APPENDISITIS AKUT
Oleh :
Inda Yanti, S.Ked
FAB 118 019
PEMBIMBING :
dr. Sutopo Marsudi Widodo, Sp. RM
dr. Tagor Sibarani
dr. C. Yuniardi Alriyanto
2
BAB II Laporan Kasus
• Primary Survey
Ny.MB, 28 tahun,
• Vital Sign
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Nadi : 72x/menit, reguler, kuat angkat, isi cukup
Suhu : 36,7 0C
Pernapasan : 22 x/menit, torako-abdominal
3
• Airway : Bebas, tidak ada sumbatan jalan napas
• Breathing : Spontan, 22 kali/menit, pernapasan
torako-abdominal, pergerakan thoraks simetris kiri
dan kanan
• Circulation : Denyut nadi 72 kali/menit,
reguler, kuat angkat, dan isi cukup. CRT < 2 detik
• Disability : GCS (E4M6V5), pupil isokor +/+,
diameter 3mm/3mm
4
Evaluasi masalah
5
IDENTITAS PASIEN
• Nama : Ny.MB
• Usia : 28 tahun
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Alamat : Desa Tunis
• Tgl Pemeriksaan : 20/08/2019 pukul 08.30 WIB
6
Anamnesis
Keluhan Utama: Nyeri perut bagian kanan
bawah
8
• Kesadaran : Compos mentis (E4V5M6)
• Vital sign (IGD)
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Nadi : 72x/menit, reguler, kuat
angkat, isi cukup
Suhu : 36,7 0C
Pernapasan : 22 x/menit, torako-abdominal
9
• Kepala dan Leher
• Konjungtiva anemis (-/-)
• Sklera ikterik (-/-)
• Refleks pupil (+/+), pupil isokor 3 mm/ 3 mm
• Pembesaran KGB di leher (-)
• Peningkatan JVP (-)
10
• Thoraks
• Paru-paru
• Inspeksi: Pergerakan dinding dada simetris kiri dan kanan,
penggunaan otot bantu pernapasan (-)
• Palpasi : Vokal fremitus kanan sama dengan kiri
• Perkusi: Sonor pada kedua lapangan paru
• Auskultasi : Vesikuler +/+, wheezing (-), rhonki -/-
11
• Jantung
• Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat
• Palpasi : Iktus kordis tidak teraba
• Auskultasi : Bunyi jantung 1 (S1) dan 2 (S2) normal,
mumur (-), gallop (-).
12
• Abdomen
• Inspeksi : datar
• Auskultasi : Bising usus (+)
• Palpasi : supel, nyeri tekan (+) pada region inguinal
dekstra dan epigastrium, Rovsing sign (+), hepar, lien
tidak teraba membesar.
• Perkusi : timpani
13
• Ekstremitas
• Akral hangat
• CRT < 2 detik
14
• Pemeriksaan Penunjang
• Laboratorium
• Leukosit : 13,3 x 103/uL
• Hb : 14.6 g/dL
• Ht : 44,1 %
• Trombosit : 214 x 103/uL
15
• Diagnosis • Prognosis
• Susp. Appendisitis akut • Quo ad vitam :
bonam
• Penatalaksanaan IGD
• Quo ad functionam :
• IVFD RL 20 tpm.
bonam
• Inj. Ceftriaxone 2 x 1 gr
• Quo ad sanationam :
• Inj. Ranitidin 3 x 50 mg bonam
• Konsul Bedah umum
16
BAB III Pembahasan
• Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan
penunjang, pasien di diagnosis suspek apendisitis akut.
• Pasien mengeluh nyeri pada perut bagian kanan bawah sejak ± 1
hari SMRS. Nyeri dirasakan seperti ditusuk – tusuk. Nyeri
menjalar ke ulu hati. Nyeri muncul secara tiba – tiba dan terjadi
secara terus menerus. Pasien mengaku mual tetapi tidak sampai
muntah. Pasien juga mengalami demam yang diakui dirasakan
sejak ± 1 hari SMRS. Demam dirasakan terus menerus, menggigil
(-), pasien minum obat paracetamol dan demam dirasakan
berkurang. BAB untuk hari ini belum ada, BAK tidak ada
keluhan. Nafsu makan berkurang.
17
• Pada pemeriksaan fisik umum ditemukan nyeri
tekan (+) pada region inguinal dekstra dan
epigastrium, nyeri tekan lepas pada titik Mc
Burney. Didapatkan juga Rovsing Sign. Tidak
teraba pembesaran hepar dan lien. Ballottement (-).
• Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan adanya
peningkatan leukosit yaitu 13.300/uL.
18
Appendicitis
19
• Patogenesis
• Obstruksi
• Infeksi Bakteri
• Peranan lingkungan: diet dan higiene
20
• Gambaran Klinis
• Gejala Klinis
• Gejala utama Apendisitis akut adalah nyeri perut.
Awalnya, nyeri dirasakan difus terpusat di epigastrium,
lalu menetap.
• Nyeri yang menetap ini umumnya terlokalisasi di RLQ.
• Suhu naik hingga 38oC
• Skor Alvarado:
21
Skor Alvarado
23
Pemeriksaan Penunjang
• Laboratorium
• Leukositosis
• Peningkatan CRP
• CRP ≥ 8 mcg/mL, hitung leukosit ≥ 11000, dan persentase neutrofil
≥ 75% memiliki sensitivitas 86%, dan spesifisitas 90.7%.
• Ultrasonografi
• Ultrasonografi cukup bermanfaat dalam menegakkan diagnosis
Apendisitis. Apendiks diidentifikasi/ dikenal sebagai suatu akhiran
yang kabur, bagian usus yang nonperistaltik yang berasal dari
Caecum.
• Ditemukannya appendicolith akan mendukung diagnosis.
24
Tatalaksana
• Pemasangan infus dan pemberian kristaloid untuk pasien dengan
gejala klinis dehidrasi atau septikemia.
• Puasakan pasien, jangan berikan apapun per oral
• Pemberian obat-obatan analgetika harus dengan konsultasi ahli
bedah.
• Pemberian antibiotika i.v. pada pasien yang menjalani laparotomi.
• Pertimbangkan kemungkinan kehamilan ektopik pada wanita usia
subur dan didapatkan beta-hCG positif secara kualitatif.
25
Bab IV Kesimpulan
27