Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN KASUS

INTOKSIKASI ORGANOFOSFAT (ROUNDUP)

Oleh :
Inda Yanti, S.Ked
FAB 118 019

PEMBIMBING :
dr. Sutopo Marsudi Widodo, Sp. RM
dr. Tagor Sibarani
dr. C. Yuniardi Alriyanto

MODUL REHABILITASI MEDIK DAN EMERGENCY MEDICINE


RSUD dr. DORIS SYLVANUS/FK-UNPAR
PALANGKA RAYA
2019
PENDAHULUAN
 Intoksikasi organofosfat merupakan suatu keadaan
intoksikasi yang disebabkan oleh senyawa
organofosfat, dapat terjadi karena penetrasi
melalui kulit, inhalasi udara dan masuk ke saluran
pencernaan
 Epidemiologi keracunan organofosfat di seluruh
dunia insidensinya sekitar 1-3 juta orang per
tahun. Angka kematian 1% sampai 9% dari
seluruh kasus.
…pendahuluan
 Di Indonesia dari tujuh rumah sakit di Jawa
melaporkan 126 kasus. 100 kasus terjadi pada pria
dan 26 kasus terjadi pada wanita. Sebanyak 11%
kasus terjadi pada orang dewasa 22-55 tahun.
Penyebab keracunan antara lain kesengajaan
(43%), pekerjaan (37%) dan kecelakaan (16%)
 Penanganan intoksikasi organofosfat harus secepat
mungkin dilakukan untuk menghindari komplikasi
fatal yang dapat ditimbulkan.
LAPORAN KASUS
 PRIMARY SURVEY : Tn.H, 32 tahun
 Vital Sign:
 Tekanan Darah : 80mmHg/Palpasi
 Nadi : 88 x/menit
 Respirasi : 28 x/menit, regular, pernapasan
torakoabdominal
 Suhu : 38,2o C
…primary survey
 Airway : bebas, tidak ada sumbatan jalan nafas
 Breathing : spontan, 28 x/menit, pernapasan
torakoabdominal
 Circulation : nadi 88 x/menit. CRT <2 detik
 Disability : GCS 15 (E4M6V5)
 Exposure : Tampak lemah
…primary survey
 Evaluasi masalah:
Kasus ini merupakan kasus yang termasuk dalam emergency
sign karena pasien berdasarkan trias emergency, pasien masuk
dalam trias tersebut. Pasien kemudian ditempatkan di ruang
merah diberi label warna merah.
 Tatalaksana awal :
Tata laksana awal pada pasien ini adalah memposisikan pasien
di tempat aman, diberikan Oksigen 2 lpm dan memasang IV
line, dan melakukan tindakan bilas lambung
Identitas Pasien
 Nama : Tn.H
 Usia : 32 tahun
 Jenis kelamin : Laki-laki
 Alamat: Kuala Kurun
 MRS : 21 Agustus 2019
 Tanggal pemeriksaan : 21 Agustus 2019
Anamnesis
 Dilakukan Autoanamnesis kepada pasien dan Alloanamnesis kepada ibu
pasien di ruang IGD RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya.
 Keluhan Utama : Muntah
 Riwayat Penyakit Sekarang :

Os datang dengan keluhan muntah lebih dari 10 kali sehari sejak 10 jam
sebelum masuk rumah sakit. Muntah berisi air bercampur makanan, warna
kecoklatan, bau asam (-), bau busuk (-), lendir (-) dan darah (-). Saat tiba
di RSDS, Os muntah lagi. Sekitar 30 menit sebelum muntah, Os minum
roundup di rumah. Os meminum roundup sebanyak ½ gelas yang
diminum. Menurut pengakuan Os, ia minum roundup yang disimpan di
gudang belakang rumah dan meminumnya dalam sekali teguk Tidak lama
setelah itu, Os muntah-muntah dan ditolong oleh temannya kemudian
teman os mengantar os ke palangka raya ketempat keluarganya. Sakit
kepala (-), pusing (-), mual (+), nyeri ulu hati (+), nyeri dada (-), demam
(-), nafsu makan menurun.
…anamnesis
 Riwayat Penyakit Dahulu :
Os belum pernah meminum roundup sebelumnya
Riwayat Penyakit Keluarga :
Tidak ada anggota keluarga yang mempunyai sakit
serupa
Pemeriksaan Fisik
 Keadaan Umum
 Kesan sakit : Tampak sakit sedang
 Kesadaran : GCS 15 (E4M6V5)
 Vitalsign
 Tekanan Darah: 80mmHg/palpasi
 Nadi: 88 x/menit
 Respirasi: 28 x/menit, regular, pernapasan
torakoabdominal
 Suhu : 38,2o C
…pemeriksaan fisik
 Kepala : Normocephal
 Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-), mata cekung (-)
 Leher : Tonsil dan faring hiperemis (-), Kaku kuduk (-), KGB dan tiroid
tidak teraba membesar.
 Thorax
 Cor :
 Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
 Palpasi : Ictus cordis teraba ICS V linea midclavicula sinistra
 Auskultasi: SI-SII tunggal reguler, Murmur (-), Gallop (-).
 Pulmo :
 Inspeksi : Simetris (+/+), Massa (-), Retraksi (-/-)
 Palpasi : Massa (-), Krepitasi (-)
 Perkusi : Sonor (+/+) dikedua lapang paru
 Auskultasi : Vesikuler +/+, Rhonki Basah (-/-), Wheezing (-/-)
…pemeriksaan fisik
 Abdomen
 Inspeksi : datar, Massa (-), Jejas (-),
 Auskultasi : Bising Usus (+)
 Perkusi : Timpani
 Palpasi : Nyeri tekan epigastrium (+), hepar dan lien
tidak teraba.
 Ekstermitas: Akral hangat, CRT <2 detik.
Pemeriksaan Penunjang

Parameter Hasil Nilai rujukan Interpretasi


Hemoglobin 14,2 g/dl 11-16 g/dl Normal
Leukosit 5.240 /uL 4000-10.000/uL Normal
Trombosit 235.000/uL 150000-450000/uL Normal

Hematokrit 41,7% 37-54% Normal


GDS 15mg/dl <200 mg/dl Hipoglikemia
Creatinin 0,97 0,17 – 1,5 mg/dl Normal
Diagnosis
 Diagnosis Klinis : Vomitus
 Diagnosis Etiologi: Intoksikasi organofosfat
(Roundup)
 Diagnosis Kerja : Vomitus ec Intoksikasi
Organofosfat (Roundup) dan Episode Depresi
sedang
Penatalaksanaan di IGD
 Posisikan pasien berbaring terlentang
 Berikan O2
 Pasang IV line loading RL 1000 cc
 Inj. Omeprazole 1 vial IV
 Sucralfat syrup 3xI C
 Observasi keadaan umum, tanda-tanda dehidrasi dan
percobaan bunuh diri yang lain
 Edukasi keluarga untuk menjauhkan benda-benda tajam
dan bahan kimia lain agar tidak terjadi percobaan bunuh
diri kembali.
 Pasien dikonsulkan ke Penyakit dalam
Prognosis
 Quo ad vitam : ad bonam
 Quo ad functionam : ad bonam
 Quo ad sanationam : ad bonam
PEMBAHASAN
 Pestisidayang termasuk ke dalam golongan
organofosfat antara lain Azinophosmethyl,
Chloryfos, Demeton Methyl, Dichlorovos,
Dimethoat, Disulfoton, Ethion, Palathion,
Malathion, Parathion, Diazinon dan Chlorpyrifos
 Golongan organofosfat bekerja dengan cara
menghambat aktivitas enzim kolinesterase,
sehingga asetilkolin tidak terhidrolisa. Oleh karena
itu, keracunan pestisida golongan organofosfat
disebabkan oleh asetilkolin yang berlebihan,
mengakibatkan perangsangan secara terus-
menerus pada saraf. Keracunan ini dapat terjadi
melalui mulut, inhalasi dan kulit
MEKANISME KERJA
ORGANOFOSFAT DALAM TUBUH
 Organofosfat bekerja sebagai kolinesterase inhibitor.
Kolinesterase merupakan enzim yang bertanggung jawab
terhadap metabolisme asetilkolin (ACh) pada sinaps setelah
ACh dilepaskan oleh neuron presinaptik
 Inhibisi kolinesterase pada ganglion simpatis akan
meningkatkan rangsangan simpatis dengan manifestasi klinis
midriasis, hipertensi dan takikardia.
 Inhibisi kolinesterase pada ganglion parasimpatis
akan menghasilkan peningkatan rangsangan saraf
parasimpatis dengan manifestasi klinis miosis,
hipersalivasi dan bradikardi.
 Besarnya rangsangan pada masing-masing saraf
simpatis dan parasimpatis akan berpengaruh pada
manifestasi klinis yang muncul.
Tanda dan Gejala
1. Sindroma muskarinik
 Sindroma muskarinik menyebabkan beberapa gejala yaitu
konstriksi bronkus, hipersekresi bronkus, edema paru,
hipersalivasi, mual, muntah, nyeri abdomen,
hiperhidrosis, bradikardi, polirua, diare, nyeri kepala,
miosis, penglihatatan kabur, hiperemia konjungtiva.
 Didapatkan pasien mengalami mual dan muntah lebih dari
10 kali sejak minum roundup. Pasien juga mengeluh sakit
kepala, pusing serta nyeri ulu hati. Berdasarkan gambaran
klinis keracunan organofosfat di atas, kemungkinan pasien
mengalami sindroma muskarinik.
…tanda gejala
2. Sindroma Nikotinik
 Sindroma nikotinik pada umumnya terjadi setelah
sindroma muskarinik yang akan mencetuskan terjadinya
sindroma intermediate berupa delayed neuropathy.
Hiperstimulasi neuromuscular junction akan
menyebabkan fasikulasi yang diikuti dengan
neuromuscular paralysis yang dapat berlangsung selama
2-18 hari. Paralisis biasanya juga mempengaruhi otot
mata, bulbar, leher, tungkai dan otot pernafasan
tergantung derajat berat keracunan
…tanda gejala
3. Sindroma Sistem Saraf Pusat
 Sindroma sistem saraf pusat terjadi akibat
masuknya pestisida ke otak melalui sawar darah
otak. Pada keracunan akut berat akan
mengakibatkan terjadinya konvulsi.
4. Organofosfat-Induced Delayed Neuropathy
 Organophosphaet-Induced Delayed Neuropathy
terjadi 2 – 4 minggu setelah keracunan.
Penatalaksanaan
 Hentikan paparan dengan memindahkan korban dari sumber
paparan, lepaskan pakaian korban dan cuci/mandikan korban.
 Jika terjadi kesulitan pernafasan maka korban diberi
pernafasan buatan. Korban diinstruksikan agar tetap tenang.
Dampak serius tidak terjadi segera, ada waktu untuk
menolong korban.
 Korban segera dibawa ke rumah sakit atau dokter terdekat.
Berikan informasi tentang pestisida yang memapari korban
dengan membawa label kemasan pestisida.
 Keluarga seharusnya diberi pengetahuan/penyuluhan tentang
tentang pestisida sehingga jika terjadi keracunan maka
keluarga dapat memberikan pertolongan pertama.
…penatalaksanaan
 Beri atropine 2mg IV/SC tiap sepuluh menit sampai
terlihat atropinisasi yaitu: muka kemerahan, pupil dilatasi,
denyut nadi meningkat sampai 140 x/menit. Ulangi
pemberian atropin bila gejala-gejala keracunan timbul
kembali. Awasi penderita selama 48 jam dimana
diharapkan sudah ada recovery yang komplit dan gejala
tidak timbul kembali. Kejang dapat diatasi dengan
pemberian diazepam 5 mg IV, jangan diberikan barbiturat
atau sedatif yang lain
…penatalaksanaan
 Dalam penanggulangan keracunan organofosfat penting
dilakukan untuk kasus keracunan akut dengan tujuan
menyelamatkan penderita dari kematian yang disebabkan
oleh keracunan akut. Keracunan organofosfat apabila
penderita tak bernafas segara beri nafas buatan, bila racun
tertelan lakukan pencucian lambung dengan air, bila
kontaminasi dari kulit, cuci dengan sabun dan air selama 15
menit. Bila ada berikan antidotum seperti pralidoxime
(Contrathion).3
 Pengobatan keracunan organofosfat harus cepat dilakukan.
Bila dilakukan terlambat dalam beberapa menit akan dapat
menyebabkan kematian
 Pada pasien, pasien datang di RSUD Doris Sylvanus dengan
keluhan muntah >10x sejak 10 jam SMRS, Saat pasien tiba
di RSDS, onset dari minum roundup adalah ±10 jam
sehingga tatalaksana yang diberikan di RSDS adalah
tatalaksana awal pemasangan o2, pemasangan iv line dengan
loading RL 1000 cc dan bilas lambung untuk membersihkan
sisa racun di dalam lambung serta mengobservasi gejala
intoksikasi yang dapat timbul kembali. Pasien diberikan
injeksi omeprazole untuk mengatasi stress ulcer yang terjadi
pada pasien akibat minum roundup.
Kesimpulan
 Telah dilaporkan pasien atas nama Tn. H, 32 tahun pasien
dengan keluhan utama muntah setelah minum roundup.
Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang yang dilakukan terhadap pasien, didapatkan
diagnosis pasien mengarah ke intoksikasi organofosfat
(roundup). Tatalaksana awal pada pasien memposisikan
pasien, memberikan oksigenasi 2 lpm, memasang IV line, dan
dilakukan tindakan bilas lambung. Pasien kemudian
diobservasi tanda-tanda vital dan gejala intoksikasi yang
dapat muncul kembali. Pasien dikonsulkan dan dirawat
bersama bagian penyakit dalam.
DAFTAR PUSTAKA
1. Rustia HN, Wispriyono B, Susanna D, Luthfiah FN. Lama
pajanan organofosfat terhadap penurunan aktivitas enzim
kolinesterase dalam darah petani sayuran. Makara Kesehatan Vol
14 No 2. Jakarta: 2010.
2. Raini M. Toksikologi pestisida dan penangan akibat keracunan
pestisida.Media Litbang Kesehatan Vol XVII No 3. Jakarta: 2007.
3. Lubis HS. Deteksi dini dan penatalaksanaan keracunan pestisida
golongan organofosfat pada tenaga kerja. Sumatera Utara: 2009.
4. Maslim, Rusdi. Diagnosa gangguan jiwa. PPDGJ. Direktorat
Kesehatan RI. Jakarta. 2013.

Anda mungkin juga menyukai