Anda di halaman 1dari 8

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Pelaksanaan Kegiatan


a. Perencanaan
Pada perencanaan, proses terdiri dari pengumpulan data,
pengajuan proposal, permohonan izin kepala Puskesmas, survei
pendahuluan dengan kuesioner, penentuan cara intervensi, penentuan
tempat dan waktu pelaksanaan, persiapan undangan, serta persiapan alat
dan bahan penyuluhan kegiatan.

b. Pengorganisasian
Kerjasama dengan pemegang program Promosi Kesehatan
Puskesmas cukup kooperatif, sehingga permasalahan dapat teridentifikasi
dengan baik melalui data yang diberikan. Kerjasama yang baik juga
terjalin antara kepala Puskesmas, dokter pembimbing dan pemegang
program Promosi Kesehatan Puskesmas yang sangat mendukung kegiatan
penyuluhan ini. Kendala dalam pengorganisasian yang awalnya dihadapi
adalah harus mengatur jadwal kegiatan pelaksanaan penyuluhan KB
dengan pemegang program KIA/KB dan gizi Puskesmas Menteng karena
sedikitnya jumlah jadwal posyandu pada akhir tahun.

c. Pelaksanaan

Kegiatan dilaksanakan di Posyandu Balita Merpati pada hari rabu,


4 Desember 2019 dari pukul 15.00 WIB s/d selesai, Posyandu Balita
Srikandi pada hari Jumat, 6 Desember 2019 dari pukul 15.00 WIB s/d
selesai dan Posyandu Kenanga pada hari Selasa, 10 Desember 2019 dari
pukul 15.00 WIB s/d selesai dan dihadiri oleh wanita usia subur yang
datang selaku peserta.

Acara dibuka terlebih dahulu dengan sambutan oleh Dokter Muda


selaku Ketua Pelaksana dalam kegiatan Praktek Belajar Mandiri (PBL)
dalam Modul Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran
Universitas Palangka raya dengan agenda ‟Peran Penyuluhan KB Dalam
Rangka Meningkatkan Pengetahuan Pasangan Usia Subur Terhadap
Pentingnya Menggunakan KB Serta Meningkatkan Angka Pencapaian
Program Upaya Cakupan Peserta KB Aktif Di Wilayah Kerja Puskesmas
Menteng‟. Selanjutnya, sambutan dilanjutkan oleh Kepala UPT
Puskesmas Menteng. Setelah sambutan selesai, acara kemudian
dilanjutkan dengan pembagian lembar soal pretest untuk menilai tingkat
pengetahuan awal peserta sebelum diberikan penyuluhan. Setelah pretest,
kemudian acara dilanjutkan dengan penyuluhan melalui pemberian materi
penyuluhan menggunakan media peraga berupa materi penyuluhan
tentang KB dibantu dengan media praga berupa alat reproduksi pria dan
wanita, serta jenis-jenis kontrasepsi yang berbentuk 3 dimensi. Materi
yang diberikan adalah pentingnya KB pada pasangan usia subur, dan jenis-
jenis Kontrasepsi yang dapat dipilih oleh pasangan usia subur. Kemudian
dilanjutkan dengan sesi diskusi dan tanya jawab. Setelah itu dilakukan
pembagian lembar soal posttest kepada peserta sebagai bahan evaluasi
setelah penyampaian materi penyuluhan. Selanjutnya pemberian
konsumsi yang diberikan oleh Dokter Muda kepada peserta. Sesi terakhir
yaitu penutupan acara secara resmi dan ditutup dengan sesi foto bersama.
d. Evaluasi

Kegiatan PBL yaitu penyuluhan dalam rangka meningkatkan


pengetahuan pasangan usia subur tentang pentingnya menggukan KB
serta meningkatkan angka pencapaian program upaya cakupan peserta KB
aktif di wilayah kerja Puskesmas Menteng dilaksanakan di 3 tempat
Posyandu Balita. Kegiatan ini diikuti oleh semua wanita usia subur yang
datang ke posyandu balita dan kader-kader posyandu balita di wilayah
kerja Menteng. Metode pengambilan sampel sebagai peserta ini
menggunakan metode accidental sampling.

Cara mengetahui tingkat pengetahuan peserta dinilai berdasarkan


skoring pretest yang dibandingkan dengan posttest. Soal yang diberikan
sebanyak 10 soal dengan kriteria baik jika didapatkan jawaban benar lebih
dari 70 dan dianggap kurang jika didapatkan jawaban benar kurang dari
sama dengan 70. Data ini termasuk dalam jenis data primer karena
didapatkan langsung dari ibu-ibu di wilayah kerja Pustu Bangas Permai
dan wilayah Puskesmas Menteng yang ikut sebagai peserta penyuluhan
melalui pretest dan posttest.

Kendala yang terjadi adalah acara dimulai lebih lambat dari


jadwal yang sudah ditetapkan karena menunggu kehadiran peserta.
Namun hal ini dapat diatasi dengan mempersingkat waktu pada rangkaian
acara yang lain.

Distribusi Nilai Pre test


100 10
3% 0%
20
30
90 5%
5% 40
15%
8%

50
80
14%
18%

60
11%
70
21%

Gambar 4.1 distribusi nilai pretest peserta penyuluhan KB dan Kontrasepsi

Distribusi Nilai Post test 30


40
2% 50
10 20 2%
3% 60
0% 0%
2%

100 70
24% 6%

80
16%

90
45%

Gambar 4.2 distribusi nilai post test peserta penyuluhan KB dan Kontrasepsi
Berdasarkan Gambar 4.1. dan Gambar 4.2 dari 62 responden didapatkan 2
orang (3%) mendapatkan nilai 100, 9 orang (15%) mendapatkan nilai 90, 11 orang
(18%) mendapatkan nilai 80, 13 orang (21%) mendapatkan nilai 70, 7 orang (11%)
mendapatkan nilai 60, 9 orang (14%) mendapatkan nilai 50, 5 orang (8%) mendapatkan
nilai 40, 3 orang (5%) mendapatkan nilai 30, dan 3 orang (5%) mendapatkan nilai 20.
Setelah dilakukan penyuluhan, terdapat peningkatan pada nilai posttest. Pada posttest
didapatkan 15 orang (24%) mendapatkan nilai 100, 28 orang (45%) mendapatkan nilai
90, 10 orang (16%) mendapatkan nilai 80, 4 orang (6%) mendapatkan nilai 70, 1 orang
(2%) mendapatkan nilai 60, 2 orang (3%) mendapatkan nilai 50, 1 orang (2%)
mendapatkan nilai 40, 1 orang (1%) mendapatkan nilai 30, dan 0 orang (0%)
mendapatkan nilai 20. Pada penilaian pretest dan posttest di dapatkan nilai rata-rata
pretest 55,8 dan posttest meningkat menjadi 77,5. Oleh karena itu, perlu dilakukan uji
statistik untuk membuktikan ada tidaknya peningkatan yang signifikan pada kegiatan ini.
.

distribusi nilai pre test dan post test berdasarkan


nomor soal
120.00%

100.00%

80.00%

60.00% pre test


post test
40.00%

20.00%

0.00%
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Gambar 4.3. Distribusi Jumlah Responden yang Menjawab dengan Benar Setiap soal Pretest dan
Posttest
Berdasarkan gambar 4.3 Pada pretest, pertanyaan yang paling banyak
salah dijawab adalah mengenai KB alamiah. Pada posttest, banyak responden
salah menjawab pertanyaan mengenai dampak dari program KB pada suatu
negara. Sebaiknya, poin-poin ini yang lebih ditekankan pada penyuluhan-
penyuluhan selanjutnya.
Berikut pernyataan-pertanyaan tentang pengetahuan yang termuat
dalam pretest dan posttest.
1. Apa singkatan dari KB?
2. Apa dampak dari program KB pada suatu negara?
3. Berapa jumlah anak yang dianjurkan dalam program KB?
4. Dibawah ini yang termasuk kontrasepsi alamiah adalah..
5. Manakah pernyataan di bawah ini yang TIDAK BENAR mengenai metode
kontrasepsi dengan menyusui?
6. Manakah jenis KB dibawah ini yang tidak menggunakan hormon?
7. Manakah jenis KB dibawah ini yang termasuk dalam Metode Kontrasepsi
Jangka Panjang ...
8. Dibawah ini merupakan keuntungan menggunakan KB IUD/Spiral, kecuali...
9. Bagaimana cara penggunaan spiral/IUD?
10.Bagaimanakah keadaan ibu yang tidak diperbolehkan menggunakan KB
IUD/Spiral?

Berikut ini pernyataan-pernyataan yang terkandung dalam lembar pretest dan


posttest.
a. KB adalah singkatan dari Keluarga Berencana.
b. Dampak dari program KB pada suatu negara adalah terkendalinya jumlah
penduduk.
c. Jumlah anak yang dianjurkan dalam program KB adalah 2 anak.
d. Metode Pantang Berkala Menggunakan Kalender termasuk dalam
Kontrasepsi Alamiah.
e. Metode Kontrasepsi Dengan Menyusui adalah metode dengan memberikan
ASI secara rutin kepada bayinya, dimana ibu tidak terpisah dari bayi selama
6 jam dalam sehari dan diperlukan adanya kerjasama dengan pasangan.
f. IUD/spiral adalah jenis kontrasepsi yang tidak menggunakan hormon.
g. IUD/spiral adalah termasuk dalam Metode kontrasepsi Kontrasepsi Jangka
Panjang.
h. Keuntungan menggunakan kontrasepsi IUD/Spiral adalah tidak perlu sering-
sering di ganti, tidak mengubah siklus menstruasi serta tidak mengganggu
hubungan seksual.
i. IUD/spiral adalah jenis kontrasepsi yang cara penggunaan nya dimasukkan
ke dalam rahim.
j. Keadaan ibu yang tidak diperbolehkan menggunakan kontrasepsi IUD/Spiral
adalah ibu yang sedang dalam keadaan hamil.

Tabel 4.1. Uji Normalitas


Kolmogorov-Smimov Shapiro-Wilk
Statistic df Sig Statistic Df Sig.
Pretest .163 62 .000 .947 62 .010
Posttest .301 62 .000 .767 62 .000

Berdasarkan Tabel 4.1. dari hasil uji normalitas data menggunakan


Kolmogorov-Smimov dan Shapiro Wilk didapatkan nilai p = 0.000 (pretest) dan p
= 0,000 (posttest). Nilai p<0.05 artinya data terdistribusi tidak normal sehingga
dilanjutkan dengan uji statistik menggunakan uji Wilcoxon karena data tidak
terdistribusi normal.

Tabel 4.2. Uji statistik menggunakan uji Wilcoxon


N Rata-rata Jumlah
Nilai pretest Negative ranks 0 0,00 0,00
dan posttest Positive ranks 53 27,00 1431.00
Ties 9
Total 62

Z Asymp. Sig. (2-tailed)


Nilai pretest dan posttest -6,393 0,000

Berdasarkan uji Wilcoxon, terlihat ada 53 Wanita nilai yang mengalami


peningkatan (positive rank), 0 pasangan mengalami penurunan (negative rank),
dan 9 pasangan bernilai sama (ties). Uji Wilcoxon menunjukkan nilai p = 0,000
yang berarti terdapat perbedaan signifikan antara pengetahuan sebelum dan
sesudah penyuluhan berdasarkan hasil pretest dan posttest.

B. Pembahasan
a. Perencanaan
Pada tahap perencanaan, dukungan dari pemegang kebijakan sangat
mempengaruhi kelancaran dari sebuah program kerja. Penyuluhan ini dapat
terlaksana dengan baik karena adanya dukungan dari pihak Puskesmas dan
pemegang program. Kendala yang ditemui yaitu dalam pengumpulan data
perbandingan dari tahun 2016 dan 2017 dapat teratasi dengan mencari data
yang dibutuhkan ke Kelurahan, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil,
serta Dinas Kesehatan Kota.
b. Pengorganisasian
Kendala dalam pengorganisasian yang awalnya dihadapi adalah harus
mengatur jadwal kegiatan pelaksanaan penyuluhan KB dengan pemegang
program KIA/KB Puskesmas Menteng karena sedikitnya jumlah jadwal
posyandu pada akhir tahun. Namun, dengan terjalinnya kerjasama yang baik
antara dokter pembimbing dan pemegang program yang sangat mendukung
kegiatan penyuluhan ini sehingga dapat terjadwalnya waktu pelasanaan PBL ini.
c. Pelaksanaan
Perencanaan yang matang dan dukungan dari pihak terkait membuat
proses penyuluhan berlangsung dengan lancar namun, acara penyuluhan
dimulai tidak tepat waktu pada pukul 15:00 WIB. Keterlambatan mulainya
kegiatan dikarenakan oleh terlambatnya peserta yang hadir.
Acara dimulai dengan diawali sambutan dari dokter muda selaku
Ketua pelaksana, dilanjutkan dengan pembagian lembar soal pretest untuk
menilai tingkat pengetahuan awal peserta sebelum diberikan penyuluhan.
Setelah pretest, kemudian acara dilanjutkan dengan penyuluhan melalui
pemberian materi menggunakan media peraga berupa materi penyuluhan
tentang KB dibantu dengan media praga berupa alat reproduksi pria dan
wanita, serta jenis-jenis kontrasepsi yang berbentuk 3 dimensi. Selanjutnya,
pada sesi pemberian materi oleh pemateri suasana kurang kondusif akibat
ibu-ibu yang membawa anaknya sehingga perhatian ibu-ibu menjadi sedikit
teralihkan dalam memperhatikan pemateri. Sesaat suasana menjadi kondusif
kembali jika penyuluhan dilakukan melalui interaksi dua arah sehingga fokus
para peserta kembali ke materi penyuluhan meskipun dengan sarana fasilitas
yang terbatas.
Setelah sesi pemberian materi selesai, dilanjutkan dengan sesi diskusi
dan tanya jawab, banyak peserta yang aktif bertanya tentang seputar KB dan
bagaimana efeknya bagi tubuh. Kemudian dilanjutkan pada sesi posttest
sebagai bahan evaluasi setelah penyampaian materi penyuluhan tentang
kontrasepsi. Selanjutnya acara dilanjutkan dengan pemberian konsumsi
untuk ibu usia subur yang telah datang ke posyandu tersebut. Acara ditutup
dengan sesi foto bersama.
d. Evaluasi
Evaluasi jangka pendek dalam kegiatan PBL ini dilakukan melalui
penilaian ada atau tidaknya peningkatan pengetahuan mengenai kontrasepsi yang
benar melalui pretest dan posttest. Untuk evaluasi jangka menengah terjadi
peningkatan capaian peserta KB di Puskesmas Menteng. Selanjutnya, diharapkan
adanya inovasi promosi kesehatan selain penyuluhan mengenai kontrasepsi untuk
menjadi tolak ukur mengenai peningkatan pengetahuan ibu-ibu di wilayah kerja
Puskesmas Menteng. Berdasarkan uji Wilcoxon, terlihat ada 53 Wanita nilai
yang mengalami peningkatan (positive rank), 0 pasangan mengalami
penurunan (negative rank), dan 9 pasangan bernilai sama (ties). Uji
Wilcoxon menunjukkan nilai p = 0,000 yang berarti terdapat perbedaan
signifikan antara pengetahuan sebelum dan sesudah penyuluhan berdasarkan
hasil pretest dan posttest.
Oleh karena itu, dapat diambil kesimpulan bahwa kegiatan
penyuluhan ini telah optimal dalam meningkatkan pengetahuan ibu-ibu
mengenai pentingnya kontrasepsi.
Penyuluhan merupakan pemberian informasi sebagai upaya untuk
meningkatkan atau memelihara kesehatan. Responden dalam penelitian ini
sebagian besar berpendidikan rendah. Pengetahuan seseorang juga dapat
dipengaruhi oleh adanya paparan media massa atau informasi. Oleh karena
itu, setelah responden mampu menerima informasi berupa penyuluhan
tentang alat kontrasepsi maka pengetahuan responden tentang alat
kontrasepsi meningkat.
Menurut Lawrence dan Green, pengetahuan merupakan domain yang
sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Pengetahuan
merupakan akumulasi dari pengalaman dan pendidikan yang didapat
sebelumnya sehingga pengetahuan ibu-ibu yang baik mengenai pentingnya
kontrasepsi akan mempengaruhi capaian KB.

Anda mungkin juga menyukai