KASUS III
CONGESTIVE HEART FAILURE (CHF)
Seorang perempuan 25 tahun masuk RS via emergency dengan keluhan sesak napas dicetuskan
dengan aktivitas jalan 200 m sejak satu bulan terakhir disertai dengan berdebar-debar dan sesak
dirasakan memberat. OP (-), PND (+), riwayat panas badan disertai menggigil dan batuk-batuk. TD
95/60 mmHg, HR 122x/m, suhu badan avebris, saturasi O2 100%. Kepala : konjungtiva anemis (+),
sclera ikterik (-), Leher : JVP tidak meningkat. Thoraks: batuk dan gerak simetris, SI dan SII ireguler,
murmur (+), gallop (-), Pulmo : vesikuler kiri-kanan, RH (+), WH(-). Abdomen : Hepar teraba 3 jari,
tepi tumpul, rata, Lien tidak teraba membesar, BU (+) Normal, Ronsen : kardiomegali, LAB : HB 9,2,
Leukosit 10.400 1NR 1.2, GDS 124, Asto (-), CRP : 93
1. KATA KUNCI
a. Perempuan 25 tahun
b. Sesak napas dicetuskan dengan berjalan > 200 m
c. 1 bulan terakhir berdebar-debar dan sesak memberat
d. PND (+)
e. TD 95/60 mmHg
f. HR 122x/m
g. Konjungtiva anemis
h. batuk
i. S1 SII : Irreguler
j. Murmur (+)
k. Gallop (-)
l. RH (+)
m. Hepar teraba 3 jari tepi tumpul, rata
n. Ekstremitas hangat oedem (+), pitting oedem (+)
o. EKG: AV, QRS Aksis normal,
p. Hasil rongtzen : kardiomegali
q. Lab : HB 9,2 ; 1NR 1,2 ; CRP : 93
51
pasca
operasi (Prof. Dr. Riadi Wirawan SpPK(K) (Konsultan Laboratorium Bio Medika).
o. ASTO (Antistreptolysin O ) : Suatu pemeriksaan untuk mendeteksi penyakit jaringan
sendi, seperti demam rematik akut yang disebabkan oleh infeksi bakteri streptokokus A.
Nilai rujukan normal < 200 IU/mL.
(http://www.prodia.co.id/ProdukLayanan/PemeriksaanLaboratoriumDetails/ASTO)
p. GDS (Glukosa Darah Sewaktu) nilai normal gula darah sewaktu: <140 mg/dL
52
CHD
Asma Bronkhial
menentukan seberapa lama waktu yang diperlukan darah untuk membentuk bekuan. Hal
ini dilakukan untuk menentukan efek antikoagulan oral pada sistem pembekuan.
r. HB : Hemoglobin adalah molekul di dalam eritrosit (sel darah merah) dan bertugas
Pneumothoraks
anemia
untuk mengangkut
oksigen. Kualitas darah dan warna merah pada darah ditentukan oleh
kadar Hemoglobin. Nilai normal pada wanita 12-16 gr/dL pada pria 14-18 gr/dL
3. MIND MAP
TANDA
GEJALA
-Dyspneu
- berdebar2
- PND
- demam
- batuk
-Tachicardia
-TD tidak stabil
- Oedem
-Pitting Oedem
Konjungtiva
anemis
-SI/SII Irreguler
-Murmur
-Ronchi
-Kardiomegali
-CRP Meningkat
-Asto
-INR
CHF
ANEMIA
PPOK CHD
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
-
+
+
+
+
-
PNEUMO
THORAX
+
+
-
+
+
+
+
-
+
+
-
ASBRON
+
+
+
+
-
kelelahan, palpitasi,
aktifitas.
Pada kasus diatas pasien berada pada tahap kelas II. Karena sesuai kasus diatas
pasien menunjukan kelelahan, sesak nafas dalam berjalan 200 m.
http://www.inaheart.org/upload/file/Pedoman_TataLaksana_Gagal_Jantung_201
5.pdf)
c.
Setelah dibaca dari beberapa sumber diagnosa prioritas yang diangkat adalah
ketidakefektifan pola nafas (amin huda nurarif, hardikusuma, nanda nic noc jilid 2).
d. Penyebabnya ada banyak sekali, hampir semua keadaan yang memaksa jantung
untuk bekerja lebih keras dapat menimbulkan perubahan-perubahan pada otot
jantung sehingga jantung akan membesar. Kardiomegali sendiri sering dikaitkan
dengan gangguan medis seperti
panjang, penyakit Jaringan Ikat dan lain sebagainya. Beberapa orang dengan
Kardiomegali biasanya asimtomatik atau mereka tidak menderita gejala apapun.
Namun, kebanyakan orang yang menderita Kardiomegali ditandai gejala seperti
kesulitan pernapas, sesak napas dan pusing. Beberapa penyebab kardiomegali antara
lain penyakit miokardia, penyakit arteri koroner, defek jantung kongenital dengan
gagal jantung ataupun beberapa keadaan lain seperti tumor jantung, anemia berat,
kelainan endokrin,malnutrisi, distrofi muskular dan gagal jantung akibat penyakit
paru
(http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21220/5/Chapter%20I.pdf)
e. Terjadi oedem pada pasien dengan CHF karena terjadi kebocoran abnormal cairan
dari plasma ke ruang intertisial dengan melintasi kapiler dan kegagalan impatik
untuk mengembalikan cairan dari intertitisial ke dalam darah dan penyebab lebih
spesifik ialah terjadi peningkatan vena (venous pressure). Sebagai contoh pasien
dengan gagal jantung kongestif (CHF) (
f. Perbedaan gallop dan murmur adalah
1) Gallop : irama dimana terdengar bunyi S3 atau S4 secara jelas pada fase Dyastolik,
yang disebabkan karena darah mengalir ke ventrikel yang lebih lebar dari normal,
sehingga terjadi pengisian yang cepat pada ventrikel
a) Bunyi jantung III bernada rendah dan dalam keadaan normal terdengar 0,015
sampai 0,017 detik setelah bunyi jantung II, terjadi akibat getaran cepat dari aliran
darah saat pengisian cepat dari ventrikel. Dapat terdengar pada anak sampai dewasa
muda. Bunyi jantung I, bunyi jantung II bersama-sama bunyi jantung III memberi
suara derap kuda gallop rhythm. Bila bunyi jantung III terdapat pada orang tua
55
(https://www.scribd.com/doc/71275236/BUNYI-JANTUNG)
6. TUJUAN PEMBELAJARAN SELANJUTNYA
a. Mengapa kompleks QRS normal akan tetapi hasil rontgzen kardiomegali?
b. Apakah pasien pada kasus di atas ada komplikasi penyakit paru-paru?
c. Mengapa saturasi O2 100% tetapi pasien mengalami sesak ?
7. INFORMASI TAMBAHAN
Menurut Mansjoer (2001) prinsip penatalaksanaan CHF adalah:
1. Tirah baring
2. Diet
3. Oksigen
4. Terapi Diuretik
5. Digitalis
6. Inotropik Positif
7. Sedatif
8. Pembatasan Aktivitas Fisik dan Istirahat
8. KLARIFIKASI INFORMASI
Menurut Mansjoer (2001) prinsip penatalaksanaan CHF adalah:
1. Tirah baring
Tirah baring mengurangi kerja jantung, meningkatkan tenaga cadangan jantung dan
menurunkan tekanan darah.
2. Diet
Pengaturan diet membuat kerja dan ketegangan otot jantung minimal. Selain itu
pembatasan natrium ditujukan untuk mencegah, mengatur dan mengurangi edema
3. Oksigen
Pemenuhan oksigen akan mengurangi demand miokard dan membantu memenuhi
oksigen tubuh
4. Terapi Diuretik
Diuretik memiliki efek anti hipertensi dengan menigkatkan pelepasan air dan garam
natrium sehingga menyebabkan penurunan volume cairan dan merendahkan tekanan
darah.
57
5. Digitalis
Digitalis memperlambat frekuensi ventrikel dan meningkatkan kekuatan kontraksi
peningkatan efisiensi jantung. Saat curah jantung meningkat, volume cairan lebih
besar dikirim ke ginjal untuk filtrasi, eksresi dan volume intravaskuler menurun.
6. Inotropik Positif
Dobutamin meningkatkan kekuatan kontraksi jantung (efek inotropic positif) dan
meningkatkan denyut jantung (efek kronotropik positif)
7. Sedatif
Pemberian sedative bertujuan mengistirahatkan dan memberi relaksasi pada klien.
8. Pembatasan Aktivitas Fisik dan Istirahat
Pembatasan aktivitas fisik dan stirahat yang ketat merupakan tindakan penanganan
gagal jantung.
9. ANALISIS DAN SINTESIS INFORMASI
Pada kasus skenario 3 Informasi yang tertera pada kasus merupakan informasi yang
sangat umum, gejala-gejala yang muncul merupakan gejala umum pada beberapa
penyakit kardio dan respirasi sehingga pengambilan diagnosis yang pasti merupakan
hal yang kurang bijak dan tidak tepat. Oleh karena itu dengan berdasarkan gejalagejala tersebut, dapat dimunculkan beberapa diagnosis banding yang masih
memerlukan tahap-tahap tertentu seperti pemeriksaan penunjang lainnya yang
memungkinkan munculnya kausa penyakit dan penegakan diagnosa yang tepat.
Berdasarkan gejala-gejala yang dialami oleh penderita dalam pasien, maka dapat
dianalisis sebagai berikut:
TANDA
GEJALA
-Dyspneu
- berdebar2
- PND
- demam
- batuk
-Tachicardia
-TD tidak stabil
- Oedem
-Pitting Oedem
Konjungtiva
anemis
-SI/SII Irreguler
-Murmur
CHF
ANEMIA
PPOK CHD
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
-
+
+
+
+
-
PNEUMO
THORAX
+
+
-
+
+
+
-
58
ASBRON
+
+
+
-
-Ronchi
+
-Kardiomegali
+
-CRP Meningkat -Asto
-INR
+
-
+
-
Berdasarkan gejala yang dialami oleh klien pada kasus 3 maka dapat ditetapkan bahwa
Differensial Diagnosis utama adalah Congestive Heart Failure (CHF).
10. LAPORAN DISKUSI
LAPORAN PENDAHULUAN CONGESTIVE HEART FAILURE (CHF)
A. KONSEP MEDIK
1. Definisi
Gagal jantung kongestif (CHF) adalah keadaan patofisiologis berupa kelainan
fungsi jantung, sehingga jantung tidak mampu memompa darah untuk memenuhi
kebutuhan metabolisme jaringan atau kemampuannya hanya ada kalau disertai
peninggian volume diastolik secara abnormal. Penamaan gagal jantung kongestif
yang sering digunakan kalau terjadi gagal jantung sisi kiri dan sisi kanan (Mansjoer,
2001).
Gagal jantung adalah ketidak mampuan jantung untuk mempertahankan curah
jantung (Caridiac Output = CO) dalam memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh.
Apabila tekanan pengisian ini meningkat sehingga mengakibatkan edema paru dan
bendungan di system vena, maka keadaan ini disebut gagal jantung kongestif (Kabo
& Karim, 2002). Gagal jantung kongestif adalah ketidakmampuan jantung untuk
memompa darah yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan jaringan akan oksigen
dan nutrisi (Smeltzer & Bare, 2001), Waren & Stead dalam Sodeman, 1991),
Renardi, 1992).
2. Etiologi Gagal Jantung Kongestif
Mekanisme yang mendasari terjadinya gagal jantung kongestif meliputi
gangguan kemampuan konteraktilitas jantung, yang menyebabkan curah jantung
lebih rendah dari curah jantung normal. Tetapi pada gagal jantung dengan masalah
yang utama terjadi adalah kerusakan serabut otot jantung, volume sekuncup
berkurang dan curah jantung normal masih dapat dipertahankan. Volume sekuncup
59
adalah jumlah darah yang dipompa pada setiap konteraksi tergantung pada tiga
faktor: yaitu preload, konteraktilitas, afterload.
Preload adalah jumlah darah yang mengisi jantung berbanding langsung dengan
kalsium
Afterload mengacu pada besarnya tekanan venterikel yang harus dihasilkan untuk
memompa darah melawan perbedaan tekanan yang ditimbulkan oleh tekanan
arteriol.
Pada gagal jantung, jika salah satu atau lebih faktor ini terganggu, maka
curah jantung berkurang. (Brunner and Suddarth 2002).
alveoli.
Batuk yang berhubungan dengan ventrikel kiri bisa kering dan tidak
produktif, tetapi yang tersering adalah batuk basah yaitu batuk yang
menghasilkan sputum berbusa dalam jumlah yang banyak, yang kadang
4)
volume
darah
dengan
adekuat
sehingga
tidak
dapat
rongga abdomen.
Nokturia terjadi karena perfusi renal yang didukung oleh posisi penderita
pada saat berbaring. Diuresis terjadi paling sering pada malam hari karena
5)
805).
4. Patofisiologi
Kontraksi ventrikel
kompensasi neurohurmoral.
peninggian afterload
61
Kompensasi kordis
Gagal jantung kiri disebabkan oleh penyakit jantung koroner, penyakit katup aorta
dan mitral serta hipertensi.
Penyebab gagal jantung kanan harus juga termasuk semua yang dapat menyebabkan
gagal jantung kiri, seharusnya stenosis mitral gagal jantung kiri, seharusnya stenosis
mitral yang menyebabkan peningkatan tekanan dalam sirkulasi paru.sirkulasi paru.
Gagal jantung kanan dapat berdampak pada : Hati, Ginjal, Jaringan subkutis, Otak,
Sistem Aliran aorta.
a. Komplikasi
1) Trombosis vena dalam, karena pembentukan bekuan vena karena stasis darah.
2) Syok Kardiogenik, merupakan stadium akhir dari disfungsi ventrikel kiri atau
gagal jantung kongestif, terjadi bila vetrikel kiri mengalami kerusakan yang
sangat luas. Tanda syok kardiogenik adalah tekanan darah rendah, nadi cepat dan
lemah, hipoksia otak yang termanifestasi dengan adanya konfusi dan agitasi,
penurunan haluaran urin, serta kulit yang dingin dan lembab.
Syok kardiogenik. Syok kardiogenik ditandai oleh gangguan fungsi ventrikel kiri
yang mengakibatkan gangguan fungsi ventrikel kiri yaitu mengakibatkan
gangguan berat pada perfusi jaringan dan penghantaran oksigen ke jaringan yang
khas pada syok kardiogenik yang disebabkan oleh infark miokardium akut adalah
hilangnya 40 % atau lebih jaringan otot pada ventrikel kiri dan nekrosis vocal di
seluruh ventrikel karenaketidakseimbangan antara kebutuhan dan supply oksigen
miokardium.b. Edema paru. Edema paru terjadi dengan cara yang sama seperti
edema dimana saja didalam tubuh. Factor apapun yang menyebabkan cairan
interstitial paru meningkat dari batas negative menjadi batas positif.Penyebab
kelainan paru yang paling umum adalah :1) Gagal jantung sisi kiri (penyakit
katup mitral) dengan akibat peningkatan tekanan kapiler paru danmembanjiri
ruang interstitial dan alveoli.2) Kerusakan pada membrane kapiler paru yang
disebabkan oleh infeksi seperti pneumonia atauterhirupnya bahan-bahan yang
berbahaya seperti gas klorin atau gas sulfur dioksida. Masing-masing
menyebabkan kebocoran protein plasma dan cairan secara cepat keluar dari
kapiler.
b. Non Farmakologi
1) Pembatasan natrium ditujukan untuk mencegah, mengatur atau mengurangi
edema seperti pada hipertensi atau gagal jantung.
2) Batasi cairan ditujukan untuk mencegah, mengatur atau mengurangi edema.
3) Manajemen stress ditujukan untuk mengurangi stress karena stress emosi dapat
menghasilkan
vasokontriksi
yang
meningkatkan
tekanan
darah
dan
63
mengurangi
tekanan
terhadap
Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal pada proses asuhan keperawatan dimana pengkajian
mencakup data-data pasien sehingga dapat mengidentifikasi, menganalisa masalah
kebutuhan kesehatan dan keperawatan fisik, mental, sosial dan lingkungan (Doenges,
2000).
a. Aktivitas/istirahat
1) Gejala : Keletihan/kelelahan terus menerus sepanjang hari, insomnia, nyeri dada
dengan aktivitas, dispnea pada saat istirahat atau aktifitas.
2) Tanda :
c. Integritas Ego
1) Gejala :
Neurosensori
1) Gejala : Kelemahan, pening, episode pingsan.
2) Tanda : Letargi, kusut pikir, disorientasi, perubahan perilaku, mudah tersinggung.
h. Nyeri/Kenyamanan
1) Gejala :
Nyeri dada, angina akut atau kronis, nyeri abdomen kanan atas, sakit
pada otot.
2) Tanda :
melindungi diri.
i.
Pernapasan
1) Gejala :
Dispnea saat aktivitas, tidur sambil duduk atau dengan bantal, batuk
NANDA
NOC
Penurunan
curah
Cardiac Pump
jantung
effectiveness
Circulation
Definisi :
status
Ketidakadekuatan darah
Vital sign status
yg
dipompa
oleh
jantung
untuk Kriteria Hasil:
memenuhi kebutuhan
menunjukkan
metabolic tubuh
V/S dbn (TD, nadi,
ritme normal, nadi
Domain : 4
perifer kuat)
Aktivitas Istirahat
melakukan
aktivitas tanpa dipsnea
66
NIC
Cardiac care: akut
Kaji
v/s,
bunyi,
fkekuensi, dan irama
jantung.
Kaji keadaan kulit
(pucat, cianois)
Pantau seri EKG 12
lead
Catat urine output
Posiskan
pasien
supinasi dg elevasi 30
derajat dan elevasi kaki
edema
Pulmonal : 00029
ekstremitas berkurang
perfusi perifer
Batasan karakteristik :
adekuat
,
Berikan oksigen.
Ciptakan
lingkungan
yang kondusif untuk
istirahat
Monitoring vital sign
Pantau TD, denyut nadi
dan respirasi
Monitoring
neurologikal
Kaji perubahan pola
sensori
Catat adanya letargi dan
cemas
Manajemen lingkungan
Cptakan
lingkungan
ruangan yang nyaman
Batasi pengunjung
Intoleransi aktivitas
Terapi aktivitas :
Energi
Domain : 4 aktivitas &
Kaji kemampuan ps
conservation
istirahat
melakukan
aktivitas
Activity tolerance
Kelas : 4 Respon Selfcare : adLs
Jelaskan pada ps manfaat
kardiovaskuler
aktivitas
bertahap
Kriteria hasil :
pulmonal
TTV
Normal
yang harus atau ingin
Energi manajemen
dikerjakan.
Rencanakan
aktivitas
saat ps mempunyai energi
Batasan karakteristik :
cukup u/ melakukannya.
Bantu
klien
untuk
Respon TD yang
istirahat setelah aktivitas.
abnormal
Manajemen nutrisi
Perubahan EKG yg
Berikan reinfortcemen
antara suplai dan
positip bila ps mengalami
kebutuhan oksigen
kemajuan
Ketidakefektifan pola
napas
ventilation
-Vital sign status
Electrolite and
Kaji lokasi oedem dan luas
acid base balance
oedem
Domain : 2 Nutrisi
Fluid balance
Atur posisi elevasi 30-45
Kelas : 5 Hidrasi
Hydration
derajat
NO DX : 00026
Timbang BB jika
memungkinkan
68
Ketidakefektifan
bersihan jalan napas
NOC :
Respiratory
Definisi
:
status
:
ketidakmampuan untuk
ventilation and
membersihkan sekresi
airway patency
atau obstruksi dari
saluran
pernapasan Kriteria Hasil :
untuk mempertahankan
kebersihan jalan napas
Klien
menunjukkan
Batasan
bersihan
jalan
karakteristik :
napas yang efektif
batuk
yang dibuktikan
suara
napas
oleh, pencegahan
tambahan
aspirasi,
status
pernapasan:
sianosis
ventilasi
tidak
dyspnea
terganggu
dan
orthopnea
status
pernapasan:
gelisah
kepatenan
jalan
napas
Faktor berhubungan :
Lingkungan :
Klien
-perokok aktif/pasif
menunjukkan
-menghirup asap
status pernapasan:
Obstruksi
jalan
kepatenan
jalan
napas :
napas
-spasme jalan napas
-sekresi dalam bronchi
- mucus dalam jumlah
berlebih
69
Penyimpangan KDM
70
1. PENGKAJIAN
a. Identitas
Jenis kelamin
: Perempuan
Umur
: 25 tahun
b. Alasan Masuk Rumah Sakit
Klien masuk ruang emergency dengan keluhan Sesak napas yang dicetuskan dengan
aktivitas jalan 200 m sejak satu bulan terakhir disertai dengan berdebar-debar dan
sesak dirasakan memberat. OP (-), PND (+), Riwayat panas badan disertai menggigil
dan batuk-batuk
c. Hasil Pemeriksaan Fisik :
TD 95/60 mmHg, HR 122x/m, suhu badan avebris, saturasi O2 100%.
d. Pengkajian Head to toe :
1) Kepala : konjungtiva anemis (+), sclera ikterik (-),
2) Leher : JVP tidak meningkat.
3) Thoraks: batuk dan gerak simetris, SI dan SII ireguler, murmur (+), gallop (-),
4) Pulmo : vesikuler kiri-kanan, RH (+), WH(-).
5) Abdomen : Hepar teraba 3 jari, tepi tumpul, rata, Lien tidak teraba membesar,
BU (+) Normal,
6) Ekstremitas : Teraba hangat, Oedem , Pitting Oedem
e. Pemeriksaan Penunjang :
3) Hasil Rongtzen : Kardiomegali
4) EKG
: AV, QRS Aksis Normal
5) Lab
: HB 9,2, Leukosit 10.400 1NR 1.2, GDS 124, Asto (-), CRP :
93
II.
IDENTIFIKASI DATA
71
DATA SUBJEKTIF
1. Klien mengeluh sesak napas yang
dicetuskan dengan aktivitas jalan
200 M
2. Klien mengeluh dadanya
berdebar-debar
3. Klien mengeluh sesaknya
dirasakan memberat
4. Klien mengatakan sesak napas
pada malam hari setelah
beristirahat (PND +)
III.
N
O
DATA OBJEKTIF
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
TD 95/60 mmHg,
HR 122x/m,
suhu badan avebris,
saturasi O2 100%.
konjungtiva anemis (+)
Klien Nampak batuk
RH +
SI dan SII ireguler, murmur (+),
Hepar teraba 3 jari, tepi tumpul
dan rata
10. Ekstremitas hangat, Oedem,
Piting Oedem
11. Hasil Rongtzen
:
Kardiomegali
12. HB 9,2
13. CRP : 93
14. 1NR 1.2
ANALISA DATA
DATA
ETIOLOGI
72
PROBLEM
DS :
DO :
DS :
DO :
Tekanan diastole
Meningkat
Bendunganvena sistemik
Hepatomegali
Mendesak diafragma
Sesak napas
Ketidakefektifan pola
napas
Faktor penyebab
terjadinya CHF
SV menurun
Ketidakefektifan
Pola Napas
Penurunan Cardiac
Output (curah
jantung)
3
DS : DO :
Klien nampak batuk
RH +
73
Ketidakefektifan
bersihan jalan
napas
Edema paru
Ronkhi
Reflek batuk
Ketidakefektifan
bersihan jalan napas
4.
DS : DO :
Ekstremitas hangat,
Oedem, Piting Oedem
IV.
Forward failure
RAA Meningkat
Aldosteron meningkat
ADH Meningkat
Retensi Na + H20
Oedem
Kelebihan volume
cairan
74
V.
NOC/NIC
NANDA
1. Ketidakefektifan
pola napas
Domain 4 : aktivitas
istirahat
NOC
Respiratory status
: ventilation
Vital sign status
Criteria hasil:
Kelas
4. Respon Klien menunjukkan
kardiovaskuler
pola nafas yang
pulmonal :
efektif
tanpa
NO DX : 00033
adanya
sesak
nafas, sesak nafas
Definisi : Inspirasi dan
berkurang
atau ekspirasi yg tidak
Klien menunjukkan
memberi ventilasi.
jalan napas paten
Batasan Karakteristik TTV dalam rentang
normal
DS :
Klien
mengeluh
sesak napas yang
dicetuskan dengan
aktivitas jalan 200
M
Klien
mengeluh
dadanya berdebardebar
Klien
mengeluh
sesaknya dirasakan
memberat
Klien mengatakan
sesak napas pada
malam hari setelah
beristirahat (PND
+)
DO :
RH (+)
Klien
Nampak
batuk
konjungtiva anemis
(+)
Hepar teraba 3 jari,
tepi tumpul dan
rata
Hasil Rongtzen :
Kardiomegali
HB 9,2
75
NIC
Respiratory monitoring:
Monitor
rata-rata
irama,
kedalaman dan usaha untuk
bernafas.
Catat gerakan dada, lihat
kesimetrisan, penggunaan otot
Bantu dan retraksi dinding dada.
Monitor suara nafas
Monitor
kelemahan
otot
diafragma
Catat karakteristik dan durasi
batuk
Catat hail foto rontgen
Posisikan
pasien
untuk
memaksimalkan ventilasi
Identifikasi pasien perlunya
pemasangan alat jalan napas
buatan
Monitor respirasi dan status O2
Monitor
suhu,
warna
,
kelembapan kulit
Monitor TTV
Observasi
adanya
tanda2
hipoventilasi
Monitor aliran oksigen
Monitor sianosis perifer
Pertahankan jalan napas yang
paten
Monitor adanya kecemasan
pasien terhadap oksigenasi
Monitor TTV klien pada saat
berbaring,duduk,berdiri
Berikan bronkodilator kalau
perlu
Faktor Berhubungan :
neuromuskular
NANDA
2 Penurunan curah
jantung
Definisi :
Ketidakadekuatan
darah yg dipompa
oleh jantung untuk
memenuhi
kebutuhan
metabolic tubuh
Domain : 4
Aktivitas Istirahat
Kelas 4 : Respon
Kardiovaskuler
Pulmonal : 00029
Batasan
karakteristik :
DS :
Klien mengeluh
dadanya
berdebar-debar
Klien mengeluh
sesaknya
dirasakan
memberat
Klien
mengatakan
sesak napas pada
malam
hari
setelah
beristirahat (PND
+)
DO :
SI
dan
SII
ireguler,
murmur (+),
TD
95/60
mmHg,
HR 122x/m,
-
NOC
NIC
Cardiac care: akut
Cardiac
Pump
Kaji v/s, bunyi, fkekuensi, dan
effectiveness
irama jantung.
Circulation
Kaji keadaan kulit (pucat,
status
cianois)
Vital sign status
Pantau seri EKG 12 lead
Kriteria Hasil:
Evaluasi adanya nyeri dada
menunjukkan
(PQRST)
V/S dbn (TD, Monitor status pernapasan yang
nadi,
ritme
menandakan gagal jantung
normal,
nadi Monitor balance cairan
perifer kuat)
Catat urine output
melakukan
Posiskan pasien supinasi dg
aktivitas tanpa
elevasi 30 derajat dan elevasi
dipsnea
dan
kaki
nyeri
Berikan oksigen.
edema
Ciptakan lingkungan yang
ekstremitas
kondusif untuk istirahat
berkurang
Monitor respon pasien terhadap
perfusi
perifer
efek pengobatan anti aritmia
adekuat
Atur periode latihan dan
istirahat untuk menghindari
kelelahan
Monitor toleransi aktivitas
pasien
Monitor
adanya
dyspnea,ortopneu,takipneu,
fatique
Monitoring vital sign
Pantau TD, denyut nadi dan
respirasi
Catat adanya fluktuasi TD
Monitor bunyi jantung
Monitor jumlah dan irama
jantung
Monitor sianosis perifer
Monitor
suhu,warna,
kelembapan kulit
Monitoring neurologikal
Kaji perubahan pola sensori
Catat adanya letargi dan cemas
Manajemen lingkungan
76
NANDA
NOC
NNIC
3 Ketidakefektifan
NOC :
kaji dan dokumentasikan hal-hal
bersihan
jalan
berikut:
napas
keefektifan pemberian oksigen dan
Respiratory
terapi lain
status
:
Definisi
:
keefektifan obat resep
ventilation and
ketidakmampuan
kecenderungan pada gas darah arteri
airway patency
untuk
jika tersedia
membersihkan
frekuensi, kedalaman dan upaya
Kriteria Hasil :
sekresi
atau
pernapasan
obstruksi
dari
factor yang berhubungan seperti
Klien
saluran pernapasan
nyeri, batuk tidak efektif, mucus
menunjukkan
untuk
kental, dan keletihan
bersihan jalan napas
mempertahankan
auskultasi bagian dada anterior dan
yang efektif yang
kebersihan
jalan
posterior
untuk
mengetahui
dibuktikan
oleh,
napas
penurunan atau ketiadaan ventilasi
pencegahan
dan adanya suara napas tambahan
aspirasi,
status
Batasan
pengisapan jalan napas (NIC):
pernapasan:
karakteristik :
tentukan pkebutuhan pengisapan oral
ventilasi
tidak
atau trakeal
Klien
terganggu
dan
pantau status oksigen pasien dan
nampak
status pernapasan:
status hemodinamik dan irama
batuk
kepatenan
jalan
jantung sebelum, selama dan setelah
RH +
napas
pengisapan
catat jenis dan jumlah sekrat yang
Faktor
Klien
dikumpulkan
berhubungan
:
menunjukkan status
obstruksi
jalan
pernapasan:
napas : mucus
kepatenan
jalan
dalam
jumlah
napas
berlebih
NANDA
4 Kelebihan volume
cairan
NOC
NIC
NOC :
Fluit manajemen:
Kaji lokasi oedem dan luas
Electrolite and acid
oedem
base balance
Domain : 2 Nutrisi
Batasan
karakteristik :
DS : DO :
Ekstremitas
hangat,
Oedem, Piting
Oedem
Tidak
terjadi
dyspnu, bunyi nafas
bersih, RR; 16-20
X/mnt
Balance
cairan
adekuat
Bebas dari edema
Faktor Berhubungan
: gangguan
mekanisme regulasi
Timbang
BB
jika
memungkinkan
Observasi
turgor
kulit
(kelembaban kulit, mukosa, adanya
kehausan)
VI. EVALUASI
menunjukkan pola nafas yang efektif tanpa adanya sesak nafas, sesak nafas berkurang
melakukan aktivitas tanpa dipsnea dan nyeri
edema ekstremitas berkurang
perfusi perifer adekuat
Menunjukkan bersihan jalan napas yang efektif yang dibuktikan oleh, pencegahan
aspirasi, status pernapasan: ventilasi tidak terganggu dan status pernapasan: kepatenan
jalan napas
V/S normal
Tidak menunjukkan peningkatan JVP
78
DAFTAR PUSTAKA
Smeltzer, Suzanne C, Brenda G bare, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth Edisi 8 Vol 2 alih bahasa H. Y. Kuncara, Andry Hartono, Monica Ester,
Yasmin asih, Jakarta : EGC, 2002.
Wilkinson, Buku Saku Diagnosis Keperawatan NANDA NIC NOC Edisi 9 Revisi,
Jakarta : EGC, 2013
Doengoes, Marilyn C,
79