Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN PADA TN “Y” DENGAN DIAGNOSA TUMOR

MEATUS AKUSTIKUS EKSTERNUS SINISTRA DI RUANG POLI THT


RSUD LABUANG BAJI PROV.SULSEL

DISUSUN OLEH :
ASMAWATI

NIM : 7119091704

CI LAHAN CI INSTITUSI

PROGRAM PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI


ILMU FAMIKA (STIK) FAMIKA MAKASSAR
2021
LAPORAN PENDAHULUAN
TUMOR MAE

A. PENGERTIAN
Tumor meatus akustikus eksternus (MAE) adalah tumor yang terdapat di
saluran telinga luar. Tumor ganas pada saluran telinga luar (MAE) lebih jarang
terjadi. Hanya 1 pasien di antara 10.000 pasien yang dating berobat dengan keluhan
telinga, yang terbukti menderita tumor pada saluran telinga luar. Tumor pada saluran
telinga luar, baik ganas atau jinak, umumnya mirip satu sama lain. Meskipun relatif
jarang, insiden kanker telinga sering terjadi pada individu yang berusia lebih dari 60
tahun, namun dapat juga terjadi pada setiap kelompok usia. Hal ini lebih sering
terjadi pada pria dibandingkan dengan wanita.

B. ETIOLOGI
Penyebab pasti dari kanker telinga belum diketahui secara jelas .Namun
Keganasan pada daun telinga dan liang telinga terjadi diduga karena faktor
anatominya yang berada di permukaan tubuh dan radiasi ultraviolet.
Banyak penelitian yang menyebutkan bahwa keganasan yang paling sering
ditemukan adalah karsinoma sel basal dan karsinoma sel skuamosa. Kedua keganasan
ini sering dihubungkan dengan radiasi ultraviolet (walaupun tidak selalu faktor radiasi
ultraviolet yang menjadi faktor utama pencetus keganasan). Karsinoma sel basal dan
karsinoma sel skuamosa bisa tumbuh dalam liang telinga atau menyebar dari aurikula
ke dalam liang telinga. Karsinoma daun telinga sering timbul pada decade 6 atau ke 7
dan 80% terjadi pada laki-laki. Hal ini dihubungkan dengan udara terbuka dalam
waktu yang lama, ekstrim kronis, atau radiasi teliga sebelumnya. Didapatkan 75%
dari karsinoma liang telinga dan telinga tengah berhubungan dengan otore kronis.
Studi lain menjelaskan bahwa prevalensi peselancar , terutama mereka
yang berselancar di perairan dingin meningkatkan resiko untuk terjadinya exostoses/
tumor jinak saluran telinga luar. Merokok dan minum alkohol adalah faktor etiologi
yang sering ditemukaan pada tomor ganas THT-KL. Perokok berat beresiko 5 sampai
25 kali lebih tinggi mengalami tumor ganas dibandigkan bukan perokok. Efek lagsung
dari nikotin dan hidrokarbon polisiklik aromatic dipertimbangkan bersifat
karsinogenik. Merokok dan minum alcohol juga menyebabkan mutasi dari gen
suspensor tumor p53. Human papilloma Virus (HPV) dan Epstein barr virus (EBV)
adalah virus yang erat hubugannya dengan kejadian tumr ganas THT-KL, EBV HPV
berkaitan dengan karinoa sel squmosa kepala,leher dan telinga. Dari penelitian yang
pernah dilakukan, keganasan di bidang telinga hidung dan tenggorok ini sangat erat
hubungannya dengan penderita sosioekonomi yang rendah, malnutrisi, penderita-
penderita perokok berat dan peminum alkohol.

C. PATOFISIOLOGI

Telinga merupakan sebuah organ yang mampu mendeteksi/mengenal suara


& juga banyak berperan dalam keseimbangan dan posisi tubuh. Telinga terdiri
dari tiga bagian: telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam.

a. Telinga Luar
Telinga luar terdiri dari daun telinga dan liang telinga sampai membran
timpani. Daun telinga terdiri dari tulang rawan elastin dan kulit. Daun telinga
memiliki beberapa bagian, antara lain: concha, helix, antihelix, lobulus, trogus dan
antitragus. Liang telinga berbentuk huruf S, dengan rangka tulang rawan pada
sepertiga bagian luar, sedangkan dua pertiga bagian dalam rangkanya terdiri dari
tulang. Panjangnya kira-kira 2 ½- 3 cm.
Meatus auditus eksternus merupakan saluran yang agak gepeng
dari permukaan sampai ke dalam tulang temporalis. Batas dalamnya adalah
membrane timpani. Suatu epitel berlapis skuamosa yang berlanjut dari kulit,
melapisi saluran ini. Terdapat folikel rambut, kelenjar sebasea, dan kelenjar
seruminosa (sejenis modifikasi kelenjar keringat) di dalam submukosa. Kelenjar
seruminosa adalah kelenjar tubular bergelung yang menghasilkan serumen-atau
“lilin” telinga campuran lemak dan lilin yang semisolid dan berwarna kecoklatan.
Rambut dan serumen memiliki fungsi protektif.
Membran timpani telinga adalah membran semitransparan yang tipis, oval,
berdiameter ± 1cm dan terletak di bagian paling dalam dari telinga luar. Membran
timpani dilapisi oleh kulit tipis pada bagian luar dan membran mukosa pada
bagian dalam.
Gendang telinga atau membran timpani adalah perbatasan dengan telinga
tengah, yang berbentuk kerucut dan dilapisi kulit pada permukaan eksternal dan
membrane mukosa pada permukaan internal.

b. Telinga Tengah
Telinga tengah berbentuk kubus dengan:
i. Batas luar : membran timpani
ii. Batas depan : tuba eustachius
iii. Batas bawah : vena jugularis (bulbus jugularis)
iv. Batas belakang : aditus ad antrum, kanalis fasialis pars vertikalis
v. Batas atas : tegmen timpani (meningen/otak)
vi. Batas dalam : berturut-turut dari atas ke bawah kanalis semi
sirkularis horizontal, kanalis fasialis, tingkap lonjong (oval
window), tingkap bundar (round window) dan promontorium.
Telinga tengah terletak di rongga berisi udara dalam bagian petrosus
tulang temporal, Telinga tengah terdiri dari, tuba eustachius yang
menghubungkan telinga tengah dengan faring yang berfungsi untuk
menyeimbangkan tekanan udara pada kedua sisi membrane timpani.
Tulang pendengaran atau Ossikula auditiva yang terdiri dari (martil atau malleus,
landasan atau incus, dan sanggurdi atau stapes).
Getaran suara yang diterima oleh gendang telinga akan disampaikan ke
tulang pendengaran. Masing-masing tulang pendengaran akan menyampaikan
getaran ke tulang berikutnya. Tulang sanggurdi yang merupakan tulang terkecil di
tubuh meneruskan getaran ke koklea atau rumah siput.
c. Telinga Dalam
Telinga dalam terdiri dari labirin ossea (labirin tulang), sebuah rangkaian
rongga pada tulang pelipis yang dilapisi periosteum yang berisi cairan perilimfe
& labirin membranasea, yang terletak lebih dalam dan memiliki cairan endolimfe.
i. Munculnya ulkus tumor
ii. Pembengkakan atau benjolan di leher
iii. Nyeri telinga (Otalgia)
iv. Gangguan pendengaran
v. Otore dari telinga sering bercampur darah
vi. Tinitus
Membedakan tumor-tumor ini harus dengan pemeriksaan mikroskopik
karena setiap tumor hampir tanpa gejala kecuali bila tumor menutupi seluruh liang
telinga dan menyebabkan gangguan pendengaran konduktif. Rasa nyeri
merupakan tanda keganasan dan perlu dicurigai bila terjadi nyeri pada tumor
dalam liang telinga.
Setiap massa yang tumbuh dalam liang telinga luar, bila menetap harus
diangkat untuk pemeriksaan. Lesi yang diduga sebagai polip, granuloma, atau
bentuk jinak yang lain, ternyata kadang-kadang dapat terbukti ganas biasanya
berupa karsinoma sel skuamosa. Karena penyakit ini sering sekali ditandai oleh
sekret menahun dari telinga. Maka pasien seperti itu harus dicurigai terutama bila
dengan pengobatan adekuat tidak terjadi perbaikan.
Karsinoma liang telinga atau telinga tengah lebih sukar didiagnosis pada
keadaan dini. Biasanya berhubungan dengan infeksi kronis. Tumor ini
mempunyai permukaan yang kasar dan berwarna merah sehingga sering diduga
granuloma atau polip. Oleh karena itu setiap kasus infeksi telinga yang tdak
mudah sembuh, harus dicurigai. Bila didapatkan permukaan kulit yang tidak rata,
granuloma atau polip harus dilakukan biopsi. Rasa nyeri dan perdarahan adalah
dua gejala yang paling sering pada keganasan liang telinga atau telinga tengah.
Karena infeksi kronis biasanya tidak menimbulkan gejala seperti ini, maka kedua
gejala tersebut dapat merupakan tanda suatu keganasan. Bila penyakit ini
berlanjut, sering dapat mengenai saraf fasial yang menimbulkan paralisis.
Selanjutnya penyebaran mungkin ke kelenjar getah bening atau ke dasar
tengkorak, dengan melibatkan saraf kranial bagian bawah.
PATHWAY

Sinar matahari dan radiasi Bahan karsinoma genetik

Iritasi radang kronis


Terjadi kelalaian genetik

Untabilitas inheren pada genom

Perubahan struktural sel

Terjadi massa tumor

Jinak (benigna) Ganas (maligna)

Tumbuh dengan batas tegas Bermetastasis pada jaringan

Menutup jalan aliran darah Tumbuh dan merusak fungsi organ

Terjadi perdarahan
Dapat menyebar ketempat lain

Menurunnya fungsi pendengaran MK : Nyeri Operasi (pembedahan)

MK : Gangguan persepsi sensori MK : Resiko infeksi


D.MANIFESTASI KLINIS

1.Nyeri hebat pada liang telinga

2.Nyeri tekan pada telinga

3.Nyeri tarik telinga

4.Penurunan pendengaran apabila furunkel besar dan menyumbat liang telinga

E.KOMPLIKASI

1.Perikondritis

2.Selulitis

3.Dermatitis aurikularis

F.PEMERIKSAAN PENUNJANG

1.Tes garputala

2.Timpanometri

G.PENATALAKSANAAN MEDIS

1.Tampon dengan menggunakan larutan burowi

2.Penggunaan antibiotik sesuai dengan resep dokter

3.Penggunaan anti nyeri sesuai dengan resep dokter

H.PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN

1.Kaji nyeri dengan tekhnik PQRST

2.Ajarkan tehnik distraksi dan relaksasi

3.Berikan posisi yang nyaman pada klien

4.Berikan HE tentang nyeri


DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/document/189565542/tumor-MAE
Choi J, Kim SH, Koh YW, Choi EC, Lee CG, Keum KC. (2017). Tumor Stage-Related Role
of Radiotherapy in Patients with an External Auditory Canal and Middle Ear
Carcinoma. Cancer Res Treat, 49(1):178-184. doi: 10.4143/crt.2016.165. Epub 2016
Jul 4.
Miyazaki M, Aoki M, Okado Y, Koga K, Hamasaki M, Kiyomi F, Sakata T, Nakagawa T,
Nabeshima K. (2019). Poorly Differentiated Clusters Predict a Poor Prognosis
for External Auditory Canal Carcinoma. Head and Neck Pathology. doi:
10.1007/s12105-018-0939-x.

Anda mungkin juga menyukai