DISUSUN OLEH :
A. Pendahuluan
Bayi baru lahir (BBL) dengan kondisi normal merupakan dambaan setiap
pasangan orang tua. Sebagian besar BBL (< 80%) akan lahir dengan kondisi
normal. Hal ini sebagian besar merupakan kelanjutan keberhasilan hasil konsepsi
Nasib anak yang dilahirkan dengan seksio sesarea (SC) banyak tergantung dari
keadaan yang menjadi alasan untuk melakukan SC. Menurut statistik di negara-
negara dengan pengawasan antenatal dan intranatal yang baik, kematian perinatal
pasca SC berkisar 4-7%.
B. Etiologi
c. Lahir tidak dalam keadaan asfiksia: (lahir menangis keras, nafas spontan
dan teratur, skor Apgar >7.
C. Manifestasi klinis
1. Sistem Pernafasan
Saluran nafas perifer masih membuka dan masih sempit, membran mukosa
mudah rusak dan sensitif terhadap trauma (mudah tersedak, tidak boleh ada asap
rokok dari orang lain). Dalam keadaan normal tangis bayi terdengar keras dan
bernada
sedang, jika terjadi kelainan suara bayi akan terdengar bernada tinggi dan lemah.
2. Sistem kardiovaskuler dan darah
Sirkulasi perifer berjalan lambar, ini akan mengakibatkan sianosis ringan pada
tangan dan kaki serta perbedaan warna pada kulit.
3. Sistem Ginjal
Beban kerja ginajl dimulai sejak bayi lahir. Apabila intake cairan meningkat,
kemungkinan air kemih bayi akan tampak keruh termasuk berwarna merah
muda, disebabkan oleh kadar ureum yang tidak begitu berarti.
4. Sistem Gastrointestinal
Kapasitas lambung 15-30 ml dan akan meningkat dalam minggu-minggu pertama
kehidupan. Sfingter kardiak lambung belum matang sehingga gumoh lazim
terjadi. Pada saat lahir keasaman lambung tinggi namun pada hari ke-10 hampir
tidak ada asam lambung oleh karena itu rentan terhadap terjadinya infeksi. Waktu
pengosongan lambung adalah 2,5-3 jam. Jumlah enzim amilase dan lipase
terdapat dalam jumlah yang tidak tercukupi sehingga bayi kesulitan dalam
mencerna lemak dan karbohidrat. Pada saat makanan masuk segera terjadi
peristaltik cepat sehingga masukan makanan sering disertai pengosongan
lambung.
5. Pengaturan suhu
Bayi masih rentan terhadap hipotermi dikarenakan karena belum matangnya
hipotalamus yang mengakibatkan tidak efisiennya pengaturan suhu tubuh bayi.
Seorang bayi yang mengalami kedinginn membutuhkan kalori dan oksigen untuk
meningkatkan suhu tubuhnya. Hipertermi rentan terjadi akibat berada dekat pada
sumber radiasi panas, dapat juga diakibatkan karena terjadinya infeksi.
6. Adaptasi imunologi
Bayi baru lahir menunjukkan kerentanan tinggi terhadap infeksi terutama yang
masuk melalui mukosa sistem pernafasan dan gastrointestinal. Kemampuan
lokalisasi infeksi masih rendah sehingga infeksi ringan dapat dengan mudah
berubah menjadi infeksi umum. Terdapat imunoglobin utama pada bayi, yaitu
IgG, IgA dan IgM.
IgG melewati barier plasenta sehingga sama kadarnya pada saat lahir. IgA
7. Sistem reproduksi
Anak laki-laki menghasilkan sperma setelah memasuki masa pubertas. Anak
perempuan sudah mempunyai ovum dalam sel telur sejak masa bayi. Bayi
perempuan dapat mengalami (pseudo) menstruasi atau pembesaran payudara,
kadang disertai oleh sekresi cairan dari puting pada hari ke 4 atau ke 5 setelah
kelahiran. Hal ini hanya berlangsung sebentar.
8. Sistem muskuloskeletal
Ubun-ubun kecil dan fontanel posterior bayi akan menutup pada usia 6-8 minggu.
9. Sistem neurologi
Sistem neurologi pada bayi relatif belum matang setelah lahir. Keberadaan refleks
fisiologis pada bayi dapat menunjukkan keadaan normal dari integritas sistem
saraf dan sistem muskuluskeletal.
10. Panca Indra
a. Indra penglihatan
Bayi sensitif terhadap cahaya terang dan dapat mengenali pola hitam-putih yang
tercetak tebal dalam bentuk muka manusia. Jarak fokus adalah 15-20 cm yang
memungkinkan seorang bayi dapat melihat wajah ibunya pada saat menyusui.
Pada usia 2 minggu bayi dapat membedakan muka ibunya dari muka yang tidak
dikenal. Perhatian pada warna, vaariasi dan kompleksitas pola berkembang dalam
2 bulan pertama kehidupan bayi.
b. Indra penciuman
Bayi dapat membedakan bau menyengat, menyukai pada bau susu terutama ASI.
Dalam beberapa hari bayi sudah dapat membedakan bau susu ibu dengan bau
susu orang lain.
c. Indra pengecapan
Bayi bereaksi secara kuat terhadap berbagai rasa dan memperlihatkan kesukaan
yang kuat pada rasa manis.
d. Indra pendengaran
Bayi mempunyai pendengaran yang tajam dan dapat melokalisasi suara dalam
lingkungan sekitar, serta mampu membedakan berbagai suara. Pada akhir bulan
pertama, bayi baru lahir lebih menyukai suara ibunya dari pada orang lain dengan
D. Patofisiologi
G. Penatalaksanaan
1 Perawatan esensial pasca persalinan yang bersih dan aman, serta inisiasi
pernafasan spontan (resusitasi), dilanjutkan dengan
a. Stabilisasi suhu atau jaga agar suhu badan bayi tetap hangat dengan
jalan membungkus badan dengan kain, selimut, atau pakaian kering
dan hangat, memakai tutup kepala, segera meletakkan pada dada atau
puting susu ibu, tidak memandikan sebelum berumur 6 jam.
5 Perawatan tali pusat dengan menjaga kebersihan dan agar tetap kering
tidak lembab.
1. Pengkajian fisik
a. Pengukuran umum :
b. Tanda vital :
c. Kulit :
d. Kepala
e. Mata :
a) Posisi puncak pinna berada pada garis horizontal bersama bagian luar
kantus mata
b) Reflek moro atau refleks terkejut ditimbulkan oleh bunyi keras dan tiab-
tiba
c) Pina lentur adanya kartilago.
g. Hidung :
i. Leher :
Pendek, gemuk, biasanya dikelilingi oleh lipatan kulir, reflek leher tonik,
refleks neck-righting, refleks otolith righting
j. Dada :
k. Paru-paru :
l. Jantung :
m. Abdomen :
a) silindris
b) Hepar: dapat diraba 2-3 cm dibawah marjin kostal kanan
c) Limpa: puncak dapat diraba pada akhir minggu pertama
n. Genetalia wanita :
o. Genetalia pria :
q. Ekstrimitas :
r. Sistem neuromuskuler:
bila tengkurap.
2. Pengkajian usia gestasi
a) Bila bayi dibawa ke orang tua, apakah mereka meraih anak dan
memanggil namanya?
b) Apakah orang tua membicarakan tentang anaknya dalam hal identifikasi/
c) Kapan orang tua menggendong bayi, kontak tubuh seperti apa yang
terjadi?
d) Ketika bayi bangun, stimulasi apa yang dilakukan?
e) Seberapa nyaman keleihatan orang tua dalam merawat bayi?
f) Tipe afeksi apa yang ditunjuukan pada bayi baru lahir, seperti tersenyum,
membelai, mencium atau menimang?
g) Bila bayi rewel, tehnik kenyamanan apa yang dilakukan orang tua?
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d. mucus berlebihan, posisi tidak tepat
7. PK Hipoglikemi
1. bersihkan jalan nafas tidak efektif sampai dengan obstruksi jalan nafas
banyaknya mukus.
2. resiko infeksi
J. Rencana Keperawatan
No
Dianogsa Keperawatan
Tujuan
Intervensi
1.Bersihan jalan nafas tak efektif b.d obstruksi jalan nafas : banyaknya mucus.
Batasan karakteristik :
- Dyspuea
- Cyanosis
- Mata melebar
- Produksi sputan
- Gelisah
- RR: 30-60X/menit
5. Berikan waktu istirahat pada klien setelah kateter dikeluarkan dari naso
trakeal
6. Hentikan suction dan berikan O2 jika klien menunjukan bradikadi,
peningkatan saturasi O2, dll.
2.Resiko infeksi
Batasan karakteristik:
- Prosedur invasif
- Malnutrisi
- RR : 30-60X/menit
- Suhu 36-37˚ C
3. Batasi pengunjung
9. Ganti letak IV perifer dan line kontrol dan dressing sesuai ketentuan
10. Tingkatkan intake nutrisi
2. Batasi pengunjung
3.Resiko ketidakseimbangan suhu tubuh b.d faktor resiko paparan dingin / sejuk :
perubahan suhu intrauteri ke extrauteri.
- RR : 30-60 X/menit
- HR 120-140 X/menit
- Hidrasi adekuat
- Tidak menggigil
7. Bungkus bayi dengan segera setelah lahir untuk mencegah kehilangan panas
K. Daftar Pusaka
Prawirohardjo.