Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

MANAJEMEN PENYAKIT DIARE

Diajukan untuk memenuhi tugas UAS Mata kuliah Kesehatan Lingkungan Dasar

Dosen Pengampu: Yulia Khairina Ashar,S.K.M,.M.K.M

Disusun oleh:

Nama: Laila Sari

Nim: 0801221081

Kelas: IKM 6 semester 3

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

2024
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyakit diare merupakan salah satu masalah kesehatan global yang signifikan, dengan
dampak serius terhadap kesejahteraan masyarakat di berbagai belahan dunia. Diare, yang
ditandai oleh peningkatan frekuensi dan kehilangan konsistensi tinja, dapat disebabkan oleh
sejumlah faktor, termasuk infeksi bakteri, virus, atau parasit, serta faktor-faktor non-infeksi
seperti intoleransi makanan dan stres.

Pentingnya memahami penyakit diare terletak pada dampaknya terhadap kesehatan individu
dan masyarakat. Diare dapat menyebabkan dehidrasi yang berpotensi fatal, terutama pada anak-
anak dan orang tua. Selain itu, dampak ekonomi juga tidak dapat diabaikan, dengan biaya
pengobatan dan kehilangan produktivitas yang signifikan.

Melalui pemahaman mendalam tentang penyebab, gejala, dan konsekuensi diare, kita dapat
mengembangkan strategi pencegahan yang efektif, termasuk edukasi masyarakat tentang
kebersihan, pengelolaan air bersih, dan praktik makanan yang aman. Upaya ini diharapkan dapat
mengurangi angka kesakitan dan kematian akibat diare serta meningkatkan kualitas hidup secara
keseluruhan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dari penyakit Diare?

2. Penyebab dari penyakit Diare?

3. Teori apa yang digunakan dalam penyakit Diare?

C. Tujuan

1. Mengetahui penyakit Diare

2. Mengetahui penyebab dari penyakit Diare

1
3. Mengetahui teori yang digunakan

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Diare

Menurut World Health Organization 2013, penyakit diare adalah suatu penyakit yang
ditandai dengan perubahan bentuk dan konsistensi tinja yang lembek sampai mencair dan
bertambahnya frekuensi buang air besar yang lebih dari biasa, yaitu 3 kali atau lebih dalam
sehari yang mungkin dapat disertai dengan muntah atau tinja yang berdarah. Diare merupakan
gejala infeksi saluran pencernaan yang dapat disebabkan oleh bakteri, virus dan organisme
parasit, infeksi menyebar melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi atau dari orang ke
orang sebagai akibat kebersihan yang buruk.

Diare didefinisikan sebagai buang air besar yang frekuensinya lebih dari 3 kali sehari
dengan konsistensi tinja yang encer. Diare dapat diklasifikasikan menjadi 3 yaitu diare akut,
kronik dan persisten. Agen yang dapat menyebabkan diare antara lain bisa melalui tiga jalur,
yaitu: pada makanan, dalam air, atau penularan dari satu orang ke orang lain. Perbedaan cara
penularan melalui ketiganya tergantung pada potensi ketersediaannya di lingkungan tempat
tinggal kita dan reflek yang diperlukan agen tersebut untuk memunculkan infeksi

B. Penyebab

diare bisa bermacam-macam, mulai dari infeksi, keracunan makanan, alergi makanan, atau
penyakit lain yang dapat memicu terjadinya diare. Berikut adalah contoh-contohnya:

 Infeksi virus, seperti rotavirus, yang ditandai dengan diare berair dan biasanya terjadi
pada anak-anak
 Infeksi bakteri Campylobacter dan Escherichia coli, yang biasanya disebut dengan
keracunan makanan, disebabkan oleh konsumsi makanan yang tidak dimasak sampai
matang

2
 Infeksi bakteri Clostridium difficile, yang ditandai dengan diare berair dan kram perut
setelah konsumsi antibiotik
 Infeksi bakteri Salmonella, yang biasanya terjadi akibat makan daging kurang matang,
terutama daging ayam, dan telur mentah atau setengah matang
 Amebiasis dan infeksi bakteri Shigella, dengan gejala tinja berbau amis, berdarah, atau
berlendir
 Infeksi Cryptosporidium (kriptosporidiosis), yang terjadi setelah meminum atau tidak
sengaja menelan air yang terkontaminasi dan tidak dimasak
 Alergi makanan, yang ditandai dengan diare beberapa menit atau maksimal 2 jam setelah
mengonsumsi makanan pemicu alergi
 Intoleransi laktosa, yang biasanya disertai dengan kembung, feses berbau asam, serta
anus perih atau kemerahan setelah mengonsumsi makanan dengan kandungan susu
 Sindrom malabsorbsi, yang ditandai dengan diare kronis yang berbau menyengat dan
penurunan berat badan
 Radang usus, yang dapat disertai dengan sakit perut, sering mulas, dan diare dengan
darah atau lendir
 Irritable bowel syndrome, yang ditandai dengan BAB cair, serta kram perut yang hilang
timbul dan membaik setelah buang air besar
 Efek samping pengobatan, seperti kemoterapi, radioterapi, atau operasi
 Penyakit lain, seperti hepatitis atau kanker usus besar

C. Teori Simpul

Simpul 1 ( Sumber Penyakit)

Sumber penyakit merupakan titik mengeluarkan atau mengemisikan agent penyakit. Diare
merupakan masalah serius khususnya pada anak-anak di berkembang. Kejadian diare disebabkan
oleh sumber penyakit hasıl kegiatan manusia berdasarkan kurangnya pengetahuan masyarakat
terhadap kebersihan lingkungan dan makanan. Diare disebabkan mikroorganisme jenis bakteri
yaitu Escerichia coli. Bakteri ini menyerang sistem pencernaan manusia sehingga menyebabkan
dampak yang serius hingga menyebabkan kematian khususnya pada anak anak

3
Simpul 2 (Media Penularan/Transmisi)

yaitu media transmisi penyakit. Media tramsmisi penyakit adalah komponen lingkungan
yang dapat memindahkan agen penyakit. Media transmisi tidak akan memiliki potensi penyakit
kalau didalamnya tidak mengandung agen penyakit. Media transmisi untuk penularan diare
adalah air, udara, makanan, lalat, udara dan manusia.

Simpul 2 merupakan sımpul yang selalu berbicara tentang apa saja media yang berpotensi
menjadi sumber transmisi penyakit. Dalam kasus yang dibahas pada jurnal PERILAKU IBU
TENTANG HYGIENE MAKANAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI DESA
JOMBANG, dapat ditemui bahwa media penularan diare yang terjadi pada balita dan anak-anak
biasanya adalah sebagai berikut:

 Dapur dan kulkas yang kurang bersih. Menurut penelitian, dapat diketahui bahwa dari 10
orang ibu yang diwawancarai, 7 diantaranya mengatakan bahwa anak mereka pernah
terkena diare, dan mereka mengakui bahwa kondisi dapur mereka kurang bersih
 Peralatan makan yang kurang bersih
 Penggunaan botol susu balita yang tidak bersih

Simpul 3 (Perilaku Pemajanan)

Perilaku pemajanan terkait dengan jumlah kontak antara manusia dengan komponen
lingkungan yang dapat menimbulkan bahaya penyakit. Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan
informasi bahwa ada hubungan perilaku ibu tentang hygiene makanan dengan kejadian diare
pada balita. Perilaku positif ibu terhadap hygiene makanan menunjukkan bahwa ibu memiliki
kepedulian pada pencegahan penyakit diare. Kepedulian ini disebabkan karena adanya dorongan
untuk menjaga kesehatan anaknya.

Salah satu dorongan yang berasal dari dalam diri individu adalah pengetahuan yang
meliputi beberapa faktor, seperti umur, pendidikan, pengalaman, informasi, dan kebudayaan
serta lingkungan. Sementara dorongan dari luar bisa berupa tempat tinggal. Diketahui bahwa Ibu
yang berumur 26-35 tahun dengan pendidikan SMA, pernah mendapatkan informasi mengenai
hyegiene serta balitanya tidak pernah terkena diare cenderung memiliki perilaku hygiene yang

4
positif Selain itu, ibu yang memperhatikan hygiene makanan dalam kehidupan sehari-hari.
seperti mencuci bahan makanan yang mau diolah mencuci peralatan masak yang telah digunakan,
mencuci tangan sebelum mengolah makanan, membersihkan dapur yang sudah digunakan untuk
memasak, memisahkan antara makanan yang masih segar dan yang sudah masak dalam tempat
penyimpanan, menyimpan makanan yang sudah masak dalam tempat tertutup, dan
membersihkan kulkas secara teratur terbukti bahwa balitanya tidak mengalami diare. Semakin
positif perilaku ibu tentang hygiene makanan maka semakin rendah kejadian. diare pada balita.

Diare merupakan kondisi buang air besar yang tidak normal, yaitu lebih dari tiga kali dalam
sehari dengan konsistensi tinja yang encer dan dapat disertai atau tanpa disertai darah atau lendir
sebagai akibat dari proses inflaması pada lambung atau usus. Biomarker adalah tanda biologi
untuk mengetahui agen penyakit dalam tubuh penderita. Biomarker kejadian diare adalah
ditemukan E-coli pada tinja penderita.

Perilaku pemajanan pada sebuah penyakit dipengaruhi oleh umur, kebiasaan/perilaku,


kekebalan begitu juga penyakit diare dipengaruhi oleh ketiga hal tersebut. Biomarker adalah
tanda biologi untuk mengetahui agen penyakit dalam tubuh penderita. Biomarker diare adalah
ditemukan E-coli pada tinja penderita.

Simpul 4 (kejadian penyakit.)

Kejadian penyakit merupakan outcome hubungan interaktif antara penduduk dengan


lingkungan yang memiliki potensi bahaya gangguan kesehatan. Manifestasi dampak akibat
hubungan antara penduduk dengan lingkungan menghasilkan penyakit pada penduduk dalam hal
ini berupa sakit atau sehat.

Simpul 5 (Variabel Suprasistem)

Simpul 5 terkait dengan variabel suprasistem yang ada hubungannya dengan iklim,
topografi. temporal, dan suprasistem lamnya seperti manajemen upaya program kesehatan
masyarakat yang mungkin dimaksudkan untuk mempengaruhi kondisi lingkungan strategis
lainnya yang juga harus diperhatikan. Berdasarkan jurnal penelitian karya Tutut Sulistiyowati
dan Rini Hayu Lestari yang meneliti adanya hubungan perilaku ibu tentang hygiene makanan
dengan kejadian diare pada balita di Desa Bareng Jombang ini, tentunya menekankan kepada
5
aspek perilaku yang kurang baik tentang hygiene makanan. Diketahui bahwa hal tersebut terjadi
karena kurangnya pengetahuan masyarakat tentang Ingiene makanan yang baik Untuk itu,
diperlukan adanya upaya kesehatan masyarakat di Desa Bareng untuk mengubah kebiasaan atau
perilaku yang tidak sehat sehingga dapat membantu mencegah penyakit diare.

Upaya kesehatan masyarakat dapat dilakukan oleh pihak Puskesmas di Desa Bareng dengan
melakukan program penyuluhan terkait hygiene makanan kepada semua umur terutama bagı
kalangan ibu yang menjadi kelompok sasaran utama penelitian. Penyuluhan terkait hygiene
makanan dapat berupa anjuran untuk mencuci bahan makanan yang akan diolah, mencuci
peralatan masak yang digunakan, mencuci tangan sebelum mengolah makanan, membersihkan
dapur setelah memasak, memisahkan makanan dalam tempat penyimpanan, membersihkan.
kulkas secara teratur, dsb.

Teori simpul sangat diperlukan jika ingin mencegah penyakit berbasis lingkungan karena
dengan mempelajari teori simpul akan lebih mudah untuk mencegah/memotong rantai penularan.
Semua simpul sangat berkaitan jadi untuk memutuskan rantai penularan penyakit dapat
diputuskan/dicegah di simpul 1, 2 ataupun 3. Dalam hal ini perlu dilakukan pencegahan berbasis
lingkungan dimana untuk mencegah penularan diare tidak hanya mengobati penderita tetapi juga
mencegah penularan dari lingkungan yaitu media transmisi seperti vektor (lalat), air yang belum
dimasak, makanan yang terkontaminasi. Untuk itu perlu setiap orang untuk menjaga kesehatan
lingkungan dan juga hygiene pribadi seperti kebiasaan buang air besar dan memotong kuku, cuci
tangan dengan sabun. Disamping itu setiap orang juga perlu menjaga daya tahan tubuh supaya
terhindar dari terjadinya diare.

6
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Penyakit diare adalah kondisi yang ditandai oleh frekuensi tinggi dan konsistensi longgar
atau cair dari tinja. Ada beberapa teori yang menjelaskan penyebab diare, termasuk infeksi
bakteri, virus, atau parasit, intoleransi makanan, dan gangguan saluran pencernaan.

Penyakit diare dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk infeksi bakteri, virus, atau
parasit yang menginfeksi saluran pencernaan. Mikroorganisme seperti Escherichia coli,
Salmonella, dan Rotavirus sering kali menjadi pemicu utama diare. Selain itu, konsumsi
makanan atau air yang terkontaminasi, terutama di daerah dengan sanitasi rendah, dapat
memperburuk kondisi ini. Intoleransi makanan, seperti laktosa atau gluten, juga dapat
menyebabkan diare pada individu yang rentan. Selain itu, sindrom usus iritabel (SUI) dan
penyakit radang usus (seperti penyakit Crohn atau kolitis ulserativa) merupakan gangguan kronis
yang dapat menimbulkan diare sebagai salah satu gejalanya.

Teori simpul menyatakan bahwa gangguan dalam sistem saraf usus dapat menyebabkan
perubahan dalam kontraksi otot dan penyerapan cairan, yang pada akhirnya dapat menyebabkan
diare. Kesimpulan dari kedua aspek ini adalah bahwa diare dapat dipicu oleh berbagai faktor dan
penanganan yang efektif harus mempertimbangkan penyebab yang mendasarinya.

7
DAFTAR PUSTAKA

Irwan.2016.Epidemiologi penyakit tidak menular.Yogyakarta: deepublish

Yulia Khairina Ashar.2022.manajemen penyakit berbasis Lingkungan.surabaya: cipta media


Nusantara

Anda mungkin juga menyukai