakan, tidak mengonsumsi makanan atau
minum air yang belum dimasak sampai matang, dan rajin mencuci tangan. Juga tetap perlu
dilakukan Penkes Diare kepada masyrakat agar secara bertahap menghilangkan kebiasaan BAB
sembarangan. Sebagai langkah pengendalian, penyediaan obat kegawat-daruratan diare yaitu
oralit, zink tetap perlu disiapkan.

Anda mungkin juga menyukai