Gastroenteritis Akut
Disusun oleh :
Pembimbing :
2017
BAB I
PENDAHULUAN
air tinja lebih banyak dari 200 ml/24 jam. Beberapa penyebab dari
gastroenteritis akut secara umum antara lain bakteri, virus, parasit dan non
kasus diare pada orang dewasa di seluruh dunia setiap tahun dan 1,9 juta
anak dengan usia kurang dari 5 tahun menderita diare sepanjang tahun,
insidens kasus diare mencapai 200 juta hingga 300 juta kasus per tahun.
lebih dari US$150 juta habis untuk biaya kesehatan terkait gastroenteritis
akut. Sekitar 900.000 kasus diare perlu perawatan di rumah sakit. Satu studi
data mortalitas nasional melaporkan lebih dari 28.000 kematian akibat diare
dalam waktu 9 tahun, 51% kematian terjadi pada lanjut usia. Di seluruh
dunia, sekitar 2,5 juta kasus kematian karena diare per tahun.
Kesehatan dari tahun 2000 sampai dengan 2010 penyakit diare di Indonesia
penyakit Diare 301/ 1000 penduduk, tahun 2003 naik menjadi 374 /1000
penduduk, tahun 2006 naik menjadi 423 /1000 penduduk dan tahun 2010
juga masih sering terjadi. Pada tahun 2008 terjadi KLB di 69 Kecamatan
dengan jumlah kasus 8133 orang, kematian 239 orang. Tahun 2009 terjadi
gastroenteritis akut
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
air tinja lebih banyak dari 200 ml/24 jam. Definisi lain untuk gastroenteritis
akut ini menggunakan frekuensi, yaitu buang air besar encer lebih dari 3 kali
perhari. Buang air besar encer tersebut dapat disertai dengan lender dan
Tanda dan gejalanya meliputi diare, muntah, demam, dan nyeri perut (Singh,
jam setelah terpapar agen infeksius dan berhenti dalam dua minggu
(Schloosberg, 2015).
2005, diare akut didefinisikan sebagai pasase tinja yang cair atau lembek
dengan jumlah lebih banyak dari normal, berlangsung kurang dari 14 hari.
2.2 Epidemiologi
kejadian diare untuk semua umur pada tahun 2013 adalah 3,5% dari total
(WHO) ada 2 milyar kasus diare pada orang dewasa di seluruh dunia setiap
tahun. Di Amerika Serikat, insiden kasus diare mencapai 200 juta hingga
300 juta kasus per tahun. Sekitar 900.000 kasus diare perlu perawatan di
rumah sakit. Di seluruh dunia, sekitar 2,5 juta kasus kematian karena diare
per tahun. Di Amerika serikat, diare terkait dengan mortalitas tinggi pada
lanjut usia. Satu studi data mortalitas nasional melaporkan lebih dari 28.000
kematian akibat diare dalam 9 tahun, 51% kematian terjadi pada lanjut usia.
Selain itu, diare masih merupakan penyebab kematian anak diseluruh dunia,
terpapar lebih dari enam kali infeksi gastroenteritis dalam satu tahun.
2.3 Etiologi
parasit (A. Helms, Richard, 2006). Penyebab paling sering adalah virus,
Salmonella dan Shigella. Pada orang usia tua, Clostridium difficile juga dapat
Penyebab utama dari diare dibedakan menjadi penyebab dari enteral dan
parenteral :
1. Enteral
Citomegalovirus (CMV)
parvum
cestodiasis
- Fungi : Kandida
(Dolin,2010).
diare :
- Makanan atau keadaan makan yang tidak biasa : makanan laut dan
2.5 Patogenesis
makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan
osmotik dalam rongga usus meninggi, sehingga terjadi pergeseran air dan
elektrolit kedalam rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan akan
bila terjadi stres maka metabolisme akan terjadi peningkatan dalam bentuk
2.6 Diagnosa
Muntah terjadi akibat adanya hubungan koordinasi oleh batang otak dan
perifer dari saluran cerna melaui nervus vagus atau melalui serotonin yang
menstimulasi reseptor 5HT3 pada usus. Pada gastroenteritis akut iritasi usus
b. Diare
Diare adalah buang air besar dengan konsistensi berbentuk cair atau
setengah cair, kandungan air tinj lebih banyak dari biasanya lebih dari 200
gram atau 200ml dalam 24 jam. Pada kasus gastroenteritis diare secara
umum terjadi karena adanya peningkatan sekresi air dan elektrolit serta
c. Nyeri perut
ileum terminal dan caecum dan memiliki gejala nyeri perut kuadran kana
Nyeri pada perut banyak jenisnya. Oleh karena itu perlu ditanyakan apakah
nyerinya dan lain-lain. Lokasi dan kualitas nyeri perut dari berbagai organ
muntah perut
Shigella ++ ++ ++
Salmonella + ++ ++
Campylobacter + ++ ++
Yersinia + ++ ++
Norovirus + ++ +/-
Giardia + ++ -
Shiga toksin + ++ 0
E.coli
Dehidrasi dapat timbul jika diare berat dan asupan oral terbatas krena
nausea dan muntah, terutama pada anak kecil dan lanjut usia. Dehidrasi
buang air kecil dengan warna urine gelap, tidak mampu berkerinat, dan
akut dan perubahan status jiwa seperti kebingungan dan pusing kepala.
Turgor buruk, suara serak paisen jatuh dalam presyok atau syok, nadi cepat,
berjalan
20 mmHg
sistolik
kering (bibir,
lidah)
cekung cekung
Adanya kualitas bunyi usus dan adanya atau tidak distensi abdomen dan
Pada pasien yang mengalami dehidrasi atau toksisitas berat atau diare
lengkap, kadar elektrolit serum, Ureum dan kreatinin, pemeriksaan tinja dan
Pasien dengan diare karena virus, biasanya memiliki jumlah dan hitung
jenis leukosit yang normal atau limfositosis. Pasien denan infeksi bakteri
terutama pada infeksi bakteri yang invasive ke mukosam memliliki
pada salmonellosis.
volume cairan dan mineral tubuh. Pemeriksaan tinja dilakukan untuk melihat
2.7.1 Rehidrasi
Pada pasien dengan keadaan umum yang baik dan tidak terjadi
ringan, sari buah, sup. Bila pasien kehilangan cairan yang banyak dan terjadi
rehidrasi oral dengan cairan isotonic mengandung elektrolit dan gula harus
diberikan. Terapi rehidrasi oral murah, efektif dan lebih praktis dibandingkan
dengan cairan intravena, cairan oral antara lain: pedialit, oralit, dll. Cairan
berat. Ringan bila pasien mengalami kekurangan cairan 2-5% dari BB,
sedang bila pasien kehilangan cairan 5-8% dari BB, dan berat bila pasien
Bila skor < 3 dan tida ada tanda syok maka diberikan cairan peroral,
jika skor >= 3 dan ada tanda syok maka diberikan cairan per
intravena.
pasien masih bisa diberikan rehidrasi melalui oral atau selang nasogastrik,
kecuali bila ada kontraindikasi atau oral dan saluran cerna bagian terdapat
hipotonik.
sebelumnya. Bila tidak terjadi syok maka rehidrasi dapat diberikan secara
peroral.
2.7.2 Diet
yang berat. Pasien dianjurkan untuk minum sari buah, the, minuman tidak
bergas, makanan mudah dicerna seperti pisang, nasi, keripik, sup. Susu sapi
disbebakan oleh infeksi virus dan bakteri. Minuman erkafein dan alcohol
disease) karena virus atau bakteri non invasive, pengobtan empirik tidak
lain bagi diae karena Clostridium dificile adalah metronidazole oral 25-
2.8 Komplikasi
1. Dehidrasi
3. Hipoglikemia
LAPORAN KASUS
3.2 Anamnesis
Autoanamnesa
Keluhan Utama
Bab cair
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang dengan keluhan bab cair sejak 1 hari sebelum
masuk rumah sakit(1 Desember 2017). Bab terjadi dengan frekuensi ±10
kali perhari. Bab cair ±1/2 gelas aqua (100cc) tiap kali diare. Pasien
mengatakan diare lebih banyak air daripada ampasnya. Lendir (-) darah (-
). Pasien mengatakan bahwa keluhan didahului dengan demam tapi
pasien tidak mengukur suhunya. Keluhan disertai dengan nyeri perut,
rasa seperti mules, nyeri tekan (-), mual(+) muntah(-). Pada saat datang
ke IGD pasien merasakan sangat haus, lemas(+) dan pasien masih sadar
dan BAK berkurang. Batuk (-) sesak (-) Riw HT(-) DM(-) Penyakit ginjal (-
).
Riwayat Penyakit Dahulu dan Pengobatan
- Pasien belum meminum obat atau ke dokter untuk keluhan nya saat
ini
- Pasien tidak pernah MRS sebelumnya
Keadaan Umum:
Tampak sakit sedang
Tanda-tanda Vital:
GCS : 456
TD : 110/70 mmHg
Nadi : 80x/menit
RR : 20X/menit
Tax : 36,7 C
Sat 02 : 99% room air
Kepala:
a. Rambut : dalam batas normal
b. Wajah : simetris, deformitas (-), rash (-), sianosis (-)
mukosa bibir kering (+)
c. Mata : konjungtiva : anemis -|-
sklera : ikterik -|-
palpebra : edema -|-
reflek cahaya (+/+), pupil bulat isokor 3mm/3mm
Leher:
Trakea normal di tengah, JVP R + 2 cm H2O, lymphnode enlargement (-)
Thoraks :
a. Jantung
- Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat
- Palpasi : ictus cordis teraba di MCL ICS V sinistra
- Perkusi : batas jantung kiri pada iktus ICS V MCL, batas jantung
kanan pada sternal line dextra
- Auskultasi : bunyi jantung S1S2 normal, reguler, gallop (-),murmur (-)
b. Paru
- Inspeksi: Gerakan dinding dada saat bernafas simetris,
retraksi dinding dada (-),statis – dinamis D = S
- Perkusi :
Sonor Sonor
Sonor Sonor
Sonor Sonor
- Auskultasi
Suara Nafas Ronki Wheezing
Vesikuler Vesikuler - - - -
Vesikuler Vesikuler - - - -
Vesikuler Vesikuler - - - -
Abdomen :
a. Inspeksi : Soefl, scar (-), umbilicus ( hernia (-))
b. Auskultasi : bising usus (+) ↑, tidak ditemukan bruit pada
proyeksi aorta abdominalis, arteri renalis, arteri iliaca, maupun
pada arteri femoralis, friction rub (-).
c. Perkusi : timpani pada seluruh kuadran abdomen, traube’s
space dullness, shifting dullness (-), liver span 8 cm.
d. Palpasi : Nyeri tekan (-)
Ekstremitas :
Edema = | = Ikterik - -
- -
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium
Kasus Teori
Tn S/43 tahun
Anamnesa :
Pasien datang dengan keluhan bab cair Gastroenteritis akut merupakan suatu
sejak 1 hari sebelum masuk rumah keadaan yang ditandai dengan timbulnya
sakit(1 Desember 2017). Bab terjadi defekasi berbentuk cair atau setengah
dengan frekuensi ±10 kali perhari. Bab padat, dengan kandungan air tinja lebih
cair ±1/2 gelas aqua (100cc) tiap kali banyak dari 200 ml/24 jam. Definisi lain
diare. Pasien mengatakan diare lebih untuk gastroenteritis akut ini
banyak air daripada ampasnya. Lendir (- menggunakan frekuensi, yaitu buang air
) darah (-). Pasien mengatakan bahwa besar encer lebih dari 3 kali perhari.
keluhan didahului dengan demam tapi Buang air besar encer tersebut dapat
pasien tidak mengukur suhunya. disertai dengan lender dan darah
Keluhan disertai dengan nyeri perut, (PAPDI,2014).
rasa seperti mules, nyeri tekan (-),
mual(+) muntah(-). Pada saat datang ke
IGD pasien merasakan sangat haus,
lemas(+) dan pasien masih sadar dan
BAK berkurang.
Derajat Dehidrasi : Derajat Dehidrasi:
Pada pasien ini didapatkan keadaan Dehidrasi menurut keadaan klinis dapat
umum lemah, adanya mukosa bibir dibagi atas 3 tingakatan :
kering, mata sedikit cowong, turgor kulit 1. Dehidrasi ringan (hilang cairan 2-5%
kembali sedikit lambat BB) :Keadaan umum baik, dapat
N : 94 x/m melakukan aktivitas tanpa kesulitan, rasa
RR : 26 x/m haus tidak meningkat, nadi normal,
tekanan darah normal, mukosa bibir tidak
kering, skin turgor baik, mata tidak
cekung.
2. Dehidrasi sedang (hilang cairan 5-8%
BB) : lemah, letargi, bisa melakukan
aktivitas dengan sedikit hambatan, rasa
haus meningkat, takikardi, tekanan darah
normal atau menurun 10-20 mmHg
sistolik, mukosa bibir sedikit kering, skin
turgor sedikit lambat, mata sedikit
cekung.
3. Dehidrasi berat (hilang cairan 8-10%) :
Penurunan kesadaran, tidak bisa
melakukan aktivitas sehari hari, sangat
merasa haus, takikardi, menurun >20
mmHg, mukosa bibir sangat kering, skin
turgor kembali sangat lambat, mata
sangat cekung (Manatsathit et al, 2002)
Pemeriksaan Fisik : Pemeriksaan Fisik :
Pada pasien didapatkan peingkatan Pemeriksaan abdomen secara seksama
suara bising usus, dan terdapat nyeri merupakan hal yang penting. Adanya
perut diseluruh bagian perut, nyeri kualitas bunyi usus dan adanya atau
tekan(-). tidak distensi abdomen dan nyeri tekan
merupakan petunjuk bagi penentuan
etiologi(PAPDI, 2014).
Laboratorium : Laboratorium :
Pada pasien didapatkan :
Pada pasien yang mengalami
Leukositosis ( Leukosit : 10700)
dehidrasi atau toksisitas berat atau diare
Diff count : 0,1/0,5/53/87,4/4,0
Na/K/Cl : 130,3/3,40/97,6 berlangsung lebih dari beberapa hari,
Pemeriksaan feses lengkap : diperlukan beberapa pemeriksaan
Leukosit + penunjang. Pemeriksaan tersebut antara
Eritrosit + lain: pemeriksaan darah tepi lengkap,
Cyste + kadar elektrolit serum, Ureum dan
kreatinin, pemeriksaan tinja dan
pemeriksaan Enxym-linked
immunosorbent assay (ELISA) untuk
mendeteksi giardiasis dan test
serological amebiasis, dan foto x-ray
abdomen.
Pasien dengan diare karena
salmonellosis.
1.
Tatalaksana Tatalaksana
Bedrest 1. Pemberian terapi dehidrasi didasarkan
IVFD Nacl 0,9% 20 tpm kepada derajat dehidrasi pasien,
PO : attalpulgite 2tab/diare maks 10 berdasarkan metode pierce,
tab/hari Dehidrasi ringan, kebutuhan cairan = 5%
x BB(kg)
Dehidrasi sedang, kebutuhan cairan =
8% x BB (kg)
Dehidrasi berat, kebutuhan cairan = 10%
x BB (kg)
2. Obat anti diare
- Antimotilitas : diphenoxylate,
loperamide
- Adsorbent : kaolin, pectin, attalpulgite
- antisekretori : bismuth subsalicylate
3. Antibiotik
Kebanyakan pasien memiliki penyakit
yang ringan(self limited disease) karena
virus atau bakteri non invasive,
pengobtan empirik tidak dianjurkan
kepada semua pasien. Pengobatan
empirik diindikasikan pada pasien yang
diduga mengalami infeksi bakteri
invasive, diare turis(travelers diarrhea)
atau imunosupresif.
Obat pilihan yaitu kuinolon(missal
ciprofloxacin 500mg/hari)
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
defekasi berbentuk cair atau setengah padat, dengan kandungan air tinja lebih
banyak dari 200 ml/24 jam. Definisi lain untuk gastroenteritis akut ini menggunakan
frekuensi, yaitu buang air besar encer lebih dari 3 kali perhari.
pemeriksaan fisik. Manifestasi klinis yang terjadi dapat berupa BAB cair dapat
disertai dengan lendir dan darah, nyeri perut, mual dan muntah.
dehidrasi untuk menentukan kebutuhan cairan. Cairan dapat diberikan secara oral
Chow, C. M., Leung, A. K. C., Hon, K. L., 2010. Acute Gastroenteritis : From
PAPDI 2014
Bresee, J. S., et al., 2012. The Etiology of Severe Acute Gastroenteritis Among
Manatsathit, S., et al., 2002. Guideline for the management of acute diarrhea in
Setiyohadi, B., Alwi, I., Simadibrata K, M., Setiasi, S. (eds). 2009. Buku Ajar Ilmu
Dolin, [edited by] Gerald L. Mandell, John E. Bennett, Raphael (2010). "93". Mandell,
Douglas, and Bennett's principles and practice of infectious diseases (7th ed.).
management (8. ed.). Philadelphia, Pa. [u.a.]: Lippincott Williams & Wilkins
Eckardt AJ, Baumgart DC (January 2011). "Viral gastroenteritis in adults". Recent
Diarrhea”. United States Centers for Disease Control and Prevention. 10 July
2015